d.Ibadah Ijabiyah, seperti : Thawaf e.
Ibadah Salbiyah, seperti : Meninggalkan segala yang diharamkan dalam masa berihram.
51
2. Macam-macam Ibadah
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, ibadah lisan, dan anggota badan. Yang
termasuk Ibadah hati adalah rasa khauf takut, raja mengharap, mahabbah
cinta, tawakkal ketergantungan, raghbah senang, dan rahbah takut.
Sedangkan yang termasuk ibadah lisan adalah bertasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan. Sedangkan yang termasuk dalam ibadah fisik
adalah shalat, zakat, haji, dan jihad.
52
3. Syarat diterimanya Ibadah
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar . Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
b. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam.
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syaahadat laa ilaaha illallaah, karena ia menghruskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan
jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari
51
Prof. Dr.T.M Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah Ibadah ditinjau dari segi hukum dan hikmah, Jakarta : Bulan Bintang, 1994 Cet. Ke- 8, h. 1-5
52
Ibid, h. 102
syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syariat’atnya dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah
yang diada-adakan. Allah
Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
ﺪ ﺮ ا ﻮهو ﱠ ﻬ و ﻢ أ ﻰ
نﻮ ﺰ ﻢه ﻻو ﻢﻬ فﻮ ﻻو ﱢر
“Tidak demikian bahkan barangsipa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi
Rabb-Nya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati .”
QS. Al-Baqoroh: 112
53
D. Kerangka Fikir
Tujuan ibadah lainnya dapat dilihat dari segi kejiwaan manusia. sepanjang sejarahnya terlihat bahwa manusia selalu terdorong oleh dirinya dan alam
lingkungannya untuk mencari Tuhan guna dipuja dan disembahnya. Jika ia tidak menemukan Tuhan yang sebenarnya, ia akan menyembah beribadah
kepada tuhan apa saja, baik yang ada di dalam alam, seperti matahari, bulan bintang, baru atau kayu besar dan sebagainya maupun yang dibuatnya sendiri,
seperti patung berhala atau lainnya.
54
Dari penjelasan diatas maka dapat dijelaskan bahwa manusia pada dasarnya membutuhkan Tuhan untuk disembahnyadiibadahi. Hanya saja
godaan-godaan pada dirinya baik dari dalam diri ataupun luar dirinya membuat manusia terkadang malas dan berat untuk melaksanakan suatu
ibadah.
53
Ibid, h. 104-105
54
Prof. DR. H. Baihaqi, Ak, Fiqh Ibadah, Bandung : M2S, 1996 , Cet. Ke. 1, h. 13