Kedudukan BAPEPAM-LK Setelah Lahirnya Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan

dalam penjelasan disebutkan persyaratan kompetensi anggota Dewan Komisioner OJK adalah: memiliki pengalaman, keilmuan, atau keahlian yang memadai di sektor jasa keuangan. Independensi Otoritas Jasa Keuangan tercermin dalam kepemimpinan Otoritas Jasa Keuangan. Secara orang perseorangan, pimpinan Otoritas Jasa Keuangan memiliki kepastian masa jabatan dan tidak dapat diberhentikan kecuali memenuhi alasan yang secara tegas di atur dalam Undang-undangnya. Selain itu, untuk mendapatkan pimpinan Otoritas Jasa Keuangan yang tepat, diatur mekanisme seleksi yang transparan, akuntabel, dan melibatkan partisipasi publik melalui suatu panitia seleksi yang unsur-unsurnya terdiri atas pemerintah, Bank Indonesia, dan masyarakat sektor jasa keuangan.

B. Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Lembaga Dana Pensiun

1. Kedudukan BAPEPAM-LK Setelah Lahirnya Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan

Sesuai dengan amanat Pasal 34 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, pada akhirnya dirancang Undang-undang tentang lembaga pengawas otoritas yang akhrinya diundangkan sebagai Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan OJK. Lembaga ini bersifat independen, dimana dia tidak berada dibawah Kementerian Keuangan dan memiliki pertanggungjawaban kepada Dewan Universitas Sumatera Utara Perwakilan Rakyat DPR dan Badan Pengawas Keuangan BPK. Sebelum OJK, satu-satunya lembaga independen seperti ini di Indonesia hanyalah terdapat pada Bank Sentral Negara Indonesia yaitu Bank Indonesia BI. Bank Indonesia berdasarkan Pasal 8 Undang-undang Bank Indonesia memiliki 3 tiga fungsi utama yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan mengatur serta mengawasi Bank. Secara garis besar, dua fungsi utama BI adalah fungsi moneter dan fungsi pengawasan perbankan. Sedangkan untuk Bapepam-LK fungsi pengawasan mencakup 4 empat bidang besar yaitu bidang Pasar Modal, Dana Pensiun, Perasuransian, dan Lembaga Pembiayaan dan Penjamninan. Akibat diundang-undangkannya Undang-Undang OJK terkait bidang pengawasan adalah pertama BI yang memiliki 2 fungsi utama yaitu fungsi moneter dan fungsi pengawasan akhirnya dibagi, dimana fungsi pengawasan perbankan itu dilimpahkan kepada OJK sedangkan fungsi moneter tetap berada pada BI, dengan demikian eksistensi BI tetap ada dengan melakukan pembagian fungsi demikian antara OJK dan BI. Hal ini dikarenakan BI masih membutuhkan info-info terkait bank dalam hal moneter dan kebutuhan akan fungsi moneter tidak mungkin dihilangkan. Akibat bagi Bapepam-LK yang sebelumnya berada dibawah Kementrian Keuangan, tidak lagi berada dibawah Kementrian keuangan dan seluruh kewenangan di Bapepam-LK baik dibidang pasar modal, dana Universitas Sumatera Utara pensiun, perasuransian, serta lembaga pembiayaan dan penjaminan akan beralih ke OJK dan kewenangan beserta Bapepam-LK akan hilang setelah Undang-undang OJK berlaku efektif. Jadi sejak adanya OJK, BI tidak dapat lagi mengawasi perbankan sedangkan Menteri Keuangan tidak dapat lagi mengawasi pasar modal, dana pensiun, perasuransian, lembaga pembiayaan dan penjaminan. Semua kewenangan pengawasan tersebut akan berpindah kepada OJK. Akibat lainnya dibidang hukum, semua Undang-undang dahulu baik Undang-undang Pasar Modal, dana pensiun, perasuransian dan Undang-undang pada bidang keuangan lainnya harus direvisi terutama dibagian penggantian pengawasan. Bagian perubahan Undang-undang ini nantinya akan diurus oleh pemerintah.

2. Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Lembaga Dana Pensiun

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

2 58 122

PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN SETELAH DIBERLAKUKANNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

4 28 71

INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA (BERDASARKAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN).

0 0 13

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 38

BAB II PENGATURAN LEMBAGA DANA PENSIUN DI INDONESIA A. Pengertian, Dasar Hukum, dan Jenis-Jenis Lembaga Dana Pensiun 1. Pengertian Lembaga Dana Pensiun - Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Ot

0 0 58

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 17

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68