Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008.
USU Repository © 2009
maka dapat dikatakan bahwa jumlah tenaga kerja untuk usahatani wortel di daerah penelitian tersedia.
5. Pupuk
Pupuk yang digunakan petani sampel umumnya adalah pupuk buatan, pupuk buatan yang digunakan antara lain adalah pupuk ZA, RI, Amophos dan
ikan busuk dengan harga masing-masing Rp 1500 Kg, Rp 4000 Kg untuk RI dan Amophos, Rp 3500Kg untuk ikan busuk.
Petani di desa Sukadame membeli pupuk dari pedagang pupuk yang berada di Desa Sukadame dan tidak membeli dari Credit Union CU yang berada
di desa Tigapanah. Hal ini disebabkan oleh karena petani lebih percaya pada kualitas pupuk yang diperoleh dari pedagang daripada yang disediakan oleh CU,
walaupun harganya lebih mahal dan pembayarannya tidak bisa secara kredit. Berdasarkan seluruh keterangan diatas mengenai ketersediaan faktor-
faktor produksi di daerah penelitian maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor produksi di daerah penelitian cukup tersedia dengan baik.
Penerapan Teknologi Budidaya pada Usahatani Wortel.
Penerapan teknologi budidaya yang dilakukan petani sampel pada usahatani wortel di desa Sukadame dapat dilihat pada Tabel berikut.
Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 14. Penerapan Teknologi Budidaya oleh Petani Sampel pada Usahatani Wortel di Desa Sukadame
No Penerapan
Teknologi Budidaya
Anjuran Keadaan
di Desa Sukadame
Komentar
1
Persiapan lahan dan Pengolahan tanah
Pada tahap pembersihan lahan petani hanya menggunakan
peralatan sederhana seperti cangkul, cuan, parang dan
roka.
2 Penanaman
Petani sampel melakukan penanaman pada musim hujan.
3 Pemeliharaan
- Pemupukan
Petani
sampel melakukan pemupukan secara maksimal.
- Kebersihan
Kebersihan kebun dilakukan
secara rutin dengan menggunakan peralatan seperti
: cangkul, cuan, roka dan parang.
- Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan
mencabut umbi wortel agar tidak menghambat
pertumbuhan wortel.
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2007
Penerapan teknologi budidaya yang dilakukan petani sampel di desa Sukadame dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.Persiapan lahan dan pengolahan tanah
Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008.
USU Repository © 2009
Langkah awal dari persiapan menanam wortel dimulai dengan persiapan lahan pembukaan dan pengolahan lahan secara sempurna, agar dapat
menghasilkan produksi wortel yang optimal. Dalam persiapan laha, tanah harus terbebas dari gulma, setelah bebas dari
gulma lalu tanah dicangkul diolah. Tanah yang dicangkul tersebut harus dibuat gemburdiratakan, kemudian dibuat bedengan-bedengan. Luas bedengan 11.20cm,
jarak antara tiap bedengan 40-50 cm, panjang bedengan tergantung dengan kondisi lahan, tinggi bedengan ± 25 cm.
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggemburkan tanah dengan cangkul sedalam 30-40 cm, serta membentuk bedengan-bedengan dan parit-parit
agar pada saat terjadi hujan lahan tidak tergenang atau banjir. Kondisi tanah yang gembur akan meningkatkan perembesan air sehingga dapat memperbaiki drainase,
memudahkan penanaman, mempermudah pertumbuhan dan pengembagan akar tanaman, serta memudahkan perkembangan umbi wortel.
Bedengan merupakan tempat penanaman dan parit sebagai saluran pengairan dari lahan penanaman, bedengan dan parit akan memudahkan
pelaksanaan kegiatan pemupukan dan pengairan untuk menghambat terjadinya penggenangan air disekitar tanaman.
Pengolahan tanah dilakukan agar diperoleh struktur tanah yang remah gembur. Penggemburan atau pemecahan tanah bertujuan untuk menciptakan
kondisi struktur tanah yang sesuai dengan akar tanaman dan perkembangan umbi, selanjut tanah dibiarkan agar terangin-angin dan terkena cahaya matahari.
2. Penanaman
Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008.
USU Repository © 2009
Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan pemupukan yang pertama secara merata. Pupuk yang digunakan adalah ikan busuk dan pupuk
buatan. Penggunaan ikan busuk bertujuan untuk menggemburkan tanah dan memberikan warna yang lebih merah lebih cerah pada buah wortel yang akan
diproduksi Petani wortel di daerah Sukadame biasanya melakukan penanaman pada
saat musim hujan, untuk menghindari rendahnya produksi yang akan dihasilkan pada saat panen, kemarau dapat menghambat pertumbuhan tanaman wortel dan
tanaman dapat mati apabila kekurangan air. Penentuan saat penanaman sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Waktu tanam yang sesuai akan
menghasilkan hasil yang baik. Wortel termasuk tanaman yang tahan terhadap hujan, oleh karena itu tanaman wortel dapat ditanam kapan saja sepanjang tahun
di desa Sukadame, asal tersedia air yang dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Saat yang tepat untuk penanaman wortel adalah saat musim hujan, yaitu
pada awal bulan Oktober Nopember, pada saat itu kebutuhan air tanah dapat mencukupi kebutuhan tanaman selama masa pertumbuhan, penanaman yang
dilakukan pada musim kemarau tidak menguntungkan bagi para petani, karena pertumbuhan wortel idak sebaik pada saat penanaman pada musim hujan, kecuali
terdapat sumur pada daerah pertanian petani tersebut Disamping musim, penanaman bibit sebaiknya juga memperhatikan waktu
dalam hari pagi, siang atau sore, petani wortel di desa Sukadame menanam wortel pada saat pagi hari.
3. Pemeliharaan
Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008.
USU Repository © 2009
Pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan pemupukan, kebersihan lahan, penjarangan.
1 Pemupukan tanaman wortel dilakukan 2 kali pertama yaitu pada saat awal
penanaman dan pemupukan kedua pada saat tanaman berumur 1,5 bulan pupuk yang digunakan adalah pupuk ZA, pupuk RI, pupuk Amophos dan
Ikan busuk. Penempatan pupuk ZA, RI, Amophos dan Ikan busuk harus tepat, pupuk disebarkan tidak mengenai umbi wortel, pupuk disebar
disekitar parit kecil yang dibuat petani disekitar tanaman wortel yang berjarak ±10 cm.
2 Kebersihan lahan penyiangan dilakukan untuk menghilangkan rumput
dan gulma yang berada disekitar tanaman wortel maupun disekitar parit- parit. Rumput atau gulma dapat merugikan petani karena dapat
menurunkan produksi karena rumput atau gulma akan menekan pertumbuhan tanaman wortel, karena akan menjadi pesaing utama dalam
penyerapan air, unsur hara, CO
2
, dan cahaya matahari, sehingga kebutuhan hara dan air pada tanaman wortel tidak terpenuhi. Disamping itu adanya
rumput dan gulma disekitar tanaman dapat meningkatkan kelembapan udara sehingga menurunkan produktivitas tanaman.
3 Penjarangan dilakukan untuk mengurangi populasi tanaman yang tumbuh
berdesakan. Penjarangan tanaman akan memberikan jarak dalam barisan tanaman, sehingga sinar matahari dapat diterima dengan baik oleh setiap
tanaman. Dengan demikian, proses fotosintesis berjalan dengan baik dan tanaman tumbuh subur serta berproduksi tinggi. Jika tidak dilakukan
penjarangan maka tanaman akan tumbuh kurus dan umbi yang dihasilkan
Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008.
USU Repository © 2009
kecil-kecil. Penjarangan tanaman dilakukan pada saat tanaman wortel berumur 1,5 bulan, penjarangan dilakukan dengan cara mencabut tanaman
yang memiliki pertumbuhan kurang baik, sedangkan tanaman yang, pertumbuhannya baik disisakan, hinggga diperoleh jarak antar tanaman ±
10 cm. Berdasarkan pengamatan terhadap penerapan teknologi budidaya
usahatani wortel yang dilakukan petani sampel di daerah penelitian maka dapat dinyatakan bahwa teknologi budidaya yang diterapkan pada usahatani wortel di
daerah penelitian adalah teknologi sederhana yang berlangsung secara tradisonal.
Kesempatan Kerja di daerah Penelitian.
Adapun penggunaan tenaga kerja untuk setiap tahap kegiatan usahatani wortel di desa Sukadame adalah sebagai berikut.
Tabel 15. Kebutuhan Tenaga Kerja Per Hektar Per Musim Tanan Selama Satu Tahun 4 Musim Tanam
No Tahap Kegiatan
Kebutuhan Tenaga Kerja HKP Strata I
Strata II Strata III
TKDK TKLK
TKDK TKLK
TKDK TKLK
1 Persiapan Lahan
4.23 11.22
2.50 13.92
1.98 16.38
Pengolahan 2
Penanaman 5.14
4.16 1.22
1.98 4.58
3 Pemupukan
10.28 8.6
2.38 3.96
8.84 4
Kebersihan Lahan 4.38
11.35 2.52
13.6 1.98
14.06 5
Penjarangan 3.93
7.61 2.55
10.22 1.98
14.82 6
Hama Penyakit Total
27.96 30.18
20.33 41.34
11.88 58.68
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 8 Tahun 2007
Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa kebutuhan tenaga kerja luar keluarga TKLK untuk strata I sebesar 30.18, untuk strata II 41.34 dan untuk
strata III sebesar 58.68, lebih besar dari tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan.
Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008.
USU Repository © 2009
Tenaga kerja dalam keluarga belum cukup untuk usahatani tersebut. Petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga oleh karena adanya pekerjaan yang harus
dikerjakan secara serentak. Berdasarkan keterangan diatas dapat dikatakan bahwa usahatani wortel di
daerah penelitian mampu memberikan kesempatan kerja bagi penduduk.
Usahatani wortel secara ekonomi layak diusahakan
Adapun analisis ekonomi usahatani wortel dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16. Rataan Analisis Ekonomi Usahatani Wortel Per MusimTanam
Uraian Analisis Ekonomi Per Tahun Produksi
PerPetani Perhektar
Strata I
Bibit Rp 72,436.36
320,000.00 Upah Tenaga Kerja Rp
391,636.36 1,718,727.27
Biaya Pupuk Rp 510,625.00
2,252,473.48
Penyusutan Peralatan Rp 13,664.77
65,407.20 Total Biaya Rp
991,698.86 4.373,123.11
Penerimaan Rp 1,899,545.45
8,400,000.00 Pendapatan Rp
907,846.59 4,026,876.89
BEP Pendapatan Rp 32,880.85
155,759.11 BEP Produksi Kg
46.97 222.51
BEP Harga Rp 364.69
364.69 RC Ratio
1.92 1.92
ROI 92.38
92.38 Strata II
Bibit Rp 136,000.00
320,000.00 Upah Tenaga Kerja Rp
790,714.29 1,847,139.46
Biaya Pupuk Rp 979,321.43
2,301,187.64 Penyusutan Peralatan Rp
15,915.18 37,655.01
Total Biaya Rp 1,953,058.04
4,575,851.65 Penerimaan Rp
3,657,500.00
8,595,178.57 Pendapatan Rp
1,704,441.96
4,019,326.92 BEP Pendapatan Rp
43,065.16
101,486.61 BEP Produksi Kg
61.88
144.98 BEP Harga Rp
372.74 327.74
RC Ratio 1.88
1.88 ROI
88.11 88.11
Strata III Bibit Rp
294,400.00 320,000.00
Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008.
USU Repository © 2009
Upah Tenaga Kerja Rp 1,952,400.00
2,116,800.00 Biaya Pupuk Rp
2,075,800.00 2,254,900.00
Penyusutan Peralatan Rp 23,312.50
25,875.00
Total Biaya Rp 4,375,112.50
4,748,968.75 Penerimaan Rp
7,812,000.00 8,491,000.00
Pendapatan Rp 3,436,887.50
3,472,031.25 BEP Pendapatan Rp
74,915.79 81,868.34
BEP Produksi Kg 107.02
116.95 BEP Harga Rp
391,53 391.53
RC Ratio 1.79
1.79 ROI
78.84 78.84
Total Rataan
Bibit Rp 139,093.33
320,000 Upah Tenaga Kerja Rp
838,000.00 1,844,998.41
Biaya Pupuk Rp 990,212.50
2,275,611.18 Penyusutan Peralatan Rp
16,332.92 45,867.48
Total Biaya Rp 2,004,235.42
4,530,370.70 Penerimaan Rp
3,705,333.33 8,506,250.00
Pendapatan Rp 1,701,097.92
3,975,879.30 BEP Pendapatan Rp
44,756.24 118,116.82
BEP Produksi Kg 63.94
168.74 BEP Harga Rp
372.92 372.92
RC Ratio 1.88
1.88 ROI
88.13 88.13
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 11-22 Tahun 2007
Berdasarkan Tabel 16 dapat dijelaskan rataan biaya produksi yang dikeluarkan, penerimaan, pendapatan, BEP pendapatan, produksi dan harga, RC
ratio dan ROI pada usahatani wortel sebagai berikut :
1. Biaya Produksi