Desa pantai Pola Desa Konsentris Memusat
94
masyarakat, dengan pembagian kerja yang khusus, pertumbuhan penduduknya sebagian besar disebabkan oleh tambahan kaum
pendatang, serta mampu melayani kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah yang jauh letaknya. Sedangkan Bintarto dalam
Nurmala Dewi, 1997 mendefinisikan kota sebagai sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami
dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis
dibandingkan dengan daerah di sekitarnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 Tahun 1980, dinyatakan bahwa pada hakikatnya kota mempunyai dua
macam pengertian, yaitu: a.
suatu wadah yang memiliki batasan administratif sebagaimana telah diatur dalam perundang-undangan;
b. sebagai lingkungan kehidupan yang mempunyai ciri nonagraris,
misalnya: ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan pusat pemukiman.
Menurut pasal 14 UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditentukan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah untuk kabupaten kota. Merupakan urusan yang berskala kabupaten kota meliputi:
a.
perencanaan dan pengendalian pembangunan; b.
perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; c.
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. penanganan bidang kesehatan;
f. penyelenggaraan pendidikan;
g. penanggulangan masalah sosial;
h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;
i. fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;
j. pengendalian lingkungan hidup;
k. pelayanan pertahanan;
l. pelayanan kependudukan dan catatan sipil;
m. pelayanan administrasi penanaman modal; n.
penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan o.
urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
95
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa ciri-ciri kota adalah sebagai berikut.
a. Adanya spesialisasi pekerjaan warganya.
b. Mata pencaharian penduduk di luar agraris.
c. Kepadatan penduduk yang tinggi.
d. Mobilitas penduduk yang cepat.
e. Tempat pemukiman yang permanen.
f. Kehidupan agama tidak terlalu ketat.
g. Pandangan hidup masyarakatnya lebih rasional.
h. Hubungan sosial di antara mereka terbuka dan luas.
i. Kurang mempunyai solidaritas sosial.