7.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - DOCRPIJM 1501391246BAB 7 RENC INFRASTRUKTUR CK SBD 2016

BAB 7 RENCANA PEM BANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  encana pembangunan infr astr uktur bidang Cipta Kar ya mencakup empat sektor yaitu pengembangan per mukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan per mukiman yang ter di r i dar i air limbah, per sampahan, dan dr ainase.

  R

  Penjabar an perencanaan tekni s untuk tiap- ti ap sektor dimulai dar i pemetaan isu- isu str ategis yang mempengar uhi , penjabar an kondisi eksi sting sebagai basel ine awal per encanaan, ser ta per masalahan dan tantangan yang har us diantisi pasi. Selanjutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian ter hadap pr ogr am- pr ogr am sektor al, dengan memper timbangkan kr iter ia kesiapan pel aksanaan kegi atan. Kemudi an mer umuskan usulan pr ogr am dan kegiatan yang dibutuhkan.

  7.1 . PENGEM BANGAN PERM UKIM AN

  Ber dasar kan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Per umahan dan Kawasan Per mukiman, per mukiman didefi nisikan sebagai bagian dar i lingkungan hunian yang ter dir i atas lebih dar i satu satuan per umahan yang mempunyai pr asar ana, sar ana, utilitas umum, ser ta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan per kotaan atau per desaan. Kegiatan pengembangan per mukiman terdir i dar i pengembangan per mukiman kawasan per kotaan dan kawasan per desaan. Pengembangan per mukiman kawasan per kotaan ter dir i dar i pengembangan kawasan per mukiman bar u dan peningkatan kualitas per mukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan per desaan ter di ri dar i pengembangan kawasan per mukiman per desaan, kawasan pusat per tumbuhan, serta desa ter tinggal.

  7 .1.1. Kondisi Eksisting Kaw asan Kumuh, Perdesaan, Nelayan dan Khusus Kabupaten Sumba Bar at Daya sampai tahun 2016 belum memiliki dokumen SPPIP dan RPKPP.

  Sedangkan untuk penetapan kawasan kumuh di Kabupaten Sumba Bar at Daya bel um ada Per atur an Bupati yang ditetapkan untuk melegalkan penetapan lokasi tersebut, sehingga untuk menjel askan kondisi eksisting pengembangan per mukiman di Kabupaten Sumba Bar at Daya menggunakan data dari BPS Kondisi eksisting per mukiman pada

  

tingkat daerah

  Kabupaten Sumba Bar at Daya sampai dengan tahun 2013 belum ada yang dapat dikategor i kan sebagai per mukiman kumuh (ji kalau menggunakan per syar atan yang di keluarkan oleh Ditjen CK sesuai UU No.1 tahun 2011 bahwa kawasan yang dikategor i kan sebagai kawasan kumuh kota adalah kawasan dengan kondisi sarana dan pr asar a yang mempr ihatinkan, ketidakter atur an & kepadatan bangunan yang tinggi, penurunan kualitas r umah, pembangunan per umahan yang ti dak sesuai RTRW ) akan tetapi yang ada adal ah rumah penduduk yang dikategor ikan sebagai r umah yang ti dak layak huni, yang sebar annya tidak pada satu kawasan tetapi ter sebar diantar a rumah- r umah penduduk yang l ayak huni. Untuk Penataan Kawasan per muki man per kotaan/ Kumuh sampai dengan tahun 2015 belum dapat di lakukan kar ena belum ada SK dar i Bupati tentang penetapan kawasan kumuh di Kabupaten Sumba Bar at Daya. Sektor per mukiman memfokuskan pada penataan kawasan permuki man yang ber ada di kawasan per kotaan (Kws.Kumuh) dan kawasan pedesaan yaitu pada kaw asan desa potensi al agr opolitan dan minapolitan. Penataan Kawasan ini lebih diar ahkan pada pembangunan jalan lingkungan kawasan per mukiman ataupun jalan akses pedesaan menuju kawasan potensial minapolitan atau agr opoli tan. Dar i tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 pembangunan jal an lingkungan per mukiman dan jalan akses (por os) kaw asan pedesaan di Kabupaten Sumba Bar at Daya telah mencapai 3,02 KM , dengan pagu dana mencapai Rp 2.676.853.000,- Untuk Penataan Kawasan per mukiman per kotaan/ Kumuh sampai dengan tahun 2015 belum dapat dilakukan kar ena belum ada SK dari Bupati tentang penetapan kawasan kumuh di Kabupaten Sumba Bar at Daya

Tabel 7.1. Panjang Jalan Terbangun Tahun 2011 – 2015 di Kabupaten Sumba Barat D aya (Sumber D ana APBN) No Uraian Sat uan Besaran Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015

  a Perkot aan Panjang Jalan Lingkungan

Km - 1,827

  (kw s.RSH Waekelo) 1,200 (Kws.RSH

  Tam bolaka)

  b Pedesaan

Panjang Jalan Akses/ Poros Km - - -

c Pagu Dana (Rp) (x1000) 1.427.353 1.249.500

  Sum ber : Sat ker Randal NTT

  Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Permukiman o Permasalahan dan tantangan Pengembangan Per mukiman diantaranya :

  Bel um ter penuhinya kebutuhan pengembangan per muki man hampir di semua kecamatan di o kabupaten Sumba Bar at Daya (Pr asar ana dan Sar ana Dasar Per mukiman) Kondisi Jalan rusak, pada musim hujan tranpor tasi ter ganggu di beberapa kecamatan o potensial. Bel um ter sedianya per muki man yang layak huni, tersebar di semua desa yang ada di hampi r o semua kecamatan di kabupaten Sumba Bar at Daya. o Pemr ogr aman dan per encanaan permuki man bel um ter or gani sir dengan bai k o kekur angsei mbangan pembangunan antar a per desaan dan perkotaan o Kur angnya dukungan kegiatan ekonomi mel alui pengembangan per mukiman Bel um ber kembangnya kawasan per desaan agr opolitan dan minapolitan

  Tantangan pengembangan per mukiman di kabupaten Sumba Bar at Daya adalah ber upa kurangnya per hatian pemer intah ter hadap pembangunan bidang Ci pta Kar ya khususnya sektor pengembangan per muki man dan kawasan per desaan potensial yang minim sarana dan pr asar ana. Selain itu diper lukan membuat suatu kebijaksanaan khusus mengatur per umahan dan per mukiman kar ena saat ini kabupaten Sumba Bar at Daya belum memiliki dokumen per encanaan SPPIP/ RP2KP.

  

Tabel 7.2.

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Sumba Barat D aya

NO PERMASALAHAN TANTANGAN ALTERNATIF SOLUSI

  1 Aspek Teknis

  • Diprogramkan sesuai prioritas Belum terpenuhi PSD di semua kec. kebutuhan
  • Kawasan kumuh menyebar dlm 4 kec

  perencanaan

  • Mensinkronkan -

    Meningkatnya hunian tidak layak huni Pencapaian sasaran/target dalam yang berkelanjutan

  • Belum berkembang kaw agroplitan & minapolitan rencana strategis sektor
  • Revitalisasi kawasan kumuh Belum tersedia dokumen SPPIP/RP2KP Pengembangan Permukiman - Menyediakan infrastruktur yang - Status Lahan

  memadai

  • Pendekatan persuasif dengan aparat Desa

  2 Aspek Kelembagaan regulasi khusu

  • Komitmen dalam menegakkan - Pembenahan Pemrograman dan perencanaan belum teroganisir dengan aturan sesuai arahan pembebasan tanah bg
  • baik perencanaan masyarakat
  • Menertibkan status pengusaan - Penguatan Kelembagaan tanah

  3 Aspek Pembiayaan Mengalokasikan dana sesuai

Kurang dukungan dana Peningkatan alokasi dana prioritas kebutuhan

  • 4 Aspek Peran masyarakat/swsta
  • Melibatkan masyarakat dalam Penghasilan yang minim Kurang perhatian masyarakat dlm memelihara infrastruktur pembangunan
  • mengakibatkan hanya terbangun

  pentingnya hidup

  • Sosialisasi terkonsentrasi pd usaha mencari Rendahnya kesadaran masyarakat dlm memenuhi prosedur sehat dan bermasyarakat
  • nafkah memperoleh legalitas hunian

  5 Aspek Lingkungan Permukiman Pemukiman yang padat & tak beraturan Menata kembali sehingga

  • Pemukiman yang menyebar tak beraturan pelayanan SP menjadi optimal
  • Terdapat beberapa kawasan yg belum terjangkau SP Peningkatan kualitas lingkungan Meningkatkan gotong-royong
  • permukiman yang memadai

  membersihkan loingkungan tempat tinggal

A. Permukiman Perkotaan

  W ilayah per kotaan mer upakan kawasan yang digunakan sebagai pusat perger akan ber bagai kegiatan dengan aglomer asi penduduk dan intensitas penggunaan lahan untuk per mukiman yang tinggi, serta ditunjang oleh ter sedianya ber bagai sarana pr asar ana penunjang tr ansportasi dan infr astr uktur yang memadai .

  W ilayah per kotaan diKabupaten Sumba Bar at Daya memi liki pusat pel ayanan ter konsentrasi di Kota Tambol aka. Or ientasi per ger akan penduduk cender ung mengar ah ke pusat kota di mana pada wi layah ini ter dapat fasil itas pendukung yang l engkap.

  Penggunaan l ahan per kotaan (ur ban) termasuk didalamnya penggunaan lahan untuk per umahan/ per mukiman, kegi atan per dagangan / jasa, Per usahaan / industr i dan fasili tas sosi al yang ter letak di kota kabupaten maupun kota- kota kecamatan. Kawasan per mukiman per kotaan i ni diar ahkan pada Ibukota Kecamatan.

  Untuk pengembangan kawasan per mukiman per kotaan di Kabupaten Sumba Bar at Daya ar ahan kebijaksanaan yang ditetapkan mengacu pada : M emper hi tungkan kecender ungan per kembangan pembangunan per mukiman bar u -

  • M emper hi tungkan daya tampung per kembangan penduduk dan fasil itas/ pr asar ana yang dibutuhkan Penggunaan lahan eksistingnya -

  Ber dasar kan acuan- acuan ter sebut di atas pengembangan kawasan permuki man per kotaan di Kabupaten Sumba Bar at Daya lebi h diar ahkan pada penggunaan lahan non produktif dengan kebijaksanaan penataan ruang secar a r inci meliputi :

  Pemenuhan kebutuhan per umahan dengan penambahan luas kawasan per mukiman per kotaan di - lahan yang tingkat pr oduktivitasnya r endah, yaitu l ahan pertanian kering (tegalan, tambak, dll) Tindakan pr eventif terhadap dampak bencana yang terjadi di kawasan r aw an bencana alam. -

  • Penyediaan r uang ter buka hi jau di kawasan per mukiman dengan memper hatikan pr opor si keter sediaan ruang ter buka hijau dan infr astruktur penunjang per mukiman terhadap luas total sebesar 40%.

  Permuki man lahan perkotaan ber dasar kan del iniasi r encana kawasan per kotaan meliputi Kecamatan yang mer upakan daer ah pengembangan pusat pelayanan. Selain itu per kembangan per mukiman per kotaan di ar ahkan pada lokasi- l okasi yang disusun dalam per encanaan IKK.

  B.

  Permukiman Perdesaan  Permukiman Pesisir

  Untuk per mukiman desa - desa pesisi r ter utama kampung nelayan yang ber ada di sekitar kawasan pantai/ pesisir , pengembangannya per lu di kendalikan secar a ketat terutama diseki tar sempadan pantai dan sekitar hutan mangr ove. Sedangkan per mukiman desa- desa pesisir yang ter kait dengan kawasan per kotaan pengembangannya dikendalikan ter utama pada per mukiman yang ada di sempadan pantai dan muar a sungai .

  Rencana kaw asan per muki man di wilayah pesisir adalah sebagai ber ikut:

   Membatasi dan mer elokasi kawasan kawasan per mukiman yang ber ada pada kawasan kawasan ber fungsi lindung dan dilindungi di wilayah pesisir

   Mendor ong pengembangan dan pertumbuhan pusat pusat per mukiman secar a hierarkis dan terkait secara fungsional.

7.1.2. Sasaran Program

  Kegiatan pengembangan per mukiman ter dir i dar i kegi atan Non Fi sik ber upa pengatur an, pembinaan, pengawasan dan kegiatan fisi k berupa pembangunan dan pengembangan di kawasan per kotaan; per desaan dan kawasan khusus. Pengembangan per mukiman ter di ri dar i :

  1. Per atur an Pengembangan Kawasan Per muki man

  • Per atutran Pengembangan Kawasan Per mukiman
  • Pendampingan Penyusunan NPSK
  • Penyusunan Kebijakan, Str ategi dan rencana Pengembangan Kawasan Permuki man
  • Pembinaan, Pengawasan dan Kemitr aan Penyelengaraan Pengembangan Kawasan Per mukiman
  • peningkatan kualitas kawasan per mukiman kumuh
  • peningkatan lingkungan permuki man per kotaan
  • pembangunan dan pengembangan kawasan per mukiman nelayan
  • pembangunan dan pengembangan kawasan per mukiman per desan potensial
  • pembangunan dan pengembangan kawasan per mukiman per desaan tetinggal, ter pencil dan pulau- pulau kecil ter luar
  • Pembangunan Infrastruktur Sosial ekonomi W il ayah
  • pembangunan dan pengembangan kawasan per batasan
  • Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Pul au- pulau Keci l terluar
  • pembangunan dan pengembangan kawasan r awan bencana, paska bencana, dan kawasan ter tentu
  • Pr ogram Peningkatan Kualitas Per mukiman
  • Per intisan Inkubasi Kota Bar u
kr iter ia umum dan khusus, sebagai ber ikut.

  2. Pembi naan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Per muki man

  3. Pembangunan dan pengembangan kawasan permuki man per kotaan mel iputi :

  4. Pembangunan dan Pengembangan kawasan per mukiman per desaan mel iputi :

  5. Pembangunan dan Pengembangan kawasan per mukiman khusus meli puti :

  6. Infr astruktur Ber basis M asyar akat

  7. Pembangunan Percontohan Kota Bar u

  Kriteria Kesiapan ( Readiness Criteria

  )

  Dal am pengembangan per muki man ter dapat kr iter ia yang menentukan, yang ter dir i dar i

  • Ada r encana kegiatan r inci yang diur aikan secar a jelas.
  • Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstr a.
  • Kesiapan lahan (sudah ter sedi a).
  • Sudah ter sedia DED.
  • Ter sedia Dokumen Per encanaan Ber basi s Kawasan (SPPIP/ RP2KP/ RKP RPKPP,

  M aster pl an Kws. Agr opolitan & M inapolitan, dan KSK)

  • Ter sedia Dana Daer ah untuk Ur usan Ber sama (DDUB) dan dana daerah untuk pembi ayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berf ungsi.
  • Ada uni t pel aksana kegi atan.
  • Ada l embaga pengelol a pasca konstr uksi. Selain kr iteria kesiapan seper ti di atas ter dapat beberapa kr iter ia yang har us diper hatikan dalam pengusul an kegiatan pengembangan per mukiman seper ti untuk penanganan kawasan kumuh di per kotaan. M engacu pada UU No. 1/ 2011 tentang Per umahan dan Kawasan Per mukiman, per mukiman kumuh memi liki ciri :

  (1) keti dakter atur an dan kepadatan bangunan yang tinggi (2) ketidakl engkapan pr asar ana, sar ana, dan utilitas umum (3) penurunan kualitas r umah, per umahan, dan per mukiman, ser ta pr asar ana, sar ana dan utilitas umum (4) pembangunan rumah, per umahan, dan per mukiman yang tidak sesuai dengan r encanatata r uang wi layah.

  Lebih lanjut kr iteria ter sebut di tur unkan ke dalam kr iter ia yang selama ini diacu ol eh Ditjen. Cipta Kar ya mel iputi sebagai ber ikut:

  1. Vitalitas Non Ekonomi

  a. Kesesuai an pemanfaatan r uang kawasan dalam Rencana Tata Ruang W ilayah Kota atau RDTK, dipandang per lu sebagai legalitas kawasan dalam r uang kota.

  b. Fisik bangunan per umahan per mukiman dal am kawasan kumuh memiliki indikasi ter hadap penanganan kawasan per muki man kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian ber dasar kan intensitas bangunan yang ter dapat di dalamnya.

  c. Kondisi Kependudukan dal am kawasan per mukiman kumuh yang dinilai, mempunyai indi kasi ter hadap penanganan kawasan per mukiman kumuh ber dasar kan ker apatan dan kepadatan penduduk.

  2. Vitalitas Ekonomi Kawasan

  a. Tingkat kepenti ngan kawasan dalam l etak kedudukannya pada wilayah kota, apakah kawasan itu str ategis atau kur ang str ategis.

  b. Fungsi kawasan dalam per untukan ruang kota, dimana keter kaitan dengan faktor ekonomi member ikan keter tar ikan pada investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada.

  Kawasan yang ter masuk dalam kelompok ini adalah pusat- pusat aktivitas bisnis dan per dagangan seper ti pasar , ter mi nal/ stasiun, per tokoan, atau fungsi l ainnya.

  c. Jar ak jangkau kawasan ter hadap tempat mata pencahari an penduduk kawasan per muki man kumuh.

  3. Status Kepemil ikan Tanah a. Status pemi likan lahan kawasan per umahan per mukiman.

  b. Status sertifikat tanah yang ada.

  4. Keadaan Prasar ana dan Sar ana : a. Kondisi Jalan, b.Dr ainase, c. Air ber sih, d. Air li mbah

  5. Komitmen Pemer intah Kabupaten/ Kota

  a. Keinginan pemer intah untuk penyelenggar aan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekani sme kelembagaan penanganannya.

  b. Keter sediaan per angkat dal am penanganan, seper ti halnya r encana penanganan (gr and scenar io) kawasan, r encana induk (master plan) kawasan dan l ai nnya.

7.1.3. Usulan Program Kegiatan

  Dar i sejuml ah sasar an dan pr ogr am nasional pengembangan per mukiman, di usulkan beber apa pr ogr am yang r el evan dengan kondi si eksi siting dan per masalahan pembangunan per mukiman di Sumba Bar at Daya sebagaimana disajikan pada tabel ber ikut :

Tabel 7.3. Program Pengembangan Sistem Infrastruktur Permukiman Yang D iusulkan

  Kondisi Saat

No Aspek Pengembangan Permukiman Lokasi Kondisi Akhir Rencana

Ini Pengembalian Fungsi Kawasan melalui Peremajaan (Urban

  1 Tambolaka Kumuh Diremajakan Renewal) Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan

  2 Tambolaka Kumuh Diremajakan Kumuh Kawasan Agropolitan &

  

3 Pembangunan RSH Beserta Infrastruktur Pendukungnya Ada Diadakan/Ditingkatkan

Minapolitan Kawasan Agropolitan &

  

4 Peningkatan Infrastruktur Perdesaan Kurang Diadakan/Ditingkatkan

Minapolitan

  M el ihat kondi si eksisiting dan per masal ahan per mukiman di Kabupaten Sumba Bar at Daya, maka di usul kan beber apa kegiatan Pegembangan i nfr astr uktur per mukiman yang r elevan dan pembiayaan pengembangan per mukiman. Secar a r inci, usulan pr ior itas kegiatan dan pembiayaan Pengembangan Per mukiman Kabupaten Sumba Bar at Daya di sajikan dal am M atr iks RPI2JM .

7.2. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

7.2.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan & Tantangan

ISU STRATEGIS

  Isu Str ategis sektor r PBL di kabupaten Sumba Bar at Daya diidentifi kasikan sebagai ber ikut :

Tabel 7.4. Isu Strategis sektor PBL di kabupaten Sumba Barat D aya No.

  Isu St rategis sektor PBL Kegiatan Sektor PBL di Kabupaten

  a. Pemenuhan ruang terbuka publik dan RTH di Kota Tambolaka

  b. Peningkatan kualitas lingk dalam pemenuhan SPM

  c. Keikutsertaan swsta & masyarakat dalam pentaan bangunan & lingkungan

  d. Pencegahan kebakaran di kota Ba’a Peraturan Penataan Bangunan e. Tertib pembangunan & keandalan bangunan gedung Pembinaan dan Pengawasan f. P erlu mewujudkan bangunan gedung yg fungsional, tertib andal & mengacu pd lingk Penyelenggaraan Bangunan gedung yg berkelanjutan Penyelengaraan BG

  Penyelenggaraan Penataan Bangunan Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan khusus

KON DISI EKSISTING

  Pr ogr am Sektor Penataan Bangunan dan lingkungan difokuskan pada penataan bangunan mel alui fasilitasi pembentukan dan i mplementasi Per da Bangunan Gedung, dan penataan lingkungan mel al ui penataan kawasan str ategis bai k itu kawasan ber sejar ah, tr adisi onal , Penyedi aan Ruang Ter buka Hijau maupun kawasan yang mempunyai nil ai ekonomi . Fungsi dar i penataan atau r evitalisasi kawasan ter sebut yaitu untuk meningkatkan kualitas kawasan. Sampai dengan tahun 2015, pr osentasi bangunan ber - IM B tidak ter data dengan bai k kar ena belum pernah dilakukan pendataan bangunan gedung begi tu juga dengan bangunan ber -SLF. Kondisi Eksisting Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat di lihat pada tabel ber ikut :

Tabel 7.5. Kondisi Eksisting Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Tahun 2015

NO URAIAN SATUAN BESARAN KETERANGAN

  

1 STATUS PERDA BG Ada/tidak Ada No. 5 Tahun 2010

  • 2 PROSENTASI BANGUNAN BER-IMB %

  3 PROSENTASI BANGUNAN BERSERTIFIKAT SLF - %

  • 4 PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG unit

  5 PROSENTASI RTH %

  6 STATUS BANGUNAN PUSAKA (NASIONAL) Ada/tidak Tidak ada

  7 STATUS BANGUNAN PUSAKA (DUNIA) Ada/Tidak Tidak ada

  Dar i tahun 2011 – 2015 pembangunan infr astruktur sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan di Kabupaten Sumba Bar at Daya yang dibiayai mel al ui APBN belum per nah dilakukan. Inter vensi hanya dilakukan melalui penyusunan RTBL Kota Tambolaka.

Tabel 7.6. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Tahun 2011- 2015 ( sumber dana APBN)

NO URAIAN SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015

  • 1
  • - PENATAAN RTH

  • Kw s

  2 Kw s - - - - REVITALISASI KWS.STRATEGIS -

  3 PENATAAN KWS.TRADISIONAL Kw s - -

  4 RTBL KAWASAN lap

  1

  5 PAGU DANA Rp 475.000 Sum ber : Sat ker PBL NTT

PERM ASALAHAN DAN TANTANGAN

  Dalam penataan bangunan dan lingkungan ter dapat beber apa per masalahan dan tantangan yang antar a lain :

  • Belum siapnya landasan hukum dan landasan oper asional ber upa RTBL untuk lebih mel ibatkan pemer intah daer ah dan swasta dal am penyiapan infr astr uktur guna pengembangan lingkungan per mukiman;
  • Menur unnya fungsi kawasan dan ter jadi degr adasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tr adisional ber sejar ah ser ta her itage; Masih r endahnya dukungan pemda dalam pembangunan li ngkungan per mukiman yang • di indikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggar an daer ah untuk peningkatan kualitas lingkungan dal am r angka pemenuhan SPM . Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum ber fungsi efektif dan efisi en dalam • pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negar a; Masih kur angnya per da bangunan gedung untuk kota metr opol itan, besar , sedang, keci l di • sel uruh Indonesia; Meningkatnya kebutuhan NSPM ter utama yang ber kaitan dengan pengel olaan dan • penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan); Kurang ditegakkannya atur an kesel amatan, keamanan dan kenyamanan •
  • Masih kur ang diper hatikannya kebutuhan sar ana lingkungan hijau/ terbuka, sar ana olah r aga.

  Masih ter batasnya kesadar an apar atur dan SDM pelaksana dal am pembinaan • penyelenggaraan bangunan gedung ter masuk pengawasan; Masih adanya tuntutan r efor masi per atur an per undang- undangan dan peningkatan • pelaksanaan otonomi dan desentr alisasi;

  • Masih per lunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daer ah dalam fasili tasi penyediaan per angkat pengatur an.

  C.1. Permasalahan dan tantangan Daerah:

  Per masal ahan dan tantangan di daer ah hampir sebagian besar sama dengan yang ada di skal a nasional , namun ada yang lebih spesifik , antar a lain : a. Kur ang diper hatikannya per mukiman- per mukiman tr adisional dan bangunan gedung bersejar ah, padahal punya potensi wisata.

  b. Terjadinya degr adasi kawasan str ategis, padahal punya potensi ekonomi untuk mendor ong pertumbuhan kota.

  c. Sar ana lingkungan hijau, sar ana ol ah r aga, dan lain-lai n kurang diper hatikan .

  e. Kur ang ditegakkannya atur an keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung ter masuk pada daer ah- daer ah r awan bencana.

  f. Pr asar ana dan sar ana hi dr an kebakar an banyak yang tidak ber fungsi dan kur ang mendapat perhatian g. Lemahnya pengatur an penyelenggar aan bangunan gedung di daer ah ser ta r endahnya kualitas pelayan publ ik .

  h. Sampai saat ini Pember i an per i jinan dan pembangunan gedung belum di dasar kan pada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; i. Banyaknya bangunan gedung negar a yang belum memenuhi persyar atan keselamatan, keamanan, dan kenyaman j. M asi h banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sar ana dan pr asar ana bagi penyandang cacat; k. Penyelenggar aan bangunan gedung dan rumah negar a kur ang tertib dan efisien l. M asih banyaknya aset negar a yang ti dak ter administrasikan dengan bai k. m. Belum mantapnya kel embagaan komunitas untuk meningkatkan per an masyar akat n. Belum melibatkan masyar akat secar a akti f dal am pr oses per encanaan dan penetapan pr i or itas pembangunan.

Tabel 7.7. Identifikasi Permasalahan dan Tantangan PBL Sumba Barat D aya

  Tantangan NO Aspek PBL Permasalahan yg dihadapi Alternatif Solusi Pengembangan

  • Belum memiliki Renti (RTH, RTBL, - menyediaan dok teknis Aspek Teknis RISPK) Lokasi yang menyebar / perenc.

  1

  • ruang terbuka umum kurang tersedia tidak teratur - pertegas peruntukan - tidak jelas peruntukan kaw.hunian fungsi kaw.

  Aspek Kelembagaan Kerjasam antar instanti Perlu penegasan dlm

  2 Belum siap landasan operasional terkait penerapan aturan Aspek Pembiayaan

  3 Minimnya dana Kerjasama dg swsta Ditingkatkan Aspek Peran serta Masyarakat kurang memelihara Melibatkan dlm

  4 Kesadaran masyarakat/swsta infrastruktur terbangun pembangunan

5 Aspek Lingkungan Permukiman Kesiapan status lahan

7.2.2. Sasaran Program

  Rencana Penataan Bangunan dan Li ngkungan di wilayah Kabupaten Sumba Bar at Daya, di per lukan ti dak hanya untuk mengendali kan per tumbuhan fisi k suatu kawasan kota sejak di ni dalam r angka memandu per tumbuhan kota, tetapi juga memelihar a, melindungi dan mencegah dar i segala ancaman yang akan mer usak eksistensi kota. Untuk dapat menciptakan tahap pembangunan dan pengembangan wilayah dan kota, maka sangat di per lukan pemanfaatan r uang yang optimal. Rencana Penataan Bangunan dan Li ngkungan sebagai alat pengendal i pemanfaatan r uang kota juga dihar apkan dapat ber fungsi sebagai dokumen per encanaan yang dapat di pedomani ber bagai pi hak dalam pembangunan fisik kota ser ta mer eduksi ber bagai konfli k kegiatan masyar akat dalam pemanfaatan r uang kota.

  Program- Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari: 1.

  Peraturan Penataan Bangunan :

  • Penyusunan Rancangan UU dan RPP Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan;
  • Penyusunan Standar / Pedoman/ Kr iteria (SPK)
  • Pembinaan pengelolaan bangunan gedung
  • >Standar isasi dan Kelembagaan Bidang Pebataan Bang
  • Fasi litasi Kemitr aan Bidang Penataan Bangunan  Fasi litasi Penguatan Pemda  Pengawasan dan Evaliasu Kener ja Bidang Penataan Bangunan  Pembinaan Pnengelolaan rumah Negar a
  • >Pembinaan Penataan Bangunan Loinglungan Kh
  • Per encanaan dan Analisa Teknis  Admini str asi dan Penatausahaan Penataan Bangunan

  2. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

  3. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

  • Bangunan Gedung Pusaka/ Tr adisional
  • Bangunan Gedung Hi jau
  • Bangunan Gedung M iti gasi Bencana
  • Bangunan Gedung Per batasan
  • Pembangunan Bangunan Gedung Pendukung Kebun Raya

  4. Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  • Penataan Bangunan Kawasan Str ategis
  • >Penataan Bangunan Kawasan Rawan Ben
  • Penataan Bangunan Kawasan Per batasan
  • Penataan Bangunan Kawasan Hi jau
  • Penataan Bangunan Kawasan Destinasi W isata

  5. Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan

  • Penataan Kawasan Pengembangan Kota HIjau
  • Penataan Kawasan Revitalisasi Kota Pusaka  Penataan Kawasan Revitalisasi Tr adi sional Ber sejar ah
  • Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi W isata

6. Fasilitasi Edukasi dan Pengembangan Partisipasi M asyarakat Bidang Penataan Bangunan

  • Kegiatan Penyebar luasan Informasi PIP2B
  • Fasilitasi Pemanfaatan Ruang terbuka Publik Untuk penyelenggar aan pr ogr am- pr ogr am pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) di butuhkan Kr iter ia Kesiapan (Readiness Cri teri a) yang mencakup antar a lain r encana kegiatan r inci , indikator kiner ja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika di per lukan, ser ta pembentukan kel embagaan yang akan menangani pelaksanaan pr oyek ser ta mengelola aset pr oyek setelah infr astr uktur dibangun.

  Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah: 1.

  Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)

  • * Sesuai dengan kr iteria dalam Per men PU No.6 Tahun 2006;
    • Kawasan ter bangun yang memer l ukan penataan;
    • Kawasan yang dil estar i kan/ heritage;
    • Kawasan r awan bencana;
    • Kawasan gabungan atau campur an (fungsi huni an, fungsi usaha, fungsi sosial/ budaya dan/ atau keagamaan ser ta fungsi khusus, kawasan sentr a niaga (centr al business

  distri ct);

  • Kawasan str ategi s menur ut RTRW Kab/ Kota;
  • Komi tmen Pemda dalam r encana pengembangan dan investasi Pemer i ntah daer ah, swasta, masyar akat yang ter integr asi dengan r encana tata r uang dan/ atau pengembangan wilayah
  • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;
  • Peker j aan di laksanakan oleh Pemer intah Pusat 2.

  Penyusunan Rencana Tindak Kaw asan Str ategis N asional, Kaw asan Pusaka, Raw an Bencana, kaw asan hijau dan kaw asan D estinasi W isata, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Permukiman Tradisional/ Bersejarah

  Rencana Tindak ber isikan pr ogr am bangunan dan lingkungan ter masuk elemen kawasan,pr ogr am/ r encana investasi, arahan pengendalian r encana dan pelaksanaan ser ta DAED/ DED.

  Kriteria Umum:

  • Sudah memili ki RTBL atau mer upakan tur unan dar i lokasi per encanaan RTBL (jika luas kws per encanaan > 5 Ha) atau;
  • Tur unan dar i Tata Ruang atau masuk dlm skenar io pengembangan wil ayah

  (jika luas per encanaan < 5 Ha);

  • Komitmen pemda dalam r encana pengembangan dan investasi Pemer intah daer ah, swasta, masyarakat yang ter integr asi dengan Rencana Tata Ruang dan/ atau pengembangan wilayahnya; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

  Kriteria Khusus Fasi litasi Penyusunan Rencana Ti ndak Kawasan Pusaka

  Kawasan:

   Kab/ kota yang telah memili ki Per da BG

  • M emil iki Per da RTRW dan menetapkan Kawasan Per batasan
  • Kawasan diper kotaan yang memi liki potensi dan nil ai tr ategi s;

   Ter j adi penurunan fungsi, ekonomi dan/ atau penurunan kualitas;  Bagian dar i r encana pengembangan wilayah/ kota;  Ada r encana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan masyar akat;

   Kesiapan pengel ol aan oleh stakeholder setempat.

  Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Kawasan Hijau

  Kriteria Khusus

  • Ruang publik tempat ter jadi inter aksi langsung antar a manusia dengan taman

  (RTH Publik);

  • Ar ea memanjang/ jalur dan/ atau mengelompok, yang penggunaannya ber sifat ter buka, tempat tumbuh tanaman baik alami ah maupun ditanam (UU No. 26/ 2007 tentang Tata r uang); Dal am r angka membantu Pemda mewujudkan RTH publ ik minimal 20% dar i luas • wilayah kota;
  • Ada r encana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyar akat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakehol der setempat.

  Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Kawasan Destinasi W i sata

  Lokasi ter jangkau dan dikenal oleh masyar akat setempat (kota/ kabupaten); • Memili ki nilai ketr adisional an atau wisata budaya/ al am yang khas dan estetis; • Kondisi sar ana dan pr asarana dasar yang tidak memadai; •

  • Ada r encana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyar akat;

  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat. •

  

3. Kriteria dukungan PSD Untuk Kawasan Pusaka, Hijau, Rawan Bencana, Rdeatinasi W isata dan

Kawasan Strategis Nasional :

  Mempunyai dokumen Rencana Tindak •

  • Pr i or itas pembangunan ber dasar kan pr ogr am investasinya;
  • Ada DDUB;

  Dukungan Pemer intah Pusat maksimum sel ama 3 tahun anggar an; • Khusus dukungan Sar ana dan Pr asar ana untuk per mukiman tr adisional, diutamakan • pada fasilitas umum/ sosial, r uang- r uang publik yang menjadi pr ior itas masyar akat yang menyentuh unsur tr adisi onalnya; Ada r encana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyar akat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakehol der setempat. •

  4 . Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan:

  Bangunan gedung negar a/ kantor pemer intahan; •

  • Bangunan gedung pel ayanan umum (puskesmas, hotel, tempat per i badatan, ter minal , stasi un, bandar a);
  • Ruang publik atau r uang ter buka tempat ber temunya aktifitas sosial masyar akat

  (taman, alun- alun); • Kesiapan pengelolaan oleh stakehol der setempat.

  7.2 .3 . Usulan Program dan Kegiatan PBL

  Usulan progr am dan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Sumba Barat Daya di sajikan pada matr iks Rencana Ter padu Pr ogr am Investasi Infr astruktur Jangka M enegah (RPI- 2JM ) .

  7 .3. SISTIM PENYEDIAAN AIR M INUM

  Penyelenggar aan pengembangan SPAM adal ah kegiatan mer encanakan, melaksanakan konstr uksi, mengelol a, memelihar a, mer ehabilitasi , memantau, dan/ atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyed iaan air minum. Penyelenggar a pengembangan SPAM adalah badan usaha mi lik negar a (BUM N)/ badan usaha mi lik daer ah (BUM D), koper asi, badan usaha swasta, dan/ atau kelompok masyarakat yang mel akukan penyelenggar aan.

7.3.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan A.

  Isu-i su str ategis yang diper ki rakan mempengar uhi upaya Indonesia untuk mencapai tar get pembangunan di bidang air minum yang diper oleh melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dal am lingkungan Kementerian Peker jaan Umum khususnya Dir ektor at Jender al Cipta Kar ya. Isu-isu str ategis ter sebut adalah:

  1. Peningkatan Akses Aman Air M inum 100% bagi masyar akat sampai akhir tahun 2019

  ISU STRATEGI PENGEM BANGAN SPAM

  3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

  4. Pengembangan dan Pener apan Per atur an Perundang- undangan

  5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air M inum

  6. Peningkatan Per an dan Kemitr aan Badan Usaha dan M asyar akat

  7. Penyelenggar aan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Tekni s dan Pener apan Inovasi Teknologi . Selain i su-isu di tingkat nasi onal, ada pul a isu- isu str ategis di kabupaten Sumba Barat D aya yang mempengar uhi upaya untuk mencapai tar get pengembangan di bi dang air minum antar a l ain : a. pembangunan PS Air M inum Untuk Desa M iskin dan Rawan Air , dengan tar get desa mi skin, desa r awan air dan desa pesisir dan pulau- pulau kecil.

  b. pengembangan air minum di kota Ba’a, dengan tar get kota- kota yang telah memil iki PDAM

  c. pembangunan air minum di ibukota Kecamatan (IKK), dengan target IKK yang belum memili ki sistem penyediaan air minum dan IKK yang telah diver ivikasi dan memili ki DED pengembangan SPAM .

  2. Pengembangan Pendanaan d. penyediaan air minum bagi kawasan RSH, dengan tar get kawasan yang mer upakan lokasi pembangunan RSH yang telah di bangun dan tel ah berpenghuni e. penyehatan PDAM , dengan tar get PDAM yang ti dak sehat/ kur ang sehat dengan per masalahan teknis yang dominan dalam member ikan kontribusi ketidak sehatannya

B. KONDI SI EKSISTING PENGEM BANGAN SPAM

  M enur ut data capaian akses rumah tangga terhadap air minum layak air di Kabupaten Sumba Bar at Daya, sampai dengan tahun 2015 hanya sebesar 35,70% untuk 113.925 jiwa atau 64,30% rumah tangga di Kabupaten Sumba Bar at Daya belum mendapatkan/ belum mengakses ai r minum layak . Dar i data BPS Pr ovinsi tahun 2015 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk masih mengakses air minum yang ber asal dari mata air baik yang terlindung maupun tidak ter li ndung.

  Upaya penyedi aan air minum dengan sistem per pipaan khususnya di Ibukota Kabupaten masih mengal ami kendal a kar ena sampai dengan tahun 2015 belum di bentuk PDAM , untuk sementar a pengelolaan masih dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ber ada di bawah Bidang Cipta Kar ya Dinas Peker jaan Umum Kabupaten Sumba Bar at Daya. Untuk mendukung peningkatan akses air minum penduduk di Kabupaten Sumba Bar at Daya, maka Pemeri ntah Pusat melalui Satuan Ker ja PSPAM Pr ovinsi NTT Di r ektor at Air M inum telah mel akukan penger jaan untuk membangun pipa sepanjang ± 78.179 meter , Hi dr an Umum sebanyak 52 unit dan Sambungan Rumha (SR) sebanyak 400 unit, dengan anggar an mencapai Rp 27.3338.775.000 dan dil aksanakan dar i tahun 2012– 2015.

Tabel 7.8. Banyaknya Rumah Tangga M enurut Sumber Air minum Tahun 2015

  

SU M BER AIR M INUM RUM AH TAN GGA PRESENTASI (%)

Leding 696 1,09 Pom pa 6.727 10,54 Sum ur t erlindung/ t idak 4.468 7,00 t erlindung M at a air terlindung/ t ak

  33.974 53,23 t erlindung Air sungai 3.906 6,12 Lainnya 14.054 22,02

  Total 63.825 100 Sum ber : BPS Provinsi NTT

Tabel 7.9. Akses Air M inum Layak D esa dan Kota Tahun 2013 – 2015

  Sum ber : BPS Provinsi NTT

Gambar 7.1. Grafik Akses Air M inum Layak Tahun 2013- 2015

  NO U RAIAN CAPAIAN 2013 2014 2015

  1 Tot al Akses Air M inum Layak 38,82% 29,97% 35,70%

  2 Tot al Akses Perkot aan 51,02% 51,99% 20,80%

  3 Tot al Akses Pedesaan 37,92% 28,45% 36,94%

  2013 2014 2015 Total Akses Air M inu m Layak (%)

  38,82 29,97 35,70 Perkotaan (%) 51,02 51,99 20,80 Tot al Akses

  Pedesaan (%) 37,92 28,45 36,94 0,00 10,00

  20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 akses air minum layak

Tabel 7.10. Pembangunan Sektor Air M inum di Kabupaten Sumba Barat D aya Tahun 2011 - 2015 Tahu

  Peng Siste Kapas Kapa Infrastruktur Terbangun n Sist em elola N Pagu Dana W ilayah m it as sitas Nam a Pem Produ Panjang o (Rp)x 1000 Pelayanan Dist r Terpa Prod Infrstruktur bang ksi Pipa SR/ HU ibusi sang uksi lainnya unan

  (M eter) 2.340.450 Pengem bnga

  Pem b. Pelindung ( Pagu gabung n SPAM di dengan

  & Pelengkap Jrng 1 2012 W aem angur a

  Kaw asan pekerjaan di Sumba Pipa Trans Air M BR Tengah)

  Baku  Pemb. Resevoir Kap. 500 M3 Pem b.

  IKK.W aikelo M at a Pom

  20

  20  Pompa, Genset,

  Optim alisasi 8.130 Saw ah Air pa l/ dt k l/ dtk

  Rumah Pompa SPAM M BR dan rumah

  Dinas

  IKK W aekelo 2013 11.659.943

  2 Genset Pu Saw ah dan

  Kran

  IKK Loko

  IKK M at a Gravi Um um 22.772 Kalada Lokokalada Air t asi : 30

  Unit Pem banguna SR : n SPAM M BR M at a Gravi

  20

  20

3 2013 4.023.736 W ait abula 12.400 300 -

  Optim alisasi Air t asi l/ dt k l/ dtk Unit

  IKK W aitabula Pengem bang 1.711.099 an SPAM (Pagu gabung Pedesaan dengan M areda M at a Gravi

  5

  5 HU : 10 Dinas 3

  3 M endukung 2013 pekerjaan di 6450 BPA 40 M Sumba Kalada Air t asi l/ dt k l/ dtk Unit PU KPDT Desa Tengah, Desa M ar eda Padirat ana) Kalada

  Pengem bang an SPAM di M at a Gravi Dinas

  4 2014 2.197.797 Kodi Ut ara 3283 Kaw asan Air t asi

  PU Perdesaan 718.000 Pengem bang (Pagu dana an SPAM gabubg M BR IKK dengan

  Optim alisasi Dinas 5 2014 W aem angur a

  W aem angura Sumba Jaringan PU dan Tengah Anakalang Anakalang) Pem banguna

  Br oncaptering 15 n SPAM IKK l/ dtk HU : 12

Pom

3 W ew ewa

  Reservoir 50 M Unit W ew ewa pa

  15

  15 Dinas 3

  6 Barat 2015 7.278.000 25.144 & 300 M SR : Bar at Gravi l/ dt l l/ dtk PU Kabupat en

  Pom pa Air 100

t asi

Sum ba Barat

  Tenaga Surya Unit Daya Kap. 2,5 l/ dtk

  Sum ber : Sat ker PSPAM dan Hasil Survey

C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan SPAM

  Ber dasar kan kondisi dan sasar an penyediaan dan pengelolaan air minum, maka dapat di gambar kan masalah yang di hadapi dalam penyediaan Ai r M inum di kabupaten Sumba Barat

  D aya antara l ain :

  • Perkembangan penduduk tidak diimbangi dengan per hitungan tekanan jar ingan pipa untuk sambungan b
  • Sebagian besar pi pa jar ingan yang ada sudah sangat tua, sehingga koefisien geser an air dan

  dindi ng pipasemakin besar yang mengakibatkan pada pengalir an air yang tidak sempur na sehingga debit ali r an menjadi ber kur ang

  • Akibat l ainnya, kar ena tekanan yang semakin ber kurang maka akan mempengar uhi debit

  ali r an ke pemakai,antar a lain air tidak sampai kekonsumen kar ena tekanannya sudah lemah atau tidak ada sama sekali

  • Faktor l ai n yang per lu diper hati kan adalah penyambungan tambahan yang tidak memper hati kanbesar nya tekanan air yang ada di pipa.

  Untuk jelasnya tentang per masalahan pengembangan SPAM disajikan dalam tabel ber ikut ini :

Tabel 7.11. I dentifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM

  Tindakan No Aspek Pengelolaan AM Permasalahan yang Dihadapi Yang sedang Yang sudah dilakukan dilakukan

A. Kelembagaan/perundangan

  Menyiapkan SOP

  1. Organisasi SPAM - Belum ada SOP

  2. Tata Laksana (SOP, Koordinasi, dll) - Kurang maksimal

  • kurang tenaga teknis

  3. SDM

B. Teknis Operasional

  1. Sumber Air Baku PDAM sdh melakukan

  • Kepemilikan Sumber-sumber air - sering dikomplain oleh Masyarakat. pendekatan dgn pemilik MA tetapi belum mencapai kesepakatan.

  2. Bangunan Intake Kondisi 2 unit intake rusak.

  • Membantu Belum direhab krn keterbatasan dengan mobil
  • dana. tangki
  • Ada 3 unit reservoir yg perlu 3. Reservoir dan Pompa Distribusi peningkatan daya tampungnya.
  • Ditambah unit Krn membutuhkan dana yg besar produksi &
  • >maka PDAM belum melakukan jaringan
  • Di kota baa dan papela sdh

    Jaringan Distribusi . apa-apa. distribusi

    berumur diatas 30
  • Diatur jadwal PDAM baru melakukan pembagian
  • pergantian Pipa Distribusi Banyak pipa yg kropos, & belum sepanjang 500 meter di Jln.

  terlayani 5. Sambungan Rumah Pabean Baa. umur teknis 1500 Meter air diatas 4thn Tidak ada dana.

  • 6. Meter Pelanggan Krn keterbatasan dana maka baru
  • 137 Meter air yg diganti

  C. Pembiayaan: Mencari sumber

  • - Sumber-sumber pembiayaan PEMKAB Sumba Barat Daya pemasukan

  • PDAM belum mempunyai dana - sendiri utk membiayai setiap thn sdh menyiapkan Dana Dinaikan tarif pengembangan dan peningkatan Penyertaan Modal sebesar Rp. retribusi pelayanan . 500 juta utk PDAM.
  • Tarif Retribusi Sdh menaikan tarif wala>Tarif masih dibawah biaya produksi . belum seimbang dgn biaya produksi
  • Mekanisme penarikan retribusi rendahnya kesad
  • Masih - Realisasi penerimaan retribusi pelanggan utk membayar rekening Membentuk Tim penagihan tunggakan tepat waktu rekening air

  D. Peran serta Masyarakat Buat iklan/banner

  • Kemampuan membayar retribusi Penyuluhan/sosialisasi sosialisasi
  • Kemauan berpartisipasi kurang

7.3.2. Sasaran Program