TEORI PELURU BULLET THEORY Teori Peluru Bullet Theory yang berarti teori komunikasi yang TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI MASSA 1. Definisi Televisi

• Efek Response : Sikap yang timbul melalui pemberitaan bebasnya Susno Duadji di Metro TV di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik FISIP USU.

II.4. TEORI PELURU BULLET THEORY Teori Peluru Bullet Theory yang berarti teori komunikasi yang

menempatkan pesan, komunikator, dan media massa yang determinan powerful. Teori Bullet menggunakan lima komponen, yaitu who, says what, in which channel, to whom dan with what effect. Komunikan dalam Teori Bullet bersifat pasif, terpecah-pecah atomistis dan seragam homogen. Bersikap pasif karena komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dengan baik dan komunikan dapat menjadi seperti yang diinginkan oleh komunikator. Media massa memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi dan membentuk audiens sebagaimana yang diinginkan komunikator. Kelemahan teori ini yaitu : a Terlalu fokus pada perlakuan media terhadap audiens dan efek media massa. b Mengabaikan adanya kemungkinan bahwa audiens juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi media massa. c ‘Bias’ karena terlalu menyederhanakan peristiwa-peristiwa komunikasi. II.5. TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI MASSA II.5.1. Definisi Televisi Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele bahasa Yunani yang berarti jauh, dan visi videre-bahasa Latin berarti penglihatan. Dengan demikian televise yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat “lain” melalui sebuah perangkat penerima televisi set. Pada hakekatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Berawal dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan dari gagasan seorang mahasiswa dari Berlin Jerman Timur yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Atas perwujudan dari gagasan Nipkov, maka ia diakui sebagai “Bapak” televisi sampai sekarang Kuswandi, 1996:6. Televisi adalah produk dari teknologi canggih dan kemajuannya sendiri sangat bergantung dari kemajuan-kemajuan yang dicapai di bidang teknologi, khususnya teknologi elektronika Wahyudi, 1986:49. Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini, batas-batas Negara pun tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang, melainkan begitu mudah untuk diterobos. Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat, tidak berbeda dengan media cetak dan radio. Robert.K. Avery dalam bukunya “Communication and The Media” dan Stanford B. Weinberg dalam “Message A Reader in Human Communication” Random House, New York 1980, mengungkapkan 3 tiga fungsi media, yaitu : a The surveillance of the environment yaitu mengamati lingkungan. b The correlation of the part of society in responding to the environment yaitu mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi. c The transmission of the social heritage from one generation to the next, maksudnya ialah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya Kuswandi, 1996:25.

II.5.2. Perkembangan Televisi

Kehadiran televisi di dunia merupakan perkembangan teknologi khususnya teknologi elektronika sejak abad 19 dan akan terus menerus berlanjut pada abad-abad berikutnya, sehingga televisi siaran juga akan ditentukan oleh perkembangan elektronika itu sendiri. Kehadiran televisi menjadi bagian yang sangat penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persepsi tentang suatu isu yang terjadi di belahan dunia. Daya tarik televisi sedemikian besar, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas sebelum muncul televisi berubah total sama sekali. Media televisi menjadi panutan baru new religious bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi, sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung Kuswandi, 1996:23. Kekuata media televisi adalah menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit. Dunia perkembangan pertelevisian di Indonesia juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Awalnya, Indonesia hanya memiliki satu stasiun televisi, itupun dimiliki oleh pemerintah, yaitu Televisi Republik Indonesia TVRI. Kemudian pada tahun 1989, lahirlah stasiun Televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI. Stasiun tersebut merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. Kemunculan stasiun RCTI memberikan sesuatu yang baru bagi pertelevisian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya stasiun- stasiun televisi swasta, seperti Surya Citra Televisi SCTV, Televisi Pendidikan Indonesia TPI yang berubah nama menjadi MNC TV, Indosiar, dan Andalas Televisi Antv. Sejak era reformasi bergulir, stasiun televisi swasta semakin ramai bermunculan, seperti Metro TV, Transformasi Televisi Trans TV, TV 7 yang kini menjadi Trans 7, Lativi yang berubah menjadi TVOne, serta Global TV. Stasiun televisi lokalpun tidak mau ketinggalan. Sekitar tahun 2000an banyak bermunculan stasiun televisi lokal, seperti Bali TV di Bali, JakTv di Jakarta, JTV di Surabaya, Cahaya TV di Banten. Televisi berlangganan atau televisi berbayar pay per view juga turut mewarnai perkembangan pertelevisian Indonesia. Yang relative dikenal oleh masyarakat Indonesia seperti Indovision, Aora TV, First Media, dan Telkomvision. Bahkan sampai tahun 2008, paling tidak terdapat 13 stasiun televisi berlangganan yang beroperasi di Indonesia Usman, 2009:1. Terkait dengan perkembangan teknologi, diperkirakan pada tahun 2018, televisi di Indonesia akan memasuki era televisi digital. Teknologi digital akan meningkatkan kualitas gambar televisi. Masih terkait dengan perkembangan teknologi, kini terjadi konvergensi media, misalnya antara media televisi dengan media online. Konvergensi ini tentu mempeluas jangkauan siaran televisi Usman, 2009:2.

II.5.3. Karakteristik Televisi

Adapun karakteristik televisi adalah sebagai berikut : Usman, 2009:23 1. Media Pandang dengar audio-visual Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar. Televisi berbeda dengan media cetak, yang lebih merupakan media pandang. Televisi juga berbeda dengan media radio, yang merupakan media dengar. Orang memandang gambar yang ditayangkan televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi atau naskah dari gambar tersebut. 2. Mengutamakan Gambar Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar. Gambar-gambar dalam hal ini adalah gambar hidup- membuat televisi lebih menarik disbanding media cetak. Narasi atau naskah bersifat mendukung gambar. 3. Mengutamakan Kecepatan Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televise bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televise bernilai. 4. Bersifat Sekilas Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi mengutamakan dimensi waktu atau durasi. 5. Bersifat satu arah Televisi bersifat satu arah, dalam arti pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi respon balik terhadap siaran televisi yang ditayangkan. 6. Daya Jangkau Luas Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi. Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata-rata status sosial ekonomi khalayak, masuk ke berbagai strata sosial.

II.5.4. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya, yaitu bersifat audio visual didengar dan dilihat, dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sering terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada. Dengan ini dapat dikatakan bahwa televisi sebagai media massa dapat berfungsi sangat efektif, karena selain dapat menjangkau ruang yang sangat luas juga dapat mencapai massa atau pemirsa yang sangat banyak dalam waktu yang relatif singkat. Jadi suatu pesan yang ditayangkan di televisi selalu bisa di tonton oleh khalayak tertentu.

II.6. BERITA