Terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

(1)

TERAPI ZIARAH UNTUK MENGATASI KENAKALAN SEORANG SISWI DI MTS UNGGULAN AL-JADID WARU SIDOARJO

(Studi Kasus Seorang Siswi di MTS Unggulan AL-Jadid Waru Sidoarjo) SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ashfiyatul Baroroh B73213081

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAKSI

Ashfiyatul Baroroh (B73213081), Terapi Ziarah Untuk Mengatasi Kenakalan Siswi Di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

Fokus penelitian adalah (1)Bagaimana proses terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo? (2) Bagaimana hasil terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?

Menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis penelitian studi kasus dengan analisis deskriptif komparatif. Dalam Bab III peneliti mendeskripsikan permasalahan dan cara menanganinya, dan dalam bab IV peneliti mengkomparasi kondisi konseli sebelum dan sesudah diberikan treatment. Dalam proses penanganan permasalahan konseli yaitu kenakalan remaja konselor menggunakan Terapi Ziarah yang terdiri dari beberapa langkah yakni tahap pertama (pengarahan oleh peneliti), tahap kedua (pemberian contoh proses terapi ziarah), tahap ketiga (waktu, tempat, hari dan tanggal pelaksanaan dari terapi ziarah oleh konseli). Adapun informan penelitian adalah teman, guru, orang tua atau keluarga konseli, tetangga dan konseli sendiri. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data meliputi reduksi dan data, Display (penyajian data) dan verifikasi (pengambilan keputusan).

Hasil penelitian dari pelaksanaan terapi ziarah dapat di katakan berhasil, dilihat dari pengamatan peneliti pada saat sebelum dan sesudah proses konseling di lakukan, konseli sudah mulai menunjukkan perubahan seperti emosi konseli lebih stabil, lebih tenang dan berkurangnya pelampiasan stress konseli pada hal negative, sehingga bisa menjadi orang yang lebih baik dan berguna.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAGIAN INTI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penulisan ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konsep ... 8

F. Metode Penelitian... 11

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 11

2. Sasaran Dan Lokasi Penelitian ... 12

3. Jenis Dan Sumber Data ... 12

4. Tahap-Tahap Penelitian ... 14

5. Teknik Pengumpulan Data ... 16

6. Teknik Analisis Data ... 20

7. Teknik Keabsahan Data ... 21

G. Sistematika Pembahasan ... 23

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 25

1. Terapi Ziarah ... 25

a. Pengertian Terapi Ziarah ... 25

b. Tujuan Terapi Ziarah... 26

c. Jenis Terapi Ziarah ... 28

d. Tahap-Tahap Terapi Ziarah... 31

e. Fungsi Terapi Ziarah ... 35

2. Kenakalan Remaja ... 36


(8)

b. Karakteristik Kenakalan Remaja... 37

c. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ... 39

d. Aspek Kenakalan Remaja ... 42

e. Faktor Yng Mempengaruhi Kenakalan Remaja ... 43

f. Akibat Dari Perilaku Kenakalan Remaja ... 46

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 51

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 53

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53

a. Identitas Sekolah ... 53

b. Visi dan Misi MTS Unggulan Al-Jadid ... 54

c. Struktur Sekolah... 55

d. Sarana dan Prasarana MTS Unggulan Al-Jadid... 56

2. Deskripsi Konselor ... 56

a. Identitas Pribadi ... 56

b. Riwayat Pendidikan ... 57

c. Pengalaman ... 57

3. Deskripsi Konseli ... 58

a. Identitas Konseli ... 58

b. Kehidupan Sehari-Hari Konseli ... 59

c. Latar Belakang Keluarga Konseli ... 59

d. Latar Belakang Pendidikan Konseli ... 60

e. Latar Belakang Lingkungan Sosial Konseli ... 60

4. Deskripsi Masalah ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64

1. Deskripsi Proses PelaksanaanTerapi ... 64

a. Identifikasi Masalah ... 67

b. Diagnosis ... 77

c. Prognosis ... 77

d. Terapi(Treatment)... 80

e. Evaluasi(Follow Up)... 91

2. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Terapi ... 93

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ... 95

B. Analisis Hasil Pelaksanaan Terapi ... 100

C. Kendala Selama Proses Pelaksanaan Terapi ... 101

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis data, Sumber data dan Pengumpulan Data

Tabel 3.1 Struktur Kepegawaian MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

Tabel 3.2 Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar MTS Unggulan Al-Jadid

Waru Sidoarjo

Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

Tabel 3.4 Jadwal Proses Penelitian

Tabel 3.5 Rencana PelaksanaanTreatment Terapi Ziarah

Tabel 3.6 Perilaku yang ditunjukkan konseli sebelum proses konseling Tabel 3.7 Perilaku yang ditunjukkan konseli setelah proses konseling Tabel 4.1 Perilaku yang ditunjukkan konseli sebelum proses konseling Tabel 4.2 Perilaku yang ditunjukkan konseli setelah proses konseling


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disetiap kehidupan tentu ada timbal balik yang diberikan atas setiap kejadian yang telah kita lakukan di masa lalu. Oleh sebab itu perlu adanya pembentukan karakter dari keluarga maupun dari lingkungan agar pribadi tersebut bisa berkembang dengan baik, kalaupun dia melakukan kesalahan dia akan cepat berubah dan kembali pada norma yang baik. Namun anggapan tersebut tidak selamanya sesuai dengan kenyataan yang ada dimasyarakat, terkadang berada di lingkungan yang buruk tidak selamanya akan membentuk pribadi yang buruk juga karena pembentukkan karakter juga bergantung pada pondasi agama yang kokoh.1

Berkaca dari realita yang ada pondasi yang kokoh biasanya terbentuk karena adanya ketahanan diri dalam menghadapi masalah dan kedekatan diri terhadap penciptaNya. Karena kedekatan diri dengan Pencipta bisa membawa kedamaian sehingga membuat kita bisa menyelesaikan setiap masalah dengan mencari jalan keluar yang baik, senantiasa mengambil hikmah atas masalah yang ada sehingga membuat kita dewasa atas setiap masalah dalam hidup. Salah satu solusi yang bisa

1


(11)

2

membawa kedamaian dan ketenangan ketika menghadapi suatu problematika adalah dengan melakukan ziarah.2

Ziarah sendiri menurut Poerwadinata adalah berkunjung atau mengunjungi tempat yang dianggap keramat, yang di dalam berkunjung tersebut dijadikan sebagai bentuk ketaatan seorang hamba kepada TuhanNya yang dijadikan sebagai bentuk perenungan yang akan menjadikannya sebagai kegiatan terapi yang bisa membantu seseorang dalam mengurangi beban fikiran sehingga bisa menyelesaikan masalahnya.3

Selain sebagai bentuk perenungan dan kegiatan terapi, ziarah disini juga mengingatkan kita pada kematian dan bisa memberikan beberapa pelajaran hidup seperti senantiasa bertawwakal kepada Allah, tidak menyombongkan apapun dan bisa menghindarkan kita dari penyakit hati. Karena mengingatkan pada kematian, tentunya akan menebalkan rasa takut kita untuk berbuat maksiat ataupun dosa yang akan menjadikan kita pribadi yang lebih baik.

Dari peminat dan pelaku ziarah antara zaman dahulu dan sekarang sudah sangat berbeda dan berkembang pesat. Dahulu pelaku ziarah hanyalah kalangan orang tua ataupun kaum lanjut usia, namun diera modern saat ini pelaku ziarah tidak hanya terbatas pada orang tua ataupun lansia. Para pemuda saat ini juga telah banyak melakukan kegiatan ziarah sebagai

2

Poerwadi.Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual.(Jakarta: Kompas, 2006) Hal: 32 3


(12)

3

bentuk rekreasi ataupun tempat untuk merenung sebagai perbaikan diri khususnya pada bulan-bulan suci seperti bulan ramadhan.4

Selain sebagai tempat rekreasi, banyak juga beberapa lembaga pendidikan berbasis agama yang kini telah menjadikan kegiatan ziarah sebagai kegiatan rutin setiap tahunnya.Bukan tanpa alasan mereka mengadakan kegiatan tersebut sebagai rutinan, selain karena alasan religi, kegiatan ziarah ini juga bisa di jadikan sebagai pengkokoh anggota sekolah agar semakin solid dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi.

Beberapa lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan ziarah secara rutin setiap tahunnya adalah pada jenjang lembaga pendidikan SMP

dan SMA. Mengapa banyak lembaga pendidikan jenjang tersebut

melakukan kegiatan ziarah, karena siswa pada jenjang tersebut adalah remaja awal yang baru berpindah dari transisi anak-anak menuju remaja yang mana akan banyak hal baru yang didapatkan. Selain mendapatkan banyak hal baru, kodrat remaja untuk mencari jati diri tentu tidak akan lepas dari masalah, sehingga dari kegiatan ziarah tersebut remaja bisa memiliki pondasi yang kuat terhadap dirinya dalam menghadapi masalah, dan memberikan arahan yang tepat pada remaja untuk membuang mood dan stresnya pada tempat yang baik misalnya dengan melakukan kegiatan ziarah.5

4

Henri.Ziarah dan Wali Di Dunia Islam.(Depok: Komunitas Bambu: 2010) Hal: 44 5

Yuliatun.Ziarah Wali Sebagai Media Layanan Bimbingan Konseling Islam Untuk Membangun Keseimbangan Psikis Klien.Jurnal BKI STAIN Kudus, Tahun 2015, Hal: 13


(13)

4

Remaja disini adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun.6

Dalam perkembangan remaja proses pencarian jati diri merupakan hal yang biasa, terombang-ambing dalam permasalahan serta berada dilingkungan yang bisa membawa dampak besar untuk diri kita merupakan hal yang wajar dalam warna-warni perkembangan kehidupan remaja.7Salah satu permasalahan yang timbul dalam rentan kehidupan remaja adalah kurang selektifnya remaja saat ini dalam memilih teman sebaya, hal ini bisa berdampak negatif dan menjadikan remaja terjebak dalam permasalahan remaja yang sudah ada sejak berabad tahun lalu.Salah satu masalah yang tidak bisa terlepas dari perkembangan remaja adalah kenakalan remaja.

Kenakalan remaja menurut Dr.Kusumo ialah tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat dan pendapat umum yaang dianggap sebagai Acceptable dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku di suatu masyarakat yang berkebudayaan.

6

https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja 7

Elizabeth B Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1996), Hal. 195


(14)

5

Sedangkan menurut Hurlock kenakalan anak dan remaja bersumber dari moral yang sudah berbahaya dan berisiko. Menurutnya, kerusakan moral bersumber dari : (1) Keluarga yang sibuk, keluarga yang retak dan keluarga yang single parent dimana anak hanya diasuh oleh ibu; (2) Menurutnya kewibawaan sekolah dalam mengawasi anak.8

Kenakalan remaja saat ini merupakan hal yang meresahkan, terlebih bagi para orang tua. Mereka menganggap bahwa dunia luar sangat berbahaya dan bisa membawa dampak yang besar bagi perubahan perilaku anak tercinta, sehingga memberikan mindset negatif bagi orang tua ketika akan melepas buah hatinya merantau. Walaupun demikian orang tua hendaknya memperhatikan dengan baik dan bijak perkembangan buah hati mereka, memberikan pengamatan dan pengarahan yang lebih terutama untuk lingkungan dan teman dekatnya sehingga meminimkan perubahan perilaku yang buruk.Karena salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah laku remaja berasal dari keluarga. Selain keluarga faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku remaja berasal dari dalam diri individu itu sendiri, serta lingkungan sekitar juga lingkungan pendidikan.9

Mengapa lingkungan sekitar membawa pengaruh yang besar pada diri manusia khususnya remaja? Karena lingkungan merupakan wadah berinteraksi antara satu individu dengan individu yang lain. Namun lingkungan di era modern saat ini sangat membahayakan kalangan remaja

8

Sofyan S. Willis.Remaja Dan Masalahnya.(Bandung: Alfabeta: 2014) Hal : 88 9


(15)

6

yang belum terbenteng kokoh dengan ajaran agama, yang membuat mereka masih bimbang dalam memutuskan mana yang baik dan mana buruk. Selain dalam lingkungan, dunia pendidikan merupakan lingkungan selanjutnya dalam perubahan perilaku remaja.

Kenakalan remaja disini perlu dilakukan intervensi dari berbagai pihak seperti Psikolog, Konselor maupun penyuluhan agama. Salah satu bentuk intervensi yang dilakukan sebagai upaya preventif adalah melalui Bimbingan dan Konseling Islam dimana konselor melihat gejala fisik ataupun psikis klien serta penyebab terjadinya pola perilaku tidak sehat serta mencari usaha kuratif untuk mengubah tingkah laku klien dengan cara islam.

Seperti dalam kasus Bunga (Nama Samaran) seorang siswi kelas IX di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Dia terlahir dari keluarga yang kurang harmonis, ayah dan ibunya sering bertengkar. Selain itu Bunga juga sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari ayahnya berupa pukulan dan pelecehan seksual. Walaupun demikian Bunga tetap taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tuanya. Hal tersebut membuat Bunga sering merasa tertekan dan stress apabila berada dirumah, sehingga membuatnya mencari bentuk kesenangan lain lewat berkumpul bersama teman-temannya dimalam hari sambil minum-minuman keras dan hal itu telah dilakukan Bunga selama 2 Tahun tanpa sepengetahuan keluarganya. Selain minum-minuman keras didalam sekolah Bunga juga sering melakukan pelanggaran seperti datang terlambat, serta sering membolos.


(16)

7

Hal tersebut berdampak dari kebiasaanya saat minum-minuman keras di malam hari yang membuatnya kurang sehat dan sering bangun terlambat. Dari kasus yang ada peneliti ingin memberi penyadaran melalui Terapi ziarah, dimana konselor mengajak konseli untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata religi serta mengajaknya berkumpul bersama lingkungan dan orang-orang yang baik, yang diharapkan melalui terapi ziarah ini konseli bisa kembali sadar bahwa lingkungan dan orang-orang yang baik bisa membawa dampak yang besar pada kepribadian seseorang, dan peneliti ingin mengarahkan pelampiasan mood negatif konseli tersebut ke arah yang positif supaya konseli tersebut bisa mengurangi ataupun menghentikan kebiasaan buruknya terhadap minuman beralkohol.

Dengan memperhatikan pembahasan di atas, penulis akan

melakukan penelitian dengan judul “ Terapi Ziarah Untuk Mengatasi Kenakalan Seorang Siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. ” B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pelaksanaan terapi ziarah untuk mengatasi

kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo? 2. Bagaimana hasil terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang


(17)

8

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

2. Untuk mengetahui hasil terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang siwi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap akan munculnya pemanfaatan dari hasil penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis bagi para pembacanya. Diantara manfaat penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis dapat peneliti uraikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan dalam bidang keagamaan untuk menangani kenakalan remaja yang semakin merebak.

b. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi pembaca juga jurusan Bimbingan dan Konseling Islam mengenai kenakalan remaja dan cara dalam mengatasinya.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kenakalan remaja khususnya terhadap seorang siswa.


(18)

9

b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan peneliti dalam melaksanakan tugas penelitian selanjutnya.

E. Definisi Konsep

Pada dasarnya, konsep merupakan unsur pokok dari sebuah penelitian, dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi singkat dari sejumlah fakta atau data yang ada. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kesalahpahaman, penulis memberikan batasan istilah atau definisi yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian, istilah atau definisi yang dimaksud memiliki pengertian terbatas. Adapun batasan bagi beberapa konsep dalam penelitian ini:

1. Terapi Ziarah

Terapi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit.10 Sedangkan ziarah adalah serapan dari bahasa arab yang berasal dari kata kerja(fi’il)yang memiliki makna berkunjung. Sedangkan ziarah menurut Poerwadinata ziarah adalah berkunjung atau mengunjungi tempat yang dianggap keramat. Selain berkunjung, ziarah juga bisa dijadikan sebagian bentuk ketaatan seorang hamba kepada TuhanNya serta menghadirkan sosok penting dalam agamaNya yang dijadikan sebagai bentuk perenungan yang akan menjadikannya sebagai kegiatan terapi yang bisa membantu seseorang mengurai masalah-masalah yang dihadapi.11

10

Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Gita Media Press 11


(19)

10

Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa terapi ziarah adalah suatu bentuk usaha seseorang dalam menghadapi masalahnya dengan mengunjungi beberapa tempat yang dianggap keramat seperti makam sebagai bentuk ketaatannya pada agamaNya yang akan memberikan efek religi yang dapat memberikan efek ketenangan sehingga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya.

2. Kenakalan Remaja

Menurut Dr. Fuad Hasan kenakalan remaja itu ialah “Kelakuan

atau perbuatan anti sosial dan anti normatif”.Sedangkan menurut Dr. Kusumanto kenakalan remaja adalah tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat dan pendapat umum yang dianggap sebagai acceptable dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku disuatu masyarakat yang berkebudayaan.12

Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa kenakalan remaja adalah tingkah laku atau perbuatan anti sosial yang dilakukan seseorang yang perbuatan tersebut bisa merugikan dirinya, orang lain ataupun lingkungan.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah seseorang untuk mendapatkan suatu data tentang tujuan dan kegunaan sesuatu yang

12

Singgih Gunarsih.Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. (Jakarta: Gunung Mulia Press: 2003) Hal: 23


(20)

11

sedang diteliti. Ada sekurangnya empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan manfaat atau kegunaan.13

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan padafilsafat postpositivismeyang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi. Analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.14

Penelitian kualitatif disebut juga sebagai metode artistik (karena proses penelitiannya lebih bersifat kurang terpola) dan metode interpretive (data hasil penelitian lebih berkenaan dengan dengan interpretasi data yang ditemukan di lapangan).15

Penelitian ini dilakukan peneliti untuk mengetahui secara mendalam mengenai terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

Sedangkan jenis atau model penelitiannya, peneliti menggunakan penelitian studi kasus. Creswell dalam buku Sugiyono menyatakan bahwa studi kasus (case study) adalah suatu model yang menekankan

pada eksplorasi dari suatu “sistem yang berbatas”(bounded system)pada

13

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2014) Hal. 2

14

Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D,Hal. 9

15


(21)

12

satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks.16

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah “Bunga” yang merupakan Siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Dan penelitian ini akan dilakukan di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

3. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan oleh peneliti untuk mendukung penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama atau sumber data primer. Sumber data primer adalah subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan istilah interview (wawancara).Sumber data primer penelitian ini adalah siswi yang melakukan kenakalan remaja yaitu Bunga. Data primer yang akan diambil peneliti antara lain tentang:

a. Identitas lengkap konseli b. Latar belakang keluarga konseli c. Latar belakang pendidikan konseli d. Latar belakang lingkungan sosial konseli

16

Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),Hal. 76


(22)

13

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak berhubungan secara langsung dengan objek penelitian, akan tetapi memiliki informasi yang berkaitan dengan objek penelitian antara lain : a. Teman-teman konseli

b. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

c. Keluarga konseli d. Tetangga Konseli e. Pemilik Warung Kopi

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang ada kaitannya dengan objek penelitian. Untuk data sekunder yang akan peneliti ambil antara lain tentang :

a. Sikap atau perilaku yang ditunjukkan konseli selama di MTS, rumah ataupun lingkungan sosialnya.

b. Pergaulan konseli selama di MTS, rumah ataupun lingkungan sosialnya.

c. Kegiatan kereligiusitas konseli selama di MTS, rumah ataupun lingkungan sosialnya.

4. Tahap-Tahap Penelitian

Secara umum tahapan penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Tahap Pra-Lapangan


(23)

14

Pada tahap ini peneliti akan memahami terapi ziarah dan faktor-faktor yang menyebabkan Bunga melakukan kenakalan remaja. Setelah mengetahui, maka peneliti akan membuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi konsep dan membuat rancangan data-data yang peneliti perlukan. 2) Memilih lapangan penelitian

Dalam hal ini peneliti memilih lapangan penelitian di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

3) Mengurus perizinan

Surat izin untuk penelitian dibuat secara tertulis dan ditujukan kepada Kepala Sekolah MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan

Peneliti akan mengenali keadaan yang sesuai dengan keadaan di lapangan serta menyiapkan perlengkapan yang diperlukan di lapangan, kemudian peneliti mulai mengumpulkan data yang ada di lapangan.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang kasus tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah Bunga yang merupakan siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.


(24)

15

Dalam melakukan penelitian, peneliti menyiapkan beberapa perlengkapan yang dibutuhkan. Seperti pedoman wawancara, alat tulis, buku, perlengkapan fisik atau media, izin penelitian, dan semua yang berhubungan dengan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi data lapangan.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan, di tahap awal peneliti memahami situasi dan kondisi lapangan penelitian. Menyesuaikan penampilan fisik serta cara berperilaku peneliti dengan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan, dan adat istiadat tempat penelitian. Saat memasuki lapangan, peneliti menjalin hubungan baik dengan subjek-subjek penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data.

c. Tahap Analisis Data

Peneliti mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui 3 (tiga) cara yaitu, melalui observasi, wawancara dan dokumetansi yang dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:


(25)

16

a. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa yang dapat dilihat mata, dapat didengar dan dihitung serta diukur.17

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti terlibat secara langsung dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek. Peneliti hanya melakukan aktivitas observasi atau pengamatan selama berjalannya proses pertemuan dengan subjek penelitian. Adapun data-data yang diambil dari metode observasi adalah :

1) Usaha perubahan diri konseli untuk menjadi orang yang lebih baik 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi konseli dalam melakukan

kenakalan remaja b. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden.18

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

17

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),Hal. 131-132

18


(26)

17

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih dalam.19

Wawancara secara global dibagi menjadi dua macam yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur, dengan tujuan agar tidak kaku dalam memperoleh informasi dengan mempersiapkan terlebih dahulu gambaran umum pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti mengamati kenyataan dan mengajukan pertanyaan dalam wawancara hingga berkembang secara wajar berdasarkan ucapan dan buah pikiran yang dicetuskan oleh orang yang diwawancarai.

Dalam metode ini penulis mengadakan wawancara langsung baik dengan sumber data primer, yaitu Bunga maupun sumber data sekunder yaitu dengan guru BK, teman-teman, keluarga dan tetangga subjek yang mengetahui aktivitas subjek selama berada di sekolah ataupun di rumahguna mendapatkan data yang berkaitan dengan terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan remaja subjek.

Adapun data-data yang diambil dari metode interview atau wawancara adalah sebagai berikut :

1) Identitas dan latar belakang konseli

2) Hasil proses konseling dengan terapi ziarah 3) Semua data yang terkait dengan subjek penelitian

19

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hal: 231.


(27)

18

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumentsi ini biasanya bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari sesorang.Dokumen yang berisi tulisan misalnya catatan harian.Sedangkan dokumen yang berbentuk gambar seperti foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.Dokumentasi disini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.Hasil penelitian semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Table 1.1

Jenis Data, Sumber Data dan Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Data TPD

1. A. Biodata Konseli 1. Identitas Konseli 2. Pendidikan Konseli 3. Usia Konseli

4. Problem dan gejala yang dialami

5. Kebiasaan konseli 6. Kondisi lingkungan

sekitar konseli 7. Pandangan konseli

terhadap masalah yang di alami

8. Gambaran tingkah laku sehari-hari


(28)

19

2 Deskripsi tentang

Konselor

Konselor O + W

3 Proses Konseling Konselor + Konseli W

4 Hasil dari proses

konseling

Konselor + Konseli O + W

Keterangan:

TPD: Teknik Pengumpulan Data D : Dokumentas

O: Observasi W: Wawancara 6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh.

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan untuk melakukan intelektual yang tinggi. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke


(29)

20

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.20

Berikut adalah tahapan-tahapan analisis data menurut Miles dan Huberman :

a. Tahap pertama yaitu tahap pengumpulan data yang berisi tentang serangkaian proses pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal penelitian, baik melalui wawancara awal maupun studi pre-eliminary. Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan semua data-data yang telah diperoleh selama penelitian menjadi satu.

b. Tahap kedua yaitu tahap reduksi data yang berisi tentang proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Data yang telah peneliti peroleh dikumpulkan untuk dikelompokkan menjadi satu sesuai jenis atau bentuk data.

c. Tahap ketiga yaitu tahap display data yang berisi tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema yang sudah dikelompokkan, memecah tema tersebut menjadi bentuk lebih konkrit dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan pemberian kode sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan.

20


(30)

21

d. Tahap terakhir yaitu tahap verifikasi atau kesimpulan yang berisi jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap

“what”dan“how”dari temuan penelitian tersebut.21 7. Teknik Keabsahan Data

Menurut Moleong untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam hal ini digunakan teknik:

a. Keikutsertaan di lapangan dalam rentang waktu yang panjang, dalam penelitian ini untuk menguji kepercayaan terhadap data yang telah dikumpulkan dari informan utama, maka perlu mengadakan keikutsertaan dalam rentang waktu yang panjang. Adapun maksud utama adanya perpanjangan di lapangan ini untuk mengecek kebenaran data yang diberikan baik dari informan utama maupun informan penunjang.

b. Triangulasi, untuk keabsahan data yang telah dikumpulkan agar memperoleh kepercayaan dan kepastian data, maka peneliti melaksanakan pemeriksaan dengan teknik mencari informasi dari sumber lain. Menurut Patton dalam Moleong triangulasi dengan sumber lain berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

21


(31)

22

1) Membandingkan data informasi hasilobservasi dengan informasi dari hasil wawancara kemudian menyimpulkan hasilnya.

2) Membandingkan data hasil dari informan utama (primer) dengan informasi yang diperoleh dari informan lainnya (sekunder).

3) Membandingkan hasil wawancara dari informan dengan didukung dokumentasi sewaktu penelitian berlangsung, sehingga informasi yang diberikan oleh informan utama pada penelitian dapat mewakili validitas dan mendapatkan derajat kepercayaan yang tinggi.22

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika

pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub-bab antara lain: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian,

Sistematika Pembahasan, Jadwal Penelitian dan Pedoman

Wawancara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni Kajian Teoritik (menjelaskan tentang teori yang digunakan untuk menganalisis

22

Lexy J Moleong,Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), Hal. 173


(32)

23

masalah penelitian), dan Penelitian Terdahulu yang Relevan (menyajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan).

BAB III PENYAJIAN DATA

Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Deskripsi Umum Objek Penelitian, dan Deskripsi Hasil Penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Temuan Penelitian, bagaimana data yang ada itu digali dan ditemukan beberapa hal yang mendukung penelitian, dan Konfirmasi Temuan dengan Teori, dimana temuan penelitian tadi dikaji dengan teori yang ada.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Rekomendasi, yang menjelaskan hasil simpulan dari data yang dipaparkan dan rekomendasi hasil penelitian itu dapat dipraktikkan terhadap situasi tertentu.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik 1. Terapi Ziarah

a. Pengertian Terapi Ziarah

Terapi ziarah terdiri dari dua kata yaitu terapi dan ziarah.Terapi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit.24 Sedangkan dalam bahasa yunani “Theraphy” berarti merawat atau mengasuh dan dalam bahasa arab berarti penyembuhan tau pengobatan.25Kartini kartonomengatakan bahwa terapi merupakan metode penyembuhan dari gangguan-gangguan jiwa.

Sedangkan ziarah adalah serapan dari bahasa arab yang berasal dari kata kerja (fi’il) yang memiliki makna berkunjung. Sedangkan menurut Poerwadinata ziarah adalah berkunjung atau mengunjungi tempat yang dianggap keramat.26 Selain berkunjung, ziarah juga bisa dijadikan sebagian bentuk ketaatan seorang hamba kepada TuhanNya serta menghadirkan sosok penting dalam agamaNya yang dijadikan sebagai bentuk perenungan yang akan menjadikannya sebagai kegiatan

24

Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Gita Media Press

25

Devitadevitaa.blogspot.co.id. 2014. definisi-psikoterapi.html. Diakses31 Maret 2017 pukul 06.00

26


(34)

25

terapi yang bisa membantu seseorang mengurai masalah-masalah yang dihadapi.27

Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa terapi ziarah adalah suatu bentuk usaha seseorang dalam menghadapi masalahnya dengan mengunjungi beberapa tempat yang dianggap keramat seperti makam sebagai bentuk ketaatannya pada agamaNya yang akan memberikan efek religi yang bisa memberikan ketenangan sehingga bisa membantu seseorang menyelesaikan masalahnya.

b. Tujuan Terapi Ziarah

Ziarah kubur mempunyai beberapa tujuan, bagi peziarah ataupun yang diziarahi memiliki tujuan utama antara satu dengan yang lain. Adapun bagi peziarah tujuannya sebagai berikut :

1. Mengambil pelajaran (I’tibar) dari mayit

Perintah Nabi untuk menziarahi kubur tidak lain adalah untuk peringatan dan pelajaran. Karena kita bisa melihat bahwa sesombong apapun manusia, kelak akan ditempatkan dalam sebuah lubang yang tidak ada air dan udara. Kita tidak akan mampu

berbuat apapun dan tidak mempunyai kekuatan untuk

menghindarinya. Bersiap-siaplah menjadi mangsa ulat dan hancur beserta tanah.Tidak ada yang bisa menolong kecuali ilmu dan amal shaleh.

27


(35)

26

2. Mengingat akan kehidupan akhirat

Para ulama berpendapat bahwa menziarahi kubur adalah obat penawar yang paling ampuh untuk melunakkan hati yang membatu. Karena dengan ziarah kubur, manusia ingat akan kematian yang pasti tiba. Yang mana kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. Maka, dengan sendirinya akan membatasi kegiatan-kegiatan yang berlebihan.

3. Mengambil manfaat dan doa dan salam serta bacaan-bacaan yang pahalanya disampaikan atau diberikan kepada mayit28

Selain mengambil pelajaran (I’tibar) dari mayit dan mengingat terhadap kehidupan akhirat, ziarah kubur juga memiliki kaitan erat dengan masalah psikologis. Karena antara peziarah dan yang diziarahi biasanya memiliki hubungan emosional yang sangat dekat, seperti anak dan orang tuanya.Maka, hubungan itu akan menimbulkan pesan bermakna bagi psikologis seseorang.29 Dari segi religious hal ini berarti orang yang datang berziarah tersebut memiliki motivasi sangat penting yaitu orang yang memiliki kepercayaan terhadap leluhurnya berdoa untuk mendapatkan berkah, kemakmuran serta hal lain yang akan membawa kebaikan untuk dunia dan akhirat.

Selain sebagai hubungan emosional, ziarah juga diharapkan bisa menjadi bahan alternatif untuk mencari solusi terhadap

28

Henri.Ziarah dan Wali Di Dunia Islam.(Depok: Komunitas Bambu, 2010) Hal: 28

29

Hanief Muslich.Ziarah Kubur Wisata Spiritual.(Jakarta: Al Mawardi Prima, 2001) Hal: 6


(36)

27

masalah yang terjadi dengan mengadakan serangkaian tindakan. Tindakan yang dilakukan dibagi menjadi 2 yaitu : Usaha religi dan usaha non religious Usaha non religious ditempuh manusia selama ia masih sanggup memenuhi kebutuhan hidup dengan kekuatan manusiawi. Sedangkan usaha religious ditempuh manusia apabila mengalami ketidakmampuan serta keterbatasan kekuatan manusia secara radikal dan total. Dengan kata lain ketika manusia tidak berdaya sama sekali, maka manusia bukan hanya menggunakan kekuatannya sendiri tetapi juga kekuatan tenaga lain yang dipercayai berada di dunia lain yang tidak dijangkau oleh panca indera manusia, namun dirasa dapat membantunya menyelesaikan masalahnya seperti berziarah untuk menemukan ketenangan dan kedamaian yang bisa membuatnya nyaman, tenang sehingga bisa memutuskan solusi atas masalahnya.

c. Jenis Terapi Ziarah

Tidak semua ziarah yang dilakukan kaum muslimin sesuai dengan syaria’t. Para ulama dalam beberapa kitab telah menerangkan berbagai bentuk tata cara ziarah kubur yang sesuai dengan tuntunan nabi

Shallahu’alaihi wa sallam, praktek para sahabat dan ulama salaf. Tidak

luput, mereka juga menjelaskan berbagai praktek yang kliru yang

disebabkan oleh ketidaktahuan pelaku.Dengan demikian,

pengkategorian praktek ziarah kubur yang dilakukan oleh kaum


(37)

28

pengkategorian tersebut, setiap muslim mampu mempraktekan ziarah kubur tanpa perlu diiringi berbagai kekliruan. Dari penjelasan para ulamaziarah kubur dapat dikategorikan sebagai berikut:30

1. Terapi Ziarah Syar’iyyah

Ziarah Syar’iyyah adalah ziarah kubur yang sesuai dengan tuntunan nabi. Dalam salah satu hadist nabi bersabda, “ Beliau Shallahu’ alaihi wa sallam menziarahi para sahabatnya dan mendoakan dan meminta ampun bagi mereka. Inilah praktek ziarah kubur yang beliau tuntunkan dan syariatkan bagi umatnya. Ketika

berziarah kubur, beliau memerintahkan umatnya untuk

mengucapkan “ Semoga keselamatan tercurah bagimu penghuni

kampung kediaman kaum muslim dam muslimin. Dan kami insyaAllah akan segera menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah agar mencurahkan keselamatankepada kami dan anda sekalian.(HR. Ibnu Majah no. 1547 dengan sanad yang shahih). 2. TerapiZiarah Bid’iyyah

Ziarah Bid’iyyah adalah tata cara ziarah kubur yang menyelisihi tuntunan Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam karena mengandung berbagai pelanggaran yang dapat mengurangi kesempurnaan tauhid dan dapat menghantarkan pada kesyirikan. Diantaranya adalah bersiarah ke kuburan dengan tujuan beribadah

30

Hana Nurrahma, Tradisi Ziarah Kubur Studi Kasus Perilaku Masyarakat Muslim Karawang Yang Mempertahankan Tradisi Ziarah Pada Makam Syech Quro di Kampung Pulobata Karawang,Jurnal SKI Syarif Hidayatullah, Tahun 2013, Hal. 99


(38)

29

kepada Allah di sisi kubur, atau bertujuan untuk mendapatkan berkah.Tidak terdapat dalil shahih yang mengutamakan beribadah disamping kubur bahkan terdapat dalil shahih yang secara tegas melarang peribadatan di kuburan.

Ziarah Bid’iyyah semodel dengan ziarah kubur yang dilakukan

oleh Yahudi, Nasrani dan pelaku Bid’ah yang menjadi kubur para nabi, orang shalih sebagai tempat peribadatan.Padahal telah tersebar luas dalam berbagai kitab shahih dan lainnya bahwa beliau bersabda menjelang beliau wafat, “ Allah melaknat Yahudi dan Nasrani karena menjadikan kubur para nabi sebagai sebagai tempat

peribadatan”. Beliau mengingatkan umat dari perbuatan

mereka.Aisyah berkata, “Seandainya bukan karena hal tersebut, tentulah beliau akandimakamkan ditempat umum.”

3. Terapi Ziarah Syirkiyah

Ziarah yang mengandung penentangan terhadap tauhid dan dapat menghilangkan keimanan.Diantaranya berziarah kubur dengan tujuan meminta bantuan dan pertolongan pada penghuni kubur, menyembelih kurban untuk penghuni kubur (sesajen. Hal tersebut merupakan bentuk beribadah kepada selain Allah dan apabila pelaku sebelumnya adalah orang islam, maka dia keluar ataupun murtad. Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan “adapun menyembelih pada selain Allah, maka maksudnya adalah menyembelih dengan menyebut nama selain Allah. Seperti orang


(39)

30

yang menyembelih berhala, seluruh perbuatan ini haram, daging sembelihannyapun haram dimakan bagi penyembelih islam, yahudi ataupun nasrani.31

Jadi berdasarkan pemaparan di atas peneliti akan

menggunakan jenis Ziarah Syar’iyyah sebagai bentuk terapi yang

digunakan kepada klien. Dimana Terapi Ziarah Syar’iyyah ini dilakukan di Salah satu makam wali songo yang terletak di Surabaya yaitu makam Sunan Ampel.

Sunan Ampel disini memiliki nama lengkap Muhammad Ali Rahmatullah bin Ibrahim al-Samarqandy atau lebih dikenal sebagai Raden Fatah yang merupakan cucu ke-21 Rasullulah SAW. Dari beberapa literatur sejarah yang ada Sunan Ampel berasal dari Campa, yang naanya hampir mirip dengan sebuah kerjaan islam di Vietman. Beliu menginjak tanah Jawa pada tahun 1421, dan kemudian meneruskan perjuangan Maulana Malik Ibrahim yag wafat pada 12 abiul Awwal 822 H-1419.

Setelah meneruskan perjuangan Maulana Malik Ibrahim, Raden Fattahpun menikah dengan Nyai Ageng Teja Bupati Tuban.Yang dikarunia 4 orang anak yaitu Maulana Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang, Syarifuddin atau Sunan Drajat, Nyai Ageng Maloka dan Dewi Sarah. Dan Raden Fattah dihadiahi tanah

31

Hana Nurrahma, Tradisi Ziarah Kubur Studi Kasus Perilaku Masyarakat Muslim Karawang Yang Mempertahankan Tradisi Ziarah Pada Makam Syech Quro di Kampung Pulobata Karawang,Jurnal SKI Syarif Hidayatullah, Tahun 2013, Hal. 130


(40)

31

perdika Ampel Denta yang pada waktu itu masih rawa-rawa. Yang kemudian dibangun sebuah pesantren yang menjadi cikal bakal pesantren di seluruh Nusantara.

Dalam perjalanan hidupnya Sunan Ampel selalu menjaga falsafah yang menjadi pengajaran dalam hidupnya yaitu: ”Moh

limo” artinya: tidak melakukan lima hal tercela. Kelima hal tersebut adalah:moh main (tidak mau berjudi),moh ngombe (tidak mau mabuk),moh maling(Tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau ngisap candu), danmoh madon (tidak mau berzina). Falsafah ini dirasa tepat menjawab kemrosotan moral warga majapahit waktu itu. Dalam beberapa literatur juga menjelaskan bahwa Sunan Ampel menjadikan dakwah pokoknya dalam 4 dzikir pokok sebagai perisai dari 5 falsafah yang telah dijelaskan yaitu Bismillah, Alhamdulillah, Astagfirullah,danSyahadatan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi

ziarah syari’iyyah yang dilakukan di Sunan Ampel dilakukan

dengan ajaran Rasullulah dan menjadikan Sunan Ampel sebagai panutan agar onseli bisa berubah kerarah yang lebih baik.

d. Tahap-Tahap Terapi Ziarah

Sebagaimana dalam proses konseling dalam proses pelaksanaan

terapi ziarahpun membutuhkan tahap-tahap dalam proses

pelaksanaannya. Tahap-tahap tersebut adalah: 1. Tahap Awal Konseling


(41)

32

Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian atau masalah klien. Adapun proses konseling yang harus dilakukan konselor pada tahap ini adalah:

a. Membangun hubungan yang melibatkan klien b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah c. Membuat penafsiran dan penjajakan d. Menegosiasi kontrak

2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

Berangkat dari definisi klien yang disepakati pada tahap

awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada:

penjelajahan masalah klien, bantuan apa yang diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien. Adapun Tujuan tahapan ini adalah :

a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian klien lebih jauh

b. Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara c. Proses konseling bisa berjalan sesuai kontrak

3. Tahap Akhir (Tahap Terminasi) Pada tahap ini ditandai beberapa hal: a. Menurunnya kecemasan klien


(42)

33

b. Adanya perubahan perilaku yang lebih positif, sehat dan dinamis

c. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas

d. Terjadi perubahan sikap positif yaitu mulai dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti: orang tua, guru, teman, keadaan tidak menguntungkan dan sebagainya.

Selain Tahap-tahap tersebut juga bisa diberikan langkah-langkah konseling pada umumnya diantaranya adalah:32

1) Identifikasi

Identifikasi kasus yaitu langkah yang dilakukan untuk mengetahui masalah yang dihadapi konseli beserta gejala-gejala yang tampak secara langsung maupun tidak nampak memerlukan pengukuran lebih dalam untuk mengungkapkan. 2) Diagnosis

Merupakan langkah pengambilan ataupun penetapan kesimpulan atas dasar analisis dan sintesis di atas. Kesimpulan disini disebut kesimpulan mengenai penyebab munculnya masalah yang di derita klien.. Diagnosis dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengerti masalah klien secara mendalam meliputi:

32

Sjahudi Siradj.Pengantar Bimbingan dan Konseling.(Surabaya: Revka Petra Media, 2012) Hal: 108


(43)

34

a) Sebab-sebab masalah da nasal mula masalah timbul b) Perkembangan masalah sejak timbul sampai saat ini c) Keluhan yang spesifik yang dirasakan klien

d) Frekuensi keluhan yakni bertambah berat, atau berkurang keluhan yang dirasakan

e) Faktor lain yang ikut mempengaruhi bertambahnya masalah klien.

Secara garis besar diagnosis diklarifikasikan menjadi dua yaitu diagnosis untuk mengerti masalah dan diagnosis untuk mengklasifikasi masalah.

3) Prognosis

Merupakan langkah penentuan kegiatan, program-program, tindakan yang mesti dilakukan oleh klien sehubungan dengan masalah dan factor penyebabnya.

4) Treatment

Merupakan langkah pelaksanaan pemberian bantuan berdasarkan hasil prognosis diatas.Treatment merupakan pelaksanaan terapi terpilih dari berbagai alternative yang diajukan atau ditawarkan.Pelaksanaan terapi ini berkaitan dengan teknik yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, keadaan kliennya, kecenderungan konselornya, situasi lingkungannya dan factor lainnya. Teknik yang akan dipakai adalah terapi ziarah untuk mengubah fikiran dan tingkah laku.


(44)

35

Disini konselor membantu konseli untuk mengarahkan dirinya lebih dekat lagi dengan Allah.

Selanjutnya konselor membantu konseli agar dirinya mampu menyandarkan hati kepada Allah dan merasakan nyaman bergantung kepadaNya dan tidak berburuk sangka terhadap ketentuan Allah.Selain bersandar kepada Allah konselor juga membantu klien meluapkan semua emosinya kepada hal yang dicintai Allah seperti sholat dan berdoa.

Sebagai penguat konselor memberikan film “Hijrah Cinta” yang nantinya menceritakan seorang yang pernah ada dalam lingkaran hitam narkoba dan alcohol, kemudian dengan hidayah dan usahanya dia keluar dari lingkaran hitam alcohol dan narkoba kemudian menjadi seorang pendakwah. Setelah konseli menonton film, konselor menjelaskan cerita dari film tersebut.

5) Evaluasi dan Follow up

Langkah yang dimaksud untuk mengatakan sejauh mana langkah konseling yang telah dilakukan mencapai hasilnya. Dalam langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.


(45)

36

e. Fungsi Terapi Ziarah

Hukum ziarah termasuk sunnah Nabi SAW dan mempunyai

beberapa fungsi, sebagaimana dalam Hadist “ Berziarahlah kalian ke

makam-makam, karena ziarah itu dapat mengingatkan kalian pada akhirat.”Fungsi tersebut adalah :

1. Dapat mengingat mati

2. Dapat mencegah dari perbuatan maksiat

3. Dapat melemaskan hati seseorang yang mempunyai hati keras 4. Dapat menghilangkan kegembiraan dunia

5. Dapat meringankan musibah 6. Dapat menolak kotoran hati

7. Dapat mengukuhkan hati, sehingga tidak terpengaruh dari ajakan yang dapat menimbulkan dosa

8. Dapat merasakan bagaimana keadaan seseorang itu ketika akan menghadapi ajal.33

2. Kenakalan Remaja

a. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang melampaui batas toleransi atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan yang dapat melanggar norma-norma dan hukum. Secara sosial kenakalan remaja ini dapat disebabkan oleh sebuah bentuk pengabaian sosial sehingga remaja ini dapat mengembangkan bentuk perilaku menyimpang.

33

Yuliatun.Ziarah Wali Sebagai Media Layanan Bimbingan Konseling Islam Untuk Membangun Keseimbangan Psikis Klien.Jurnal BKI STAIN Kudus, Tahun 2015, Hal: 102


(46)

37

Menurut Sumiati, kenakalan remaja adalah suatu perilaku yang dilakukan oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial yang berlaku didalam masyarakat. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma dan hukum yang dilakukan oleh seorang remaja. Perilaku ini bisa merugikan diri sendiri ataupun orang lain.34

Menurut Harlock, kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut bisa membuat seseorang mendapatkan hukuman dan bisa membuatnya masuk kedalam penjara.35

Menurut Gunarsa, Kenakalan remaja itu terjadi pada remaja yang memiliki konsep diri lebih negative dibanding remaja lain yang tidak bermasalah. Remaja yang dibesarkan dari keluarga yang kurang harmonis dan memiliki kecenderungan yang lebih besar menjadi remaja yang nakal dibanding remaja yang dibesarkan dari keluarga yang harmonis dan memiliki konsep diri yang lebih positive.36

Berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh diatas, jadi yang dimaksud dengan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja yang melakukan pelanggaran baik norma ataupun hukum yang dapat membawa akibat yang buruk pada dirinya ataupun orang lain.

34

Sumiati.Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling.(Jakarta: Trans Info Media, 2009) Hal : 38

35

Hurlock E.B.Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan.(Jakarta: Erlangga. 1999) Hal: 23

36


(47)

38

b. Karakteristik Kenakalan Remaja

Congermenyatakan bahwa remaja nakal mempunyai sifat memberontak, mendendam, curiga, implusif dan menunjukkan control batin yang kurang dan hal ini mendukung perkembangan konsep diri yang negative.37

Kartono mengatakan bahwa remaja nakal mempunnyai

karakteristik umum yang sangat berbeda dengan remaja yang tidak nakal, perbedaan kenakalan remaja itu melingkupi:

a. Struktur intelektual. Fungsi-fungsi kognitif pada ramaja yang nakal akan mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi daripada nilai untuk keterampilan verbal. Remaja yang nakal kurang toleran terhadap hal-hal yang ambisius dan kurang mampu memperhitungkan tingkah laku orang lain serta menganggap orang lain sebagai cerminan dari diri sendiri.

b. Fisik dan psikis. Remaja yang nakal lebih “idiot secara moral” dan

memiliki karakteristik yang berbeda secara jasmaniah (fisik) sejak lahir jika dibandingkan remaja yang normal. Bentuk tubuhnya lebih kekar, berotot, kuat dan bersikap lebih agresif. Fungsi fisiologis dan neurologis yang khas pada remaja nakal adalah kurang bereaksi terhadap stimulus kesakitan dan menunjukkan ketidakmatangan jasmaniah.

37


(48)

39

c. Karakteristik individual. Remaja yang nakal mempunyai sifat kepribadian khusus yang menyimpang seperti berorientasi pada masa sekarang, bersenang-senang dan puas pada hari ini tanpa memikirkan masa depan, terganggu secara emosional, kurang bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga tidak mampu mengenl norma-norma kesusuilaan dan tidak bertanggung jawab secara sosial sangat implusif suka tantangan serta bahaya dan kurang memiliki disiplin serta control diri.38

Jadi yang di maksud dengan karakteristik kenakalan remaja di sini adalahremaja yang berbeda dari remaja biasanya, yang biasanya remaja ini mempunyai control diri yang kurang, tidak mempunyai orientasi pada masa depan, dan kurang dalam kematangan sosial, sehingga sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

c. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja

Menurut Gunarsa (2004), bentuk-bentuk kenakalan remaja dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Kenakalan yang bersifat amoral dan asocial yang tidak diatur dalam undang-undang, sehingga sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum.

b. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan

penyelesaiannya sesuai dengan undang-undang dan hukum yang

38


(49)

40

berlaku dengan perbuatan hukum bila dilakukan pada orang dewasa.39

Sedangkan menurut Kartono (2003), bentuk-bentuk perilaku kenakalan remaja dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Kenakalan Remaja Terisolir (Delinkuensi Terisolir)

Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari kenakalan remaja.Pada umumnya mereka tidak menderita kerusakan psikologis. Perbuatan nakal mereka didorong oleh factor berikut: 1) Keinginan meniru dan ingin Konform dengan gangnya, jadi tidak ada motivasi, kecemasan atau konflik batin yang tidak dapat diselesaikan. 2) Kebanyakan berasal dari daerah kota yang transisional sifat yang memiliki subcultural criminal. 3) Pada umumnya remaja berasal dari keluarga berantakan, tidak harmonis, dan mengalami banyak frustasi. 4) Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali mendapatkan supervise dan latihan kedisiplinan yang teratur, sebagai akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan norma hidup normal.

2. Kenakalan remajaNeurotik

Pada umumnya, kenakalan remaja tipe ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa dll.

39


(50)

41

3. Kenakalan Remaja psikotik (Delinkuensi Psikopatik)

Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari kepentingan umum, dan segi keamanan, kenakalan remaja ini merupakan oknum criminal yang paling berbahaya. Ciri tingkah laku mereka adalah: 1) Hampir seluruh remaja ini berasal dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang ekstrim, brutal serta diliputi banyak pertikaian keluarga. 2) Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa atau melakukan pelanggaran. 3) Bentuk kejahatannya majemuk, tergantung pada suasana hatinya dan tidak terduga.

4. Kenakalan remaja defek moral

Defek artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang. Kenakalan remaja defek moral mempunyai ciri-ciri: selalu melakukan tindakan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak terdapat penyimpangan, namun ada disfungsi pada intelegensinya. Kelemahan remaja delinkuen tipe ini adalah mereka yang tidak mampu mengenal dan memahami tingkah lakunya yang jahat, juga tidak mampu mengendalikan dan mengaturnya, mereka selalu ingin melakukan perbuatan kekerasan, penyerangan dan kejahatan, rasa kemanusiaannya sangat terganggu, sikapnya sangat dingin tanpa afeksi jadi ada kemiskinan afektif dan sterilitas emosional.40

40


(51)

42

Jadi, berdasarkan pemaparan di atas klien yang akan diteliti oleh peneliti tergolong dalam kenakalan remaja terisolir. Adapun beberapa factor yang dapat dilihat dari klien berdasarkan factor kenakalan remaja terisolir adalah:

1. Keinginan untuk selalu bersama dengan gang yang selalu memberi kenyamanan untuknya

2. Pada umumnya remaja berasal dari keluarga berantakan, tidak harmonis, dan mengalami banyak frustasi

3. Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali mendapatkan supervise dan latihatan kedisiplinan yang teratur, sehingga akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan norma hidup normal.

d. Aspek Kenakalan Remaja

Aspek kenakalan remaja menurut Hurlock adalah sebagai berikut:

a. Perilaku yang melanggar aturan dan status yaitu mengingkari status identitas dirinya

b. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain c. Perilaku yang mengakibatkan korban materi

d. Perilaku yang mengakibatkan korban fisik41

Sedangkan menurut Kartono aspek kenakalan remaja dapat dibagi menjadi:42

41


(52)

43

a. Orientasi

Pada umumnya anak pada usia remaja tidak terlalu memikirkan masa yang akan dating, karena yang terpenting adalah masa sekarang dan waktunya banyak digunakan untuk bersenang-senang

b. Emosi

Diusia remaja anak memiliki emosi yang belum matang, semisal apabila keinginan sang anak tidak tersalurkan maka emosinya tidak terkontrol dan dilampiaskan dalam bentuk reaksi kompensatoris c. Interaksi Sosial

Remaja sebaiknya harus mampu bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya sehingga dapat bertanggung jawab secara sosial terhadap lingkungannya

d. Aktivitas

Remaja menginginkan adanya pengakuan dari lingkungannya dengan melakukan aktivitas yang terkadang menantang dan hal ini dapat dilakukan berdasarkan dengan kompetisi dengan remaja lainnya

Berdasarkan pendapat yang dinyatakan oleh beberapa tokoh diatas, maka aspek-aspek dari kenakalan remaja adalah melawan otoritas, tingkah laku agresif, impulsif, perilaku yang melanggar

42


(53)

44

identitas, dan perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

e. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja

Remaja yang kurang diawasi, dijaga, diberi bimbingan dan diperhatikan oleh orang tuanya terlebih itu maka akan cenderung berperilaku memberontak atau melakukan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

Gunarsa mengelompokkan factor-faktor penyebab kenakalan remaja menjadi:

a. Faktor pribadi : Setiap anak memiliki kepribadian khusus, dan keadaan khusus pada anak ini dapat menjadi sumber munculnya perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi yaitu potensi bakat atau sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan, kematangan atau perangsangan dari lingkungan menjadi actual, muncul atau berfungsi

b. Faktor keluarga : Keluarga mempunyai peranan yang besar terhadap perkembangan sosial anak. Keluarga secara langsung atau tidak langsung akan berhubungan terus menerus dengan anak, memberikan rangsangan melalui berbagai corak komunikasi antara orang tua dengan anak, hubungan antar pribadi dalam keluarga meliputi pula hubungan antar saudara menjadi factor yang penting terhadap munculnya perilaku yang tergolong nakal. Struktur


(54)

45

bertanggung jawab dalam sebuah keluarga secara umum bahwa ayah bertugas mencari nafkah, sedangkan ibu bertugas merawat rumah dan mendidik anak, sehingga fungsi ibu dalam proses pengasuhan dan pndidikan terhadap anak sangat penting. Fungsi ibu tersebut dapat mengalami hambatan jika ibu keluar dari jalur tanggung jawab, seperti ikut bekerja di luar rumah, sehingga pengasuhan dan pendidikan terhadap anak bisa jadi kurang maksimal

c. Lingkungan sosial dan dinamika perubahannya : perubahan yang terjadi di dalam masyarakat memunculkan ketidakserasian dan

ketegangan yang berdampak pada sikap dan lingkungan

pergaulan.43

Sedangkan menurut Kartono, ada beberapa factor lagi yang juga menjadi factor kenakalan remaja antara lain:

1) Faktor Guru

2) Penerapan disiplin yang kaku tanpa menghiraukan perasaan anak

3) Suasana sekolah yang buruk: Suasana sekolah yang buruk menyebabkan anak menjadi suka membolos, malas belajar, anak meninggal sekolah dan sebagainya. Suasana sekolah yang buruk meliputi sikap guru yang tidak baik terhadap

43

Sarlito Wirawan Sarwono,Pengantar Psikologi Umum,(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), Hal. 233


(55)

46

siswa, cara mengajar guru yang tidak disenangi, adanya musuh disekolah, dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh-tokoh diatas, maka factor-faktor penyebab kenakalan dapat dibagi menjadi: a. Faktor individu yaitu factor yang muncul dari dalam diri

individu itu sendiri, tanpa pengaruh lingkungan sekitar. Faktor individu ini meliputi antara lain: Identitas diri, control diri, usia, jenis kelamin, stress serta adanya masalah yang dipendam b. Faktor keluarga : Keluarga merupakan kelompok terkecil yang

merupakan wadah aktifitas setiap anggota keluarga untuk mencapai tujuan yang bersama, yaitu kesejahteraan keluarga. Faktor keluarga meliputi : Dasar agama yang kurang, keluarga broken home, status ekonomi, kurangnya kasih sayang dari orangtua, kurangnya pengawasan dari orang tua, kurang penerapan disiplin efektif, sikap perlindungan dari orang tua yang berlebihan.

c. Faktor lingkungan : Faktor yang terjadi dari kejadian-kejadian yang mempunyai hubungan dengan seseorang yang tampak dan terdapat dalam kehidupan sehari-har. Faktor lingkungan meliputi: Tempat tinggal, pergaulan negative, pengaruh teman sebaya. Faktor sosiokultural: pengaruh dari teman yang tidak sebaya dan tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.


(56)

47

Faktor paling berperan di dalam menimbulkan kenakalan remaja adalah factor keluarga dan teman sebaya karena remaja yang didalam keluarga kurang mendapat perhatian dan bimbingan orang tua akan mencari perhatian kepada lingkungan diluar rumah dan teman-teman sebayanya.

d. Akibat dari Perilaku Kenakalan Remaja

Menurut Haryanto, dampak atau akibat dari perilaku kenakalan remaja antara lain:

1. Kenakalan dalam keluarga : Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negative, disinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagisebagian anak remaja larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.

2. Kenakalan dalam pergaulan : Dampak kenakalan remaja yang paling Nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relative mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal negative


(57)

48

yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.

3. Kenakalan dalam pendidikan: kenakalan dalam pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok kepribadian yang buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya membolos sekolah, tidur dalam kelas dll.

4. Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang berkepribadian buruk.

5. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tentunya akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.

6. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan. Gangguan kejiwaan disini bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisasi, merasa sangat sedih atau malah akan membenci orang-orang disekitarnya.

7. Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu, hal itu tentu sangat merugikan dan


(58)

49

biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.

8. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan kenakalan.

9. Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang terjebak hal negative bukan tidak mungkin akan memiliki keberanian untuk melakukan tindak criminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.44

Secara umum akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja ada 3 antara lain :

a. Bagi diri remaja itu sendiri

Akibat dari kenakalan yang dilakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan kenikmatan akan tetapi itu sema hanya kenikmatan sesaat yang berdampak pada gangguan fisk seperti munculnya berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak sehat dan teratur serta gangguan mental seperti memiliki mental yang lembek, fikirannya tidak stabil serta kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu akan terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.

44

Sumiati.Kesehatan Jiwa Remaja Dan Konseling. (Jakarta: Trans Info Media, 2009) Hal: 44


(59)

50

b. Bagi keluarga

Anak merupakan penerus keluarga yang nentinya dapat menjadi tulang punggung keluargaapabila orang tua tidak mampu bekerja lagi. Dan oleh orang tua apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan di dalam keluarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus, sehingga mengakibatkan anak kehilangan kenyaman dirumah yang akan membuatnya sering keluar malam dan jarang puulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-teman untuk hal negative seperti mimum-minuman keras. Dan hal tersebut menyebabkan keluarga merasakan dampaknya seperti perasaan malu dan kecewa pada sang anak. Yang mana kesemua itu hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.

c. Bagi lingkungan masyarakat

Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasaatau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun tempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering berbuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun menganggu ketentraman


(60)

51

masyarakat, mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

Berdasarkan teori diatas, dapat dilihat kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negative baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliatun pada tahun 2015 dengan judul

“Ziarah Wali sebagai media layanan bimbingan konseling islam untuk

membangun keseimbangan psikis klien”. Letak persamaan yang ada dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan Terapi Ziarah. Sedangkan letak perbedaan yang terdapat adalah dalam penelitian saudari Yuliatun ia meneliti tentang ziarah wali sebagai pembangun keseimbangan psikis klien, bukan untuk mengurangi kenakalan remaja

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hana Nurrachma pada tahun 2013 dengan judulTradisi ziarah kubur Studi kasus perilaku masyarakat muslim karawang yang mempertahankan tradisi ziarah pada makam syech quro di Kampung Pulobata Karawang. Letak persamaan yang ada dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan ziarah. Sedangkan letak perbedaan yang terdapat dalam penelitian saudari Hanna ia meneliti tentang dampak tradisi ziarah terhadap perilaku masyarakat bukan pada kenakalan remaja.


(61)

52

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fa’iq Barik Lana pada tahun 2015

dengan judul Ritual dan Motivasi Ziarah di Makam Syekh Ahmad Mutamakkin Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Letak persamaan ini yaitu sama-sama menggunakan ziarah. Sedangkan letak perbedaan yang terdapat dalam penelitian saudara Ahmad ia meneliti tentang ritual dan motivasi ziarah terhadap pola perilaku masyarakat sekitar bukan pada kenakalan remaja.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Kristina Dian W pada tahun 2009 dengan judul aktivitas ziarah dan peluang kerja masyarakat di sekitar makam R.Ng.Yosodipuro I. Letak persamaan ini yaitu sama-sama menggunakan ziarah. Sedangkan letak perbedaan yang terdapat dalam penelitian saudari Kristina ia meneliti tentang aktivitas ziarah terhadap peluang kerja masyarakat bukan pada kenakalan remaja.


(62)

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Identitas Sekolah

✂ ✄ Nama Madrasah / Sekolah : MTs Unggulan “Al-Jadid” Waru

☎ ✄ Alamat : Jl.Jend.S.Parman V-A baru no.31

Desa / Kelurahan : Desa Waru

Kecamatan : Waru

No. Telepon : 031-83369494 /085648886100

3. Tahun Berdiri : 2013

4. Status Sekolah / Madrasah : Negeri - Swasta)

5. SK / Ijin Pendirian : Dinas P dan K / Depag)

- Nomor : MTsS/1991/2013

- Tanggal : 18 Juli 2013

a. Keadaan Bangunan dan Ruangan

1. Keadaan Bangunan : Permanen

2. Lokasi : Strategis

3. Keadaan Ruangan

a. Ruang Belajar : 8 buah

b. Ruang Kantor : 1 buah

c. Ruang Perpustakaan : 1 buah


(63)

✆ ✝

e. Ruang Kepala Sekolah : 1 buah

f. Ruang TU : 1 buah

g. Ruang Tamu : 1 buah

h. Kamar Mandi/WC guru : 1 buah

i. Kamar Mandi/WC siswa : 4 buah

j. Ruang UKS : 1 buah

k. Masjid : 1 buah

l. Tempat parkir sepeda : 1 buah

m. Koperasi Sekolah : 1 buah

b. Visi,dan Misi MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo 1) Visi

Menuju lembaga pendidikan Islam yang bermutu, akuntabilitas, dan professional dalam membentuk peserta didik yang menguasai IPTEK, dengan diimbangi peningkatan IMTAQ.

2) Misi

a) Mendorong tercapainya kegiatan pembaharuan dalam bidang Akademis maupun non Akademis

b) Menumbuhkan pola disiplin dan professional dalam

melaksanakan tanggung jawab

c) Membentuk insan yang cerdas, bertaqwa, kreatif dan berakhal kharimah

d) Membina dan mengembangkan kegiatan life skill e) Memupuk jiwa sosial yang tinggi dan berbudi luhur


(64)

✞✞

c. Struktur Sekolah

1. Nama Kepala Sekolah : Heriono Susanto, M.Pd.I

2. Keadaan Guru

Tabel 3.1

Struktur Kepegawaian MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

Jabatan

Status Kepegawaian

Jumlah

Tetap Tidak Tetap

Gol I Gol II Gol III Gol IV Yaya san PNS Bantu Pusat Bantu Daera h GTT

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P

Ka. Sek 1 1

Guru 4 5 4 5

T. Admin 1 1

Pesuruh Penjaga

JUMLAH 5 6

Tabel 3.2

JumlahSiswa Dan Rombongan Belajar MTS Al-Jadid Waru Sidoarjo

Kelas (Rombongan Belajar) dan Jumlah Siswa

Tingkat VII VIII IX JUMLAH

Jumlah Rombel 2 1 2 5

Jumlah Siswa

L 35 12 32 79

P 13 22 20 54


(65)

✟6

d. Sarana dan Prasarana MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo Tabel 3.3

Sarana dan Prasarana MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

No. Jenis Lapangan Luas

Keadaan

Permanen Semi

permanen Darurat

1. Lapangan Upacara 100 m2 √

2. Lapangan Bola Volley -m2

3. Lapangan Bulutangkis - m2 √

4. Lapangan Tenis -m2 √

5. Lapangan Basket 75m2 √

6. Lapangan Footsal m2 √

7. Bak Lompat -m2 √

JUMLAH

2. Deskripsi Konselor

Adapun konselor dalam penelitian ini adalah seorang mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam. Mahasiswa ini menjadi peneliti sekaligus sebagai konselor yang ingin membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli. Berikut biodata peneliti sekaligus konselor dalam penelitian ini:

a. Identitas pribadi

Nama : Ashfiyatul Baroroh

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Tuban, 19 Maret 1995


(66)

57

Agama : Islam

b. Riwayat Pendidikan

TK : TK Muslimat Rengel Tuban

MI/SD :SDN 2 Rengel Tuban

MTs/SMP : SMPN 1 Rengel Tuban

MA/SMA : SMAN 1 Rengel Tuban

Saat ini peneliti sedang menempuh pendidikan di UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Dakwah dan Komunikasi tepatnya di Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam angkatan tahun 2013.

c. Pengalaman

Peneliti telah mendapat banyak pengalaman belajar ilmu tentang Bimbingan dan Konseling Islam selama menjadi mahasiswa di UIN Sunan Ampel Surabaya sejak tahun 2013 hingga sekarang. Dengan ilmu tersebut peneliti telah menjadi seorang konselor dalam melakukan beberapa kali praktek proses konseling dengan banyak teman sebaya.

Peneliti pernah mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama satu bulan di Desa Jerukgulung Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, yang mana sempat melakukan pendampingan kepada siswa-siswi SD dan SMP.

Kemudian peneliti juga telah melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Kampung Anak Negeri Surabaya pada bulan September-Oktober 2106. Selama PPL di


(67)

58

Kampung Anak Negeri tersebut, peneliti menjadi konselor yang memberikan konseling kepada beberapa anak jalanan dengan kasus sepertiMaladaptive, Anak introved,Anak pemberontak dll. Selain itu peneliti juga memberikan beberapa kegiatan selama PPL, seperti kegiatan kerohanian, motivasi dan hiburan untuk paraanak jalanan.

3. Deskripsi Konseli a. Identitas Konseli

Nama : Bunga

TTL : Surabaya, 18 September 2003

Usia : 14 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl.Jend.S.Parman V-B baru no.21

Jumlah saudara : 3 bersaudara

Nama orang tua

Ayah : Sugiono

Ibu : Maniati

Pekerjaan orang tua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Pedagang

Harapan :Ingin menjadi orang yang lebih baik dan


(1)

✗✘ ✙

4. Melanggar peraturan Sekolah √

5. Sering berbicara kotor √

6. Peminum alcohol aktif √

7. Marah-marah √

C. Kendala Selama Proses Pelaksanaan Terapi

Selama melakukan terapi dengan konseli, konselor mengalami

beberapa kendala, diantaranya :

1. Aturan sekolah yang hanya memperbolehkan konselor menemui konseli

waktu jam istirahat, sehingga membuat konselor membutuhkan banyak

waktu untuk mengenal konseli lebih dekat.

2. Jadwal kegiatan di sekolah yang semula menunjang dalam perubahan

perilaku konseli, tiba-tiba tidak berjalan sebagaimana mestinya.

3. Kondisi kesehatan konseli ternyata mempengaruhi terlambatnya konseli

dalam meningkatkan religiusitasnya. Karena saat konseli merasa sakit

sedikit, ia akan cenderung malas untuk melakukan kewajibannya sebagai

seorang muslimah.

4. Keterbatasan dalam referensi terkait terapi ziarah membuat konselor

sedikit kesulitan dalam menyusun langkah serta treatment dalam


(2)

✚✛ ✜

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis proses dan hasil pelaksanaan terapi ziarah

untuk mengatasi kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru

Sidoarjo dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang siswi dilakukan

dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Identifikasi,

prognosis untuk mengetahui jenis bantuan yang akan digunakan untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli yakni melalui terapi

ziarah. Selanjutnya terapi ziarah yang diberikan oleh konselor untuk

mengubah fikiran dan tingkah laku, serta mengarahkan dirinya untuk

lebih dekat dengan Allah agar membantu konseli untuk menyandarkan

hati dan bergantung kepada Allah serta meluapkan semua emosi serta

stressnya pada hal-hal yang positif seperti: sholat, berdoa serta berziarah.

Sebagai penguat konselor memberikan film “Hijrah Cinta”. Proses konseling ini berlangsung kurang lebih 3 bulan.

2. Hasil dari proses konseling dengan treatment terapi ziarah untuk

mengatasi kenakalan seorang siswi ini cukup membawa perubahan

meskipun tidak sempurna 100%. Hal ini dapat dilihat dari hasil follow up

yang dilakukan konselor bersama konseli dan informan lainnya, yang

mana dari beberapa perilaku yang ditunjukkan konseli sebelum menjalani


(3)

✢✣6

baik, seperti : perubahan konseli yang berusaha selalu lebih tenang dalam

bersikap dan berbicara, berani menolak ajakan teman-temannya untuk

memakai alcohol, religiusitas konseli juga meningkat, dan kontrol diri

pada konseli juga menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat

dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi konselor

Pelaksanaan konseling dengan terapi ziarah untuk mengatasi

kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

hendaknya dipertahankan dan alangkah baiknya jika konselor lebih

banyak menambah ilmu pengetahuan dengan banyak membaca buku dan

mencari banyak pengalaman konseling sehingga dalam melakukan proses

konseling mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.

2. Bagi konseli

Meluapkan stress dan emosi bukanlah hal yang tidak

diperbolehkan, namun apabila cara meluapkannya salah ataupun negative

maka akan memberikan dampak yang negative pula pada diri individu.

Maka akan lebih baik apabila kita meluapkan stress dan emosi kita pada

hal yang positive, karena selain akan menghilangkan stress kita juga bisa


(4)

107

3. Bagi orangtua

Keluarga adalah bangunan yang sangat menentukan pribadi dan

perkembangan anak terutama ayah dan ibu, sesibuk apapun pekerjaan

orang tua sebaiknya orang tua tetaap menyempatkan berinteraksi dan

berkomunikasi dengan anak agar mereka tidak larut dalam dunianya

sendiri sehingga menimbulkan kerugian bagi semua orang.

4. Bagi pembaca

Jadikanlah fenomena kenakalan remaja ini sebagai proses

pembelajaran dalam menambah keilmuan sehingga bertambah dewasa


(5)

106

DAFTAR PUSTAKA

Az-Zahrani, Musfir Bin Said.Konseling Terapi.Jakarta: GemaInsani Press, 2005

Bachtiar, Wardi.Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah.Jakarta: Logos, 1999

Bungis, Burhan.Penelitian Kualitatif.Jakarta: Kencana, 2011

Dian, Kristina W. Aktivitas Ziarah dan Peluang Kerja Masyarakat Di Sekitar

Makam R.Ng.Yosodiuro I. Jurnal Sosiologi Universitas Sebelas Maret. Tahun 2009

Fa’iq, Ahmad B. L. Ritual dan Motivasi Ziarah di Makam Syekh Ahmad Mutamakkin Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Jurnal Sosiologi UIN Sunan Kalijaga. Tahun 2015

Geldart, Kathryn.Konseling Remaja.Yogyakarta: PustakaRemaja, 2012

Gunarsa, Singgih D.Konseling dan Psikoterapi.Jakarta: Gunung Mulia, 2007

Gunarsih, Singgih. Psikologi perkembangan anak dan remaja.Jakarta:

GunungMulia Press, 2003

Gunawan, Singgih.Psikologi Remaja.Jakarta: GunungMulia Press, 2003

Henri.Ziarah dan Wali di dunia islam.Depok: KomunitasBambu, 2010

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,

Jakarta: Salemba Humanika, 2010

Hikmawati, Fenti.Bimbingan dan Konseling Islam.Jakarta: Rajawali Press, 2014

Hurlock,Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan,Jakarta: Erlangga, 1996

Kartono,Kartini,Patologi Sosial Jilid I, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1981

Knoers, Monks F.J, Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai

Bagiannya,Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001

Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,

1995

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


(6)

10✤

Muhadjir, Noeng.Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin,

1996

Muslich, Hanief.Ziarah kubur wisata spiritual.Jakarta: Al Mawardi Prima, 2001

Nurrahma, Hana,Tradisi ziarah kubur Studi kasus perilaku masyarakat muslim

karawang yang mempertahankan tradisi ziarah pada makam syech quro di Kampung Pulobata Karawang, Jurnal SKI Syarif Hidayatullah, Tahun 2013

Panuju, Panut.Psikologi Remaja. Yogyakarta: KatalogDalamTerbitan, 1999

Poerwadi.Jejak para wali dan ziarah spiritual.Jakarta: Kompas, 2006

Siradj, Sjhahudi. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Revka Petra

Media, 2012

Subagyo, Joko,Metode Penelitian,Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Sumiati.Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling.Jakarta: Trans Info Media, 2009

Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Gita Media Press

Willis, Sofyan S.Remaja dan masalahnya.Bandung: Alfabeta, 2014

Wirawan, Sarlito.Psikologi Remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindoPrasada, 2002

Yuliatun. Ziarah wali sebagai media layanan bimbingan konseling islam untuk

membangun keseimbangan psikis klien.Jurnal BKI STAIN Kudus, Tahun 2015