METODOLOGI PENELITIAN Prospek Pengembangan Usahatani Wortel (Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penetuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara. Daerah ini merupakan salah satu daerah sentra produksi wortel di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1. Metode Penentuan Sampel Penarikan sampel dilakukan secara Stratified Random Sampling, dimana pada Desa Sukadame terdapat populasi penanam wortel 200 KK, sampel dikelompokkan atas tiga strata luas lahan 0,3 Ha, 0,3-0,5 Ha dan 0,5 Ha. Jumlah sampel ditetapkan 30 KK. Distribusi populasi dari petani sample dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 1.3 Strata Populasi Petani Sampel 2006. Strata Luas Wortel Kategori Strata Populasi KK Sampel KK I ≤ 0,3 Ha Lahan sempit 75 11 II 0,3-0,5 Ha Lahan sedang 90 14 III 0,5 Ha Lahan Luas 35 5 Jumlah 200 30 Sumber: Kantor Kepala Desa Sukadame. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara langsung dengan petani responden dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder merupakan data baku pelengkap yang diperoleh dari instansi atau kantor dinas yang terkait dengan penelitian ini. Metode Analisis Data Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan Analisis Titik Impas Break Even Point BEP, Return of Investment ROI dan Return Cost Ratio RC ratio. Break Even Point BEP merupakan suatu keadaan impas atau keadaan kembali modal sehingga usaha tidak untung dan tidak rugi atau hasil penjualan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Ada tiga perhitungan, yaitu; pendapatan, produksi, dan harga. Tetap Tidak Biaya BiayaTetap − 1 BEP Pendapatan = Pendapatan BEP Produksi = jual a H Pendapa BEP arg tan BEP Harga = oduksi Total oduksi Biaya Total Pr Pr Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Ketentuan yang digunakan : Break Event Point terjadi apabila laba rugi suatu usaha = 0 Sunarjono, 2000 Return Of Investment ROI merupakan suatu ukuran rasio untuk mengetahui tingkat pengembalian modal usaha. Komponen pada analisis ini adalah pendapatan bersih dan jumlah penggunaan modal. Rumus yang digunakan : Pendapatan Bersih Net Income ROI = x 100 Total Aset modal Keterangan : Jika ROI tingkat suku bunga bank yang berlaku, maka usaha ini efisien untuk dilaksanakan. Jika ROI ≤ tingkat suku bunga bank yang berlaku, maka usaha ini tidak efisien untuk dilaksanakan. Sunarjono, 2000. RC adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal dengan perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematika dapat dituliskan sbb: a = RC R = Py.y C = FC + VC a = {Py.Y FC + VC} Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Keterangan : R = penerimaan Rp C = biaya Rp Py = harga output Rp Y = output Rp FC = biaya tetap fixed cost Rp VC = biaya tidak tetap variabel cost Rp Ketentuan : Jika RC ≥1, maka layak untuk dilaksanakan Jika RC 1, maka tidak layak untuk dilaksanakan Soekartawi, 1994. Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan analisis perhitungan pendapatan usahatani dengan rumus sebagai berikut: Pd = TR – TC Keterangan Pd = Pendapatan usaha tani Rp TR = Total penerimaan Rp TC = Total biaya Rp Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Kriteria yang digunakan dalam melihat tingkat pendapatan usahatani wortel ini layak atau tidak layak, yaitu dengan melihat seberapa besar kontribusi usahatani wortel untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Definisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah- istilah yang terdapat pada usulan penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut: Definisi a. Usahatani adalah kegiatan mengorganisasi mengelola aset dan cara dalam pertanian, atau lebih tepatnya adalah suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian. b. Teknologi adalah penggunaan pengetahuan dan faktor-faktor produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. c. Produksi usahatani wortel ialah usaha dalam bentuk umbi wortel. d. Biaya produksi usahatani wortel merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan buah sejak tanam hingga panen. e. Penerimaan usahatani adalah total produksi yang dihasilkan usahatani wortel selama masa produksi yang dihitung dalam bentuk rupiah. f. Pendapatan usahatani wortel adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total produksi. g. Tenaga kerja yang ada dalam usahatani wortel didaerah penelitian adalah tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 h. Prospek usahatani wortel adalah peluang peningkatan atau keberhasilan atas usahatani wortel dimasa depan. Batasan Operasional a. Tempat penelitian adalah desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. b. Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2007. Jevri Maradong Purba : Prospek Pengembangan Usahatani Wortel Studi Kasus : Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL