13 Tabel 2.1 Komposisi Dari Berbagai Bagian Singkong Berdasarkan Bahan Kering
[6] Kandungan Nutrisi Daun Batang Umbi
Kulit Umbi Protein Kasar
23,2 10,9
1,7 4,8
Serat Kasar 21,9
22,6 3,2
21,2 Ekstrak eter
4,8 9,7
0,8 1,22
Abu 7,8
8,9 2,2
4,2 Ekstrak tanpa N
42,2 47,9
92,1 68
Ca 0,972
0,312 0,091
0,36 P
0,576 0,341
0,121 0,112
Mg 0,451
0,452 0,012
0,227 Energi metabolis
2590 2670
1560 2960
Komposisi dari kulit singkong dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini: Tabel 2.2 Komposisi Kulit Singkong [16]
Kandungan Persentase
Bahan kering 94,3
Komposisi Proksimat dalam bahan kering Protein kasar
7,2 Abu
14,2 Neutral detergent fiber
32,0 Acid detergent fiber
21,0 Acid detergent lignin
7,2 Hemiselulosa
11,0 Selulosa
13,8
2.5 PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa penelitian terdahulu tentang pembuatan karet alam dengan berbagai pengisi telah dilakukan, di antaranya:
1. Rattanasom,dkk., telah melakukan penelitian tentang pengaruh
penambahan Na-montmorillonite, silica dan carbon black ke dalam karet alam dan melakukan perbandingan kinerjanya. Hasil yang didapatkan
Universitas Sumatera Utara
14 bahwa ketiga pengisi mampu meningkatkan kekuatan tarik, namun efek
yang berbeda terlihat pada sifat mekanik lain seperti hardness, modulus tarik dan kekuatan sobek. Pengisi Na-montmorillonite dengan pembebanan
6 phr mampu memberikan efek yang hampir sama dengan pengisi silica dengan pembebanan 35 phr dan carbon black dengan pembebanan 14 phr.
[17] 2.
Gonzalez, dkk., telah melakukan penelitian mengenai pengaruh polietilen glikol dalam pembuatan produk lateks karet alam berpengisi Na-
montmorillonite. Pada penelitiannya didapatkan hasil bahwa kekuatan tarik produk lateks karet alam berpengisi Na-montmorillonite yang
dimodifikasi polietilen glikol lebih unggul daripada produk lateks karet alam berpengisi Na-montmorillonite tanpa modifikasi. [18]
3. Pasquini, dkk., mengamati efek penggunaan cellulose whisker yang
didapatkan dari bagasse singkong yang telah diolah terlebih dahulu sebagai pengisi komposit karet alam. Pengolahan yang mereka lakukan
adalah hidrolisis dari bagasse singkong dengan memvariasikan waktu hidrolisis. Hasil dari penelitian mereka menunjukkan bahwa cellulose
whisker mampu meningkatkan kekuatan tarik dari komposit dengan peningkatan optimum didapat pada waktu hidrolisis selama 40 menit. [19]
4. Abdelmouleh, dkk. menggunakan serat alami selulosa pengisi dan
coupling agent golongan silana dalam pembuatan komposit karet alam dan low density polyethylene LDPE lalu membandingkannya. Hasil yang
didapatkan bahwa coupling agent golongan silana mampu memodifikasi selulosa sehingga mampu meningkatkan sifat komposit karet alam dan
LDPE. [20] 5.
Visakh, dkk., mennjau efek cellulose whisker yang didapat dari limbah bambu pada sifat mekanik dan termal dari komposit karet alam. Hasil yang
didapatkan dari penelitian mereka adalah cellulose whisker mampu meningkatkan kekuatan tarik serta modulus Young komposit sedangkan
elongation at break dari komposit menurun seiring dengan penambahan cellulose whisker. [21]
Universitas Sumatera Utara
15
2.6 PENGUJIAN