Modul & Presentasi - LEARN Presentasi KUP
(2)
SEKILAS INFORMASI
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah hukum formil yang mengatur bagaimana
caranya menjalankan hukum materiil. Secara siklus
hukum formil ini diawali dengan kewajiban
mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dan diakhiri dengan pengaturan
mengenai penyidikan pajak. Undang-Undang ini telah mengalami 3 kali perubahan sejak diundangkan pertama kali pada tahun 1983
dengan Nomor 6. Perubahan terakhir
diundangkan pada tanggal 17 Juli 2007 dan
diberlakukan pada tanggal 1 januari 2008 melalui
Undang-Undang No. 28 Tahun 2008
Adalah JUMLAH PASAL (aktif) yang muncul dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2008, yang diawali dari PASAL hingga PASAL
Adalah JUMLAH PASAL yang tidak diubah dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2008, yaitu Pasal
(3)
SEKILAS
INFORMASI
Pertama kali diundangkan pada tahun 1983 dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 1963 dan kemudian berturut-turut telah dirubah dengan keluarnya Undang-Undang No. 9 Tahun 1994, Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 dan Undang-Undang No. 28 Tahun 2008 Perubahan undang-undang tersebut menyebabkan adanya sebagian pasal yang disempurnakan melalui penambahan/pengurangan ayat dalam pasal tersebut; sementara perubahan yang lain adalah menyisipkan tambahan pasal diantara pasal-pasal yang sudah ada pada undang-undang
sebelumnya.
Adalah JUMLAH AYAT (aktif) yang muncul dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2008, dengan Pasal
yang memiliki jumlah ayat terbanyak yaitu 11 ayat (aktif)
Adalah JUMLAH AYAT yang dihapus dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2008, yaitu ayat-ayat yang ada di Pasal
(4)
ALUR PROSES KUP
NOMOR POKOK
WAJIB PAJAK, SURAT
PEMBERITAHUAN, DAN
TATA CARA
PEMBAYARAN PAJAK
PENETAPAN DAN
KETETAPAN PAJAK
PENAGIHAN
PAJAK
KEBERATAN DAN
BANDING
PEMBUKUAN
DAN PEMERIKSAAN
KETENTUAN
KHUSUS
KETENTUAN
PIDANA
P E N Y I D I K A N
Undang-undang ini membagi cakupan pengaturan formilnya menjadi beberapa bagian yang dapat menjadi kerangka kerja untuk memahami perjalanan aktivitas-aktivitas di dunia pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam upaya pemenuhan kewajibannya dan memperoleh hak-haknya.
Note: Pembagian bab seperti tampak di bagan tidak lagi dijumpai di Undang-Undang No. 28 Tahun 2008.
(5)
Self Assessment System (SAS)
Ke Kas Negara melalui :
Kantor Pos,
Bank
Dasar Pengenaan Pajak Pajak terutang
MENGHITUNG SENDIRI
MELAPORKAN SENDIRI MENYETOR SENDIRI PAJAK TERUTANG
Dasar Pengenaan Pajak,
Pajak terutang, Pajak dibayar : - Melalui pihak III
- Setor Sendiri
SPT
SSP
Pembukuan PencatatanSSP = Surat Setoran Pajak SPT = Surat Pemberitahuan Pajak
- Mendaftarkan diri sendiri - Melaporkan usaha sendiri
SP-PKP NPWP
(6)
Wajib NPWP dan Pengukuhan PKP
.
NPWP
Wajib Bagi SETIAP WAJIB PAJAK ;
- ORANG PRIBADI
penghasilan diatas PTKP
- BADAN
Pengukuhan PKP
Wajib Bagi SETIAP WAJIB PAJAK ;
Orang Pribadi/Badan, yang
berkewajiban untuk melaksanakan UU PPN dan PPn BM ( tidak termasuk Pengusaha Kecil ).
Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas atau Wajib Pajak Badan 1 (satu) bulan sejak saat usaha mulai Akhir bulan berikutnya setelah
penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas telah melebihi PTKP setahun;
Orang Pribadi yang memerlukan NPWP, (meskipun penghasilannya belum
mencapai PTKP) dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan NPWP,
Wajib untuk melaporkan usahanya untuk diterbitkan Surat Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebelum melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak bagi yang telah memenuhi ketentuan sebagai Pengusaha Kena Pajak; (Peredaran Usaha Rp. 600 juta atau lebih dalam suatu tahun pajak).
Pengusaha Kecil yang memilih sebagai PKP mengajukan pernyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai PKP.
Bagi Pengusaha Kecil yang tidak memilih sebagai pengusaha Kena Pajak, wajib
melaporkan usahanya paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah peredaran usahanya mencapai batas sebagai Pengusaha Kecil.
Pasal 2 UU KUP jo PMK 20/PMK.03/2008
NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. (Pasal 1.5 KUP)
(7)
KEWAJIBAN PEMENUHAN
SPT
Pasal 3 ayat (1), (2), (3), (3a), (3b), (3c), (4), (5), (5a), (6), (7),(7a), dan (8) UU KUP
WP
KPP/
KAPENPA
• MENGAMBIL SENDIRI
• MENGISI
• MENANDATANGANI
• MENYAMPAIKAN
BATAS WAKTU PENYAMPAIAN
• SPT MASA : PALING LAMBAT 20 HARI SETELAH AKHIR MASA PAJAK • SPT TAHUNAN PPH WP ORANG PRIBADI :
PALING LAMBAT 3 BULAN SETELAH AKHIR TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN PPH WP BADAN : PALING LAMBAT 4 BULAN SETELAH AKHIR TAHUN PAJAK
SPT
(8)
• WAJIB PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU DAPAT
MELAPORKAN BEBERAPA MASA PAJAK DALAM SATU SPT MASA YANG DIATUR OLEH PERATURAN MENTERI
KEUANGAN
• PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK YANG DILAKUKAN OLEH BENDAHARA PEMERINTAH
(DIATUR OLEH PERATURAN MENTERI KEUANGAN)
DALAM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN HARUS DISERTAI KETERANGAN DAN DOKUMEN YANG TERKAIT, CARA PENYAMPAIANNYA DIATUR OLEH PERATURAN MENKEU
SPT DISAMPAIKAN TETAPI TIDAK ATAU TIDAK SEPENUHNYA
MEMENUHI KETENTUAN (TIDAK LENGKAP), SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN
(9)
SPT TIDAK LENGKAP
(SPT TIDAK MEMENUHI KETENTUAN
)
Pasal 3 ayat (7)
A. PENGISIANNYA TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN FORMAL
1. NAMA DAN NPWP TIDAK DICANTUMKAN DALAM SPT;
2. ELEMEN SPT INDUK DAN LAMPIRAN TIDAK/KURANG LENGKAP DI ISI;
3. SPT TIDAK DITANDATANGANI WP ATAU
DITANDATANGANI KUASA WP, TETAPI TIDAK DILAMPIRI DENGAN SURAT KUASA KHUSUS; 4. SPT TIDAK ATAU KURANG DILAMPIRI DENGAN
LAMPIRAN YANG DISYARATKAN; ATAU
5. SPT KURANG BAYAR TETAPI TIDAK DILAMPIRI DENGAN SSP.
APABILA
B. SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN
APABILA TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN FORMAL
(10)
a. Dalam Bahasa Indonesia
b. Huruf latin
c. Menggunakan angka arab
d. Satuan mata uang rupiah
( Kecuali WP yang telah mendapat izin
Menkeu untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa
asing dan mata uang selain rupiah, yaitu
dalam mata uang US $ )
e. Ditandatangani WP (tanda tangan dalam
bentuk stempel ataupun elektronik atau
digital)
SPT harus diisi
dengan :
PENGISIAN SPT
Pasal 3 ayat (1), (1a) UU KUP
KUP 21
Pengisian SPT dalam bentuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik.
(11)
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN
MELAMPIRKAN BUKTI PELUNASAN ATAS KEKURANGAN PENYETORAN
PAJAK YG TERUTANG
APABILA SPT TAHUNAN TIDAK DAPAT DISAMPAIKAN PADA WAKTUNYA, WP DAPAT MENGAJUKAN PERMOHONAN PERPANJANGAN
DIAJUKAN SECARA TERTULIS KEPADA KEPALA KPP
DIAJUKAN SEBELUM BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN BERAKHIR MENYAMPAIKAN PENGHITUNGAN SEMENTARA
PAJAK YG TERUTANG DAN DILAMPIRI LAPORAN KEUANGAN SEMENTARA
Pasal 3 ayat (4), (5) dan (5a) UU KUP
SYARAT :
APABILA TIDAK DISAMPAIKAN DALAM BATAS WAKTU PERPANJANGAN TERSEBUT
DITERBITKAN
SURAT TEGURAN
(12)
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN
PENYAMPAIAN SPT
Pasal 3 ayat (8) UU KUP
WAJIB PAJAK TERTENTU
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN
PENYAMPAIAN SPT ADALAH :
WP OP BERPENGHASILAN NETO
DI BAWAH PTKP
(UNTUK SPT MASA DAN TAHUNAN)
WP OP YANG TIDAK MENJALANKAN
USAHA ATAU MELAKUKAN PEKERJAAN
BEBAS
(UNTUK SPT MASA)
(13)
PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SPT (PASAL 4 UU KUP)
• WP MENGISI SPT DENGAN BENAR, LENGKAP, JELAS.
• SPT WP BADAN DITANDATANGANI OLEH PENGURUS ATAU DIREKSI
• APABILA MENUNJUK ORANG LAIN, MAKA HARUS MELAMPIRKAN SURAT KUASA.
• SPT TAHUNAN PPH WP WAJIB MELAMPIRKAN LAPORAKEUANGAN (NERACA, LAP. L/R, SERTA KETERANGAN LAIN) YANG TELAH DIAUDIT OLEH AKUNTAN PUBLIK.
(14)
PENYAMPAIAN SPT
Pasal 6 UU KUP
Dengan Cara
Disampaikan langsung ke KPP/ Kapenpa.
WP menerima tanda bukti dan
tanggal penerimaan
Disampaikan melalui Kantor Pos
secara tercatat
Tanda bukti dan tanggal pengiriman
dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan
Atau cara lain melalui :
Disampaikan dengan elektronik.
(15)
SANKSI ADMINISTRASI
ATAS KETERLAMBATAN atau
TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
SPT
TAHUNAN
SPT
MASA
WP TERLAMBAT/
TIDAK MENYAMPAIKAN
Pasal 7 (1) UU KUP
KUP 29 SPT MASA PPN
DENDA Rp 500.000,00
SPT MASA LAINNYA DENDA Rp 100.000,00
SPT TAHUNAN PPH BADAN DENDA Rp 1.000.000,00
SPT TAHUNAN PPH OP DENDA Rp 100.000,00
(16)
TEMPAT PEMBAYARAN/
PENYETORAN PAJAK
Pasal 10 ayat (1) UU KUP
TEMPAT
PEMBAYARAN/PENYETORAN
BANK BUMN/D ATAU BANK-BANK LAIN
YANG DITUNJUK OLEH DIRJEN
ANGGARAN
KANTOR POS
(17)
SARANA
PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 10 ayat (2) UU KUP
PEMBAYARAN/
PENYETORAN PAJAK
MENGGUNAKAN
SURAT SETORAN PAJAK (SSP)
ATAU SARANA ADMINISTRASI LAIN
YG DITENTUKAN DIRJEN PAJAK
(18)
TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN
ATAU PENYETORAN PAJAK
Pasal 9 ayat (1) UU KUP
Catatan :
Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran/penyetoran bertepatan dengan hari libur, maka pembayaran/penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya
JENIS PAJAK TANGGAL JATUH TEMPO (paling lambat)
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12
PPh Pasal 4 ayat (2)
a. penjualan saham dibursa efek b. penghasilan bunga/diskonto
obligasi dibursa efek PPh Pasal 21
PPh Pasal 23/26 PPh Pasal 25
Pasal 22, PPN/PPn BM atas impor dilunasi sendiri
PPN/PPn BM atas impor dipungut DJBC
PPh Pasal 22, pemungutan bendaharawan APBN
PPh Pasal 22, Produk Pertamina, Bulog
PPh Pasal 22 oleh bdn-bdn tertentu PPN/PPnBM
PPN/PPn BM oleh bendaharawan Pemerintah/instansi pemerintah PPN/PPn BM selain bendaharawan pemerintah/instansi pemerintah
tgl. 20 bulan takwim berikutnya tgl. 10 bulan takwim berikutnya
tgl. 10 bulan takwim berikutnya tgl. 10 bulan takwim berikutnya tgl. 15 bulan takwin berikutnya
tanggal yg sama pada saat pembayaran Bea Masuk
tanggal yg sama dgn saat penyelesaian dokumen impor bila bea masuk ditunda/dibebaskan
1 hari setelah pemungutan pajak dilakukan pada hari yg sama pada saat pembayaran
dilunasi sendiri oleh WP sebelum SPPB/DO ditebus tgl. 15 bulan takwim berikutnya
tgl. 15 bulan takwin berikutnya
tgl. 7 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir tgl. 15 bulan takwim berikutnya
(19)
TANGGAL JATUH TEMPO
PELAPORAN PAJAK
Pasal 9 ayat (1) UU KUP
Catatan : KEP.543/PJ./2000
Apabila tanggal jatuh tempo pelaporan bertepatan dengan hari libur, maka pelaporan harus dilakukan pada hari kerja sebelumnya NO. JENIS PAJAK JATUH TEMPO PELAPORAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PPh Pasal 25 PPh Pasal 21 PPh Pasal 23/26 PPN/PPnBM
PPh Pasal 4 ayat (2):
a. Penjualan saham di Bursa Efek b. Penghasilan bunga atau
diskonto obligasi di Bursa Efek PPN/PPnBM atas impor dipungut DJBC
PPh Pasal 22, pemungutan Bendaharawan APBN/D PPh Pasal 22 , Pertamina,atau Badan tertentu Pemungut pajak PPN/PPnBM oleh Bendaharawan Pemerintah/instansi Pemerintah PPN/PPnBM selain
Bendaharawan Pemerintah /instansi Pemerintah
SPT Masa paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
SPT Masa secara mingguan paling lambat 7 hari setelah batas waktu penyetoran pajak berakhir.
SPT Masa paling lambat 14 hari setelah Masa Pajak berakhir
SPT Masa paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
SPT Masa paling lambat 14 hari setelah Masa Pajak berakhir
SPT Masa paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
Paling lambat tanggal 20 Paling lambat tanggal 20
bulan yang sama dengan bulan penyetoran
(20)
SANKSI ADMINITRASI
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN
PAJAK
PEMBAYARAN/ PENYETORAN PAJAK
SETELAH TGL JATUH TEMPO PEMBAYARAN/
PENYETORAN PAJAK
BERUPA BUNGA 2% SEBULAN DIHITUNG DARI JATUH TEMPO PEMBAYARAN SAMPAI DENGAN TGL
PEMBAYARAN (DAN BAGIAN DARI BULAN DIHITUNG PENUH SATU BULAN)
DIKENAKAN SANKSI ADIMINITRASI Pasal 9 ayat (2a) UU KUP
(21)
Contoh Soal “Perhitungan Bunga”
(Pasal 9 (2a))
Angsuran masa PPh Psl. 25 Pt A tahun 2008
sejumlah Rp 10.000.000,00 per bulan. Angsuran masa Mei tahun 2008 dibayar tanggal 18 Juni
2008 dan dilaporkan tanggl 19 Juni 2008. Apabila pada tanggal 15 Juli 2008 diterbitkan Surat
Tagihan Pajak, sanksi bunga dalam Surat Tagihan Pajak dihitung 1 (satu) bulan sbb:
(22)
PPh dlm thn brjalan tdk/ kurang dibayar Kurang bayar karena salah tulis / salah hitung Dikena kan Sanksi Admini s trasi berupa denda dan atau bunga Pengus aha tidak melapor kan kegiatan usahany a untuk dikukuh kan sbg PKP Bukan PKP memb uat Faktur Pajak
Bunga 2% sebulan paling lama 24 bulan
Denda 2 % x DPP
Psl 14 (1) a Psl 14 (1) b Psl 14 (1) c Psl 14 (1) d Psl14(1) e
Psl 14 (3) Psl 14 (4)
STP
dapat diterbitkan dalam hal :
Pasal 14 UU KUP
PKP tdk membuat FakturPaj ak •PKP membuat Faktur Pajak tidak tepat waktu •PKP membuat Faktur Pajak tidak lengkap Psl14(1) f KUP 50 PKP yang gagal berproduk si dan telah diberikan pengemba lian Pajak Masukan
Psl14(1) g
PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar
Penelitian SPT yang menghasilkan pajak kurang dibayar karena terdapat salah tulis dan /atau salah hitung
(23)
Catatan: (Pasal 14 (2)
STP memiliki kekuatan hukum yang sama dengan SKP
Contoh Soal
1) PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar
PPh Ps. 25 th. 2008 setiap bulan Rp 100.000.000,00, jatuh tempo tiap tanggal 15, sedangkan PPh Ps. 25 bulan Juni 2008 dibayar tepat waktu sebesar Rp 40.000.000,00. Atas
kekurangan PPh Ps. 25 tsb diterbitkan STP pada tanggal 18 Sept 2008 dengan perhitungan sbb:
- Kekurangan bayar PPh Ps. 25 bulan Juni 2008
(Rp 100.000.000,00-Rp 40.000.000,00)= Rp 60.000.000,00 - Bunga = 3 x 2% x Rp 60.000.000,00 = Rp 3.600.000,00 (+)
- Jumlah yang harusdibayar Rp 63.600.000,00
2) Hasil penelitian SPT
SPT PPh WP OP th. 2008 yang disampaikan pada tanggal 31 Maret 2009 setelah dilakukan penelitian ternyata terdapat salah hitung yang menyebabkan PPh kurang bayar sebesar
Rp 1.000.000,00. Atas kekurangan PPh tsb diterbitkan STP pada tanggal 12 Juni 2009 dengan perhitungan sbb:
- Kekurangan bayar PPh = Rp 1.000.000,00
- Bunga = 3 x 2% x Rp 1.000.000,00 = Rp 60.000,00 (+)
- Jumlah yang harus dibayar = Rp 1.060.000,00 Pasal 14 (3)
(24)
DIKECUALIKAN DARI
PENGENAAN SANKSI DENDA
Pasal 7 ayat (2) UU KUP
WP TERTENTU
DIKECUALIKAN DARI
PENGENAAN SANKSI DENDA
A. WP NON EFEKTIF
1. WP OP meninggal dunia;
2. WP OP sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;
3. WP OP yang berstatus sebagai WNA yang tidak lagi tinggal di Indonesia;
4. BUT yang tidak lagi melakukan kegiatan lagi di Indonesia. 5. WP Badan yang tidak melakukan kegiatan usaha tetapi
belum dibubarkan;
6. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi; 7. WP yang terkena bencana (bencana nasional)
(25)
C. WP OP yg tidak menjalankan usaha/
melakukan pekerjaan bebas
B. WP OP berpenghasilan netto dibawah
PTKP
(26)
PEMBETULAN SPT
•
PERNYATAAN TERTULIS (dengan SPT pembetulan ybs atau beserta lampiran sendiri)•
DALAM JANGKA WAKTU 2 TAHUN SEBELUM DALUWARSA PENETAPAN•
BELUM DILAKUKAN PEMERIKSAAN•
APABILA KURANG BAYAR TERKENA SANKSI ADMINISTRASI 2% PER BULAN, YANG:1. Dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran
2. Dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.
DENGAN KEMAUAN SENDIRI
WP DAPAT MELAKUKAN PEMBETULAN
Pasal 8 ayat (1) dan (2) UU KUP
SPT YG PENGISIANNYA
TERDAPAT KEKELIRUAN
SYARAT
(27)
TELAH DIPERIKSA, TETAPI BELUM DISIDIK, sehubungan TINDAK PIDANA
PASAL 38
PENGUNGKAPAN
KETIDAK-BENARAN SPT ATAS KEMAUAN
SENDIRI
APABILA WP :
Mengungkapkan ketidakbenaran atas kemauan
sendiri
Melunasi pajak yg kurang dibayar + denda
150% dari jumlah pajak yang kurang bayar
SPT TELAH
DISAMPAIKAN
TIDAK DISIDIK
Pasal 8 ayat ( 3 ) UU KUP
(28)
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN
SPT ATAS KESADARAN SENDIRI,
DENGAN LAPORAN TERSENDIRI
SEKALIPUN JANGKA WAKTU
PEMBETULAN 2 TAHUN TELAH LEWAT
DAN BELUM DITERBITKAN skp (belum diperiksa)
WP DAPAT MENGUNGKAPKAN KETIDAKBENARAN SPT ATAS KESADARAN SENDIRI, DALAM LAPORAN
TERSENDIRI
PAJAK YG HARUS DIBAYAR MENJADI LEBIH BESAR ATAU LEBIH KECIL;
RUGI FISKAL MENJADI LEBIH KECIL ATAU LEBIH BESAR;
JUMLAH HARTA MENJADI LEBIH BESAR ATAU LEBIH KECIL
JUMLAH MODAL MENJADI LEBIH BESAR ATAU LEBIH KECIL;
MELUNASI PAJAK YG KURANG DIBAYAR + KENAIKAN 50 %
SYARAT
Pasal 8 ayat (4) dan (5) UU KUP
(29)
PEMBETULAN SPT TAHUNAN PPh
KARENA KEPUTUSAN KEBERATAN
ATAU PUTUSAN BANDING
Pasal 8 ayat 6 UU KUP
WP Menerima Keputusan Keberatan
atau Putusan Banding yang menyatakan
rugi fiskal yang berbeda dari yang diajukan
Dapat menyampaikan
pembetulan SPT sekalipun jangka waktu 2 tahun telah terlampaui
Selama belum dilakukan tindakan pemeriksaan dan disampaikan dalam jangka waktu 3 bulan setelah
Keputusan Keberatan atau Putusan Banding diterima
(30)
PT A menyampaikan SPT Tahunan PPh th.2008 yang menyatakan:
Penghasilan Neto sebesar Rp 200.000.000,00
Kompensasi kerugian berdasarkan
SPT Tahunan PPh th. 2007 sebesar RP 150.000.000,00 (-)
PKP sebesar Rp 50.000.000,00
Terhadap SPT Tahunan PPh th.2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tanggal 6 Januari 2010 diterbitkan SKP yang
menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 70.000.000,00.
Berdasarkan SKP tersebut Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan PKP tahun 2008 menjadi sbb:
Penghasilan Neto Rp 200.000.000,00
Rugi menurut ketetapan pajak
Tahun 2007 Rp 70.000.000,00 (-)
PKP sebesar Rp 130.000.000,00
Dengan demikian PKP dari SPT yang semula Rp 50.000.000,00 setelah pembetulan menjadi Rp 130.000.000,00
(31)
BATAS WAKTU PELUNASAN
PPh PASAL 29
KEKURANGAN BAYAR PPh
BERDASARKAN SPT TAHUNAN
PPh (Ps.29)
TAHUN BUKU
=
TAHUN TAKWIM
TAHUN BUKU
TAHUN TAKWIM
TGL 25 MARET SETELAH TAHUN PAJAK BERAKHIR
TGL 25 BULAN KETIGA SETELAH TAHUN PAJAK
BERAKHIR
SEBELUM
SPT TAHUNAN DISAMPAIKAN HARUS DILUNASI PALING LAMBAT
Pasal 9 ayat (2) UU KUP
(32)
SANKSI ADMINITRASI
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN
PAJAK
PEMBAYARAN/ PENYETORAN PAJAK
SETELAH TGL JATUH TEMPO PEMBAYARAN/
PENYETORAN PAJAK
BERUPA BUNGA 2% SEBULAN DIHITUNG DARI JATUH TEMPO PEMBAYARAN SAMPAI DENGAN TGL
PEMBAYARAN (DAN BAGIAN DARI BULAN DIHITUNG PENUH SATU BULAN)
DIKENAKAN SANKSI ADIMINITRASI Pasal 9 ayat (2a) UU KUP
(33)
SURAT KETETAPAN PAJAK
Pasal 1 angka 14 UU KUP
Surat Ketetapan Pajak
PASAL 13
PASAL 15
PASAL 17 DAN PASAL 17 B PASAL 17 A
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR (SKPLB) SURAT KETETAPAN PAJAK
NIHIL (SKPN)
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN
(SKPKBT)
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR (SKPKB)
(34)
BUNGA 2% SEBULAN MAX 24 BLN
SPT tidak
di-sampaikan dalam jangka waktu yg di-tentukan dalam surat teguran
Berdasarkan hasil pemeriksaan, PPN/PPn BM : - tidak seharusnya dikompensasikan - tidak seharusnya dikenakan tarif 0 % Kewajiban: Pasal 28 dan Pasal 29 tidak dipenuhi
PPh /PPN / PPn BM PPh Sendiri PPh Sendiri KENAIKAN 50% KENAIKAN 100% KENAIKAN 100% KENAIKAN 50% Psl. 13 (3) a Psl. 13 (3) b Psl. 13 (3) b Psl. 13 (3) a
Psl. 13 (2)
SKPKB
Dapat diterbitkan dalam jangka waktu 10
tahun, dalam hal :
Berdasarka n hasil pemerik-saan/ket. lain pajak yg terutang tidak/ku-rang dibayar PPh PEMOTONG/ PEMUNGUTAN PPN /PPn.BM PPh PEMOTONG/ PEMUNGUTAN KENAIKAN 100%
Pasal 13 ayat (1), (2) & (3) UU KUP
Psl. 13 (3) c
KUP 47 Kepada WP yang diterbitkan NPWP dan/atau sebagai PKP secara jabatan BUNGA 2% PER BULAN
(35)
Contoh Soal (ps. 13 ayat 2):
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh
WP PT A mempunyai PKP selama Tahun Pajak 2006 sebesar Rp 100.000.000,00 dan menyampaikan SPT tepat waktu
Pada bulan April 2009 berdasarkan hasil pemeriksaan diterbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) maka sanksi bunga dihitung sbb:
1. PKP Rp 100.000.000,00
2. Pajak yang terutang
(30% x Rp 100.000.000,00) Rp 30.000.000,00
3. Kredit pajak Rp 10.000.000,00
4. Pajak yang kurang bayar Rp 20.000.000,00
5. Bunga 24 bulan
(24 x 2% x Rp 20.000.000,00) Rp 9.600.000,00 (+)
6. Jumlah pajak yang masih
(36)
PAJAK YANG DILAPORKAN
DALAM SPT
KEPASTIAN DAN JAMINAN
HUKUM SPT
DALAM JANGKA WAKTU
5 TAHUN
TIDAK DITERBITKAN SKP
MENJADI
PASTI
Pasal 13 ayat (4) UU KUP
(37)
S K P K B
dapat diterbitkan dalam j.w.
> 5 tahun dalam hal :
Wajib Pajak dipidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum
tetap
ditambah sanksi
BUNGA 48 %
Pasal 13 ayat (5) UU KUP
(38)
PPh dalam tahun berjalan tidak/ kurang dibayar Kurang bayar karena salah tulis / salah hitung Dikena kan Sanksi Admini strasi berupa denda dan atau bunga Pengus aha tidak melapo r kan kegiata n usahan ya untuk dikuku hkan sbg PKP Bukan PKP membu at Faktur Pajak Bunga 2% sebulan paling
lama 24 bulan
Denda 2 % x DPP
Psl 14 (1) a Psl 14 (1) b Psl 14 (1) d Psl 14 (1) e Psl 14 (1) c
Psl 14 (3) Psl 14 (4) Catatan: (Pasal 14 (2)
STP memiliki kekuatan hukum yang sama dengan skp
STP
dapat diterbitkan dalam hal :
Pasal 14 UU KUP
•PKP tdk membuat Faktur Pajak •PKP membuat Faktur Pajak tidak tepat waktu •PKP membuat Faktur Pajak tidak lengkap
Psl 14 (1) f
KUP 50 Pkp yang gagal berpro Duksi dan telah diberi Kan pengem balian pajak masu kan
Psl 14 (1) g
Denda 2 % sebulan dr juml. pajak yg
ditagih kembali Psl 14 (5)
(39)
SKPKBT
Diterbitkan dlm jangka waktu 10 tahun
apabila
Data baru dan
atau
Data yg semula
belum terungkap
yang berakibat jumlah
pajak terutang bertambah
Ditemukan
oleh FISKUS
dikenakan
kenaikan 100 %
Pasal 15 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)UU KUP
Keterangan
tertulis
dari WP atas
kehendak
sendiri
tidak dikenakan
kenaikan
(40)
S K P K B T
dapat diterbitkan dalam j.w. > 5
tahun dalam hal :
Wajib Pajak dipidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum
tetap
ditambah sanksi
BUNGA 48 %
Pasal 15 ayat (4) UU KUP
(41)
JATUH TEMPO PEMBAYARAN
KETETAPAN PAJAK
STP
SKPKB
SKPKBT
SK PEMBETULAN
SK KEBERATAN
PUTUSAN BANDING
PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALIHARUS DILUNASI PALING LAMBAT 1 BULAN
SEJAK TANGGAL DITERBITKAN
PAJAK TERUTANG ATAS :
YG MENGAKIBATKAN PAJAK YG HARUS DIBAYAR BERTAMBAH Pasal 9 ayat (3) UU KUP
(42)
WP USAHA KECIL DAN WP DI DAERAH TERTENTU
JANGKA WAKTU PELUNASAN
2 BULA
(43)
PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN
PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 9 ayat (4) UU KUP
STP
SKPKB
SKPKBT
PPh Pasal 29
SK PEMBETULAN
SK KEBERATAN
PUTUSAN BANDING
PUTUSAN PK Yg mengakibatkan
pajak yg harus dibayar bertambah
ATAS PERMOHONAN WP UNTUK MENGANGSUR/MENUNDA
PEMBAYARAN PAJAK TERUTANG ATAS :
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
DAPAT MEMBERIKAN PERSETUJUAN
Paling lama 12 bulan
(44)
SYARAT PENGAJUAN PERMOHONAN
PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN
PEMBAYARAN PAJAK
KMK No. 541/KMK.04/2000
Diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP
tempat WP terdaftar;
Diajukan paling lambat 15 hari sebelum jatuh
tempo pembayaran utang pajak berakhir, kecuali
dalam hal WP mengalami keadaan diluar
kekuasaannya;
Disertai alasan dan jumlah pembayaran pajak
yang dimohon diangsur/ditunda
PERMOHONAN
PENGANGSURAN/PENUNDAAN
PEMBAYARAN PAJAK
syarat
Keputusan menerima atau menolak diberikan
dalam jangka waktu 10 hari sejak permohonan
diterima lengkap, lebih dari jangka waktu tersebut
dianggap diterima
(45)
PEMBETULAN
KETETAPAN PAJAK
PERMOHONAN
WP
Pasal 16 ayat (1) dan Penjelasan UU KUP
SALAH TULIS, SALAH HITUNG
DAN ATAU KELIRU PENERAPAN UU
DIREKTUR JENDERAL PAJAK DAPAT MEMBETULKAN skp, STP,
SURAT KEPUTUSAN PEMBETULAN, SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN, SURAT KEPUTUSAN PENGURANGAN atau PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI, SURAT
KEPUTUSAN PENGURANGAN atau PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK, SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN
KELEBIHAN PAJAK, atau SURAT KEPUTUSAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA
SECARA
JABATAN
DAPAT BERUPA Menambah atau Mengurangkan atau Menghapuskan
(46)
PERMOHONAN
PEMBETULAN
APABILA JANGKA WAKTU TELAH LEWAT,
TIDAK MEMBERI SUATU KEPUTUSAN, MAKA
PERMOHONAN PEMBETULAN YG DIAJUKAN
TSB DIANGGAP DITERIMA
Pasal 16 AYAT (2), (3) UU KUP
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
SEJAK TGL PERMOHONAN DITERIMA,
HARUS MEMBERI KEPUTUSAN
DALAM JANGKA WAKTU 6 BULAN
(47)
PENERBITAN S K P L B
Pasal 17 dan Penjelasan UU KUP
SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN THD
SPT LB TANPA PERMOHONAN RESTITUSI,
SPT KB, DAN SPT NIHIL
KUP 55 JUMLAH KREDIT PAJAK
ATAU JUMLAH PAJAK YG LEBIH DIBAYAR
JUMLAHNYA LEBIH BESAR DARIPADA
KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG TELAH
DITETAPKAN
TERDAPAT
PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA
(48)
PENERBITAN S K P N
Pasal 17 A UU KUP
JUMLAH KREDIT PAJAK ATAU JUMLAH PAJAK
YG DIBAYAR SAMA DENGAN JUMLAH PAJAK
YG TERUTANG
PAJAK TIDAK TERUTANG DAN TIDAK ADA
KREDIT PAJAK ATAU TIDAK ADA
PEMBAYARAN PAJAK
SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN
(49)
SPTLB
dengan permohonan dalam SPT
(Selain WP Kriteria tertentu sebagaimana dalam Pasal 17 C)
DIPERIKSA
SKPLB
SKPKB
SKPN
diterbitkan dalam jangka waktu 12 bulan
Sejak permohonan diterima secara lengkap
Pasal 17B ayat (1) UU KUP
(50)
SPTLB PPN
dengan permohonan oleh PKP
( yang melakukan kegiatan tertentu)
DIPERIKSA
SKPLB
SKPKB
SKPN
Pasal 17B ayat (1) UU KUP dan Kep 519/PJ./2000
KUP 57
1. EKSPOR BKP
2. PENYERAHAN
BKP/JKP TERHADAP
PEMUNGUT
DITERBITKAN PALING LAMBAT DALAM
JANGKA WAKTU 2 BULAN SEJAK
DITERIMANYA PERMOHONAN
KEGIATAN
TERTENTU
(51)
SPT LB
dengan permohonan dalam SPT
SKPLB = SPT
SKPLB = SPT
DITAMBAH
IMBALAN
BUNGA
2 % SEBULAN
LEBIH DARI 12 BULAN
TIDAK ADA
KEPUTUSAN
DITERBITKAN
PALING LAMBAT
1 BULAN
Pasal 17B ayat (2), ayat (3) UU KUP
DITERBITKAN
LEWAT JANGKA
WAKTU 1 BULAN
(52)
Penerbitan SKPPKP
(Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak)
Setelah Dilakukan Penelitian (formal) terhadap SPT
Pasal 17C ayat (1), (2), (3) UU KUP
PPN
Jangka Waktu
1 bulan
WP DENGAN
KRITERIA
TERTENTU
PPh
Jangka Waktu
3 bulan
Diterbitkan
SKPPKP
Tidak
menghendaki
SKPPKP
Diproses
sesuai
dengan Pasal
17 B
(53)
Kriteria WP yang dapat
diberikan SKPPKP
WP YANG :
1. TEPAT WAKTU DALAM PENYAMPAIAN
SPT (2 TAHUN TERAKHIR)
2. TIDAK MEMPUNYAI TUNGGAKAN PAJAK
(KECUALI YANG MEMPUNYAI IZIN)
3. TIDAK PERNAH DIJATUHI HUKUMAN
KARENA MELAKUKAN TINDAK PIDANA DI
BIDANG PERPAJAKAN DALAM JANGKA
WAKTU 10 TAHUN TERAKHIR
4. DALAM HAL LAPORAN KEUANGAN
DIAUDIT , HARUS DENGAN PENDAPAT
WAJAR TANPA PENGECUALIAN ATAU
WAJAR DG PENGECUALIAN SEPANJANG
TIDAK MEMPENGARUHI R/L FISKAL
5. DALAM HAL L/K TIDAK DIAUDIT, WP
DAPAT MENGAJUKAN PERMOHONAN
SEPANJANG MEMENUHI SYARAT 1, 2, 3
KMK No 544//KMK.04/2000
(54)
WP DENGAN KRITERIA
TERTENTU
DAPAT DIPERIKSA
DALAM JANGKA WAKTU
5 TAHUN
SKPLB
SKPN
SKPKB
DIKENAI SANKSI 100% DARI JUMLAH
KEKURANGAN PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 17C ayat (4) , (5) dan Penjelasan UU KUP
SETELAH DITERBITKAN SKPPKP
(55)
1. PPh
- WP telah memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pajak sebesar Rp 80.000.000,00.
- Dari pemeriksaan diperoleh hasil sbb:
a. PPh yang terutang sebesar Rp 100.000.000,00 b. Kredit pajak, yaitu:
- PPh 22 Rp 20.000.000,00 - PPh 23 Rp 40.000.000,00 - PPh 25 Rp 90.000.000,00
Berdasarkan hasil pemeriksaan tsb diterbitkan SKPKB dengan perhitungan:
- PPh yang terutang
sebesar Rp 100.000.000,00 - Kredit Pajak:
- PPh 22 Rp 20.000.000,00 - PPh 23 Rp 40.000.000,00 - PPh 25 Rp 90.000.000,00 (+) Rp 150.000.000,00 - Jumlah Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan
Pajak Rp 80.000.000,00 - Jumlah pajak yang
dapat dikreditkan Rp 70.000.000,00 (-) Pajak yang tidak/kurang
dibayar Rp 30.000.000,00 Sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100% Rp 30.000.000,00 (+) Jumlah yang masih harus
dibayar Rp 60.000.000,00
Contoh Soal
Perhitungan SKPKB (Pasal 1C ayat (2) UU KUP
(56)
2. PPN
- PKP telah memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan
pajak sebesar Rp 60.000.000,00
- Dari pemeriksaan diperoleh hasil sbb: a. Pajak Keluaran Rp 100.000.000,00
b. Kredit pajak, yaitu Pajak Masukan Rp 150.000.000,00 Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diterbitkan
SKPKB dengan perhitungan:
- Pajak Keluaran Rp 100.000.000,00 - Kredit Pajak:
- Pajak Masukan Rp 150.000.000,00 - Jumlah Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan
Pajak Rp 60.000.000,00 (-) - Jumlah pajak yang dapat
dikreditkan Rp 90.000.000,00 (-) Pajak yang kurang bayar Rp 10.000.000,00 Sanksi administrasi
kenaikan 100% Rp 10.000.000,00 (+) Jumlah yang masih harus
(57)
PENGEMBALIAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 11 UU KUP
SKPLB
Pasal 17 dan 17 B
SKPPKP
Pasal 17 C
SISA LEBIH
SISA LEBIH
DITERBITKAN SKPKPP dan SPMKP DLM JANGKA WAKTU 1 BLN SEJAK :
-DITERIMANYA PERMOHONAN WP untuk Pasal 17 (1)
-DITERBITKANNYA SKPLB untuk Pasal 17 (2) dan 17 B
- DITERBITKANNYA SKPPKP
DITERBITKAN SKPKPP DAN SPMKP
DLM JANGKA WAKTU 1 BULAN SEJAK
DITERBITKAN SKPPKP
IMBALAN BUNGA 2% SEBULAN
APABILA SPMKP TERBIT LEWAT JANGKA WAKTUNYA DIKOMPENSASI
DENGAN UTANG PAJAK
KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK
(58)
PENAGIHAN PAJAK
Pasal 18 AYAT (1) UU KUP
STP
SKPKB
SKPKBT SK PEMBETULAN SK KEBERATAN
PUTUSAN BANDING
PUTUSAN PK
DASAR PENAGIHAN PAJAK
YG MENGAKIBATKAN PAJAK YG HARUS DIBAYAR BERTAMBAH
(59)
BUNGA PENAGIHAN
1.
Pajak yg terutang menurut SKPKB, SKPKBT, SK
Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding atau
Putusan PK yang menyebabkan pajak yang harus dibayar bertambah, apabila pada saat jatuh
tempo pemba-yaran tidak/ kurang dibayar 2. Pajak yg terutang dlm hal WP diperbolehka n meng angsur / menunda pemba yaran 3. Kekurangan pajak yg belum dilunasi, apabila diberikan penundaan penyampaian SPT Tahunan PPh
Pasal 19 ayat (1), (2) dan (3) UU KUP
2 % PER BULAN
dikenakan terhadap :
BAGIAN DARI BULAN DIHITUNG PENUH SATU
BULAN dan DIKENAI SANKSI 2% PER BULAN
(60)
Contoh Soal
Pasal 19 (1)
1. Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan
SKPKB sebesar Rp 10.000.000,00 yang diterbitkan tanggal 7 Oktober 2008, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2008. Jumlah pembayaran samapai dengan
tanggal 6 November 2008 Rp 6.000.000,00. Pada tanggal 1 Desember 2008 diterbitkan STP dengan perhitungan:
Pajak yang masih harus
dibayar = Rp 10.000.000,00 Dibayar sampai dengan jatuh
tempo pelunasan = Rp 6.000.000,00 (-) Kurang dibayar = Rp 4.000.000,00 Bunga 1 bulan
(1 x 2% x Rp 10.000.000,00) = Rp 80.000,00
2. WP membayar Rp 10.000.000,00 pada tanggal 3 Desember 2008 dan pada tanggal 5 Desember 2008 diterbitkan STP, sanksi administrasi berupa bunga dihitung sbb:
Pajak yang masih harus dibayar = Rp 10.000.000,00 Dibayar setelah jatuh tempo
pelunasan = Rp 10.000.000,00 Kurang dibayar = Rp 0,00 Bunga 1 bulan
(61)
Pasal 19 (2)
1. WP menerima SKPKB sebesar Rp 1.120.000,00 yang
diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2009 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1 Februari 2009. WP tsb diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 5 bulan dengan jumlah yang tetap sebesar Rp 224.000,00. Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dihitung sbb:
angsuran ke-1: 2% x Rp 1.120.000,00 = Rp 22.400,00 angsuran ke-2: 2% x Rp 896.000,00 = Rp 17.920,00 angsuran ke-3: 2% x Rp 672.000,00 = Rp 13.440,00 angsuran ke-4: 2% x Rp 448.000,00 = Rp 8.960,00 angsuran ke-5: 2% x Rp 224.000,00 = Rp 4.480,00
2. WP (yang dimaksud dari soal di atas) diperbolehkan untuk menunda pembayaran pajak sampai dengan tanggal 30 Juni 2009.
Sanksi administrasi berupa bunga atas penundaan pembayaran SKPKB tersebut sebesar=
(62)
PENAGIHAN PAJAK
DENGAN SURAT PAKSA
Pasal 20 ayat (1), (3) UU KUP
STP
SKPKB
SKPKBT
SK PEMBETULAN
SK KEBERATAN
PUTUSAN BANDING
PUTUSAN PK
Yang mengakibatkan pajak yg harus dibayar bertambah
SURAT
PAKSA
TIDAK DIBAYAR SESUAI JANGKA WAKTU SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 9 AYAT(3) ATAU AYAT (3a)
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku (UU PPSP)
(63)
PENAGIHAN
SEKETIKA & SEKALIGUS
Penjelasan Pasal 20 UU KUP
adalah
:
Tindakan
Penagihan
Pajak
yang
dilaksanakan oleh juru sita pajak
kepada
penanggung
pajak
tanpa
menunggu
tanggal
jatuh
tempo
pembayaran yang meliputi seluruh
utang pajak dari semua jenis pajak,
Masa Pajak dan Tahun Pajak
(64)
PENAGIHAN
SEKETIKA & SEKALIGUS
Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu;
Penanggung pajak memindahtangankan barang yg dimiliki atau dikuasai dalam rangka
menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaannya di Indonesia;
Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung pajak akan membubarkan Badan usahanya, atau
menggabungkan usahanya, atau memekarkan usahanya, atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya, atau
melakukan berubahan bentuk lainnya;
Badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau
Terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda
kepailitan.
Pasal 20 ayat (2) UU KUP
KUP 67
Dilakuka n apabila:
(65)
PENANGGUNG PAJAK
ORANG
PRIBADI
BADAN
YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBAYARAN PAJAK
TERMASUK WAKIL
YANG MENJALANKAN HAK DAN MEMENUHI KEWAJIBAN
WAJIB PAJAK MENURUT KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERPAJAKAN Pasal 1 angka 28 UU KUP
(66)
Negara mempunyai
Hak Mendahulu untuk
Tagihan Pajak
Barang- barang milik
Penanggung Pajak
HAK MENDAHULU
Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) UU KUP
Meliputi :
- Pokok Pajak
- Sanksi Administrasi :
Bunga
Denda
Kenaikan
- Biaya Penagihan Pajak
ATAS
(67)
DIKECUALIKAN DARI HAK
MENDAHULU
1. Biaya perkara yg semata-mata
disebabkan suatu penghukuman
untuk melelang suatu barang
bergerak / tidak bergerak
2. Biaya yg telah dikeluarkan untuk
menyelamatkan suatu barang
dimaksud
3. Biaya perkara, yang hanya
disebabkan oleh pelelangan dan
penyelesaian suatu warisan
Pasal 21 ayat (3) UU KUP
(68)
HAK MENDAHULUI
HILANG
Pasal 21 ayat (4), dan ayat (5) UU KUP SETELAH LAMPAU
WAKTU 5 TAHUN
SEJAK TGL DITERBITKANNYA
STP
SKPKB
SKPKBT
SK PEMBETULAN
SK KEBERATAN
PUTUSAN BANDING
PUTUSAN PK Yg mengakibatkan
pajak yg harus dibayar bertambah
KECUALI
APABILA DLM JANGKA WAKTU 5 TAHUN TSB. : SURAT PAKSA UNTUK MEMBAYAR TELAH
DIBERITAHUKAN SECARA RESMI; ATAU
DIBERIKAN PENUNDAAN PEMBAYARAN ATAU PERSETUJUAN ANGSURAN PEMBAYARAN LAMPAU WAKTU 5 TAHUN TSB DIHITUNG
SEJAK TANGGAL PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA; ATAU
DITAMBAH DGN JANGKA WAKTU PENUNDAAN PEMBAYARAN. KUP 71
(69)
DALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 22 ayat (1) UU KUP
HAK UNTUK MELAKUKAN
PENAGIHAN PAJAK
DALUWARSA
SETELAH LAMPAU
WAKTU 5 TAHUN
SEJAK :
Penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT, dan
SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan
Banding, serta Putusan PK
(70)
Diterbitkan Surat Paksa
Ada pengakuan utang pajak dari WP baik
langsung maupun tidak langsung, seperti :
pengajuan permohonan
angsuran/penundaan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran
SKPKB atau SKPKBT yang diterbitkan terhadap WP karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
pembayaran sebagian utang pajak
Adanya penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
tanggal disampaikan surat paksa
tgl surat permohonan diterima atau penundaan pembayaran utang pajak diterima Dirjend Pajak
tgl penerbitan skp
tgl pembayaran sebagian utang pajak
Tgl penerbitan Surat
Perintah Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
DALUWARSA PENAGIHAN
TERTANGGUH
Apabila
Pasal 22 ayat (2) dan penjelasan UU KUP
Daluwarsa sejak :
(71)
GUGATAN WP ATAU
PENANGGUNG PAJAK
TERHADAP :
Pasal 23 ayat (2) UU KUP
Hanya dapat diajukan kepada :
badan peradilan pajak
Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan atau Pengumuman Lelang;
Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan
pajak;
Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan
keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan
dalam Pasal 25 (1) dan Pasal 26; atau
Penerbitan skp atau SKK yang dalam penerbitannya
tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang
telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
(72)
TATA CARA PENGHAPUSAN
PIUTANG PAJAK DAN
PENETAPAN BESARNYA
PENGHAPUSAN
DIATUR OLEH MENTERI KEUANGAN
STP, SKPKB, SKPKBT,
SK PEMBETULAN, SK KEBERATAN
PUTUSAN BANDING DAN
PUTUSAN PK
yang tidak dapat ditagih lagi
Pasal 24 UU KUPKMK No. 565/KMK.04/2000
(73)
KEBERATAN WP
SKPKB
SKPKBT
SKPLB
SKP Nihil
Pemotongan atau Pemungutan
oleh Pihak Ketiga
Pasal 25 ayat (1), ayat (7) UU KUP
Diajukan hanya kepada
Direktur Jenderal Pajak
atas SUATU:
Catatan :
Pengajuan keberatan tidak menunda
pembayaran dan pelaksanaan penagihan,
jangka waktu 1 bulan sejak tanggal penerbitan
Surat Keputusan Keberatan
Penangguhan jangka waktu pelunasan dikenai
sanksi 2% per bulan
(74)
SYARAT PENGAJUAN
KEBERATAN
1. Tertulis dalam Bahasa Indonesia
2. Memuat jumlah Pajak yg terutang atau
jumlah pajak yg dipotong atau dipungut
atau jumlah rugi menurut penghitungan
WP.
3. Memuat alasan-alasan yang menjadi dasar
perhitungan.
4. Dalam jangka waktu tiga bulan sejak
tanggal SKP diterbitkan atau tanggal
pemotongan/pemungutan kecuali di luar
kekuasaan Wajib Pajak
(force mayeur)
Pasal 25 ayat (2), ayat (3), ayat (4) UU KUP
syarat
TIDAK DIPENUHI
TIDAK DIANGGAP SURAT KEBERATAN SEHINGGA
TIDAK DIPERTIMBANGKAN DAN TIDAK DITERBITKAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN
(75)
TANDA BUKTI PENERIMAAN
SURAT KEBERATAN
Pasal 25 ayat (5) UU KUP
TANDA BUKTI PENERIMAAN
TANDA TERIMA YG DIBUAT OLEH
PEJABAT DITJEN PAJAK YG DITUNJUK
RESI (TANDA PENGIRIMAN POS
TERCATAT)
YG DIBUAT OLEH KANTOR POS
CATATAN :
Batas Waktu penyelesaian Keberatan
dihitung sejak tanggal penerimaan
surat dimaksud
(76)
Untuk Meminta :
•
Dasar Pengenaan Pajak
•
Dasar Penghitungan Rugi
•
Dasar Pemotongan atau
Pemungutan Pajak
HAK WAJIB PAJAK DALAM
PENGAJUAN KEBERATAN
Pasal 25 ayat (6) dan Penjelasan UU KUP
WAJIB PAJAK
DIBERI HAK
WAJIB DIPENUHI SECARA TERTULIS
OLEH
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
bila diminta
(77)
PENYELESAIAN
SURAT KEBERATAN
Paling lama 12 bulan sejak tgl Surat
Keberatan diterima, Dirjen Pajak harus
memberikan keputusan
Keputusan dapat berupa :
Menerima seluruhnya
Menerima sebagian
Menolak
Menambah jumlah pajak yang
terutang
Bila dlm waktu 12 bulan terlewati, dan tdk
diberikan keputusan, maka Surat Keberatan
WP dianggap diterima
Pasal 26 ayat (1), (2), (3), dan (5) UU KUP
Catatan:
Sebelum surat keputusan diterbitkan, WP dpt menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan
(78)
PEMBUKTIAN
KETIDAK-BENARAN KETETAPAN
PAJAK SECARA JABATAN
Pasal 26 ayat (4) UU KUP
SURAT KEBERATAN
ATAS
SKP SECARA JABATAN KARENA :
• WP TIDAK MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN SETELAH DITEGOR SECARA TERTULIS;
• TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN PEMBUKUAN;
• TIDAK MEMBERI KESEMPATAN PEMERIKSA MEMASUKI TEMPAT TERTENTU YG DIANGGAP PERLU.
HARUS DIBUKTIKAN OLEH WP
KETIDAKBENARAN SKP TSB.
APABILA TIDAK DIBUKTIKAN
KEBERATAN DITOLAK
(79)
PERMOHONAN BANDING
Ditulis dalam Bahasa Indonesia;
Alasan yang jelas
Dalam jangka waktu tiga bulan sejak keputusan diterima;
Dilampiri salinan SK KeberatanHanya dapat diajukan banding
syarat
Pasal 27 ayat (1), (2), dan (3) UU KUP
ATAS
KEPUTUSAN KEBERATAN
Kepada Badan Peradilan Pajak
(80)
PUTUSAN BANDING
Putusan Pengadilan Pajak
merupakan putusan peradilan
tata usaha negara
Pasal 27 ayat (2), UU KUP
(81)
BADAN PERADILAN PAJAK
Badan Peradilan Pajak
diatur dengan UU
Pasal 27 ayat (6) UU KUP
(82)
IMBALAN BUNGA ATAS
KEBERATAN/BANDING
Dikembalikan, ditambah bunga :
- 2 % perbulan, paling lama 24 bulan sejak
tanggal pembayaran yang menyebabkan
kelebihan pembayaran pajak
Keberatan/Banding diterima
sebagian atau seluruhnya
Pasal 27 A ayat (1) UU KUP
Terdapat kelebihan pembayaran
pajak
(Setelah dikurangi dengan utang pajak
dalam SKPKB/SKPKBT
)
(83)
Untuk SKPKB dan SKPKBT dihitung
sejak tanggal pembayaran yang
menyebabkan kelebihan pembayaran
pajak sampai dengan diterbitkannya SK
Keberatan, Putusan Banding, atau
Putusan PK; atau
Untuk SKPN dan SKPLB dihitung sejak
tanggal penerbitan skp sampai dengan
diterbitkannya SK Keberatan, Putusan
Banding, atau Putusan PK.
(84)
PEMBERIAN IMBALAN BUNGA
Pembayaran lebih sanksi
administrasi berupa denda
Pasal 14 ayat (4) dan atau
bunga Pasal 19 ayat (1)
Pasal 27 A ayat (2), (3) UU KUP jo. KMK No.540/KMK.04/2000
Berdasarkan Keputusan Pengurangan
atau Penghapusan Sanksi
Administrasi
(85)
PENGERTIAN PEMBUKUAN
MELIPUTI
Harta
Kewajiban Modal
Penghasilan dan Biaya
Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa
Proses Pencatatan secara teratur untuk
mengumpulkan DATA dan INFORMASI KEUANGAN
Dengan menyusun LAPORAN KEUANGAN (NERACA & LABA RUGI)
untuk periode Tahun Pajak tersebut Pasal 1 angka 29 UU KUP
(86)
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
Pasal 28 ayat (1) UU KUP
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN
BEBAS
WAJIB PAJAK BADAN
DI INDONESIA
WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
(87)
DIKECUALIKAN DARI
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
Pasal 28 ayat (2) UU KUP
WP ORANG PRIBADI YG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA/ PEKERJAAN BEBAS
YG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG PENGHASILAN
NETO DGN MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO
TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN
WP ORANG PRIBADI
YG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS
(88)
Harus memperhatikan itikad baik
Mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha
sebenarnya
Diselenggarakan di Indonesia
Huruf latin
Angka Arab
Satuan mata uang Rupiah
Bahasa Indonesia atau Bahasa Asing yang
diizinkan Menteri Keuangan yaitu bahasa
Inggris
Diselenggarakan dgn prinsip taat asas dan
dgn
stelsel
akrual atau
stelsel
kas
Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan
mengenai harta,kewajiban, modal,
penghasilan & biaya, serta penjualan &
pembelian (sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang)
SYARAT PEMBUKUAN
Pasal 28 ayat (3), (4), (5), (7) UU KUP jo.
KMK No.533/KMK.04/2000
(89)
PERUBAHAN TAHUN BUKU
DAN ATAU
METODE PEMBUKUAN
TAHUN BUKU
METODE
PEMBUKUAN
Pengakuan
Penghasilan
& biaya (metode kas
dan akrual)
Metode Penyusutan
Aktiva Tetap
Metode Penilaian
Persediaan
Harus mendapat persetujuan
Direktur Jenderal Pajak
Pasal 28 ayat (6) UU KUP
PERUBAHAN
(90)
PEMBUKUAN DLM BAHASA
ASING dan MATA UANG
SELAIN RUPIAH
PEMBUKUAN DENGAN BAHASA ASING dan MATA UANG SELAIN RUPIAH
WP DALAM RANGKA
PMA
KONTRAK KARYA
KONTRAK BAGI HASIL
BUT
WP yang mempunyai afiliasi denganperusahaan di LN
SETELAH MENDAPAT IZIN MENTERI KEUANGAN Pasal 28 ayat (8) UU KUP jo. KMK No533/KMK.04/2000
Pemberian ijin dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Pajak
(91)
PENGERTIAN PENCATATAN
PENGUMPULAN DATA
SECARA TERATUR
tentang
Peredaran atau
penerimaan bruto dan
atau;
Penghasilan bruto
SEBAGAI DASAR UNTUK
MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG,
(termasuk Penghasilan yg bukan objek pajak
dan atau yg dikenakan pajak yg
bersifat final)
Pasal 28 ayat (9) UU KUP
(92)
KEWAJIBAN PENYIMPANAN
BUKU/CATATAN/DOKUMEN
BADAN
ORANG PRIBADI
Pasal 28 ayat (11) UU KUP
PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN
YANG MENJADI DASAR PEMBUKUAN ATAU
PENCATATAN & DOKUMEN LAIN
DILAKUKAN DI INDONESIA
SELAMA 10 TAHUN
Tempat Kedudukan
Tempat Kegiatan
atau
Tempat Tinggal
(93)
KEGIATAN PENCATATAN
Pasal 28 ayat (12) UU KUP DAN KEP-520/PJ./2000
Bentuk dan tata cara
pencatatan
KUP 95
berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan
(94)
PENGERTIAN
PEMERIKSAAN
Untuk :
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan
tujuan lain dalam rangka melaksanakan
Ketentuan peraturan per- UU perpajakan
Serangkaian kegiatan untuk
Mencari
Mengumpulkan
Mengolah
DATA, KETERANGAN, dan/atau
bukti
Pasal 1 angka 25 UU KUP
(95)
WEWENANG DIRJEN PAJAK
MELAKUKAN PEMERIKSAAN
MENGUJI KEPATUHAN
PEMENUHAN
KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
TUJUAN PEMERIKSAAN
TUJUAN LAIN
Pasal 29 ayat (1) UU KUP
(96)
SURAT
PERINTAH
PEMERIKSAAN
PETUGAS PEMERIKSA HARUS
MEMILIKI TANDA PENGENAL
PEMERIKSA & DILENGKAPI SURAT
PERINTAH PEMERIKSAAN
HARUS DIPERLIHATKAN KEPADA
WAJIB PAJAK YANG DIPERIKSA
Pasal 29 ayat (2) UU KUP
UNTUK KEPERLUAN
PEMERIKSAAN
(97)
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
YANG DIPERIKSA
a. Memperlihatkan dan atau
meminjamkan buku/
catatan/ dokumen
b. Memberikan kesempatan
memasuki tempat atau
ruangan yang dipandang
perlu
c. Memberikan keterangan
yang diperlukan
Pasal 29 ayat (3) UU KUP
(98)
KEWAJIBAN
MERAHASIAKAN
UNTUK KEPERLUAN
PEMERIKSAAN
Kewajiban merahasiakan
DITIADAKAN
Pasal 29 ayat (4) UU KUP
(99)
PENYEGELAN DALAM
RANGKA PEMERIKSAAN
Pasal 30 UU KUP
BILA WAJIB PAJAK :
TIDAK MEMBERI KESEMPATAN PEMERIKSA MEMASUKI TEMPAT/RUANGAN YG DIPANDANG PERLU;
TIDAK MEMBERI BANTUAN GUNA KELANCARAN PEMERIKSAAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
BERWENANG
MELAKUKAN PENYEGELAN
TEMPAT/RUANGAN TERTENTU SERTA
BARANG BERGERAK DAN/ATAU TIDAK BERGERAK
(100)
TATA CARA
PEMERIKSAAN
Pasal 31 UU KUP
DITETAPKAN OLEH
MENTERI KEUANGAN
PMK No. 199/PMK.03/2008
(1)
PPNS DJP
Pasal 44 ayat (1) UU KUPDiangkat oleh
Menteri Hukum &
Perundang-undangan
sebagai penyidik
Mempunyai
wewenang khusus
melakukan
penyidikan tindak
pidana di bidang
(2)
PENYIDIKAN TINDAK PIDANA
DI BIDANG PERPAJAKAN
SERANGKAIAN TINDAKAN
YANG DILAKUKAN
PENYIDIK
MENEMUKAN TERSANGKANYA
UNTUK MENCARI DAN
MENGUMPULKAN BUKTI
MEMBUAT TERANG TINDAK PIDANA
DI BIDANG PERPAJAKAN
Pasal 1 angka 31 UU KUP
(3)
Pasal 44 (2)
W
e
w
e
n
a
n
g
P
e
n
y
i
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan/ laporan agar menjadi lebih lengkap dan jelas
c. Minta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
b. Meneliti , mencari, dan mengumpulkan
keterangan mengenai orang pribadi/ badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
d. Memeriksa buku / catatan dan dokumen lain
f. Meminta bantuan tenaga ahli
h. Memotret seseorang.
i. Memanggil orang untuk didengar keterangan g. Menyuruh berhenti dan /atau melarang
seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan, memeriksa identitas orang/ dokumen.
(4)
PELAKSANAAN
PENYIDIKAN
Pemberitahuan
saat dimulainya
penyidikan
Melalui Penyidik pejabat Polisi
Negara RI kepada Jaksa
Penuntut umum
Penyampaian
atas hasil
penyidikan
SESUAI KETENTUAN KUHAP
Pasal 44 ayat (3) UU KUP
PPNS
KUP 124
Catatan: (Ps. 44 (4))
Dalam kewenangan penyidikan, penyidik dapat meminta bantuan penegak hukum lain.
(5)
PENGHENTIAN
PENYIDIKAN
Pasal 44 B ayat (1 dan 2) UU KUPMenkeu
Jaksa Agung
Menghentikan Penyidikan
(Maksimal 6 Bln sejak tgl surat Permintaaan)
(6)