TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN

Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN

KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Wortel atau Carrot Daucus carota bukan merupakan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang sub tropis. Menurut sejarahnya tanaman wortel berasa dari Timur Dekat dan Asia Tengah di daerah sekitar Laut Tengah. Lambat laun budidaya wortel menyebar ke kawasan Eropa, Afrika, Asia, dan akhirnya keseluruh bagian dunia yang telah terkenal daerah pertaniannya Rukmana, 1995. Wortel Daucus carota termasuk dalam famili Umbelliferae Aplaceae yang anggotanya mempunyai bunga berbentuk payung. Tanaman wortel yang dibudidayakan jarang berbunga karena sebelum bunga muncul umbi wortel telah dipanen. Umbi wortel sebenarnya adalah akar tunggang yang menebal dan berisi cadangan makanan. Mulanya akar ini berwarna putih, kemudian berubah berwarna kuning pucat, dan akhirnya berubah menjadi oranye tua. Bentuk dan ukuran umbi ini tergantung dari varietas, kesuburan tanah, iklim, dan hama serta penyakit. Varietas wortel ada beberapa macam, dan hanya dua macam yang ditanam di Indonesia yaitu Chantenay dan Nantes. 1. Chantenay: Umbi berbentuk kerucut, bagian pangkal besar, garis tengah ± 6 cm, panjangnya ± 17 cm, dan berwarna oranye. Umbi ini dapat dipanen ± 70 hari. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 2. Nantes : Umbi berbentuk silindris, bagian ujungnya tumpul, bergaris tengah ± 3-4 cm, panjang ± 16-19 cm, berwarna oranye, dan rasanya manis. Umur panen 2-3 bulan Pracaya, 2002. Untuk tanaman wortel, tanah dan iklim menjadi bagian yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Untuk menghasilkan umbi yang baik tanaman wortel memerlukan tanah lempung yang berpasir, gembur, tidak tergenang air, dan pH sekitar 6,5. Tanaman wortel akan tumbuh baik bila di daerah dengan ketinggian lebih dari 1000-1500 m di atas permukaan laut, kebutuhan suhu 15-21º C. Tanaman wortel dapat ditanam pada waktu musim kemarau asal dilakukan penyiraman Pracaya, 2002. Wortel dapat dibedakan berdasarkan panjang dan bentuk umbinya. Ada tiga golongan wortel berdasarkan panjang umbinya, yaitu umbi pendek, sedang dan panjang . 1. Wortel berumbi pendek ada 2 bentuk, yaitu umbi bulat dan umbinya memanjang tapi ujungnya membulat tumpul. 2. Wortel berumbi sedang dibedakan menjadi 3 macam, yaitu ujung umbinya runcing, sedang dan tumpul. 3. Wortel berumbi panjang, biasanya berujung tumpul. Dari ketiga jenis wortel tersebut yang banyak ditanam adalah wortel sedang dan panjang Sugeng, 1992. Kandungan gizi yang terdapat dalam wortel adalah sumber vitamin A, selain itu wortel juga mengandung mineral Ca, P, dan K serta merupakan sumber serat yang baik bagi tubuh. Dalam 100 gr bahan terkandung energi sebesar 42 kalori Novary, 1997. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Landasan Teori Dalam melakukan analisis usahatani seseorang dapat melakukan menurut kepentingan untuk apa analisis usahatani yang dilakukannya. Dalam banyak pengalaman analisis usahatani yang dilakukan oleh petani atau produsen memang dimaksudkan untuk tujuan mengetahui atau meneliti Soekartawi, 1995. Usahatani pada skala usaha yang luas pada umumnya bermodal besar, berteknologi tinggi, manajemennya modern, lebih bersifat komersial, dan sebaliknya usahatani skala kecil pada umumnya bermodal pas-pasan, teknologinya tradisional, lebih bersifat usahatani sederhana dan sifat usahanya subsisten, serta lebih bersifat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri dalam kehidupan sehari-hari Soekartawi, 1995. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Faktor biologi : lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma, dan sebagainya. 2. Faktor sosial ekonomi: biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, kelembagaan, ketersediaan kredit, dan sebagainya Soekartawi, 1994. Petani membandingkan antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen Penerimaan, Revenue dengan biaya Cost yang harus dikeluarkan. Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut produksi dan biaya yang dikeluarkan disebut biaya produksi Mubyarto, 1989 Biaya diklasifikasikan kedalam beberapa golongan sesuai dengan tujuan spesifik dari analisis yang dikerjakan, yaitu: Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 1. Biaya uang dan biaya Innatura Biaya-biaya yang berupa uang tunai , misalnya: upah kerja untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah, biaya untuk membeli pupuk dan pestisida. Biaya-biaya panen, bagi hasil, sumbangan, dan mungkin pajak-pajak dibayarkan dalam bentuk natura. 2. Biaya tetap dan biaya variabel Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung kepada besar kecilnya produksi, misalnya: sewa atau bunga tanah yang berupa uang. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi, misalnya pengeluaran untuk bibit, pupuk dan sebagainya. 3. Biaya rata-rata dan biaya marginal Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara biaya total dengan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan petani pengusaha untuk mendapatkan tambahan satu satuan produk pada suatu tingkat produksi tertentu Daniel, 2002. Total biaya adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap, maka: TC = FC + VC Keterangan: TC = Total Cost FC = Fixed Cost VC = Variabel Cost Soekartawi, 1995. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Petani pada setiap akhir panen akan menghitung berapa hasil bruto yang diperolehnya yang kemudian dinilai dalam uang. Hasil ini tidak semua diterima oleh petani. Hasil harus dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkannya untuk biaya usahatani setelah itu barulah petani memperoleh apa yang disebut hasil bersih atau keuntungan. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usahatani seperti: harga bibit, harga pupuk, biaya pengolahan tanah, upah menanam dan membersihkan rumput, dan biaya pemanenan yang biasanya berupa bagi hasil in natura. Hasil bersih usahatani yang besar maka hal ini mencerminkan rasio yang baik dari nilai hasil dan biaya Mubyarto, 1989. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut: TR = Y . Py Keterangan: TR = Total penerimaan Rp Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani Rp Py = Harga Y Rp Soekartawi, 1994 Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya, jadi: Pd = TR – TC Keterangan: Pd = Pendapatan usahatani Rp TR = Total penerimaan Rp TC = Total biaya Rp Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Soekartawi, 1994 Analisis Break Event Point analisis keseimbanganbreak event analisis adalah salah satu metode untuk mempelajari hubungan antara penjualan, biaya dan laba. Break event adalah keadaan tanparugi. Jumlah pendapatan penjualan sama besarnya dengan jumlah biaya. Analisis Break Event Point sama mempelajari pengaruh timbal balik antara pendapatan, biaya dan laba. Analisis Break Event mempunyai faedahkegunaan sebagai berikut: 1. Menunjukkan hubungan antara penjualan, biaya produksi dan laba 2. Menunjukkan pengaruh penjualan atas laba 3. Dapat dipergunakan untuk membuat proyeksi akibat perubahan biaya atau laba 4. Dapat dipergunakan untuk membuat prediksi perubahan jumlah penjualan tetapi dikehendaki oleh laba konstan Wasis, 1986. Pertanian rakyat yang sering dikenal dengan usahatani kecil, sering menggunakan tenaga anak dan tenaga wanita atau ibu-ibu. Anak petani dapat membantu pekerjaan petani. Demikian juga istri petani, ikut bekerja dalam usahatani mereka. Tenaga kerja kepala keluarga demikian juga istri dan anak disebut tenaga kerja dalam keluarga TKDK. Pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan oleh TKDK, maka digunakan tenaga kerja luar keluarga TKLK yang dibayar. Petani bermodal dengan usahatani berskala besar seperti perkebunan, peternakan, usaha kehutanan dan lainnya, tidak digunakan tenaga kerja anak-anak dan tidak dikenal TKDK. Pekerjaan dibayar sesui dengan tingkat upah yang berlaku Daniel, 2002. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Curahan tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja manusia yang digunakan dalam setiap tahap kegiatan usahatani yang dihitung dalam satuan HKP Hari Kerja Pria baik yang berasal dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga, besarnya curahan tenaga kerja ini dihitung dalam konversi: - Tenaga kerja Pria berumur 15 tahun = 1 HKP - Tenaga kerja Wanita berumur 15 tahun = 0,8 HKP - Tenaga kerja Anak-anak berumur 10-15 tahun = 0,5 HKP Daniel, 2002. Permintaan dan penawaran atas barang-barang pertanian berkaitan erat dengan perkembangan, atau boleh juga disebut harga mempengaruhi permintaan ataupun penawaran hasil pertanian. Menurut hukum ekonomi, apabila harga naik maka permintaan akan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan naik, bila penawaran naik maka harga akan turun dan bila penawaran turun maka harga akan naik Daniel, 2002. Usahatani wortel dikatakan menguntungkan atau layak diusahakan bila analisis ekonomi menunjukkan hasil layak. adapun analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha adalah Analisis Titik Impas Break Event PointBEP, Return Of Investment ROI, dan Revenue Cost Ratio RC ratio Sunarjono, 2000. Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap, yaitu: 1. Tahap pengumpulan data 2. Tahap analisis 3. Tahap pengambilan keputusan Rangkuti, 2003. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analysis. Data dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh dari dalam perusahaan, model yang dapat digunakan pada tahap ini yaitu: - Matrik faktor strategi eksternal - Matrik faktor strategi internal Rangkuti, 2003. Tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kua ntitatif perumusan strategi. Model ini digunakan adalah matrik SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Treaths Rangkuti, 2003. Matrik ini menggambarkan dengan jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dalam perusahaan dan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat sel alternative strategis, yaitu: a. Strategi SO Strength-Opportunity Strategi berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategi ST Strength-Treaths Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO Weakness-Opportunity Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada yang ada. d. Strategi WT Weakness-Treaths Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Gambar 1. Diagram Matrik SWOT IFAS EFAS Strength S Weakness W . Opportunity O Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Treaths T Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Keterangan : Opportunities O : Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal Treaths T : Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal Strength S : Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal Weakness W : Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal Rangkuti, 2003. Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang akan diambil. Keputusannya didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dengan penggunaan model yang tercanggih maupun tradisional. Keputusan yang berbobot hanya dapat dibuktikan oleh waktu artinya, keputusan yang akan diambil akan benar-benar terbukti setelah periode waktu tertentu Rangkuti, 2003. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Harus diakui bahwa tidak seluruh komoditi pertanian mempunyai prospek yang cerah. Akan tetapi harus diingat bahwa cerah tidaknya prospek suatu komoditi dapat berubah menurut perputaran waktu. Suatu komoditi yang dianggap tidak memiliki prospek pada saat ini bisa saja menjadi primadona dimasa mendatang Nazarudin,1993. Beberapa hal yang ikut membantu kemungkinan perbaikan prospek suatu produk antara lain adalah: kemampuan produsen untuk memenuhi permintaan pasar, jenis komoditi yang sesuai dengan keinginan konsumen, kemampuan memenuhi mutu sesuai keinginan pasar, menyediakan komoditi yang sesuai dengan permintaan, ketetapan dalam pengiriman dan tingkat harga yang sesuai Nazarudin,1993. Pasar dapat didefinisikan sebagai tempat ataupun terjadinya pemenuhan kebutuhan dan keinginan dengan menggunakan alat pemuas yang berupa barang ataupun jasa, dimana terjadinya pemindahan hak milik antara penjual dan pembeli. Secara umum pemasaran dapat dianggap sebagai proses aliran yang terjadi dalam pasar. Ditinjau dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran pertanian dikatakan produktif sebab pemasaran pertanian dapat meningkatkan guna waktu time utility, guna tempat place utility, guna bentuk form utility dan guna kepemilikan possession utility Sudiyono, 2004. Untuk menganalisis alokasi marjin, kita dapat melihat dari fungsi-fungsi pemasaran. Fungsi-fungsi pemasaran dapat dikelompokkan kedalam tiga fungsi, yaitu : fungsi pertukaran, fungsi fisik, fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran adalah semua tindakan untuk memperlihatkan pemindahan hak milik atas barang dan jasa, fungsi fisik adalah semua tindakan atau perlakuan terhadap barang, sehingga Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 memperoleh kegunaan tempat dan waktu dan fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang menunjang kelancaran pelaksanaan fungsi-fungsi pertukaran dan fisik. Gambar. 2 Fungsi-fungsi Pemasaran Ginting, 2006. Kerangka Pemikiran Usahatani wortel merupakan usaha yang dilakukan oleh petani wortel pada sebidang tanah tempat petani mengelola input produksi yang tersedia dengan segala pengetahuan dan kemampuan untuk memperoleh hasil Produksi. Biaya-biaya produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk biaya usahatani wortel adalah biaya saprodi, tenaga kerja dan lahan mempengaruhi produksihasil hasil yang diterima. Jumlah produksi yang dihasilkan akan mempengaruhi penerimaan petani, dimana besarnya produktivitas tersebut ditentukan oleh produksi usahatani yang merupakan jumlah produksi persatuan Fungsi-fungsi Pemasaran Fungsi Pertukaran Fungsi Fisik Fungsi Fasilitas Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 lahan. Penerimaan dipengaruhi juga oleh harga jual produk dipasar, dimana penerimaan adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga. Dalam usahatani wortel ini bukan hanya memberikan peluang kesempatan kerja bagi petani dan keluarga, tapi juga bagi tenaga kerja diluar keluarga. Hal ini dapat dilihat dari usaha perawatan, pemanenan, pencucian dan pengemasan wortel dengan plastik yang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk melakukannya. Pendapatan yang diterima petani dari usahatani wortel merupakan jumlah penerimaan dari usahatani wortel yang dikurangi oleh biaya produksinya. Usahatani wortel dikatakan menguntungkan atau layak diusahakan bila dari analisis ekonomi memberikan hasil layak. Adapun analisis yang yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha adalah Analisis Titik Impas Break Event PointBEP, Return Of Invesment ROI dan Return Cost Ratio RC Ratio. Faktor-faktor dalam usahatani baik itu faktor-faktor produksi lahan, tenaga kerja, saprodi, modal maupun sosial ekonomi tenaga kerja, tingkat pendapatan, harga produk di masyarakat dianalisis dengan salah satu model analisis yaitu model matrik SWOT. Apabila semua faktor tersebut mendukung pengembangan usahatani wortel ini layak dan bila tidak terpenuhi maka usaha tersebut tidak layak diusahakan. Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut: Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : = Mempengaruhi Petani Usahatani wortel Kesempatan kerja TKDK, TKLK Faktor produksi -Lahan -Tenaga kerja -Modal -Saprodi Produksi Produktivitas Penerimaan usahatani Harga jual Biaya produksi Pendapatan usahatani Analisis kelayakan RC, BEP, ROI Strategi SWOT LayakTidak layak Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Hipotesis Penelitian 1. Usahatani wortel secara ekonomi layak diusahakan. 2. Usahatani wortel meningkatkan pendapatan petani wortel di daerah penelitian. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN