Pola Desa Linear Pola Desa Menyusur

92 Kebanyakan pola lokasi desa adalah berbentuk konsentris, dengan kantor kepala desa sebagai pusatnya. Di sekitarnya adalah tempat tinggal penduduk, yang lama kelamaan -seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk- terbentuklah dusun-dusun baru di sekitar dusun induk sehingga tidak sedikit desa yang terdiri dari empat atau lima dusun, bahkan lebih. Di Jawa dulu pengaturan desa-desanya memiliki pola yang hampir sama. Yaitu adanya pusat pemerintahan desa yang berada di tengah desa, kemudian lumbung desa, pekuburan desa, tempat pemandian umum, pasar, sekolah, masjid, dan gardu-gardu. Ada pula lapangan khusus untuk penggembalaan ternak. Di bagian luarnya terhampar lahan persawahan atau perladangan serta hutan. Desa yang sudah maju memiliki tata ruang desa yang rapi dan asri, dengan deretan rumah dan pepohonan di kanan-kiri jalan. Umumnya setiap rumah memiliki pekarangan yang cukup luas. Sehingga jarak antara satu rumah dengan yang lainnya seringkali sangat jarang. Di luar Jawa, terdapat desa-desa atau pemukiman penduduk di atas air sungai. Rumah-rumah dibangun di atas rakit. Hal ini karena di sana banyak sungai besar. Di Kalimantan, misalnya, ada Sungai Barito, Sungai Kapuas, dan Sungai Mahakam. Di Sumatra ada Sungai Musi, Sungai Batanghari, dan Sungai Indragiri. Di perairan Riau, penduduk bermukim di atas perahu suku laut. Pemukiman di atas air seperti itu tentu saja tata ruang desanya relatif kecil dan sulit diatur. Sedangkan berdasarkan lingkup bentang alamnya, wilayah desa di Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu sebagai berikut.

a. Desa pantai

Desa yang terletak di daerah pantai, tentulah tidak selalu sama, baik dalam pola pengaturan lahannya maupun dalam corak kehidupan penduduknya. Semua itu bergantung kepada kondisi wilayahnya. Pola pengaturan lahan atau Di luar jawa terdapat desa pemukiman penduduk di atas air Gambar 3.7 Pola keruangan desa memusat Sumber: Google earth, 2006 Gambar 3.8 Pola keruangan desa pantai. Sumber: Google earth, 2006 93 juga corak kehidupan penduduk di pantai yang landai tentunya relatif akan lain dengan yang di pantai perbukitan.

b. Desa di Dataran Rendah

Desa-desa yang berada di dataran rendah pun bervariasi sesuai dengan sejarah dan perkembangannya masing-masing. Desa- desa di wilayah ini relatif lebih leluasa dalam mengatur pola lahan atau teritorial- nya dibandingkan dengan desa-desa di pantai atau di pegunungan.

c. Desa di Pegunungan

Di daerah pegunungan, desa-desanya sangat bergantung pada keadaan alamnya. Rumah-rumah penduduk desa pegunungan sering terlihat bersaf-saf secara hierarkis, yaitu di celah-celah perbukitan, di lembah-lembah pegunungan, atau di kanan-kiri sungai.

d. Desa Pedalaman

Desa pedalaman adalah desa yang berada jauh dari kota dan terisolir. Desa- desa seperti ini masih banyak dijumpai di pulau Papua dan Kalimantan.

e. Desa di Perkotaan sekitar kota

Desa di perkotaan atau di sekitar kota merupakan desa yang sudah termasuk wilayah perkotaan, dan bila telah memenuhi syarat-syarat tertentu bisa pula disebut kota.

D. Pola Keruangan Kota

1. Pengertian Kota, Kaitannya dengan Lokasi Pusat Kegiatan,

Tata Ruang, Sistem Pengangkutan, dan Perhubungan Menurut Burkhad Hofmeister dalam Nurmala Dewi, 1997, bahwa yang dimaksud dengan kota adalah suatu pemusatan keruangan tempat tinggal dan tempat kerja sama manusia yang sebagian besar sumber kehidupannya ada pada sektor sekunder industri dan perdagangan dan sektor tersier jasa dan pelayanan Kota merupakan bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur alami dan nonalami. Gambar 3.9 Pola keruangan dataran rendah Sumber: Google earth, 2006 Gambar 3.10 Pola keruangan pedalaman Sumber: Google earth, 2006