Kedudukan Lembaga Dana Pensiun Sebagai Badan Hukum

program pensiun harus berdasarkan prinsip kehati-hatian prudential principle. Akan tetapi, sayangnya prinsip kehati-hatian tersebut kurang mendapat perhatian dalam Undang-Undang Dana Pensiun. Hal itu terbukti bahwa prinsip kehati-hatian tersebut hanya ditampung dalam bagian Penjelasan Undang-Undang Dana Pensiun, tetapi undang-undang tersebut tidak menjelaskan bagaimana bekerjanya prinsip kehati-hatian tersebut. 42

C. Kedudukan Lembaga Dana Pensiun Sebagai Badan Hukum

Kehati-hatian yang dimaksud adalah memenuhi tanggung jawab profesional dengan kompetensi dan ketekunan. Hal ini berarti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Serta mengetahui resiko dari hal-hal yang dikerjakan sehingga dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan sebaik-baiknya. 1. Pembentukan dan Pengesahan Lembaga Dana Pensiun a Tata Cara dan Persyaratan Pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja Setiap orang atau badan yang memeperkerjakan karyawan pemberi kerja dapat mendirikanmembentuk dana pensiun untuk menyelenggarakan program pensiun bagi karyawannya. Pembentukanpendirian DPPK sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Dana Pensiun didasarkan pada : 42 Zulaini Wahab, Loc.Cit. hal, 78. Universitas Sumatera Utara 1. Pernyataan tertulis pendiri yang menyatakan keputusan nya untuk mendirikan dana pensiun, kesanggupan untuk membiayai dana pensiun dan pernyataan untuk memberlakukan peraturan dana pensiun; 2. Peraturan dana pensiun yang ditetapkan oleh pendiri; dan 3. Penunjukan pengurus, dewan pengawas, dan penerima titipan. Suatu dana pensiun, sesuai ketentuan Pasal 7 ayat 1 Undang- Undang Dana Pensiun, memiliki status sebagai badan hukum dan memulai kegiatan sejak tanggal pengesahan oleh Menteri Keuangan. Tata cara untuk memperoleh pengesahan , pendiri mengajukan permohonan pembentukan dana pensiun dengan menggunakan formulir yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan melampirkan dokumen- dokumen antara lain: a. Peraturan dana pensiun rangkap dua; b. Pernyataan tertulis pendiri; c. Persetujuan pemilik perusahaan atau rapat umum pemegang saham atau yang setara dengan itu atas pernyataan tertulis pendiri; d. Pernyataan tertulis mitra pendiri; e. Persetujuan pemilik perusahaan atau rapat umum pemegang saham atau yang setara dengan itu atas pernyataan tertulis mitra pendiri apabila ada; f. Arahan investasi; g. Surat penunjukan pengurus; h. Pernyataan tertulis anggota pengurus; i. Surat penunjukan dewan pengawas; Universitas Sumatera Utara j. Pernyataan tertulis anggota dewan pengawas; k. Surat penunjukan penerima titipan; l. Surat perjanjian pengurus dengan penerima titipan; m. Laporan aktuaria untuk program pensiun manfaat pasti; Menteri Keuangan, berdasarkan Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Dana Pensiun wajib dalam jangka waktu tiga bulan terhitung sejak diterimanya permohonan pengesahan DPPK secara lengkap dan benar, menyelesaikan dan mengesahkan permohonan pembentukanpendirian dana pensiun. Penolakan pengesahan permohonan harus disertai dengan alasan penolakan. Sifat pembentukanpendirian dana pensiun berbeda dengan pendirian badan usaha pada umumnya seperti pendirian suatu perseroan terbatas. Sifat pembentukan dana pensiun adalah pengesahan oleh Menteri Keuangan terhadap peraturan dana pensiun yang telah ditetapkan oleh pendiri. Peraturan dana pensiun sebagai dasar penyelenggaraan dana pesniun, ibarat suatu anggaran dasar pada suatu perseroan terbatas yang dimuat dalam angka notaris. Oleh karena itu, pembentukan dana pensiun tidak memerlukan akta notaris serta pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM, tetapi keduanya harus dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia dan Tambahan Lembaran Berita Negara. Namun, fungsi pengumuman peraturan dana pensiun dalam Berita Negara tersebut bukan merupakan syarat konstitutif Universitas Sumatera Utara seperti halnya proses pendirian perseroan terbatas, tetapi hanya bersifat publikasi. 43 a. Nama dana pensiun; Perbedaan lainnya adalah pengesahan dana pensiun harus dicatat di dalam buku daftar umum yang khusus dibuat untuk itu di Departemen Keuangan sedangkan pada pendirian perusahaan tidak mengenal istilah buku daftar umum. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pengesahan pembentukanpendirian dana pensiun dilakukan dengan cara pengesahan atas peraturan dana pensiun dari dana pensiun yang bersangkutan. Peraturan dana pensiun dari suatu DPPK menurut ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja, sekurang- kurangnya memuat : b. Nama pendiri; c. Karyawan atau kelompok karyawan yang berhak menjadi peserta; d. Nama mitra pendiri, apabila ada; e. Tanggal pembentukan dana pensiun; f. Maksud dan tujuan pembentukan dana pesniun; g. Pembentukan kekayaan dana pensiun yang terpisah dari kekayaan pemberi kerja; h. Tata cara penunjukan, penggantian dan penunjukan kembali pengurus dan dewan pengawas; i. Masa jabatan pengurus dan dewan pengawas; 43 Ibid. Universitas Sumatera Utara j. Pedoman penggunaan jasa penerima titipan; k. Syarat untuk menjadi peserta; l. Hak, kewajiban dan tanggung jawab pengurus, dewan pengawas, peserta dan pemberi kerja, termasuk kewajiban pemberi kerja untuk membayar iuran; m. Besar iuran untuk program pensiun; n. Rumus manfaat pensiun dan faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungannya; o. Tata cara pembayar n manfaat pensiun dan manfaat-manfaat lainnya; p. Tata cara penunjukan dan penggantian pihak yang berhak atas manfaat pensiun apabila peserta meninggal dunia; q. Biaya yang merupakan beban dana pensiun; r. Tata cara perubahan peraturan dana pensiun; s. Tata cara pembubaran dan penyelesaian dana pensiun. Tata Cara dan Persyaratan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan Pada dasarnya semua bank umum maupun perusahaan asuransi jiwa dapat mendirikan DPLK. Persyaratan bagi bank umum dan perusahaan asuransi jiwa untuk mendirikan DPLK adalah sebagai berikut: 44 1. Bank Umum a. Memenuhi tingkat kesehatan bank dengan ketentuan antara lain: 44 Ibid. Universitas Sumatera Utara 1 Selama 24 bulan terakhir, sekurang-kurangnya dua puluh bulan tergolong sehat dan selebihnya cukup sehat; 2 Memenuhi ketentuan penyediaan modal minimum bank; 3 Kualitas aktiva produktif dalam kategori sehat; dan 4 Memenuhi ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK. Semua syarat tersebut harus dibuktikan dengan surat rekomendasi Bank Indonesia, yang berisi : a. Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan DPLK yang dibuktikan degan kesiapan organisasi, personil, sistem administrasi, dan sistem pengolahan data. b. Menyanggupi untuk menyampaikan laporan tingkat kesehatan bank, baik secara keseluruhan maupun aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, dan pemenuhan BMPK setiap triwulan. 2. Perusahaan Asuransi Jiwa a. Memenuhi tingkat solvabilitas sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian sekurang- kurangnya delapan triwulan terakhir. b. Memenuhi kesiapan untuk menyelenggarakan DPLK yaitu kesiapan organisasi, personil, sistem administrasi, dan sistem pengolahan data. c. Memiliki kinerja investasi yang sehat. d. Memiliki tingkat kesinambungan pertanggungan yang sehat sekurang- kurangnya dalam dua tahun terakhir. Jumlah pembatalan Universitas Sumatera Utara pertanggungan yang belum mencapai nilai tunai dibanding dengan jumlah pertanggungan iuran maksimum 20 persen. Tingkat kesinambungan pertanggungan dan jumlah pembatalan pertanggungan, dibuktikan dengan surat rekomendasi Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan. Menyanggupi untuk menyampaikan laporan jasil penilaian solvabilitas perusahaan asuransi jiwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang usaha perasuransian setiap triwulan. Tata cara untuk memperoleh pengesahan dana pensiun lembaga keuangan, pendiri mengajukan permohonan pengesahan kepada Menteri Keuangan dengan menggunakan formulir yang ditetapkan Menteri Keuangan, dan melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut : 1. Bagi Bank Umum a. Peraturan dana pensiun rangkap dua ; b. Program kerja; c. Organisasi dan personil; d. Sistem administrasi dan sistem pengolahan data; e. Surat pernyataan pendiri untuk menyampaikan laporan tingkat kesehatan bank secara keseluruhan serta aspek permodolan, kualitas aktiva produktif dan pemenuhan BMPK bank umum; f. Mendapat rekomendasi dari Bank Indonesia; g. Laporan keuangan pendiri yang telah diaudit; h. Anggaran dasar pendiri; i. Izin usaha pendiri. Universitas Sumatera Utara 2. Bagi Perusahaan Asuransi Jiwa a. Peraturan dana pensiun rangkap dua; b. Program kerja; c. Organisasi dan personil; d. Sistem administrasi dan sistem pengolahan data; e. Surat pernyataan pendiri untuk menyampaikan hasil penilaian solvabilitas dan laporan investasi perusahaan asuransi jiwa setiap triwulan; f. Mendapat rekomendasi dari Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan; g. Laporan keuangan pendiri yang telah diaudit; h. Anggaran dasar pendiri; i. Izin usaha pendiri. Jangka waktu proses pengesahan sama seperti halnya DPPK, dalam jangka waktu paling lama tiga bulan terhitung sejak diterima permohonan pengesahan DPLK secara lengkap dan memenuhi ketentuan perundangan dan peraturan pelaksanaannya, Menteri Keuangan wajib mengesahkan permohonan tersebut. Pengesahan Menteri Keuangan dilakukan dengan cara pengesahan terhadap peraturan dana pensiun. Menteri Keuangan wajib mencatat pengesahan tersebut ke dalam buku daftar umum yang disediakan khusus untuk itu di Departemen Keuangan dan permohonan pengesahan yang ditolak harus disertai dengan alasan penolakan. Universitas Sumatera Utara Menurut Undang-Undang Dana Pensiun, peraturan dana pensiun adalah peraturan yang berisi ketentuan-ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun. Peraturan dana pensiun dan perubahan peraturan dana pensiun ditetapkan oleh pendiri. Peraturan dana pensiun DPLK, menurut ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Dana Pensiun Lembaga Keuangan, sekurang- kurangnya memuat : a. Tanggal pembentukan dana pensiun; b. Nama dana pensiun yang menunjukkan nama pendirinya; c. Pembentukan kekayaan dana pensiun yang terpisah dari kekayaan pendirinya; d. Persyaratan untuk menjadi peserta; e. Hak peserta untuk menentukan usia pensiun; f. Hak dan kewajiban pengurus; g. Hak peserta untuk menentukan pilihan jenis invesatasi yang tersedia; h. Pilihan jenis investasi yang tersedia bagi peserta serta tata cara pemilihan dan perubahannya; i. Tata cara penentuan nilai kekayaan tiap-tiap peserta yang harus dilakukan oleh pengurus; j. Hak peserta untuk memilih bentuk anuitas dan perusahaan asuransi jiwa dalam rangka pembayaran manfaat pensiun beserta tata caranya; k. Tata cara penarikan sejumlah dana tertentu oleh peserta pembayaran manfaat pensiun secara sekaligus dan pengalihan kepesertaan ke DPLK lain; Universitas Sumatera Utara l. Tata cara penunjukan dan penggantian pihak yang berhak atas manfaat pensiun apabila peserta meninggal dunia; m. Biaya yang dipungut dari peserta atau dibebankan pada rekening peserta; n. Tata cara perubahan peraturan dana pesniun. Keputusan Menteri Keuangan tentang pengesahan dana pensiun beserta peraturan dana pensiun harus dicatat di dalam buku daftar umum yang ada di Departemen Keuangan serta harus diumumkan dengan menempatkannya ke dalam Berita Negara Republik Indonesia. 2 Kekayaan Lembaga Dana Pensiun Dana pensiun mempunyai dana awal yang bersumber dari angsuran utang iuran masa kerja lalu yang dibayarkan oleh pendiri merupakan sumber utama pembentukan kekayaan dana pensiun. Pada prinsipnya, pengelolaan kekayaan dan investasi dana pensiun harus mengutamakan atau memperhatikan faktor keamanan guna memenuhi kewajiban pembayaran manfaat pensiun. Kekayaan dana pensiun berdasarkan Pasal 29 Undang-undang Dana Pensiun bersumber dari iuran pemberi kerja, iuran peserta, hasil pengembangannya investasi serta pengalihan dari dana pensiun lain apabila ada. Pada dana pensiun yang menyelenggarakan PPMP, iuran utang kerja masa lalu PSL pada umumnya diakui oleh pemberi kerja. Dalam hal demikian, sumber utama pembentukan kekayaan dana pensiun adalah iuran pemberi kerja untuk melunasi PSL yang besarnya harus Universitas Sumatera Utara dihitung oleh aktuaris. Dana yang bersumber dari iuran tersebut merupakan dana awal dana pensiun. Makin cepat suatu dana pensiun dibentuk makin kecil dana awal. Menurut pendapat Kadarisman, keputusan untuk membayar dana awal adalah keputusan yang sangat strategis sehingga perlu dipertimbangkan sungguh-sungguh faktor lain yang menunjang terbentuknya kekayaan dana pensiun adalah fasilitas keringanan pajak yang diberikan pemerintah yaitu dibebaskannya pajak atas iuran dana pensiun maupun investasi tertentu yang dilakukan oleh dana pensiun. 45 Kekayaan dana pensiun diinvestasikan oleh pengurus pada jenis- jenis investasi. Kekayaan dana pensiun pemberi kerja diinvestasikan oleh pengurus berdasarkan arahan investasi yang ditetapkan oleh pendiri, serta oleh pendiri dan dewan pengawas untuk Dana Pensiun Program Iuran Pasti, dan harus sejalan dengan Keputusan Menteri Keuangan tentang Investasi Dana Pensiun. Pengelolaan kekayaan dana pensiun tersebut dapat dialihkan kepada perusahaan efek yang memiliki izin untuk bertindak sebagai manajer investasi atau kepada bank umum yang memenuhi Pada DPPK, PPIP, dan DPLK sumber utama iuran dana pensiun adalah iuran pemberi kerja, iuran peserta dan hasil pengembangan. Pada DPLK, disamping iuran pemberi kerja dan iuran peserta, dimungkinkan juga pengalihan dana dari dana pensiun lain termasuk dana pesniun pemberi kerja. 45 Zulaini Wahab,Loc.Cit hal. 40. Universitas Sumatera Utara persyaratan. Sementara itu, pengelolaan investasi DPLK diinvestasikan oleh pengurus berdasarkan pilihan peserta. Kekayaan dana pensiun berupa surat-surat berharga sekuritas seperti sertifikat deposito, saham dan obligasi harus dititipkan pada penerima titipan, yang dalam hal ini adalah bank penerima tiitipan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Perbankan. Kekayaan dana pensiun yang dititipkan pada penerima titipan hanya dapat ditarik atau dialihkan atas perintah pengurus. Dalam rangka pelaksanaan hal tersebut, pendiri dana pensiun yang bersangkutan harus menunjuk penerima titipan. Berdasarkan penunjukan tersebut, pengurus harus mengadakan perjanjian penitipan kekayaan dengan penerima titipan. Perjanjian penitipan kekayaan dana pensiun, berdasarkan Pasal 7 ayat 1 Peraturan Pemerintah No.76 Tahun 1992, sekurang-kurangnya harus memuat: 1. Tugas, wewenang dan tanggung jawab penerima titipan: 2. Biaya penitipan yang harus dibayar oleh dana pensiun; 3. Pernyataan penerima titipan bahwa penerima titipan akan memberikan informasi dan mneyediakan buku, catatan dan dokumen yang berkenan dengan kekayaan dana pensiun yang dititipkan dalam rangka pemeriksaan terhadap dana pensiun. Tugas, wewenang dan kewajiban bank penerima titipan adalah : 1. Memelihara dan mengadministrasikan rekening efek milik dana pensiun serte memeriksa kelengkapan efek surat berharga yang dititipkan; Universitas Sumatera Utara 2. Mengambil tindakan yang menurut bank penerima titipan adalah diperlukan untuk menyelesaikan kekayaan dana pensiun yang dititipkan; 3. Memberi atau membayar ganti rugi kepada dana pensiun atas kerugian yang timbul karena: a. Surat berharga efek hilang atau rusak; b. Kegagalan atau keterlambatan bank penerima titipan untuk menyerahkan surat berharga efek atau melakukan pembayaran atas surat berharga efek; c. Kegagalan atau keterlambatan bank penerima titipan untuk mengadministrasikan registrasi surat berharga yang dibeli; d. Mencatat dan membukukan surat berharga efek milik dana pensiun, terpisah dari harta kekayaan bank penerima titipan. e. Mengecualikan surat berharga efek milik dana pensiun dari tuntutan hukum terhadap harta kekayaan bank penerima titipan; f. Mencatat dan membukukan surat berharga efek milik dana pensiun terpisah dari harta kekayaan bank penerima titipan; g. Mengeluarkan surat berharga efek dari tempat penyimpanan surat berharga efek hanya berdasarkan instruksi pengurus dana pensiun. Jasa yang diberikan bank penerima titipan adalah antara lain: 1. Penyimpanan dan pengadministrasian surat berharga efek seperti : Universitas Sumatera Utara a. Melakukan penyimpanan surat berharga efek, baik pada safe deposit boc, rekening efek pada PT KSEI dalam hal transaksi perdagangan tanpa warkat, maupun pada bank Indonesia untuk SBI; b. Mengadministrasikan surat berharga efek. 2. Penyelesaian transaksi transaction handling; 3. Pengurus hak corporate action, misalnya pembayaran bunga dan pokok obligasi, dividen, dan saham bonus; 4. Perwalian proxy yaitu bertindak mewakili dana pensiun sebagai pemegang saham atau obligasi untuk menghadiri RUPSRUPO; 5. Informasi dan laporan yang berhubungan dengan surat berharga efek yang disimpan pada bank penerima titipan. Biaya-biaya penitipan yang harus dibayar oleh dana pensiun sesuai dengan jasa yang diinginkan dari Bank penerima titipan antara lain: 1. Safe keeping fee fee atas penyimpanan, yang dihitung berdasarkan presentase atas nilainominal portofolio yang disimpan dan diadministrasikan; 2. Transaction handling fee, yang dihitung dengan besaran dana yang tetap per transaksi; 3. Corporate actions fee, yang dihitung dengan besaran dana yang tetap per pengurusan; 4. Proxy fee, yang dihitung berdasarkan besaran dana yang tetap setiap sekali kehadiranperwalian; Universitas Sumatera Utara 5. Minimum maintenance fee, yang merupakan besaran dana yang ditetapkan sebagai biaya minimal yang harus dibayar dana pensiun setiap bulannya. Apabila tidak aktif, portofolio nihil atau jumlah tagihan kurang dari kisaran dana yang ditetapkan tersebut. Dalam rangka mengamankan kekayaan dana pensiun terdapat larangan-larangan yang berkaitan dengan kekayaan dana pensiun, yaitu sebagai berikut: 46 1. Dana pensiun dilarang melakukan pembayaran apa pun kecuali pembayaran-pembayaran yang telah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. 2. Dana pensiun tidak diperkenankan meminjam atau mengagunkan kekayaan dana pensiun sebagai jaminan atas suatu pinjaman. 3. Larangan pengembalian kekayaan dana pensiun kepada pemberi kerja. 4. Investasi pada surat berharga yang diterbitkan oleh atau pada tanah dan bangunan yang dimiliki atau dipergunakan oleh orangbadan tersebut dibawah ini,yaitu: a. Pengurus, pendiri, mitra pendiri atau penerima titipan; b. Badan usaha yang dari 25 persen sahamnya dimiliki oleh orang atau badan yang terdiri dari pendiri, mitra pendiri, pengurus, penerima titipan atau serikat kerja yang anggotanya adalah peserta dana pensiun yang bersangkutan; 46 Zulaini Wahab, Loc,Cit, hal.112. Universitas Sumatera Utara c. Pejabat atau direktur dari badan tersebut di atas, serta keluarganya sampai derajat kedua menurut garis lurus maupun ke samping, termasuk menantu dan ipar. Pengecualiannya adalah : 1. Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal; 2. Dana pensiun berdasarkan keuntungan yang menginvestasikan maksimum 50 persen dalam bentuk saham biasa pada perusahaan pendiri atau mitra pendiri; 3. Penyewaan tanah, bangunan atau harta tetap lainnya, sepanjang dengan harga pasar yang berlaku. Nilai Wajar Kekayaan Dana Pensiun Dasar penilaian kekayaan dana pensiun dalam laporan aktiva bersih berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 509KMK062002 jo Keputusan Menteri Keuangan Nomor 511KMK062002 adalah: a. Kas, rekening giro, tabungan, deposito berjangka, deposito on call berdasarkan nilai nominal; b. Piutang iuran beserta bunga atas keterlambatan pembayaran iuran berdasarkan nilai nominal; c. Piutang hasil investasi, berdasarkan nilai nominal; d. Sertifikat deposito dan surat pengakuan utang berdasarkan nilai tunai; e. Saham yang tercatat di bursa efek berdasarkan nilai pasar yang wajar; f. Obligasi yang tercatat di bursa efek berdasarkan; Universitas Sumatera Utara 1 Nilai perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto, dalam hal dikelompokkan sebagai obligasi yang dimiliki hingga jatuh tempo; atau 2 Nilai wajar,dalam hal dikelompokkan sebagai obligasi yang diperdagangkan atau tersedia untuk dijual. g. Penempatan langsung pada saham berdasar metode ekuitas atau nilai yang ditetapkan penilai independen yang terdaftar pada instansi berwenang; h. Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan; i. Tanah,bangunan, atau tanah dan bangunan berdasar nilai yang ditetapkan penilai independen yang terdaftar pada instansi berwenang; j. Unit penyertaan reksadana berdasar nilai aktiva bersih; k. Sertifikat bak Indonesia berdasar nilai tunai; l. Surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan: 1 Nilai perolehan amortisasi premi atau diskonto, dalam hal dikelompokkan sebagai surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo; 2 Nilai wajar, dalam hal dikelompokkan sebagai surat berharga yang diperdagangkan atau tersedia untuk dijual; atau 3 Nilai tunai, dalam hal dikelompokkan sebagai surat berharga yang jatuh temponya kurang dari satu tahun. m. Aktiva selain tersebut di atas berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara 3 Pembubaran dan Pemberesan Lembaga Dana Pensiun a Pembubaran Dana Pensiun Sesuai dengan asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun, pendiri dana pensiun dapat bebas kapan saja melakukan pembubaran dana pensiun asal memenuhi prosedur yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Dana Pensiun. Pembubaran dana pensiun dapat dilakukan berdasarkan hal-hal berikut : Permintaan pendiri dana pensiun kepada Menteri Keuangan Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dana Pensiun Dana Pensiun dapat dibubarkan oleh Menteri Keuangan apabila menteri berpendapat bahwa dana pensiun tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada peserta, pensiunan dan pihak lain yang berhak, atau dalam hal terhentinya iuran yang dinilai dapat membahayakan keadaan keuangan dana pensiun Pasal 33 ayat 2 Undang-Undang Dana Pensiun. Dalam hal pendiri dana pensiun bubar, dana pensiun harus bubar Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dana Pensiun. Pembubaran dana pensiun ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang sekaligus menunjuk likuidator untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam jangka waktu yang ditetapkan Menteri. Keputusan Menteri Keuangan tentang pembubaran dana pensiun merupakan persetujuan secara administratif tentang pembubaran dana pensiun. Pembubaran tersebut masih memerlukan tindak lanjut agar hal- Universitas Sumatera Utara hal yang berhubungan dengan masalah penyelesaian dapat dilaksanakan melalui proses likuidasi. Di samping itu, keputusan pembubaran dana pensiun harus diumumkan dalam Berita Negara R.I Status badan hukum dana pensiun berakhir sejak tanggal pengumuman penyelesaian likuidasi yang telah disetujui Menteri Keuangan dalam Berita Negara RI Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Dana Pensiun. Pihak yang dapat ditunjuk sebagai likuidator dana pensiun adalah pengurus dana pensiun atau pihak lain seperti akuntan publik atau aktuaris. Ditunjuknya pengurus dana pensiun sebagai likuidator dengan pertimbangan bahwa pihak pengurus adalah pihak yang paling mengetahui tentang segala aspek yang perlu diselesaikan melalui proses likuidasi. Dewan pengawas dalam hal ini bertindak sebagai pengawas pelaksanaan proses likuidasi. Adapun tugas dan wewenang likuidator dana pensiun sesuai Pasal 35, Pasal 38 dan Pasal 39 Undang-Undang Dana Pensiun adalah: Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama dana pensiun serta mewakili dana pensiun di dalam dan di luar pengadilan; Melakukan pencatatan segala kekayaan dan kewajiban dana pensiun; Menentukan dan memberitahukan kepada setiap peserta, pensiunan dan ahli waris yang berhak mengenai besarnya hak yang dapat diterima dari dana pensiun; Menyampaikan rencana kerja dan mengusulkan tata cara penyelesaian likuidasi kepada Menteri Keuangan; Universitas Sumatera Utara Melaksanakan proses penyelesaian sesuai rencana kerja dan penyelesaian likuidasi setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan; Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian likuidasi kepada Menteri Keuangan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan tentang pembubaran dana pensiun; dan Mengumumkan hasil penyelesaian likuidasi, setelah disetujui Menteri Keuangan dalam Berita Negara RI. b Pemberesan Dana Pensiun Pembubaran dana pensiun berdasarkan Undang-Undang Dana Pensiun harus melalui proses likuidasi atau pemberesan, dalam arti ada proses pembagian atau pemberesan kekayaaan dan kewajiban dana pensiun, kecuali dalam hal pembubaran dana pensiun yang diakibatkan adanya penggabungan dana pensiun. Hal ini dapat kita simpulkan dari Pasal 40 Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 dan Pasal 24 ayat 2 serta Pasal 25 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992. Pasal 40 Peraturan Pemerintah Nomor 76 berbunyi sebagai berikut: “Sejak tanggal pengesahan atau persetujuan Menteri atas penggabungan dana pensiun, maka seluruh kepesertaan, kekayaan dan kewajiban Dana Pensiun yang menggabungkan diri beralih ke Dana Pensiun yang menerima penggabungan”. Pasal 24 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 77 berbunyi sebagai berikut : “Dalam hal terjadi penggabungan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, maka kepesertaan, kewajiban, dan kekayaan Dana Universitas Sumatera Utara Pensiun menggabungkan diri beralih ke Dana Pensiun dari Bank atau Perusahaan Asuransi Jiwa yang menerima penggabungan” Pasal 25 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 77 berbunyi sebagai berikut : “Pada saat terbentuknya Bank atau Perusahaan Asuransi Jiwa hasil konsolidasi, maka terbentuk pula Dana Pensiun yang menerima dan bertanggung jawab atas pengalihan kepesertaan, kewajiban dan kekayaan dari Dana Pensiun yang menggabungkan diri”. Dalam hal terjadinya pembubaran DPKK yang diikuti dengan likuidasi, kekayaan dana pensiun tersebut harus dibagi dengan urutan : a. Negara; b. Peserta; dan c. Pihak-pihak lain. Urutan pembagian kekayaan dana pensiun yang dikemukakan diatas didasarkan pada ketentuan Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang Dana Pensiun. Di dalam ketentuan Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang Dana pensiun, dinyatakan sebagai berikut: “Dalam pembagian kekayaan Dana Pensiun yang dilikuidasi, hak peserta dan hak pensiunan atau ahli warisnya merupakan hak utama”. Dengan melihat rumusan Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang Dana Pensiun di atas, dapat di ketahui bahwa hak utama ada pada peserta sehingga urutan pembagian yang dikemukakan di atas seolah-olah tidak tepat. Namun, kalau kita melihat penjelasan dari Pasal 37 ayat 1, dinyatakan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara “Hak peserta, pensiunan dan ahli warisnya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada pihak-pihak lainnya kecuali dalam hak kewajiban kepada negara” Namun demikian, pada dasarnya kekayaan dana pensiun dimaksud tidak dibagi secara fisik kepada peserta karena dana itu sendiri sebenarnya oleh likuidator nantinya akan dialihkan ke dana pensiun lain bagi peserta dan atau dibelikan anuitas seumur hidup dari perusahaan asuransi jiwa bagi pensiunan berdasarkan pilihan peserta pensiunan atau pihak yang berhak. Hal ini sesuai dengan salah satu asas yang dianut oleh Undang- Undang Dana Pensiun, yaitu prinsip yang dikenal dengan istilah “Lock In”. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin penerimaan peserta di hari tua dalam hal pembagian hak peserta, pensiunan, jandaduda atau anak atau pihak lain yang berhak lebih kecil dari ketentuan Menteri Keuangan, berdasarkan pilihan peserta, nilai sekarang atas manfaat pensiun dapat dibayarkan secara sekaligus. Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum proses likuidasi atau pemberesan selesai yaitu sebagai berikut: 47 Adanya larangan pengembalian kekayaan dana pensiun kepada pemberi kerja. Adanya larangan tersebut dilatarbelakangi kekayaan dana pensiun terpisah dari kekayaan pemberi kerja. Selain itu, pemerintah telah Pemberi kerja tetap bertanggung jawab atas iuran yang terutang sampai pada saat dana pensiun dibubarkan sesuai dengan ketentuan pendanaan dan solvabilitas yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. 47 Zulaini Wahab, Op.cit, hal. 157. Universitas Sumatera Utara memberikan fasilitas perpajakan dengan memberlakukan setiap pengeluaran yang dilakukan oleh pemberi kerja dalam rangka pembiayaan program pensiun sebagai biaya. Oleh karena itu, pengembalian kekayaan dana pensiun kepada pemberi kerja melanggar ketentuan Undang-Undang Dana Pensiun serta Undang-Undang Pajak Penghasilan. Biaya yang timbul dalam rangka pembubaran dana pensiun dibebankan pada dana pensiun. Biaya tersebut akan mengurangi besar manfaat pensiun yang akan diterima peserta, pensiunan dan pihak lain yang berhak. Oleh karena itu, perlu dibatasi dan diatur untuk hal-hal yang betul-betul berkaitan dengan proses likuidasi atau pemberesan.

D. Hubungan Hukum Lembaga Dana Pensiun Dengan Peserta

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

2 58 122

PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN SETELAH DIBERLAKUKANNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

4 28 71

INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA (BERDASARKAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN).

0 0 13

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 38

BAB II PENGATURAN LEMBAGA DANA PENSIUN DI INDONESIA A. Pengertian, Dasar Hukum, dan Jenis-Jenis Lembaga Dana Pensiun 1. Pengertian Lembaga Dana Pensiun - Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Ot

0 0 58

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 17

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68