Tugas Individu Topik 2 Isu Ketertiban Dan Keamanan

Nama : Edy Lukman Siswanto
Kelas : I (i)
NRP : 3122146
TOPIK 2 : ISU KETERTIBAN DAN KEAMANAN
“PERAN WARGA NEGARA DALAM MENCIPTAKAN KETERTIBAN DAN
KEAMANAN”
(Sumber : http://elisatris.wordpress.com/2011/03/07/peran-serta-masyarakat-dalam-menjaga-danmemelihara-kamtibmas-2/)
Dalam liputan di beberapa mass media lokal maupun nasional, kita semua dikejutkan dengan
gambaran faktual terkait kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat Indonesia yang semakin
memprihatinkan, tidak saja dikarenakan adanya peningkatan angka kejahatan tetapi juga munculnya
jenis-jenis kejahatan baru yang tidak pernah terprediksi sebelumnya.
Belum tuntas penyidikan kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap beberapa anak di bawah
umur yang sempat menggegerkan masyarakat ibu kota, sudah muncul kasus penculikan anak yang
berawal dari perkenalan melalui facebook. Begitupun, belum genap satu tahun pemberlakuan
undang-undang narkotika yang baru, aparat kepolisian telah berhasil membongkar beberapa tempat
produksi narkotika berskala besar, seakan hendak memberikan peringatan pada aparat penegak
hukum bahwa berubahnya undang-undang narkotika tidak serta merta mengurungkan niat mereka
untuk berhenti memproduksi barang haram ini.
Munculnya beragam masalah sosial kriminal yang melanda tanah air, seakan membuktikan
kebenaran pernyataan Kapolri yang memprediksi bahwa di Tahun 2010 akan ada 7 (tujuh) kejahatan
Kamtibmas. Bahkan sejumlah jenis ancaman akan mengalami peningkatan. Ketujuh jenis kejahatan

tersebut adalah, pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat) dan
penganiayaan, kejahatan dijalanan (street crime), pencurian kendaraan bermotor (curanmor),
pemerasan dan premanisme. Selanjutnya Kapolri juga memprediksi, kejahatan narkoba baik
nasional, regional dan internasional, akan terus mewarnai bahkan cenderung meningkat pada 2010.
Beragam kondisi instabilitas sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, khususnya yang
bermukim di wilayah perkotaan, tentunya akan berdampak pada meningkatnya rasa kekhawatiran
masyarakat dalam beraktivitas, yang pada akhirnya akan bermuara pada menurunnya produktivitas
masyarakat itu sendiri guna meningkatkan kualitas hidupnya.
Kebutuhan akan pentingnya terwujud stabilitas Kamtibmas yang kondusif tentunya tidak hanya
menjadi keinginan dari aparat penegak hukum, dalam hal ini Polri, tetapi juga bagi masyarakat itu

sendiri, karena itu yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana antara masyarakat dan Polri terjalin
suatu hubungan yang sinergis dalam mengupayakan terwujudnya kondisi Kamtibmas yang stabil
sehingga dapat mendukung pembangunan nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur,
spiritual dan material, sehingga mengharapkan aparat Polri untuk menjaga dan memelihara
Kamtibmas tanpa dukungan masyarakat adalah tindakan sia-sia, khususnya ditengah-tengah
beragam keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Polri.
Apabila diperhatikan lebih mendalam, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya
masalah Kamtibmas, di antaranya:
1. Kondisi perekonomian yang belum stabil, baik makro maupun mikro. Secara makro, dengan

perekonomian Negara yang tidak kunjung membaik menyebabkan lapangan kerja semakin sempit
karena aktivitas perekonomian lambat bergerak. Akibatnya, angka pengangguran semakin tinggi.
Secara mikro, banyaknya anggota masyarakat yang menganggur berpotensi meningkatnya angka
kriminalitas, sementara biaya pemenuhan keperluan dan kebutuhan ekonomi sehari-hari semakin
tinggi.
2. Tidak maksimalnya perangkat institusi dan hukum untuk menjaga dan mengendalikan kamtibmas
di masyarakat. Ketidakmaksimalan perangkat institusi dan hukum seringkali menjadi faktor sulitnya
menjaga dan mengendalikan Kamtibmas, apalagi jika antara aparat penegak hukum dengan
masyarakat yang melanggar terjadi kolusi sehingga menyebabkan masyarakat semakin antipati
terhadap aparat penegak hukum.
3. Ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi sosial dilingkungannya turut mendorong terjadinya
instabilitas sosial. Masyarakat yang seharusnya melaporkan beragam masalah sosial yang terjadi di
lingkungannya kepada aparat berwajib namun justru bersikap diam akan menyebabkan kondisi
instabilitas tetap tumbuh dan berkembang tanpa bisa di atasi. Ironisnya, banyak anggota masyarakat
yang justru terlibat dalam aktivitas menyimpang tersebut.
4. Hilangnya sikap keteladanan yang seharusnya diberikan oleh pihak-pihak yang memegang
kekuasaan (dalam arti luas). Contoh, korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik, tokoh masyarakat
turut serta dalam aktivitas kriminal, tokoh agama yang melindungi para pelaku kriminal karena
pelaku kriminal secara periodik telah membantu aktivitas keagamaan, dan sebagainya
Demikian kompleksnya permasalahan sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat mendorong

perlunya peran serta aktif dari segenap anggota masyarakat dalam mendukung terwujudnya kondisi
Kamtibmas yang kondusif. Hal ini dapat terjadi karena masyarakatlah sebenarnya yang lebih
memahami dan mengerti tatacara menciptakan suasana aman dan tertib di lingkungannya masingmasing. Polisi lebih kepada fasilisator, narasumber, dan pengendali manakala terjadi penyimpangan
hukum dalam pelaksanaannya.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat guna mendukung terwujudnya Kamtibmas
yang kondusif, di antaranya:
1. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat secara aktif memberikan informasi kepada aparat penegak
hukum terkait kondisi Kamtibmas yang terjadi di wilayahnya.
2. Mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (Siskamling) guna mencegah kemungkinan
terjadinya aksi-aksi kriminal;
3. Mengaktifkan kembali gerakan Sadarkum pada semua tingkat kehidupan masyarakat.
4. Komponen masyarakat secara rutin menjalin kerjasama dan komunikasi dengan aparat
Kepolisian guna menginventarisir berbagai potensi gangguan yang dapat muncul sekaligus mencari
solusinya;
5. Apabila muncul ketidaksepahaman terhadap suatu kebijakan disalurkan melalui sarana yang tepat
tidak dilakukan secara anarkis yang justru akan memunculkan permasalahan sosial yang baru.
6. Tidak mudah terpancing dengan issu-issu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
tetapi berupaya meredam agar issu tersebut tidak meluas.
Penutup

Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan di bidang pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat. Untuk mencapai hasil yang maksimal dari fungsi ini dibutuhkan kebersamaan antara
polisi dan masyarakat, sehingga satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Polisi tidak akan dapat menciptakan situasi yang tertib dan aman dalam suatu lingkungan
masyarakat tanpa adanya kemauan dan kesadaran dari masyarakat itu sendiri, akan pentingnya
suasana yang aman dan tertib.
Pelibatan masyarakat dalam menjaga dan memelihara Kamtibmas sejatinya tidak sekedar
membantu aparat Polri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai aparat pelindung, pengayom
dan pelayan masyarakat, namun yang lebih penting adalah memberikan ruang bagi pemberdayaan
masyarakat (empowerment). Masyarakat diberdayakan sehingga tidak semata-mata sebagai obyek
dalam penyelengaraan fungsi kepolisian melainkan sebagai subyek yang menentukan dalam
mengelola sendiri upaya penciptaan lingkungan yang aman dan tertib.
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam upaya menjaga dan memelihara Kamtibmas
dapat menjadi pemicu maraknya kasus-kasus kriminalitas di masyarakat. Oleh karena itu yang
dibutuhkan adalah adanya kebersamaan antara aparat Polri dan masyarakat karena kebersamaan
menjanjikan kekuatan yang luar biasa, sesuatu yang besar hanya dapat diraih melalui kebersamaan.