Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat

17 disikapi dengan hati-hati, harus juga memenuhi ketentuan, antara lain: dilakukan dengan musyawarah antara orang tua bayi dan ibu donor sehingga disepakati biayanya, usia bayi kurang dari 2 tahun, dan demi menjaga kesehatan bayi,. Dan apabila si ibu donor hamil, maka kontrak atau kesepakatan bisa dibatalkan. Ketentuan lain, bila bayi telah menerima ASI donor dengan kenyang minimal 5 kali, maka semua keturunan dari pendonor menjadi muhrim bagi bayi itu. Disamping itu juga, donor ASI tidak boleh dilakukan dengan cara kolektif seperti Bank Darah, karena akan menimbulkan kekacauan identitas dan garis keturunan bagi anak tersebut. 7 Untuk lebih memudahkan dan menyederhanakan penyusuan yang langsung dari Ibu Donor yang dewasa ini dirasa kurang begitu difahami atau dimengerti oleh masyarakat mengenai mekanisme dalam praktiknya. Seperti Prosedur dan syarat- syarat yang diperlukan dalam melakukan praktik donor ASI ini yang belum begitu jelas adanya. Bagaimana merealisasikanya kedalam kehidupan masyarakat apakah bertolak belakang dengan Syariat Islam?. Maka dari penjelasan diatas penulis memilih judul “Praktik Donor ASI di Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia AIMI Dalam Perspektif Hukum Islam”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

7 Majalah Wanita Kartini, Mendonorkan ASI Boleh, tapi Wajib Disikapi dengan Hati- hati, no.2221 ed. 26 Juni-1o Juli 2008, hlm. 92 18 Memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi yang baru lahir adalah kewajiban seorang ibu dan bayi yang baru lahir tersebut berhak mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan menyempurnakannya sampai 24 bulan atau 2 tahun. Namun tidak semua ibu kandung dapat memberikan ASInya karena banyak faktor, maka dari itu bagi kaum ibu keberadaan Donor ASI ibu susu melalui Donor ASI sangat diperlukan. Tetapi pemberian ASI oleh Donor ASI ibu donor melalui Organisasi AIMI tersebut masih menimbulkan beberapa permasalahan. Berhubung karena judul skripsi ini amat luas, maka penulis batasi pembahasannya sekitar permasalahan proses Donor ASI dan Latar Belakang timbulnya praktik Donor ASI serta mekanisme praktik donor ASI di AIMI, Manfaat ASI dan hukum Donor ASI. Dari pembatasan masalah ini, maka pokok masalah dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang melatarbelakangi timbulnya praktik Donor ASI di AIMI? 2. Bagaimanakah Mekanisme praktik Donor ASI pada AIMI tersebut? 3. Apa manfaat pemberian ASI bagi Pendonor kepada Bayi? 4. Bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap Donor ASI?

C. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui apa yang melatarbelakangi timbulnya Praktik Donor ASI di AIMI. 19 2. Mengetahui mekanisme dalam praktik Donor ASI di AIMI. 3. Mengetahui manfaat pemberian ASI bagi Pendonor Ibu Susu kepada bayi. 4. Mengetahui pandangan hukum Islam terhadap Donor ASI. Sedangkan manfaatnya, penulis juga berharap penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan teori maupun praktek hukum. Semoga hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai informasi bagi praktisi, kalangan akademisi dan masyarakat pada umumnya. Dapat juga dijadikan bahan acuan pada penelitian berikutnya berkenaan dengan masalah yang terkait.

D. Literatur Riview