3. Menetapkan bahwa pidana tadi tidak usah dijalankan, kecuali kalau di kemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim oleh karena Terdakwa melakukan perbuatan pidana
dalam masa percobaan selama 6 enam bulan; 4. Menetapkan barang bukti berupa sepeda motor BK. 2302-UE dtkembalikan kepada BALAS
SILALAHI, dan sebuah sepeda motor BK. 5498-OW dikembalikan kepada ahli waris PUTRA ARIANSYAH;
5. Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 1.000,- seribu rupiah};
Demikianlah diputuskan Hakim Pengadilan Negeri Medan pada hari :RABU, tanggal 02 Februari 2011
oleh kami; SUBtHARTA, SH.MH. sebagai Hakim pengadilan Negeri Medan,
putusan mana diucapkan pada hari itu juga oleh Hakim tersebut dalam persidangan yang terbuka
untuk umum, dengan dibantu oleh : BETTY, SH. sebagai Panitera Pengganti. Dihadiri oleh ;ELISABETH B. PANJA1TAN, SH.M.Hum. sebagai penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Belawan serta Terdakwa didampingi oleh Balai Pemasyarakatan.
C. Pertanggungjawaban Pidana dalam Kecelakaan Lalu Lintas yang Mengakibatkan
Kematian
Bentuk-bentuk kecelakaan lalu lintas di jalan raya di dalam Undang-undang No.14 Tahun 1992, secara tegas tidak diatur, namun tentang peristiwa kecelakaan lalu lintas secara tegas telah
diatur pada bagian keempat dari Undang-undang dimaksud. Undang-undang ini mengatur tentang asas dan tujuan lalu lintas, pembinaan, Prasarana, terminal, kendaraan, pengemudi,
asuransi, angkutan dan ketentuan pidana. Pasal 27, mengatakan bahwa :
Universitas Sumatera Utara
“Pengemudi kendaraan berraotor yang terlibat pertiwa kecelakaan lalu lintas wajib menghentikan kendaraan, menolong orang yang menjadi korban kecelakaan dan
melaporkan kecelakaan tersebut kepada pejabat Polisi Negara Republik Indonesia”.
34
1. Apabila korban meninggal dunia, maka pengemudi danatau pemilik kendaraan bermotor wajib memberikan bantuan kepada ahli waris dari korban berupa biaya pengobatan
danatau biaya pemakaman; Ketentuan ini mengandung pengertian bahwa kewajiban pengemudi untuk menolong
korban kecelakaan yang memerlukan perawatan harus diutamakan. Disisi lain undang-undang ini memberikan kelonggaran atau dispensasi bagi pengemudi
kendaraan yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu lintas di jalan raya, yaitu apabila pengemudi kendaraan bermotor dalam keadaan memaksa artinya suatu keadaan yang dapat membahayakan
keselamatan atau jiwa pengemudi apabila menghentikan kendaraan untuk menolong sikorban, namun keadaannya tetap diwajibkan untuk segera melaporkan peristiwa kecelakaan lalu lintas
tersebut atau segera melaporkan dirinya kepada pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat.
Lebih lanjut undang-undang ini mengatur secara tegas tentang tanggungjawab pengemudi danatau pemilik kendaraan bermotor terhadap peristiwa kecelakaan lalu lintas yang melibatkan
mereka, seperti:
2. Apabila korban cidera, maka pengemudi danatau pemilik kendaraan bermotor wajib memberikan biaya pengobatan;
Namun ada pengecualian diberikan undang-undang, yaitu pengemudi danatau pemilik kendaraan bermotor tidak wajib memberikan biaya kepada korban danatau ahli waris korban,
apabila peristiwa kecelakaan lalu lintas itu terjadi karena adanya keadaan memaksa yang tidak
34
Lihat Pasal 27 Undang-UndangNo.14 Tahun \992,Tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Universitas Sumatera Utara
dapat dielakkan atau diluar kemampuan, disebabkan prilaku korban sendiri atau pihak ketiga, maupun disebabkan gerakan orang danatau hewan walaupun telah diambil tindakan
pencegahan.
35
1. Inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan;
Peraturan Pemerintah ini tidak jauh beda dengan undang-undang No.14 Tahun 1992. Peraturan Pemerintah ini selain mengatur secara tegas mengenai lalu lintas di jalan raya, juga
mengatur berbagai hal yang bertujuan untuk menghindart akan terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya, seperti manejemen dan rekayasa lalu lintas, serta tata cara berlalu lintas.
Rekayasa lalu lintas dimaksud meliputi kegiatan perencanan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian lalu lintas. Perencanaan lalu lintas meliputi kegiatan:
2. Penetapan tingkat pelayanan yang diinginkan;
3. Penetapan pemecahan permasalahan lalu lintas;
4. Penyusunan rencana dan program pelaksanaan perwujudannya;
36
Sedangkan pengaturan lalu lintas meliputi kegiatan penetapan kebijakan lalu lintas pada jaringan atau ruas-ruas jalan tertentu. Pengawasan lalu lintas meliputi:
2. Pemantauan dan penitaian terhadap pelaksanan kebijakan lalu lintas di bidang pengaturan lalu lintas;
3. Tindakan korektif terhadap pelaksanan kebijakan lalu lintas di bidang pengaturan lalu lintas;
Pengendalian lalu lintas meliputi:
35
Ibid, Pasal 29
36
Selanjutnya Lihat Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, Tentang Prasarana dan lalu linias
Universitas Sumatera Utara
2. Pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanan kebijakan lalu lintas dalam bidang pengaturan lalu lintas:
3. Pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanan kebijakan lalu lintas dalam bidang pengaturan lalu lintas.
Dalam rangka mewujudkan kegiatan-kegiatan sebagaiman diutarakan diatas tadi, dilakukan rekayasa lalu lintas yang meliputi:
1. Perencanan, pembangunan dan pemeliharan jalan; 2. Perencanan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambu, marka jalan, alat
pemberi isyarat lalu lintas, serta alat pengendali dan pengaman jalan;
37
Selain diatur mengenai kegiatan-kegitan yang harus dilakukan dalam kebijakan manajemen dan rekayasa lalu lintas, juga telah diatur secara terperinci mengenai kegiatan-
kegiatan yang harus dilakukan atau dipatuhi oleh setiap pengemudipengendara kendaraan bermotor dijalan raya antara lain, menyangkut penggunaan jalur jalan, gerakan lalu lintas
kendaraan bermotor.kendaraan berhenti dan parkir, kecepatan maksimum danatau minimum kendaraan bermotor.
Keselurunan kegiatan-kegiatn yang penulis ketengahkan diatas, adalah merapakan suatu kebijakan yang sangat posrtif untuk dapat diwujudkan, daJam rangka pemenuhan tertib Jalu
lintas di jalan raya, sehingga kecelakaan lalu lintas di jalan raya dapat terhindar. Lebih lanjut penulis kemukakan bahwa masaiah kecelakaan laiu lintas di jalan raya
memang lebih jelas diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 93, yang menyatakan ;
37
Lihat Pasal 4 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, Tentang Prasarana dan lalu lintas
Universitas Sumatera Utara
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban
manusia atau kerugian harta benda. Korban dimaksud dapat berupa korban meninggal dunia, luka berat, luka ringan,
termasuk cacat tetap, yaitu bila sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuhpulih untuk selama-lamanya.
Sedangkan pada Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan juga mengatur beberapa pertanggungjawaban pidana terhadap para pengemudi dan
pengendara dalam kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan meninggalnya seseorang. Pertanggungjawaban tersebut diatur dalam pasal 310 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pertanggungjawaban pidana dalam Pasal 310 tersebut disebutkan bahwa
38
i. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan kendaraan danatau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 2,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam bulan danatau denda paling banyak Rp. 1.000.000,00 satu juta rupiah
ii. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan danatau barang sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 229 ayat 3 tiga, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun danatau denda paling banyak Rp. 2.000.000,00 dua juta rupiah
iii. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 4 empat dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah
iv. Dalam hal kecelakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 tiga yang
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun danatau denda paling banyak Rp. 12.000.000,00
dua belas juta rupiah.
38
Ibid, Pasal 310
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan itu dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ada 2 dua pasal untuk diterapkannya pertanggungjawaban pidana terhadap pengendara yang mengakibatkan kecelakaan
lalu lintas, yakni :
39
1 Barangsiapa karena kesalahannya kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
kurungan paling lama satu tahun. Pasal 359
Barangsiapa karena kesalahannya kealpaannya menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu
tahun.
Pasal 360
2 Barang siapa karena kesalahannya kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan
atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling
tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
D. Analisis Penulis