Penerimaan Pendapatan Analisis Tititk Impas Break Even Point

Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Biaya penggunaan pupuk yang dikeluarkan per tahun produksi per petani, tertinggi pada Strata III sebesar Rp. 2,075,800.00 dan terendah pada strata I sebesar Rp 510,625.00. Rataan penggunaan pupuk yang dikeluarkan per hektarnya adalah sebesar Rp. 2,275,611.18 dengan biaya pupuk tertinggi pada penggunaan pupuk RI sebesar Rp 824,338.62 , sedangkan Amophos sebesar Rp. 784,286.77, penggunaan pupuk terendah yaitu pupuk ZA sebesar Rp. 159,349.21, dan ikan busuk sebesar Rp. 507,636.57. d. Biaya Penyusutan Peralatan Peralatan yang digunakan dalam setiap tahap kegiatan usahatani wortel adalah cangkul, parang, cuan dan roka. Biaya penyusutan peralatan per petani per musim tanam tertinggi pada strata III sebesar Rp. 23,312.50 dan terkecil pada strata I sebesar Rp. 13,664.77. Total rataan penyusutan peralatan yang dikeluarkan per hektarnya adalah sebesar Rp. 45,867.48 dengan biaya penyusutan peralatan tertinggi pada penggunaan cuan sebesar Rp. 17,917.00 dan terendah pada parang sebesar Rp. 5,727.76. Biaya penyusutan dari masing-masing alat ditentukan oleh banyaknya masing-masing alat yang digunakan dan umur ekonomisnya.

2. Penerimaan

Penerimaan merupakan total produksi yang dihasilkan yang dinilai dalam rupiah atau dengan kata lain merupakan perkalian antara total produksi yang diperolah dengan harga jual. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Beradasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa penerimaan per petani permusim tanam tertinggi pada strata III sebesar Rp. 7,812,000 dan terendah pada strata I sebesar Rp. 1,899,545.45, pada strata II sebesar Rp. 3,657,500. Sedangkan rataan penerimaan per hektar per musim tanam sebesar Rp. 8,506,250.00. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila lahan yang dimiliki semakin luas maka total produksi akan bertambah dan penerimaanpun akan bertambah pula.

3. Pendapatan

Pendapatan dari usahatani wortel adalah penerimaan yang diperoleh petani dikurangi dengan total biaya produksi. Rataan pendapatan per petani per musim tanam, tertinggi pada strata III sebesar Rp. 3,436,887.50 dan terendah pada strata I sebesar Rp.907,846.59 dan strata II sebesar Rp. 1,704,441.96 sedangkan total rataan pendapatan per hektar sebesar Rp. 3,975,879.30.

4. Analisis Tititk Impas Break Even Point

Break Even Poin BEP merupakan suatu keadaan impas atau kembali modal, sehingga usaha tidak untung dan tidak rugi atau hasil penjualan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Untuk analisis BEP ini ada tiga perhitungan, yaitu: BEP pendapatan, BEP produksi dan BEP harga. BEP pendapatan perpetani permusim tanam tertinggi pada strata III yaitu sebesar Rp. 74,915.79 pada strata II sebesar Rp.43,065 dan yang terendah pada Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 strata I Rp.32,880.85 maka usahatani wortel ini tidak untung dan tidak rugi keuntungan nol. Total rataan BEP pendapatan per hektar per musim tanam sebesar Rp. 118,116.82, Hal ini menunjukkan bahwa pada pendapatan tersebut usahatani tidak untung dan tidak rugi. BEP produksi per petani per musim tanam tertinggi pada strata III sebesar 107.02 Kg, strata II 61.88 Kg dan yang terendah pada strata I sebesar 46.97 Kg. Artinya pada produksi sebesar 107.02 Kg pada strata III, 61.88 Kg pada strata II dan 46.97 Kg pada strata I, maka usahatani wortel tidak untung dan tidak rugi keuntungan nol. Total rataan BEP produksi per Musim tanam per hektar adalah sebesar 680.81 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa pada produksi tersebut per hektarnya, maka usahatani tersebut tidak untung dan tidak rugi. BEP harga per petani per musim tanam tertinggi pada strata III yaitu sebesar Rp. 391.53Kg dan pada strata II, yaitu sebesar Rp. 372.74Kg dan terendah pada strata I sebesar Rp. 364.69Kg. Artinya pada harga sebesar Rp.391.53 Kg untuk strata III, harga sebesar Rp.372.74 Kg untuk strata II dan harga sebesar Rp.364.69 untuk strata I, maka usahatani wortel tidak untung dan tidak rugi keuntungan nol. Total rataan BEP harga per hektar sebesar Rp.372.92 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa pada harga tersebut usahatani wortel per hektar tidak mengalami untung dan rugi

5. RC Ratio