Studi komparasi prestasi belajar al-qur'an hadis siswa antara strategi pembelajaran guided note taking dan concept mapping di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

(1)

SIDOARJO

SKRIPSI

OLEH:

SITTI KHUMAIRO NIM. D01213053

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ix ABSTRAK

Sitti Khumairo, D01213053, 2017. Studi Komparasi Prestasi Belajar

Al-Qur’an Hadis Siswa Antara Strategi Pembelajaran Guided Note Taking

Dan Concept Mapping Di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Skripsi. Surabaya : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel, 2017.

Kata Kunci:Prestasi Belajar, Al-Qur’an Hadits. Strategi Guided Note

Taking, Concept Mapping.

Keberhasilan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait. Komponen tersebut adalah guru, siswa, materi, media dan metode. Dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan dan menggunakan berbagai macam strategi dan metode, agar pembelajaran tidak membosankan bagi siswa.

Salah satu strategi yang efektif untuk mengaktifkan siswa adalah Guided

Note Taking. Strategi Guided Note Taking adalah suatu strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan cara guru menyiapkan bagan/skema atau yang lain yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan sesuai materi yang telah disampaikan. Selain itu, strategi

yang lain yang dapat mengaktifkan siswa adalah Concept Mapping.

Strategi ini merupakan suatu strategi yang menggerakkan peserta didik dalam mengembangkan pemikirannya dengan menggambarkan ke dalam peta konsep. Dalam hal ini yang menjadi rumusan masalah adalah tentang

bagaimana penerapan strategi Guided Note Taking, bagaimana penerapan

Concept Mapping, bagaimaana prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa dan adakah perbedaan prestasi belajar antara penerapan strategi pembelajaran

Guided Note Taking dan Concept Mapping.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap secara empiris perbedaan

prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa dengan menggunakan strategi

pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mappjng di MTs

Unggulan Al-Jadid Waru. Penelitian ini menggunakan studi komparasi atau perbandingan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, dokumen, dan angket. Analisis data untuk uji

hipotesis digunakan rumus Independent Sample T-Test.

Hasil penelitian ini, yaitu : 1) Penerapan strategi pembelajaran Guided

Note Taking di MTs Unggulan Al-Jadid adalah baik. 2) Penerapan strategi

pembelajaran Concept Mapping di MTs Unggulan Al-Jadid adalah cukup

baik 3) Prestasi belajar siswa kelas mata pelajaran al-Qur‟an Hadis di

MTs. Unggulan Al-Jadid tergolong baik. Dari segi hasil belajar maupun

hasil raport. 4) Berdasarkan analisis data diperoleh hasil t hitung = -2,25

t tabel = 2,021 maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti ada

perbedaan prestasi belajar al-Qur‟an Hadits siswa antara strategi

pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping di MTs


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1


(8)

xiv

C. Tujuan Peneliian ... 9

D. Kegunaan Penelitian ... 10

E. Penelitian Terdahulu ... 10

F. Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian ... 12

G. Definisi Operasional ... 14

H. Sistematika Pembahasan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran ... 19

B. Tinjauan Tentang Pendekatan, Metode, Teknik, Strategi Dan Model Pembelajaran ... 23

C. Tinjauan Tentang Strategi Guided Note Taking ... 36

1. Pengertian Strategi Guide Note Taking ... 36

2. Tujuan penerapan Strategi Guide Note Taking ... 37

3. Langkah-Langkah Strategi Guide Note Taking ... 38

4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Guide Note Taking ... 40

D. Tinjauan tentang Strategi Concept Mapping ... 41

1. Pengertian Strategi Concept Mapping ... 41

2. Tujuan penerapan Strategi Concept Mapping ... 44

3. Langkah-Langkah Strategi Concept Mapping ... 46

4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Concept Mapping ... 48

E. Tinjauan tentang Prestasi Belajar ... 50

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 50


(9)

3. Indikator Prestasi Belajar ... 56

4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 62

F. Tinjauan Tentang Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 68

1. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 68

2. Materi Pelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 69

3. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 77

4. Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking pada Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 78

5. Penerapan Strategi Pembelajaran Concept Mapping pada Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ... 79

G. Hipotesis Penelitian ... 80

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 83

B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian ... 85

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 88

D. Jenis dan Sumber Data ... 90

E. Teknik Pengumpulan Data ... 91

F. Teknik Analisis Data ... 95

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 101

1. Identitas Sekolah MTs Unggulan Al-Jadid ... 101


(10)

xvi

3. Struktur Organisasi ... 102

4. Keadaan Guru Dan Karyawan ... 103

5. Jumlah Siswa ... 103

6. Keadaan Sarana Dan Prasana ... 104

B. Penyajian Data ... 106

1. Data Hasil Observasi dan Angket tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking ... 106

2. Data Hasil Observasi dan Angket tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Concept Mapping ... 107

3. Data Hasil Wawancara, Tes dan Dokumentasi Raport tentang Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits ... 109

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 117

1. Analisis Data tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking ... 117

2. Analisis Data tentang Penerapan Strategi Pembelajaran Concept Mapping ... 125

3. Analisis Data tentang Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits .... 132

4. Analisis Perbandingan Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits Antara Strategi PembelajaranGuided Note Taking dan Concept Mapping ... 140

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 144

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 148


(11)

B. Saran ... 150

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menghadapi zaman yang serba mengglobal ini, pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kecerdasan bangsa adalah salah satu tujuan pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 yaitu :

“Pembangunan Nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.”1

Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik, yang memungkinkan anak didik berkembang secara optimal. Dengan demikian, pendidikan seyogyanya menjadi wahana strategis bagi upaya mengembangkan segenap potensi individu, sehingga cita-cita

membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai.2

Untuk mencapai tujuan pendidikan holistik, maka kurikulum yang dirancang juga harus diarahkan untuk mencapai tujuan pembentukan manusia holistik. Termasuk di dalamnya membentuk anak menjadi pembelajar sejati, yang senantiasa berpikir holistik, bahwa segala sesuatu adalah saling terkait

1

UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & UU RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya (Bandung :Fermana, 2006), h. 1 2

Depdiknas. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009,


(13)

atau berhubungan. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efektif untuk menjadikan manusia pembelajar sejati diantaranya adalah pendekatan siswa belajar aktif, pendekatan yang merangsang daya minat anak atau rasa keingintahuan anak, pendekatan belajar bersama dalam kelompok, kurikulum

terintegrasi, dan lain-lain.3

Berkaitannya dengan Pendidikan Agama Islam, Banyak sekali usaha yang telah dilakukan oleh para ahli pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam. Suatu usaha yang diharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi pengembangan sistem pendidikan di Indonesia, dan sekaligus hendak memberikan konstribusi dalam menjabarkan makna Pendidikan Nasional yang berfungsi:

„Mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab‟.4

Melihat dari penjelasan di atas, menjadi penting Pendidikan Agama

Islam bagi anak didik. Melewati proses pembelajaran yang

mengejewantahkan tentang penanaman nilai-nilai Islam dengan tidak melupakan etika sosial. Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam bagi anak berbakat memiliki kontribusi besar, agar anak itu mampu menjadi siswa yang berkualitas; memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang

3

Megawangi, R, dkk., Pendidikan Holistik (Jakarta: Indonesia Heritage

Foundation, 2005), h. 45 4

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: Di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 16


(14)

3

berimbang. Sehingga dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan bentuk sikap berbudi pekerti luhur dan bermartabat serta beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bertolak pada urgensi pendidikan di atas, pembelajaran merupakan hal yang vital dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran yang optimal tidak bisa dilepaskan dari peran seorang guru. Guru berperan penting dalam usaha mendewasakan anak didik agar nantinya dapat menemukan jati dirinya secara utuh.

Disamping itu guru harus memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan interaksi belajar mengajar. Di dalam kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar guru paling tidak harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikan program tersebut kepada anak didik. Hal-hal di atas hanya bisa dilakukan oleh guru yang

berkompetensi. Guru setidak-tidaknya harus memiliki

kompetensi-kompetensi sebagai bekal untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang

optimal.5

Untuk mencapai kompetensi tersebut seorang guru harus mampu memilih dan memilah strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Strategi tersebut haruslah disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Dalam al-Qur‟an juga dijelaskan bahwa dalam berdakwah Nabi

Muhammad saw juga menggunakan strategi-strategi :

5

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


(15)































































Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. an-Nahl :125).

Berbicara tentang belajar dan pembelajaran tidak akan terlepas dari adanya metode, karakteristik dan model pembelajaran. Dalam proses belajar siswa juga memiliki karakteristik cara belajar yang berbeda-beda.

Dalam Q.S. al-Baqarah ayat 31-33 Allah SWT berfirman:

















































































































Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!". Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"


(16)

5

Dari tiga ayat dari surat al-Baqarah ini Allah memberikan sebuah pelajaran kepada manusia bahwa dalam proses belajar mengajar haruslah menggunakan sebuah strategi, metode atau model pembelajaran yang tepat agar tujuan dalam pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat interaktif edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas sebagai administrator dan evaluator. Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses edukatif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental dan perbuatan. Dalam sistem pengajaran dengan pendekatan ketrampilan proses, anak didik harus lebih aktif daripada guru. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.6

Keberhasilan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait. Komponen tersebut adalah guru (pendidik), siswa (peserta didik), materi (bahan), media (alat/sarana), dan metode atau pola penyampaian. Dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan dan menggunakan berbagai macam strategi dan metode, agar pembelajaran tidak membosankan bagi siswa. Akan tetapi sejauh ini proses pembelajaran yang berlangsung dalam dunia pendidikan masih berpusat pada

guru (teacher centered), bukan pada siswa (student centered). Siswa

6

Usman Uzer Moh, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2006),


(17)

cenderung hanya duduk, mendengarkan, mencatat dan menghafal apa yang disampaikan oleh guru. Pola seperti ini menyebabkan siswa kurang bisa mengaktualisasikan dirinya dan pembelajaran menjadi kurang aktif.

Model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai. Seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan dengan tujuan agar siswa mendapat suatu pengetahuan yang bersifat kognitif, akan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif yaitu strategi yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif sejak memulai pelajaran sampai selesai agar siswa mampu merubah sikap tertentu.

Salah satu strategi yang efektif untuk mengaktifkan siswa adalah catatan

terbimbing (Guided Note Taking). Strategi ini merupakan salah satu solusi

untuk membuat siswa lebih berkonsentrasi saat guru sedang menjelaskan

pelajaran. Strategi catatan terbimbing (Guided Note Taking) adalah suatu

strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan cara guru menyiapkan bagan/skema atau yang lain yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan sesuai materi yang telah disampaikan. Ada banyak bentuk atau pola yang dapat dilakukan untuk strategi ini salah satunya yang

paling sederhana adalah mengisi titik-titik.7

Selain itu, strategi yang lain yang dapat mengaktifkan siswa adalah

Concept Mapping (Peta Konsep). Strategi ini merupakan suatu strategi yang menggerakkan peserta didik dalam mengembangkan pemikirannya dengan menggambarkan ke dalam peta konsep. Peta konsep adalah ilustrasi grafis

7


(18)

7

konkret yang mengindikasikan bagaimana suatu konsep tunggal dihubungkan

ke konsep lain pada kategori yang sama.8

The Liang Gie menegaskan, mengikuti pelajaran berarti menggabungkan kecakapan mendengarkan suatu uraian dengan cermat, menangkap uraian dengan baik, mengolahnya di dalam kepala (pikiran) dan mengeluarkannya

kembali di atas kertas.9 Hal ini yang mendasari bahwa seorang guru harus

mampu mengelola proses pembelajaran dengan efektif dan efisien. Apabila guru telah mampu mengelola proses pembelajaran meliputi pengembangan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Maka tak perlu diragukan lagi, pembelajaran akan dapat mencapai tiga ranah kemampuan siswa yaitu, kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

Mengingat begitu pentingnya peran guru dalam proses pembelajaran maka penulis ingin membandingkan prestasi belajar peserta didik terkait

strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping dalam

8

Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta:

Prenamedia Group, 2014), h. 185 9

The Liang Gie, Cara-Cara Belajar yang Efisien, (Yogjakarta: Gajah Mada University


(19)

pembelajaran al-Qur‟an Hadis. Yang mana kedua strategi ini tergolong dalam

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk pembelajaran al-Qur‟an

terkadang siswa sulit untuk menghafalkan arti dari tiap-tiap potongan ayat ataupun Hadis, jadi hal yang harus dilakukan seorang guru ialah mencari jalan keluar supaya siswa mudah menghafalkan potongan-potongan ayat ataupun Hadis tersebut. Terkadang guru meminta siswa untuk menghafalkan ayat-ayat beserta artinya dengan cara diberikan waktu beberapa menit atau jam, hal tersebut mungkin bisa mendapatkan hasil bahwa siswa bisa menghafalkannya namun belum tentu apa yang dihafal siswa akan terus terkenang dalam benaknya. Cara yang baik supaya siswa dapat mengingat hafalan tersebut guru dapat membuatkan syair atau nyanyian, guru juga dapat memberikan peraga dari masing-masing arti dari potongan ayat.

Berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis ingin mengadakan penelitian eksperimen tentang studi komparasi prestasi belajar siswa antara

strategi pembelajaran catatan terbimbing (Guided Note Taking) dan Concept

Mapping dalam pembelajaran al-Qur‟an Hadis yang diterapkan di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Maka dari itu, penulis akan mengambil

judul : “Studi Komparasi Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadis Siswa Antara

Strategi Pembelajaran Guided Note Taking Dan Concept Mapping Di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:


(20)

9

1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking di

MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?

2. Bagaimana penerapan strategi Concept Mapping di MTs Unggulan

Al-Jadid Waru Sidoarjo?

3. Bagaimana prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa di MTs Unggulan

Al-Jadid Waru Sidoarjo?

4. Adakah perbedaan prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa antara

strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping di

MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian

Setelah rumusan masalah ditentukan, maka tujuan yang hendak dicapai antara lain:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran

Guided Note Taking di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

2. Untuk Mengetahui bagaimana penerapan strategi Concept Mapping di

MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui baagaimana prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa

di MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

4. Untuk mengetahui adakah perbedaan prestasi belajar al-Qur‟an Hadis

siswa antara strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept


(21)

D. Kegunaan Penelitian

Hasil kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam segi teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan lebih lajut didalam pendidikan agama Islam atau berguna kepada berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi peneliti, agar mengetahui secara langsung dan mendalam tentang

perbedaan prestasi belajar siswa antara penerapan strategi

pembelajaran catatan terbimbing (Guided Note Taking) dengan

strategi Concept Mapping dalam pembelajaran al-Qur‟an Hadis di

MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan

bahwa alat bantu atau media yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, harus di usahakan untuk memilikinya sebagai fasilitas sekolah.

3. Bagi guru, hasil penelitian dapat digunakan sebagai sebuah motivasi

bagi para pendidik, khususnya guru agama Islam pada bidang mata

pelajaran al-Qur‟an Hadis, untuk mampu menggunakan dan

memanfaatkan media-media yang telah ada, dengan berbagai kreasi dan inovasi, demi keberhasilan di dalam proses belajar mengajar. E. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang studi komparasi prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa

antara strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping di


(22)

11

Namun, secara umum, terkait dengan Penerapan Strategi Pembelajaran

Guided Note Taking telah dibahas dalam karya tulis sebelumnya. Terkait

dengan penerapan Concept Mapping, penulis belum menemukan pembahasan

terkait Concept Mapping khususnya pada pembelajaran al-Qur‟an Hadis atau

pembelajaran agama yang lain dalam penelitian terdahulu. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Skripsi Masyito Kusnawati tentang “Hubungan Penerapan Metode

Guided Note Taking dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Akidah Akhlak Kelas VII SMP Islam Duduksampeyan Gresik”. Hasil dari

penelitian itu menyimpulkan bahwa hubungan penerapan metode Guided

Note Taking dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak kelas VII Smp Islam Duduksampeyan Gresik adalah Cukup kuat.10

Skripsi Imsikhatun Naimah tentang “Pengaruh Penerapan Strategi

Guided Note Taking terhadap Keaktifan Belajar Siswa pada Bidang Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Kemala Bhayangkari Surabaya”. Hasil dari

penelitian itu menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

tentang penerapan strategi Guided Note Taking pada keaktifan belajar siswa,

dengan diterapkan strategi tersebut hasil diketahui bahwasanya siswa menjadi

semangat dan berantusias dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.11

10

Masyito Kusnawati, Hubungan Penerapan Metode Guided Note Taking dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII SMP Islam Duduksampeyan Gresik, Skripsi pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel, 2014.

11

Imsikhatun Naimah, Pengaruh Penerapan Strategi Guided Note Taking terhadap


(23)

Skripsi Maskhuriyah tentang “Implementasi Strategi Pembelajaran

dengan Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) pada Pembelajaran Fiqih

di MA Islamiyah”. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar pada pembelajaran fiqih di MA Islamiyah setelah

diterapkan strategi pembelajaran catatan terbimbing selama pembelajaran.12

F. Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah tidak terlepas dari variabel yang tercantum pada judul penelitian. Dalam penelitian terdapat strategi

Guided Note Taking sebagai variabel X1, strategi pembelajaran Concept

Mapping sebagai X2, dan varibel Y nya adalah prestasi belajar al-Qur‟an

Hadis. Dengan subjek penelitian para siswa-siswa dan pelaku pendidikan yang berlokasikan di MTs Unggulan al-jadid waru sidoarjo.

Mengingatnya luasnya ruang lingkup pembahasan penelitian studi

komparasi prestasi belajar antara strategi pembelajaran Guided Note Taking

dan Concept Mapping dalam pembelajaran al-Qur‟an Hadis, maka pembahasan penelitian ini akan dibatasi pada:

1. Penerapan strategi pembelajaran catatan terbimbing (Guided Note

Taking) beberapa hal yaitu, terletak pada langkah-langkah pembelajaran. Persiapan guru sebelum memulai pelajaran yaitu berupa

Bhayangkari Surabaya, Skripsi pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Skripsi Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, (Surabaya: Perpustakaan UIN Sunan Ampel, 2006), h.76.t.d.

12

Maskhuriyah, Implementasi Strategi Pembelajaran dengan Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) pada Pembelajaran Fiqih di MA Islamiyah, Skripsi Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, (Surabaya: Perpustakaan UIN Sunan Ampel, 2006), h.68.t.d.


(24)

13

penyediaan handout, pelaksanaan pengajaran dengan metode

pemberian catatan terbimbing dan siswa diminta mengisinya. Guru mengklarifikasi materi yang telah disampaikan dengan metode

pemberian catatan terbimbing (Guided Note Taking). Guru meminta

siswa membacakan handout nya di depan kelas. Guru mengklarifikasi

jawaban-jawaban siswa.

2. Penerapan strategi Concept Mapping dibatasi beberapa hal yaitu,

terletak pada langkah-langkah pembelajarannya. Persiapan guru dalam memulai pelajaran media serta materi yang dipaparkan, pelaksanaan

pengajaran dengan media Concept Mapping. Guru memberikan post

test serta mengklarifikasikan jawaban berdasarkan materi.

3. Prestasi belajar yakni pada aspek kemampuan-kemampuan siswa yaitu

meliputi: knowledge (pengetahuan, mengingat, menghafal),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), application

(menerapkan konsep untuk memecahkan masalah), analyshis

(menguraikan, menentukan hubungan, mejabarkan konsep), synthesis

(menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh), dan evaluation (menilai). Selain aspek di atas, aspek yang harus dicapai dalam pembelajaran adalah aspek sikap (Afektif), maupun keterampilan (psikomotorik).

Jadi, batasan daripada penelitian ini adalah terfokus pada penerapan

strategi pembelajaran Guided Note Taking serta penerapan strategi


(25)

Penelitian ini juga hanya difokuskan pada peningkatan prestasi belajar al-Qur‟an Hadis siswa MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo setelah adanya

penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Concept Mapping.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan tentang apa yang dimaksud oleh istilah-istilah inti yang menjadi judul dalam penelitian ini.

Definisi operasional ini penting dicantumkan guna menghindari perbedaan pengertian dan atau kekurang jelasan makna yang ditimbulkannya agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami masksud judul seperti yang diharapkan.

Berikut akan dijelaskan definisi operasional dari penelitian ini yaitu :

1. Studi Komparasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perbandingan Studi komparasi adalah suatu suatu bentuk penelitian

yang membandingkan antara variable-variabel yang saling

berhubungan dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan ataupun persamaan-persamaan dalam sebuah kebijakan dan lain-lain.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari dua padanan kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah Penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang menyatakan dalam bentuk huruf, symbol, angka maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai


(26)

15

oleh anak dalam metode tertentu.13 Belajar adalah suatu perubahan

yang permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku yang

merupakan hasil latihan penguatan (reinforce).14 Jadi dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa adalah suatu hasil yang dicapai atau diperoleh dari suatu proses belajar mengajar siswa dalam mencapai tujuan belajar. Prestasi belajar merupakan gambaran tentang kemampuan yang dicapai siswa (peserta didik) dalam proses belajar mengajar yang biasanya dilambangkan oleh skor atau nilai.

3. Al-Qur‟an Hadis

Mata pelajaran al-Qur‟an Hadis merupakan unsur mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai al-Qur‟an dan Hadis sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Siswa

adalah subjek yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini yang menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII MTs Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

5. Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

13

Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 50. 14

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 60.


(27)

ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, yakni suatu pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.15

6. Strategi catatan terbimbing (Guided Note Taking)

adalah suatu strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan cara guru menyiapkan bagan/skema atau yang lain yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan sesuai materi yang telah disampaikan. Ada banyak bentuk atau pola yang dapat dilakukan untuk strategi ini salah satunya yang paling sederhana adalah mengisi titik-titik.16

7. Strategi Concept Mapping

Merupakan suatu strategi yang menggerakkan peserta didik dalam mengembangkan pemikirannya dengan menggambarkan ke dalam peta konsep. Peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana suatu konsep tunggal dihubungkan ke

konsep lain pada kategori yang sama.17

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan suatu aspek yang sangat penting karena sistematika pembahasan ini dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam mengetahui isi skripsi ini. Sistematika pembahasan dalam

15

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), h.85. 16

Melvin L. Silberman, Active Learning, Ibid, h.123. 17


(28)

17

skripsi ini diklasifikasikan menjadi lima bab yang terbagi menjadi sub-sub bab yang saling berkaitan. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I : Merupakan bab pendahuluan, yang terdiri dari A) latar

belakang masalah B) rumusan masalah C) tujuan penelitian D) kegunaan penelitian E) penelitian terdahulu F) ruang lingkup dan batasan masalah G) definisi operasional H) sistematika pembahasan.

BAB II : Merupakan bab landasan teori yang berisi tentang A)

hakikat pembelajaran B) tinjauan tentang pendekatan, metode, teknik, strategi dan model pembelajaran C)

tinjauan tentang strategi Guided Note Taking :

pengertian strategi Guided Note Taking, tujuan

penerapan strategi Guided Note Taking ,

langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan dari strategi Guided

Note Taking. D) tinjauan tentang strategi concept mapping: pengertian strategi concept mapping, tujuan

penerapan strategi concept mapping, langkah-langkah,

serta kelebihan dan kekurangan dari strategi concept

mapping. E) tinjauan tentang prestasi belajar, meliputi : pengertian prestasi belajar, aktifitas dalam belajar,

indikator prestasi belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar. F) tinjauan tentang


(29)

tujuan, materi pelajaran al-Qur‟an Hadis, fungsi

pembelajaran al-Qur‟an hadis, penerapan strategi

Guided Note Taking pada al-Qur‟an Hadis, dan

penerapan Concept Mapping pada al-Qur‟an Hadis, dan

G) hipotesis penelitian.

BAB III : Merupakan bab metode penelitian, yang berisi tentang :

A) jenis penelitian, B) Identifikasi variabel dan indikator C) instrumen penelitian, D) penentuan populasi, sampel, dan teknik sampling, E) teknik pengumpulan data, dan F) teknik analisis data.

BAB IV : Merupakan bab laporan hasil penelitian, yang berisi

tentang: A) gambaran umum objek penelitian, B) penyajian data, C) analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB V : Merupakan bab terakhir yang berisi tentang: A)


(30)

19

BAB II

LANDASAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan belajar tersebut. Menurut aliran behavioristik dalam Hamdani mengatakan bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah

laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus.1

Selanjutnya menurut Gagne, dkk dalam Warsita mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung

terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal.2

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam buku karya Sagala, bahwasanya pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar.3

1

Hamdani, Strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.23. 2

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2008), h.266. 3

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan


(31)

Lebih lanjut Warsita menjelaskan bahwa ada lima prinsip yang

menjadi landasan pengertian pembelajaran yaitu:4

a. Pembelajaran sebagai usaha untuk memperoleh perubahan

perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri peserta didik.

b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara

keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perilaku sebagai hasil pembelajaran meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja.

c. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung

makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan, di dalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah.

d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang

mendorong dan adanya suatu tujuan yang akan dicapai.

e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam membelajarkan peserta didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.

2. Ciri-Ciri Pembelajaran

4


(32)

21

Darsono dalam Hamdani berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran

adalah sebagai berikut:5

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan dengan

sistematis.

b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa

dalam belajar.

c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik

perhatian dan menantang siswa.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan

menarik.

e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siawa.

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik

secara fisik maupun secara psikologi.

g. Pembelajaran menekankan keaktifan siswa.

h. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja.

Oleh karena itu, pembelajaran pasti mempunyai tujuan yaitu membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan

nilai atau norma yang berfungsi pengendali sikap dan perilaku siswa.6

5

Ibid, h. 47. 6


(33)

3. Komponen-Komponen Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses, maka dalam proses pembelajaran ada beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain sehingga disebut sebagai sistem. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

Komponen-komponen proses pembelajaran adalah:

a. Tujuan

Tujuan adalah suatu harapan atau cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan pembelajaran yang tidak mempunyai tujuan, dan hal ini telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum kegiatan pembelajaran yang tertera dalam

rencana pembelajaran yang dirumuskan melalui tujuan

pembelajaran khusus.

b. Bahan Pembelajaran

Bahan pembelajaran merupakan substansi yang akan disajikan dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa materi pembelajaran program pembelajaran tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar harus memiliki dan menguasai materi pelajaran yang

akan disampaikan kepada peserta didik.7

c. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik

7

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka


(34)

23

Komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.

d. Media Pembelajaran

Merupakan alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan strategi

pembelajaran.8

e. Evaluasi

Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.

B. Tinjauan tentang Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk

8


(35)

membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; dan (5) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

1. Pendekatan Pembelajaran

Para ahli memandang pendekatan (approach) pembelajaran sebagai

seperangkat asumsi yang paling berkaitan dan bersangkutan dengan hakikat belajar, hakikat mengajar, dan hakikat disiplin ilmu yang dipelajari. Lebih lanjut, pendekatan bisa diartikan sebagai cara pandang filosofis terhadap sebuah objek tertentu yang dipercayai tanpa harus

dibuktikan lagi kebenarannya.9

Pendekatan dalam konsep pembelajaran dapat dipandang sebagai a

way of beginning something „cara memulai sesuatu‟. Berdasarkan

pengertian ini, pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai panduan dasar tentang mengajarkan sesuatu dan bagaimana sesuatu itu dapat dipelajari lebih mudah. Pendekatan pembelajaran akan menjadi pedoman bagi proses pembelajaran sekaligus akan memberikan melahirkan sejumlah tahapan belajar mengajar yang semestinya dilakukan agar pembelajaran

dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.10

9

Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung:

Refika Aditama, 2014), h. 109-110 10


(36)

25

Guna membedakan pendekatan dengan istilah lain dalam konteks pembelajaran, dapat dikemukakan ciri khas pendekatan pembelajaran sebagai berikut.

a. Pendekatan bersifat aksiomatis.

b. Lahir dari sejumlah asumsi, teori, ataupun prinsip tertentu.

c. Pendekatan akan melahirkan sejumlah metode pembelajaran.

d. Memberikan pedoman terhadap metode pembelajaran khususnya

dalam proses pembelajaran.

Bertemali dengan uraian di atas, jelaslah bahwa dalam suatu proses pembelajaran pendekatan itu sangat penting. Pendekatan berfungsi sebagai pedoman umum dan langsung bagi metode pembelajaran yang akan digunakan. Lebih lanjut lagi, pendekatan akan menurunkan berbagai metode pembelajaran dan teknik pembelajaran yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran.11

2. Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.12

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

11 Ibid,. 12


(37)

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Moore (2005; 450) dalam Martinis Yamin mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan keseluruhan perencanaan untuk mengajar pelajaran tertentu yang memuatkan metode dan urutan langkah-langkah yang diikuti untuk melaksanakan kegiatan belajar. Strategi pembelajaran merupakan prinsip-prinsip dalam pemilihan urutan pengulangan belajar dalam suatu proses pembelajaran. Lebih lanjut dikemukakan bahwa strategi pembelajaran berkaitan erat dengan situasi

belajar yang sering digambarkan sebagai model pembelajaran.13

Menurut Dick dan Carey (2005: 183-184) yang dikutip oleh Martinis Yamin, strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari seperangkat bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada pembelajar. Lebih lanjut dikemukakan terdapat lima

komponen umum yang terkandung dalam strategi pembelajaran yaitu:14

(1) kegiatan pra-instruksional; (2) penyajian informasi; (3) peran serta pembelajar; (4) tes (evaluasi); (5) kegiatan tindak lanjut. Secara garis

13

Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta : Referensi

Press Group, 2013), h.4-5 14


(38)

27

besar semua komponen tersebut secara lengkap memiliki komponen-komponen sebagai berikut:

a. Kegiatan pra-instruksional, berisi: motivasi, tujuan, tingkah laku

awal

b. Penyajian informasi, berisi: urutan pembelajaran, informasi

(uraian), contoh-contoh

c. Peran serta pembelajar, berisi: latihan dan umpan balik

d. tes (evaluasi), berisi: tes awal dan tes akhir, dan

e. Kegiatan tindak lanjut, berisi: perbaikan, pengayaan, transfer dan

pendalaman.

Secara aplikatif, strategi pembelajaran dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni strategi langsung dan strategi tidak langsung. strategi langsung merupakan strategi yang secara langsung berorientasi pada penguasaan materi pembelajaran yang biasanya digunakan guru agar peserta didik lebih cepat memahami materi pembelajaran. Strategi ini misalnya adalah strategi catatn terbimbing, drill, peta konsep, dan strategi menyingkat. Strategi tidak langsung adalah strategi yang dapat dipilih guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa walaupun jenis kegiatannya tidak langsung menyentuh materi pembelajaran. Strategi ini misalnya rileksasi, menggunakaan music selama pembelajaran, dan

permainan.15

15


(39)

Menurut Rowntree dalam Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Strategi Pembelajaran Penyampaian Penemuan (Exposition

Discovery Learning)

b. Strategi Pembelajaran Kelompok dan Individual (Group Individual

Learning)

Jadi disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi, metode dan teknik pembelajaran, media pembelajaran serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Dengan kata lain strategi pembelajaran adalah berkenaan dengan pendekatan

pembelajaran sebagai suatu cara yang sistematik dalam

mengkomunikasikan isi pelajaran kepada pembelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa sampai tujuan. Strategi pengajaran lebih luas daripada metode atau teknik pengajaran. Dengan kata lain, metode atau teknik

pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran.16

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada siswa.17 Metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan

16

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Ibid, h.19 17


(40)

29

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan

proses belajar mengajar.18

Metode Pembelajaran merupakan cara guru melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi

pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.19 Metode

cara guru menjelaskan konsep, fakta, dan prinsip kepada peserta didik

dengan cara pendekatan pembelajaran berpusat pada guru (Teacher

Oriented) dan Pembelajaran berpusat pada peserta didik (Student Oriented).20

Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Tidak ada suatu metode pembelajaran pun yang dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu metode pembelajaran dapat dipandang ampuh untuk suatu situasi, tapi tidak ampuh untuk situasi lain. Oleh karena itu, sering terjadi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran secara bervariasi. Akan tetapi, dapat pula suatu metode pembelajaran dilaksanakan secara berdiri sendiri. Hal ini bergantung pada pertimbangan situasi belajar mengajar

yang relevan.21

Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya metode pembelajaran adalah

suatu cara guru dalam melaksanakan prosedur untuk

18

Departemen Agama R.I., Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam, 2002), h.88 19

Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Ibid, h.149 20

Ibid,. 21


(41)

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran

4. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran menurut Yunus Abidin adalah berbagai cara yang secara langsung diterapkan guru untuk menyampaikan materi kepada siswanya selama proses pembelajaran terjadi di dalam kelas. Cara ini mencakup aktivitas kelas, tugas, dan pengujian dalam kelas yang


(42)

31

dilakukan guru ketika melangsungkan proses pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran berkenaan langsung dengan implementasi kegiatan belajar mengajar. Teknik ini mengacu pada cara guru

melaksanakan belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas.22

Karakteristik teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh Brown (2001), Richards dan Rodgers (2001) dalam karya Yunus Abidin adalah

sebagai berikut:23

a. Bersifat Implementasional yakni cara langsung yang dipakai guru

dalam menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas.

b. Hanya ditujukan pada satu tahapan pembelajaran yakni pada tahap

inti pembelajaran

c. Teknik pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran khusus tertentu

Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.

22

Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran… Ibid, h.112

23


(43)

Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

5. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain.

Menurut Soekamto, dkk dalam Trianto mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan aktivitas belajar mengajar.24

Model mengajar adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberikan petunjuk kepada pengajar di dalam kelas berkenaan dengan

proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan.25

Dalam sebuah model wajib mengandung empat komponen dasar

model yakni: (1) orientation to the model (yang pada dasarnya dapat

disejajarkan dengan pendekatan); (2) the model of teaching; (3)

24

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), h.5 25


(44)

33

application; (4) instructional and naturant effect yakni tujuan

pembelajaran.26

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran menggambarkan tingkat terluas dari praktik pembelajaran dan berisikan orientasi filosofi pembelajaran, yang digunakan untuk menyeleksi dan menyusun rencana atau pola yang digunakan untuk melaksanakan kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberikan petunjuk kepada guru di dalam kelas berkenaan dengan proses belajar mengajar yang dilaksanakannya. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran

yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh

guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Posisi model dalam pembelajaran yakni digambarkan seperti di bawah ini.

26 Ibid.,


(45)

Gambar 2.1

Sebagai akhir pembahasan bagian ini, keterhubungan antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran dapat digambar dalam bagan di bawah ini.


(46)

35

Gambar 2.2

Berdasarkan gambar di atas dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran berada pada wilayah terluar atau bingkai dari semua komponen karena model pembelajaran kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dari awal sampai akhir yang dibangun atas pendekatan. Pendekatan pembelajaran akan menghasilkan strategi atau procedural dalam mencapai tujuan. Selanjutnya dari strategi akan menghasilkan banyak metode pembelajaran yang relevan sebagai implementasi dari prosedur dalam strategi. Demikian pula metode akan melahirkan sejumlah teknik pembelajaran yang bersesuaian dengan metode. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara kelima dimensi pembelajaran yang telah diuraikan di muka sebenarnya memiliki hubungan yang sistematik dan sistematis. Oleh sebab itu, agar dapat


(47)

melaksanakan pembelajaran yang baik guru harus mampu memilih dan menerapkan model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat.

C. Tinjauan tentang Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)

1. Pengertian Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)

Secara etimologi guided berasal dari kata guide sebagai kata benda

berarti buku pedoman, pemandu, dan sebagai kata kerja berarti mengemudikan, menuntun, menjadi petunjuk jalan, membimbing dan

mempedomani, sedangkan guided sebagai kata sifat berarti kendal, Note

berarti catatan dan taking sebagai kata benda yang berasal dari take

mempunyai arti pengambilan.27

Secara terminologi strategi catatan terbimbing (Guided Note Taking)

adalah suatu strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan cara guru menyiapkan bagan/skema atau yang lain yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan sesuai materi yang telah

disampaikan. Sedangkan menurut Agus Suprijono Guided Note Taking

adalah strategi catatan terbimbing dikembangkan agar metode ceramah

yang dibawakan oleh guru mendapat perhatian siswa.28

Dalam teknik yang popular ini, guru menyediakan formulir atau lembar yang telah dipersiapkan. Lembar ini menginstruksikan siswa untuk membuat catatan sewaktu melakukan pembelajaran. Gerak fisik

27

Jhon M. Echolas dan Hasan Shadily, 2003, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia 28


(48)

37

yang minimal seperti ini pun akan lebih melibatkan siswa ketimbang

sekedar menyediakan buku pegangan yang lengkap.29 Ada bermacam

teknik untuk membuat catatan secara terarah. Yang paling sederhana di antaranya adalah mengisi bagian-bagian yang kosong atau mengisi titik-titik.30

Jadi, Guided Note Taking atau catatan terbimbing adalah strategi

dimana seorang guru menyiapkan suatu bagan, skema (handout) yang dapat membantu peserta didik dalam membuat catatan ketika seorang guru sedang menyampaikan materi pelajaran.

2. Tujuan Penerapan Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)

Tujuan strategi pembelajaran Guided Note Taking mempunyai tujuan

yaitu:

a. Dengan metode pembelajaran Guided Note Taking siswa mudah

memahami dan menguasai materi pelajaran terutama pelajaran al-Qur‟an Hadis untuk memahami dalam menguasai konsep al-Qur‟an Hadis.

b. Siswa dapat memahami masalah dan memecahkan masalah,

c. Siswa diharapkan mampu untuk menyimpulkan, mendefinisikan,

merumuskan, dan berfikir general.

d. Siswa dapat mudah belajar melalui catatan terbimbing atau

rangkuman dengan bimbingan guru.

29

Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2013), cet. ke-VIII, h.123.

30


(49)

e. Keaktifan siswa dapat meningkat dalam proses pembelajaran al-Qur‟an Hadis maupun pembelajaran yang lainnya.

3. Langkah-Langkah Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)

Beberapa prosedur dalam menerapkan strategi catatan terbimbing (Guided Note Taking) menurut Melvin L. Siberman:

a. Guru menyiapkan sebuah catatan yang mengikhtisarkan hal-hal

utama pada penyajian materi pelajaran.

b. Sebagai ganti menyediakan teks secara lengkap, guru

mengkosongi bagian-bagian di dalamnya, dan untuk selanjutnya diisi oleh peserta didik.

c. Beberapa cara dalam melakukannya antara lain;

1) Menyediakan sejumlah istilah dan definisinya;

membiarkan istilah atau definisinya kosong. Contoh:

……… : Merupakan dua surah yang mengandung perlindungan

Ikhfa‟ : ………..

2) Mengkosongkan satu atau beberapa poin.

Contoh:

Fungsi Hadis terhadap al-Qur’an (1) ………..


(50)

39

(3) ………

(4) Bayan Mujmal

3) Mengkosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.

Contoh:

Al-Qur‟an merupakan sumber hukum yang ………. bagi umat Islam. Al-Qur'an merupakan kalam atau wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di ………. pada tanggal …… ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia …….

4) Membagikan lembar kerja kepada siswa. menjelaskan

bahwa memang sengaja mengosongkan beberapa bagian kalimat untuk membantu peserta didik mendengarkan secara aktif terhadap materi yang akan diajarkan.

Terdapat variasi yang dapat digunakan dalam menerapkan strategi

ini, di antaranya:31

a. Menyiapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topic utama dan

materi yang akan diajarkan. Mengkosongkan sejumlah bagian kalimat untuk membantu pembuatan catatan. Hasilnya akan tampak seperti ini:

Ada Tiga Jenis Macam Tauhid: Tauhid Rububiyah :

31


(51)

Tauhid Uluhiyah : Tauhid Asma’ Wa Ash-Shifat :

b. Membuat penyajian materi pelajaran menjadi beberapa bagian.

Peserta didik diperintahkan untuk mendengarkan dengan cermat sewaktu guru berbicara, namun guru tidak menyiapkan atau

menyediakan catatan. Sebagai gantinya, peserta didik

diperintahkan untuk menulis catatan selama jeda waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis ceramah.

4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Catatan Terbimbing (Guided Note

Taking)

Suatu strategi dan model pembelajaran tidak lepas dari kelebihan serta kekurangannya, maka penggunaan suatu strategi atau model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pembelajaran. Sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai dan tepat sasaran. Di antara kelebihan

dari strategi Guided Note Taking yakni:

a. Membantu siswa dalam menangkap ide-ide pokok dari sebuah

materi pelajaran

b. Meningkatkan tanggung jawab siswa dalam pembelajaran.

c. Pembelajaran lebih mudah diserap dan dipahami siswa.

d. Melatih keberanian siswa dalam menyimpulkan, mendefinisikan,

merumuskan dan berfikir general.

e. Melatih kedisiplinan siswa.


(52)

41

Sedangkan kekurangan dari strategi pembelajaran Catatan

Terbimbing (Guided Note Taking). Di antaranya adalah:

a. Membutuhkan guru yang berdedikasi tinggi terhadap

pembelajaran, karena sebelum mengajar harus mempersiapkan materi pembelajaran maka banyak waktu yang dipergunakan.

b. Membutuhkan pembiayaan yang banyak sebab setiap akan

menyusun persiapan pembelajaran selalu membutuhkan macam-macam alat misalnya kertas, spidol, dan lain-lain.

c. Banyak guru-guru yang kurang tertarik karena pembelajaran

dengan Guided Note Taking membutuhkan waktu, terutama

dalam merencanakan pembelajarannya sudah pasti menyita waktu tambahan.

d. Pembelajaran Guided Note Taking membutuhkan waktu yang

lama dalam menyampaikan materi.

e. Proses belajar mengajar mengalami kesulitan apabila siswa belum

bisa memahami materi yang telah diajarkan.

D. Strategi Concept Mapping

1. Pengertian Strategi peta konsep (Concept Mapping)

Concept Mapping atau peta konsep merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sedang berkembang saat ini. Pembelajaran dengan strategi ini menekankan pada pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh siswa sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa.


(53)

Pemetaan konsep menurut Martin (1994) dalam Trianto merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan

pembelajaran bermakna dalam kelas.32 Ausubel dalam Munthe,

menjelaskan Concept Mapping sebagai suatu teknik yang telah

digunakan secara ekstensif dalam pendidikan. Teknik Concept Mapping

ini diilhami oleh teori belajar asimilasi kognitif Ausubel yang mengatakan bahwa belajar bermakna terjadi dengan mudah apabila konsep- konsep baru dimasukan ke dalam konsep-konsep yang lebih inklusif, dengan kata lain proses belajar terjadi bila siswa mampu

mengasimilasi yang ia miliki dengan pengetahuan yang baru.33

Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret

yang mengidentifikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal

dihubungkan pada konsep-konsep lainnya pada kategori yang sama. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1989) yang dikutip oleh Trianto, mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai

berikut:34

a. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk

memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat

32

Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada kurikulum 2013, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 183.

33

Bernawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2014),

h.17. 34

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:


(54)

43

melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.

b. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu

bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional nyata konsep-konsep.

c. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada

konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain.

d. Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep

yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.

Menurut Novak & Gown (dalam Suparno, 2007: 146) peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk mempresentasikan suatu rangkaian konsep yang berkaitan antar konsep-konsep. Peta ini mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsep dan menekankan gagasangagasan pokok. Peta konsep disusun hirarkis, konsep yang lebih umum berada di atas dalam peta itu, sedangkan yang khusus di bawah. Dalam peta konsep, konsep-konsep disusun hirarkis dan relasi antar konsep diletakkan di antara konsep-konsep dengan anak panah.

Pengertian peta konsep menurut Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan.


(55)

Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting,melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep yang lain. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa peta konsep merupakan suatu strategi pembelajaran yang digunakan untuk menguatkan pengetahuan dan pemahaman siswa. Konsep-konsep yang telah didapatkan kemudian dituangkan dalam bentuk peta. Melalui peta konsep ini, siswa dapat belajar bermakna untuk membangun pengetahuan dan dapat mengkomunikasikan hasil kerjanya.

2. Tujuan Penerapan Strategi Concept Mapping

Peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep atau dengan konsep yang lain dalam satu peta konsep.

Menurut Williams (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa peta konsep dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman konseptual seseorang. Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu program pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan.

Sedangkan menurut Arends (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa penyajian peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta


(56)

45

konsep yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi.

Menurut Tony Buzan manfaat dari Concept Mapping adalah

a. Memberi penerangan menyeluruh pokok masalah atau area yang

luas

b. Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat

pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.

c. Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat

d. Mendorong pemecahan masalah dengan membuat kita melihat

jalan terobosan kreatif baru

e. Menyenangkan untuk dilihat, dicerna, dan diingat.

Menurut Michael Michalko, dalam buku terlarisnya Cracking

Creativity, yang di kutip Tony Buzan mind map/ Concept Mapping akan:

a. Mengaktifkan seluruh otak

b. Membereskan akal dari kekusutan mental

c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan

d. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian

informasi yang saling terpisah

e. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita


(57)

f. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

3. Langkah-Langkah Strategi Concept Mapping

Langkah-langkah dalam membuat peta konsep cukup sederhana, siswa harus menemukan kata kunci dan menghubungkannya dengan garis hubung sehingga membentuk suatu hubungan yang jelas. Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain.

Menurut Arends sebagaimana dikutip oleh Trianto memberikan

langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut:35

Langkah 1: Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi

sejumlah konsep. Contoh tajwid.

Langkah 2: Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder

yang menunjang ide utama. Contoh ikhfa‟, idhar, idhgam,

dll.

Langkah 3: Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta

tersebut.

Langkah 4: Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama

yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

35


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

151

Bagi guru dalam penerapan strategi untuk mengajar guru harus

mempunyai referensi banyak mengenai strategi maupun metode pembelajaran

yang semenarik mungkin, agar peserta didik tidak monoton dan bosan

sewaktu dalam kelas, dalam penerapan strategi Guided Note Taking, strategi

ini bersifat ceramah namun juga membuat siswa aktif dalam mengisi

lembaran namun, guru harus bisa lebih memahamkan siswa karena

sumbernya hanya terfokus pada penjelasan guru. Pada penerapan Concept

Mapping guru harus lebih tegas dalam menyuruh siswa aktif dalam kelompok

belajar dan guru harus bisa tegas dalam mengkondisikan siswa karena kerja

kelompok cenderung siswa bergurau dengan teman kelompoknya ataupun

kelompok lain. Walaupun nilai mata pelajaran al-Qur’an Hadis siswanya

sudah baik, guru diharapkan membimbing para siswa, karena mereka masih

sangat butuh bimbingan dari dewan guru untuk bisa lebih meningkatkan

prestasi belajar al-Qur’an Hadis siswanya di samping jam pelajaran di kelas

yang tersedia.

Bagi siswa jika hendaknya lebih serius saat berpartisipasi dalam

penerapan strategi pembelajaran tersebut. Karena berdasarkan penelitian di

lapangan, mereka cenderung bergurau satu sama lain. Jika prestasi siswa

mengalami penurunan, maka secepatnya siswa melakukan intropeksi diri

agar selanjutnya mengalami peningkatan. siswa harus belajar dengan

sungguh-sungguh dalam situasi apapun. agar prestasi yang telah diperoleh


(2)

152

Bagi peneliti selanjutnya penulis ingin menyarankan untuk meneliti

tentang basic siswa atau faktor keadaan siswa dan pengaruhnya dalam

pembelajaran di MTs unggulan al-Jadid Waru Sidoarjo, karena berangkat dari

latar belakang siswa yang diterapkan berbagai strategi dan metode

pembelajaran tetapi nilai hasil belajar dan prestasinya masih kurang

memuaskan atau dianggap tetap sering tidak ada peningkatan. Karena

mungkin dengan diadakannya penelitian tersebut lembaga ini khususnya

pendidik akan bisa langsung membenahi jikalau sudah diketahui faktor

keadaan siswa yang menyebabkan pengaruhnya terhadap pembelajaran,

Sehingga akan tercipta pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus,.2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum

2013. Bandung: Refika Aditama.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar,. 2014.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada kurikulum 2013. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Arikunto, Suharsimi,.2010,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Cet-14.Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi,. 2013.Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan,. 2011.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Danim, Sudarwan dan Darwis,.2013.Metode Penelitian Sosial.Jakarta: EGC Pers.

Darmawan, Deni,. 2013.Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Departemen Agama R.I., 2002. Metodologi Pendidikan Islam.Jakarta: Direktorat

Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi. Jakarta: Departemen Agama.

Depdiknas.2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun

2005-2009. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, dkk.,2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain,. 2013.Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri,. 1994.Prestasi belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha Nasional.

Djamarah, Syaiful Bahri,. 2013.Strategi Belajar Mengajar, cet. 5. Jakarta: PT.


(4)

Echolas, Jhon M. dan Hasan Shadily, 2003.Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:

Gramedia

Fathurrohman, Pupuh, dkk.,2011.Strategi Belajar Mengajar : Melalui Penanaman

Konsep Umum & Konsep Islami, cet ke-5. Bandung: Refika Aditama.

Gie,The Liang, 1984.Cara-Cara Belajar yang Efisien, Yogjakarta: Gajah Mada

University Press.

Hamdani,. 2011. Strategi belajar mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana,. 2010.Konsep Strategi Pembelajaran,

Bandung: Refika Aditama.

Hisyam, Zaini, et al,. 2008.Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Margono,. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Martono, Nanang,. 2010.Statistik Sosial. Yogyakarta: Gava Media.

Muhaimin, 2005.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: Di

Sekolah, Madrasah,dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Munthe, Bernawi,. 2014.Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani.

Muslich.1993. Metode Kuantitatif,.Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Narbuko, Chalid dan Abu Ahmad. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Noor, Juliansyah,. 2014.Metodologi Penelitian, cet. ke-4. Jakarta: kencana.

Praswoto, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Purwanto, Ngalim. 2004.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

R. Megawangi, dkk., 2005.Pendidikan Holistik. Jakarta: Indonesia Heritage

Foundation.

Sabri, Alisuf,. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Sagala, Syaiful,. 2011.Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina, 2009.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta:

Kencana.

Sardiman,. 2004.Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Setyosari. Punaji,.2010. Metode Penelitian Pendidikan dan

Pengembangan.Jakarta: Kencana.

Silberman,Melvin L., 2013.Active Learning.cet. ke-VIII.Bandung: Nuansa

Cendekia.

Silberman, Melvin L., 2006.Active Learning.Bandung: Nusamedia.

Slameto, 2013.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,Cet. 6.Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2013.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2013.Statistika untuk Penelitian, cet. ke-23. Bandung: Alfabeta.

Sumiati,. 2008.Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.


(6)

Sutrisno, 1989. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: And Offset

Syah, Muhibbin,2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Syah, Muhibbin,. 2004.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Tafsir, Ahmad,.2003.Metodologi Pengajaran Agama Islam.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Trianto, 2014.Mendesain Model pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual.Jakarta: Prenamedia Group.

Trianto,. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Usman Uzer Moh, 2006. Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Usman, Uzer dan Lilis Setiawati,. 1993.Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & UU RI No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya. Bandung

:Fermana.

Warsita, Bambang,. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya,

Jakarta: Rineka Cipta.

Yamin, Martinis,. 2013.Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:


Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran aktif teknik guided note taking terhadap sikap siswa dalam belajar matematika aspek afeksi

0 31 168

Pengaruh Penggunaan Strategi Catatan Terbimbing Pada Kemampuan Membaca di MTs Nahjul Huda Jakarta Barat

0 3 189

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI GUIDED NOTE TAKING DENGAN CONCEPT MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS Studi Komparasi Antara Strategi Guided Note Taking dengan Concept Mapping Terhadap Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V di SDIT Az-Zahra Sragen Tahun 201

0 1 17

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI GUIDED NOTE TAKING DENGAN CONCEPT MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS Studi Komparasi Antara Strategi Guided Note Taking dengan Concept Mapping Terhadap Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V di SDIT Az-Zahra Sragen Tahun 201

0 1 15

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING DAN GUIDED NOTE TAKING TERHADAP HASIL BELAJAR Perbandingan Strategi Pembelajaran Concept Mapping Dan Guided Note Taking Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pencemaran Lingkungan Siswa Kelas VII Se

0 0 18

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING DAN GUIDED NOTE TAKING TERHADAP HASIL BELAJAR Perbandingan Strategi Pembelajaran Concept Mapping Dan Guided Note Taking Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pencemaran Lingkungan Siswa Kelas VII Se

0 1 17

Terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

0 7 118

Peranan guru Baca Tulis al Qur'an (BTQ) dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al Qur'an siswa di Madrasah Tsanawiyah Unggulan al Jadid Waru Sidoarjo.

2 13 127

Pengaruh permainan bola sumpit dalam Kepramukaan Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

0 2 112

TEACHING READING THROUGH HOMEGROWN MATERIAL AT MTS UNGGULAN AL-JADID WARU SIDOARJO.

0 0 64