104
c Timbulnya penetrasi perembasan
budaya kota yang kurang sesuai dengan tradisi pedesaan, misalnya
dalam etika pergaulan dan pandangan hidup. Hal ini seringkali
menimbulkan keresahan dan mengganggu stabilitas budaya
pedesaan. d
Tumbuhnya para pedagang kaki lima dan hunian liar yang mengganggu
ketertiban kota.
b. Faktor-faktor yang Mendasari Interaksi Kota
Terjadinya interaksi antarwilayah, menurut Edward Ullman dalam Nurmala Dewi, 1997, didasari oleh tiga faktor, yaitu
sebagai berikut. 1
Adanya wilayah yang Saling Melengkapi Komplemen- taritas Regional
Menurut teori ini, hubungan imbal balik antarwilayah akan terjadi bila di antara keduanya memiliki potensi yang
saling melengkapi atau saling membutuhkan. Wilayah A memiliki surplus potensi yang tidak dimiliki wilayah B.
Sebaliknya, wilayah B memiliki surplus potensi yang tidak dimiliki wilayah A. Maka, dengan kondisi seperti itu,
antara keduanya akan timbul interaksi, hubungan imbal balik antara A dan B lihat gambar.
Gambar 3.14 Pedagang kaki lima Sumber: Kompas, 2007
Wilayah A Wilayah B
Surplus potensi X Minus potensi Y
Surplus potensi Y Minus potensi X
Gambar 3.15 Skema Komplementaritas Regional
105
2 Adanya Kesempatan Berintervensi
Kesempatan berintervensi diartikan sebagai suatu kemungkinan adanya perantara yang menghambat
interaksi antarwilayah. Walaupun wilayah A memiliki surplus potensial yang dibutuhkan wilayah B misalnya,
kemungkinan untuk tidak terjalin interaksi antarkeduanya bisa saja terjadi. Hal ini karena:
a
kebutuhan wilayah A atau B dipasok wilayah lain, atau
b surplus potensi yang dimiliki wilayah A atau wilayah
B dipasok ke wilayah lain lihat gambar.
Wilayah A Wilayah B
Surplus X Minus Y
Surplus Y Minus X
Wilayah C
Surplus X Minus Y
Kebutuhan A dipasok oleh C
Kebutuhan B dipasok oleh C
Interaksi lemah
Gambar 3.16 Skema Interaksi yang Berintervensi
Seperti yang terlihat pada gambar, bila meninjau potensi yang dimiliki wilayah A dan wilayah B, sangat mungkin
antara keduanya terjadi interaksi. Namun, karena kebutuhan kedua wilayah itu secara langsung dipasok
oleh wilayah C, maka interaksi antara A dan B melemah.
3 Interaksi karena Kemudahan
Faktor lain yang mendasari jalinan interaksi antarwilayah adalah adanya kemudahan, yaitu:
a
lengkapnya fasilitas komunikasi, b
jarak yang relatif dekat, c
biaya transportasi yang murah, atau d
kelancaran arus transportasi.
106 c.
Teori-teori Interaksi
1 Teori Gravitasi
Teori ini mulanya dikemukakan oleh Sir Issac Newton dalam ilmu fisika, yang kemudian dikembangkan oleh
W.J. Reilly. Reilly mengadaptasikan teori ini dalam studi geografi, yaitu untuk menentukan nilai kekuatan interaksi
antardua wilayah atau lebih dalam Nurmala Dewi, 1997. Teori gravitasi keruangan dari Reilly diformulakan dengan
rumus sebagai berikut.
I
AB
= k .
2 AB
B A
d P
. P
Keterangan: I
AB
= kekuatan interaksi antara wilayah A dengan wilayah B k = nilai konstanta, yang biasanya dihargakan dengan 1
P
A
= jumlah penduduk wilayah A P
B
= jumlah penduduk wilayah B d
AB
= jarak mutlak yang menghubungkan wilayah A ke wilayah B. Jarak mutlak adalah jarak sebenarnya dari dua tempat atau
lebih yang ingin diketahui kekuatan interaksinya.
Contoh: Diketahui bahwa kota B letaknya berdekatan dengan dua
buah desa, yaitu Desa A dan Desa C. Jarak dari Desa A ke kota B setengah kali lebih dekat daripada Desa C.
Jarak dari Desa C ke kota B adalah 100 km. Jumlah penduduk kota B adalah 50.000 orang. Sedangkan
penduduk Desa A dan Desa C masing-masing berjumlah 1.000 dan 1.100 orang. Dengan desa manakah kota B
paling kuat interaksinya?
Jawab: Diketahui:
P
A
= 1.000; P
B
= 50.000; P
C
= 1.100; d
AB
= 50 km ½ x 100; dan d
BC
= 100 km. maka: