Tinjauan Pustaka Untuk memudahkan penelitian, digunakan beberapa literatur penunjang

2. Memberikan tambahan referensi bagi dunia akademis mengenai dinamika permasalahan sosial yang penting untuk dilakukan penelitian yang lebih mendalam. 3. Memberikan solusi yang berguna bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah pembangunan ekonomi, khususnya dalam hal permodalan di wilayah pedesaan.

1.4. Tinjauan Pustaka Untuk memudahkan penelitian, digunakan beberapa literatur penunjang

yang dapat membatu dan memahami masalah penelitian. Dalam buku yang disunting oleh Thomas Suyatno, dkk berjudul Dasar-Dasar Perkreditan, menjelaskan bahwa kebutuhan manusia yang beraneka ragam akan selalu meningkat, sementara kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan cenderung terbatas, sehingga terjadilah kesenjangan antara kemampuan dan cita- cita. Dalam proses ekonomi, untuk meningkatkan usaha atau daya guna suatu barang, diperlukan bantuan dalam bentuk tambahan modal. Di saat inilah kredit menjadi solusi ekonomi yang paling tepat dan efisien. Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas dasar kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan modal pinjaman kalau ia betul- betul yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak. Universitas Sumatera Utara Mubyarto dan Edy Suandi Hamid dalam bukunya yang berjudul Kredit Pedesaan di Indonesia, menyatakan bahwa permodalan merupakan unsur yang sangat penting dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat pedesaan. Berbagai penjelasan mengenai sistem perkreditan di pedesaan beserta masalah-masalah yang kemudian dihadapi oleh penduduk pedesaan menjadi fokus utamanya. Akan tetapi, masalah yang paling disoroti adalah terhadap peran negatif dari para rentenir yang turut memperburuk kemampuan ekonomi penduduk pedesaan. Dengan demikian, penjelasan dalam buku tersebut sangat berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Lembaga penelitian pertanian dan pedesaan bernama Prosiding Patanas, meluncurkan sebuah buku yang berjudul Perubahan Ekonomi Pedesaan Menuju Struktur Ekonomi Berimbang juga memberikan pemahaman bahwa dinamika pedesaan merupakan salah satu kunci utama dalam perumusan kebijaksanaan pembangunan pertanian yang tangguh. Pentingnya pemahaman tersebut lebih menonjol lagi karena sektor pertanian masih tetap menjadi sektor penting dalam pembangunan nasional. Sektor pertanian tetap diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan, mendorong menyediakan kesempatan kerja, dan penghasil devisa. Sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus berlanjut, ekonomi pedesaan mengalami perubahan sturktural secara dinamis. Peningkatan rata-rata tingkat pendidikan dan pendapatan rill serta makin terbukanya daerah pedesaan merupakan faktor positif yang membawa perubahan-perubahan tersebut. Universitas Sumatera Utara Anne Booth dan Peter McCawley dalam buku yang berjudul Ekonomi Orde Baru, menyatakan kebijaksanaan pangan pada masa awal Orde Baru, seperti diungkapkan dalam Repelita I, memberi tekanan dalam bidang produksi dan konsumsi beras. Pada waktu itu kebijaksanaan beras adalah identik dengan kebijakan pangan. Alat-alat kebijaksanaan yang digunakan tidak banyak berbeda dengan alat-alat kebijaksanaan sebelumnya. Perbedaannya terletak pada perencanaan yang lebih baik, keahlian yang lebih mantap dan konsistensi yang makin besar dalam pelaksaaan alat-alat kebijaksanaan tersebut. Menjelang akhir tahun 70-an, setelah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, Indonesia dihadapkan pada pilihan sulit di bidang kebijaksanaan pangan, yang merupakan konsekuensi dari keberhasilan kebijaksanaan beras pembangunan ekonomi.

1.5. Metode Penelitian