sebagaimana diketahui bahwa Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 dalam Pasal 6 huruf c mengatakan Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan
tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga
jasa keuangan lainnya.
2. Secara praktis
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan secara yuridis tentang pengawasan terhadap
Lembaga Dana Pensiun setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Juga bahan untuk kajian bagi
para akademisi dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengawasan terhadap Lembaga Dana Pensiun setelah berlakunya Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
D. Keaslian Penulisan
“Pengaruh Diberlakukannya Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Perkembangan Lembaga Dana Pensiun” Yang
diangkat menjadi judul skripsi ini telah diperiksa dan diteliti secara administrasi dan judul tersebut belum pernah ditulis di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri dari penulis dan ditulis sesuai dengan asas-asas keilmuwan yang jujur,
rasioanal, objektif, dan terbuka. Skripsi ini juga didasarkan pada referensi dari buku-buku dan informasi dari media elektronik seperti dari internet.
Universitas Sumatera Utara
Semua ini merupakan implikasi ciri dari proses menemukan kebenaran ilmiah, sehingga pengakatan judul di atas dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Beberapa skripsi yang mengangkat judul tentang dana pensiun
antara lain “aspek hukum peranan dan kewenangan Bank umum sebagai salah satu penyelenggaraan investasi dana pensiun”,yang ditulis oleh
Chrisse C.Brahmana Nim 050200287 pada tahun 2009 “ suatu tinjauan mengenai lembaga dana pensiun sebagai badan hukum”,yang ditulis oleh
Muhammad Ismail Nim 910200147 ‘lembaga dana pensiun ditinjau dari segi hukum perikatan”, yang ditulis oleh Agustina seragi Nim 890200148
Dari ketiga skripsi tersebut diatas, tidak ada dijumpai pembahasan mengenai pengawasan dana pensiun setelah berlakunya Undang-undang
OJK. Perbedaan ketiga skripsi tersebut diatas dengan skripsi ini adalah dimana dalam skripsi ini akan dibahas mengenai pengawasan terhadap
Lembaga Dana Pensiun yang sebelumnya diawasi oleh Bapepam-LK beralih ke OJK setelah Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan di Undangkan.
E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam kamus bahasa Indonesia
11
Bahasa Inggeris , Pengawasan diartikan sebagai
: surveillance ialah pemerhatian tingkah laku atau kelakuan, manakala sistem pengawasan ialah proses memerhatikan tingkah
laku orang ramai, objek atau proses dalam sistem keakuran pada norma-
11
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,2005.
Universitas Sumatera Utara
norma yang dijangka atau dimahukan dalam sistem dipercayai untuk tujuan sekuriti atau kawalan sosial. Didalam skripsi ini akan khusus
dibahas mengenai pengawasan terhadap lembaga dana pensiun. Seperti di ketahui bahwa selama ini Bapepam-LK merupakan lembaga yang
mempunyai kewenangan penuh dalam mengawasi dan mengatur pelaksanaan lembaga dana pensiun. Namun, dengan diUndang-
undangkannya Undang_undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan maka fungsi pengaturan dan pengawasan yang selama ini
berada dalam naungan Bapepam-LK beralih sepenuhnya ke OJK. Dana Pensiun menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1992
Tentang Dana Pensiun Pasal 2 angka 1 adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Sedangkan menurut Zulaini Wahab Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran
berkala kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun atau pada saat lain, dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan pensiun.
12
Pendapat lain menurut Dahlan Siamat Dana Pensiun itu adalah merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun,
yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan, terutama yang telah pensiun.
13
Otoritas Jasa Keuangan di dalam Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan No. 21 Tahun 2011 Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa
12
Zulaini Wahab, Segi Hukum Dana Pensiun, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, hal. 34.
13
Dahlan siamat, manajemen lembaga keuangan, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996 hal. 74.
Universitas Sumatera Utara
Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang ini.
14
Pengawasan terhadap Lembaga Dana Pensiun berada dibawah lembaga Bapepam-LK badan pengawas pasar modal dan lembaga
keuangan. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga KeuanganBapepam-LK terdiri dari 1 Ketua Badan dan membawahi 1
Sekretariat dan 11 Biro Teknis, di mana lingkup pembinaan dan pengawasan meliputi aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian,
perbankan dan usaha jasa pembiayaan serta modal ventura.
15
14
Pasal 1 angka 1Undang-undang No 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
15
hhtp : www.bapepam.go.idoldprofilstruktur bapepam.htm, “struktur Bapepam” . Terakhir kali diakses tanggal 1 mei 2013.
Dengan diberlakukannya Undang-undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan fungsi pengawasan terhadap Lembaga Dana Pensiun
akan berlalih dari Bapepam-LK beralih Ke Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan yang tertuang dalam Pasal 6 Undang-undang No.21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan yaitu “OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor pasar Perbankan,
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, dan kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Lembaya Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
lainnya.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penulisan