METODOLOGI PENELITIAN Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji di Metro TV Dan Sikap Mahasiswa FISIP USU )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Metode Penelitian Metode korelasional meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat Kriyantono, 2006: 62. Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi disebut metode korelasional. Perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi Umar, 2002: 45. Peneliti dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta besarnya arah hubungan yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode ini digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan antara pemberitaan bebasnya Susno Duadji di Metro TV dan sikap mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik FISIP USU. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel yang ada. III.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara di Jalan Prof.A.Sofyan No.1 Kampus USU Medan 20155. III.2. Deskripsi Lokasi Penelitian III.2.1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 1. Sejarah Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Kelahiran Fakultas ini tidak jauh berbeda dengan fakultas lainnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Pada awal pendiriannya 1980, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial IIS. Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu- Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi FKG Universitas Sumatera Utara. Dalam proses pengembangannya, jurusan yang ada di FISIP USU tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya. Oleh karenanya, pada tahun ajaran 19801981, FISIP USU hanya membuka 2 dua jurusan saja yaitu: 1 Jurusan Ilmu Komunikasi 2 Jurusan Ilmu Administrasi Negara Barulah pada tahun ajaran 19831984, FISIP USU membuka Jurusan lainnya, yaitu: 1 Jurusan Sosiologi 2 Jurusan Kesejateraan Sosial dan menerima Jurusan Antropologi dari Fakultas Sastra Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535083 tahun 1983 tentang jenis dan jumlah Jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, dinyatakan bahwa FISIP USU mempunyai 6 enam Jurusan, yaitu: 1 Jurusan Sosiologi 2 Jurusan Kesejahteraan Sosial 3 Jurusan Antropologi Sosial 4 Jurusan Ilmu Administrasi Negara 5 Jurusan Ilmu Komunikasi 6 Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum MKDU Jurusan MKDU akhirnya diputuskan untuk diserahkan pengelolaannya di luar FISIP USU dengan pertimbangan bahwa jurusan tersebut bukan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan mengelola mata kuliah yang termasuk pada kelompok Mata Kuliah Dasar Umum. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta pemerintah daerah dan didukung oleh ketersediaan staf pengajar yang dibutuhkan, FISIP USU dengan SK Dikti No. 108DiktiKep2001 tanggal 30 April 2001 menambah satu program studi baru yaitu Ilmu Politik. Dengan demikian, hingga saat ini ada 6 enam Jurusan yang berada di bawah naungan FISIP USU. Era otonomi daerah yang mulai bergulir sejak dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1999 dan di revisi lagi dengan UU No.322004 tentang Pemerintah Daerah menuntut Perguruan Tinggi, termasuk Universitas Sumatera Utara untuk menyediakan tenaga-tenaga pemikir dan peneliti berkaitan dengan berbagai perubahan dan terobosan yang akan dilakukan bagi percepatan proses pembangunan, baik secara konseptual teoritik maupun empirik. Apalagi perubahan statuta USU menuju era Otonomi pendidikan menuju perguruan tinggi yang berbadan hukum BHMN pada 11 Nopember 2003 menuntut FISIP USU sebagai salah satu fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara untuk berbenah diri, antara lain menyesuaikan kembali visi fakultas yang searah dengan visi universitas yakni ”University for Industry”, menuntut FISIP USU untuk segera melakukan perubahan-perubahan yang berkaitan berbagai program dan kebijakan seperti pengembangan program studi, penataanpengembangan kurikulum, pengelolaan personalia dan pengembangan SDM, pengelolaanpengembangan sumber-sumber dana dan pengembangan kerjasama dengan berbagai stakeholder.

2. Visi dan Misi

VISI : Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat. MISI : 1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam studi ilmu sosial dan politik. 2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagi suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain. 3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan makna positif dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing- masing. 4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu gambaran mengenai mekanisme kerja antar bagian, unit, atau departemen yang ada disuatu organisasi atau perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan prosedur kerja dan menjalankan fungsinya masing-masing. Berikut ini adalah struktur organisasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara: Gambar 3 Struktur Organisasi FISIP USU Dekan Prof.Dr.Badaruddin,M.Si NIP : 19680525 199203 1 002 Pembantu Dekan III Pembantu Dekan II Pembantu Dekan I Drs.Edward,MSP NIP : 9550921 198503 1 003 Dra.Rosmiani,MA NIP : 1960022 6199003 2 002 Drs.Zakaria,MSP NIP : 19580115 198601 1 002 III.2.2 Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU 1. Sejarah Departemen Ilmu Komunikasi merupakan Departemen yang berada di bawah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Pada awal pendiriannya tahun 1980, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat yang dicangkokkan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-ilmu Sosial IIS. Baru pada tahun 1982 Jurusan Ilmu-ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535083 tahun 1983 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU memiliki 6 enam jurusan yaitu : 1. Jurusan Sosiologi 2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi 4. Jurusan Ilmu Administrasi negara 5. Jurusan Ilmu Komunikasi 6. Jurusan MKDU Jurusan MKDU akhirnya diputuskan untuk diserahkan pengelolaannya di luar FISIP USU dengan pertimbangan bahwa jurusan tersebut bukan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan mengelola mata kuliah yang termasuk pada Mata Kuliah Dasar Umum. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta pemerintah daerah dan didukung oleh ketersediaan staf pengajar yang dibutuhkan, FISIP USU dengan SK Dikti No. 108DIKTIKep2001 tanggal 30 April 2001 menambah satu program studi baru yaitu Ilmu Politik. Dengan demikian, hingga saat ini ada 6 enam jurusan yang berada di bawah naungan FISIP USU. Namun demikian ke enam jurusan tersebut tidak di buka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya. Oleh karenanya pada tahun ajaran 19831984 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU hanya membuka 2 dua jurusan saja yaitu : a. Jurusan Ilmu Komunikasi b. Jurusan Ilmu Administrasi Negara Pemilihan Jurusan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU dilakukan pada Semester VII. Keadaan ini berlangsung sampai pada tahun ajaran 19861987, baru pada tahun ajaran 19871988 pemilihan jurusan dilakukan langsung pada saat calon mahasiswa mendaftarkan diri pada SIPENMARU. Dalam proses pengembangannya pada tahun 1994-1997 Jurusan Ilmu Komunikasi membuka 2 dua Program Studi yaitu. : Program Studi Public RelationsHumas dan Program Studi JurnalistikKomunikasi Massa. Pada tahun ajaran ini mahasiswa diwajibkan memilih program studi Humas atau program studi Jurnalistik pada saat mereka sudah duduk pada semester IV. Berdasarkan SK Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 002 tahun 19971998 Program Studi Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP USU ditetapkan mendapat hasil akreditasi dengan peringkat dan nilai akreditasi yang dicapai adalah B 511. Mulai tahun ajaran 20002001 masa bakti Ketua Jurusan ditetapkan menjadi 4 empat tahun yang sebelumnya setiap masa bakti hanya 3 tiga tahun. Pada tahun ajaran 20012002, berdasarkan surat keputusan Rektor No. 2162J05TU2001 Jurusan Ilmu Komunikasi membuka Program Ektension Ilmu Komunikasi. Setelah berhasil membuka Program Extension, pada tahun ajaran 20042005 Jurusan Ilmu Komunikasi membuka Program Reguler Mandiri. Pada Tahun 2004 Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi kembali menyatakan bahwa Program Studi Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP USU terakreditasi dengan peringkat: Akreditasi A Baik Sekali. Sertifikat akreditasi program studi sarjana ini berlaku 5 lima tahun sejak tanggal 7 Mei 2004 sampai dengan 7 Mei 2009. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 56 tahun 2003 tanggl 11 November 2003 tentang penetapan USU sebagai Badan Hukum Milik Negara dan keputusan Wali Amanat USU No. 1SKMWA12005 tanggal 8 Januari 2005 tentang Anggaran Rumah Tangga USU Jurusan dirubah menjadi Departemen. Maka Jurusan Ilmu Komunikasi sekarang berganti nama menjadi Departemen Ilmu Komunikasi. Selama perjalanan Jurusan Ilmu Komunikasi sejak tahun 1985 sampai dengan tahun 2007 telah menjadi Departemen, Departemen Ilmu Komunikasi sudah dijabat oleh 8 KetuaSekretaris. Selama perjalanan itu pula Departemen Ilmu Komunikasi sudah melakukan aktivitas ke arah pengembangan departemen ke depan berbasis pelayanan, baik pada stakeholder langsung mahasiswa, alumni, dunia industri maupun masyarakat umum.

2. Visi dan Misi

VISI : 1. Departemen Ilmu Komunikasi mampu menghasilkan sarjana-sarjana yang terdidik, terampil dan profesional di bidang Ilmu Komunikasi.

2. Menjadi Departemen Ilmu Komunikasi yang mempunyai dedikasi

dan moral serta dapat bekerja sama dengan fakultas demi kemajuan FISIP USU. MISI : 1. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian serta pengabdian pada masyarakat dalam bidang ilmu komunikasi. 2. Membangun sumber daya sosial dengan tenaga-tenaga terampil – profesional di bidang Jurnalistik dan Humas maupun tenaga – tenaga terdidik dengan latar belakang akademis komunikasi. 3. Berperan aktif melestarikan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni khususnya yang berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi. 4 Menjalin kebersamaan dan toleransi antara staf pengajar dalam satu departemen dan membina mahasiswa dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan moralitas. III.2.3 Departemen Ilmu Politik FISIP USU 1. Sejarah FISIP USU resmi menjadi fakultas pada tahun 1982. Pada tahun 19831984, FISIP USU pertama kali membuka dua program studi, yaitu Program Studi Ilmu Administrasi Negara dan Program Studi Ilmu Komunikasi. Sesuai SK Mendikbud RI No. 0535083 Tahun 1983 tentang jenis dan jumlah program studi pada fakultas di lingkungan USU, dinyatakan FISIP USU mempunyai 5 Program Studi, terdiri dari: Program Studi Sosiologi, Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Program Studi Antropologi, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Program Studi Ilmu Komunikasi. Dalam proses pengembangannya, program studi tersebut tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya. Oleh karenanya pada tahun ajaran 19831984, FISIP USU hanya membuka 2 program studi yaitu: Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Program Studi Ilmu Komunikasi, Pemilihan Program Studi oleh mahasiswa dilakukan pada semester VII. Keadaan seperti ini berlangsung sampai tahun ajaran 19861987, baru pada tahun 19871988 pemilihan program studi dilakukan langsung saat calon mahasiwa mendaftarkan diri pada SIPENMARU. Dalam perkembangan selanjutnya, pada masa kepemimpinan Drs. Subhilhar, MA Dekan FISIP USU Periode 2000 – 2005, barulah Program Studi Ilmu Politik didirikan pada bulan Agustus tahun 2001 dengan surat dari Depdiknas-Dirjen Dikti Nomor 2809DT2001 tentang Ijin penyelenggaraan Program Studi Ilmu Politik jenjang program Sarjana S1 pada Universitas Sumatera Utara yang ditandatangani oleh Dirjen Dikti tertanggal 30 Agustus 2001 . Sebagai Program Studi termuda di lingkungan FISIP USU, maka diawal berdirinya, sebagian besar staf pengajar FISIP USU berasal dari program studi lain yang berada di lingkungan FISIP USU. Seiring dengan era BHMN Badan Hukum Milik Negara, maka program studi berganti nama menjadi Departemen. Departemen Ilmu Politik, pada mula berdirinya dikelola oleh Ketua Drs. Tonny P. Situmorang, MA dan Sekretaris Dra. Evi Novida Ginting. Pada akhir tahun 2004, keduanya aktif di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan. Diangkat sebagai pelaksana Ketua adalah Drs. Heri Kusmanto, MA dan Dra. Rosmery Sabri, MA sebagai Sekretaris Departemen Ilmu Politik. Kemudian pada akhir tahun 2005, terpilih kembali Drs. Heri Kusmanto, MA sebagai Ketua Departemen dan Dra. Rosmery Sabri, MA sebagai Sekretaris Departemen Ilmu Politik. Pada tahun 2010 Ketua Departemen Ilmu Politik dan Sekretaris Departemen Ilmu Politik FISIP USU berakhir masa jabatannya. Pada masa ini Dra. T. Irmayani terpilih menjadi Ketua Departemen Ilmu Politik dan Drs. Anthonius Sitepu, MSi terpilih sebagai Sekretaris Departemen Ilmu Politik FISIP USU.

2. Visi, Misi dan Tujuan

VISI : Menjadi pusat dan unggulan dalam bidang ilmu politik dalam upaya menghasilkan sumber daya yang berkembang dan profesional melalui proses belajar mengajar yang sesuai dengan perkembangan. MISI : 1. Mengembangkan studi ilmu politik berdasarkan metodologi ilmiah dalam menganalisa masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan kenegaraan. 2. Meningkatkan pengabdian pada masyarakat berdasarkan analisa politik yang dimiliki guna membantu masyarakat dalam mengatasi kehidupan politiknya. 3. Meningkatkan penelitian di bidang ilmu politik untuk membantu perkembangan ilmu politik itu sendiri dan untuk tujuan praktis bagi kebutuhan masyarakat. 4. Menghasilkan sarjana ilmu politik yang berwawasan ilmiah dan dapat menganalisis permasalahan politik secara baik. Dengan visi dan misi tersebut Program Studi Departemen Ilmu Politik FISIP USU memiliki tujuan yang dibagi kedalam tiga bidang yaitu : 1 Bidang Pendidikan dan Pengajaran. Berdasarkan bidang ini maka tujuan Program Studi Departemen Ilmu Politik FISIP USUadalah: • Berpengetahuan dalam bidang ilmu politik berdasarkan teori-teori ilmu politik sebagaimana yang telah dikembangkan dibelahan dunia. • Memahami teori-teori ilmu politik guna menghasilkan pengetahuan teknis dalam mengelola kehidupan negara. • Mampu bertindak sebagai pengelola institusi politik dan mengembangkannya berdasarkan etika kekuasaan yang standard. • Mampu memanfaatkan kemajuan teknologi guna pelayaran dalam bidang kehidupan politik masyarakat. • Mampu merancang keseluruhan kegiatan institusi politik guna mencapai tujuannya sesuai yang diharapkan bersama. • Mampu menganalisa kehidupan politik secara profesional berdasarkan teori-teori yang ada. • Mampu menulis gagasan-gagasan pokok dalam kehidupan politik dengan cara penulisan yang baik, baku dan benar. • Menyelenggarakan perkuliahan di Program Studi Ilmu Politik yang berintikan pengembangan kemampuan teoritik pada berbagai bidang spesialisasi Ilmu Politik dan kemampuan praktis untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat. • Menyiapkan sarjana Ilmu Politik yang memilki kemampuan teoritis dan metodologis, serta ketrampilan tambahan dalam menggunakan metode-metode penelitian. • Menyelenggarakan pendidikan non-gelar dan pelatikan Ilmu Politik bagi para administrator, pekerja sosisl, aktivis lembaga swadaya masyarakat, dan perortanganlembaga yang terkait dengan lingkungan kerja multilateral antar bangsa. 2 Bidang Penelitian. Berdasarkan bidang ini tujuan Program Studi Departemen Ilmu Politik FISIP USU adalah: • Melakukan penelitian mengenai sistem dan struktur pemerintahan lokal dan nasional. Hal ini dilakukan sebagai upaya menciptakan good governance. • Melakukan penelitian mengenai isu-isu aktual yang berkaitan dengan fenomena politik baik ditingkat lokal maupun nasional. • Melakukan penelitian mengenai kajian-kajian ekonomi politik. Pada saat ini ekonomi politik merupakan dua instrumen yang tidak bisa terpisahkan. • Melakukan penelitian mengenai kajian-kajian konflik. Hal ini sebagai upaya memberikan resolusi terhadap konflik yang telah terjadi. 3 Bidang Pengabdian Pada Masyarakat. Berdasarkan bidang ini tujuan Program Studi Departemen Ilmu Politik FISIP USU adalah: • Memberdayakan komunitas-komunitas lokal agar memiliki kemampuan kompetitif dalam persaingan global dalam kerangka integrasi nasional. • Mempertebal rasa percaya diri warga komunitas untuk memajukan dirinya dalam situasi global. • Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap ilmu Politik dan signifikansi Ilmu Politik dalam penyelesaian masalah-masalah negara dan masyarakat. III.3. Sekilas Tentang Metro TV III.3.1 Sejarah Metro TV PT. Media Televisi Indonesia telah diberikan izin untuk siaran Metro TV pada tanggal 25 Oktober 1999. Ini merupakan anak perusahaan dari Grup Media, dipimpin oleh Surya Paloh, CEO perusahaan Presiden, yang merupakan kekayaan pengalaman di industri media lokal dan merupakan penerbit terbesar ketiga surat kabar nasional Indonesia. Media Indonesia. Dari memulai angkatan kerja dari 280 karyawan perusahaan sekarang mempekerjakan lebih dari 1200 orang, sebagian besar di daerah ruang berita dan produksi. Pada tahun 2000, Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam serangkaian uji coba siaran untuk tujuh kota. Pada awalnya hanya ditayangkan dua belas jam sehari sampai tanggal 1 April, 2001 ketika siaran 24 jam dimulai. Stasiun TV ini pada awalnya memiliki konsep agak berbeda dengan yang lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya. Metro TV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam bahasa Mandarin: Metro Xin Wen, dan juga satu-satunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron. Metro TV juga menayangkan siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia Indonesia Now yang dapat disaksikan dari seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia. Metro TV juga menayangkan program e-Lifestyle, yakni program talkshow yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi. Mungkin tantangan terbesar bagi perusahaan pada tahap awal adalah kebutuhan untuk membangun infrastruktur, fasilitas dan tim, semua dalam skala waktu pendek dari sembilan bulan. Meskipun ini adalah kerja keras pengalaman yang diperoleh sangat berharga dalam membangun tim yang solid profesional berpengalaman yang sudah diuji di bawah tantangan kondisi. Perusahaan ini telah membawa gelombang baru dari gaya hidup dan kualitas program hiburan alternatif untuk melengkapi dominasinya di sektor berita industri. Ia telah merintis perspektif baru dan program satu-of-a-kind yang unik sekaligus meningkatkan cara informasi disajikan. Produksi canggih dan bergaya dari Metro TV telah meniupkan kehidupan baru ke dalam industri. Bahkan pemirsa paling cerdas memiliki pilihan melihat ada duanya. Keinginan untuk menjadi yang terbaik drive antusiasme perusahaan dan pendekatan multi-dimensi kebutuhan pemrograman. Perusahaan juga mengambil tanggung jawab perusahaan terhadap pemegang saham dan karyawan serius. Meskipun konsisten dalam berkendara ke depan untuk mencapai tingkat yang signifikan pertumbuhan dan keuntungan dan untuk meningkatkan aset, kesejahteraan dan kualitas hidup karyawan Metro TV tetap penting. III.3.1.1 Logo Metro TV Pada tanggal 20 Mei 2010, MetroTV memperkenalkan logo dan slogan barunya. Logo baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Sans Serif yang lebih memberikan kesan modern dan futuristik. Penempatan logo juga diubah dari semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, berbeda dengan stasiun- stasiun televisi Indonesia lainnya. MetroTV juga mengusung slogan baru dari sebelumnya Be Smart Be Informed menjadi Knowledge to Elevate. III.3.1.2 Visi dan Misi Metro TV Visi : Untuk menjadi stasiun televisi yang berbeda bahasa Indonesia dengan peringkat nomor satu untuk berita nya, menawarkan kualitas dan program hiburan gaya hidup. Memberikan kesempatan periklanan unik dan mencapai kesetiaan dengan pemirsa dan pengiklan. Misi : 1. Untuk merangsang dan mempromosikan kemajuan bangsa dan negara menuju suasana demokratis, untuk unggul dalam persaingan global, dengan penghargaan yang tinggi moral dan etika. 2. Untuk menambahkan kehadiran berharga untuk industri televisi dengan menyediakan perspektif baru, dengan meningkatkan cara informasi yang disajikan dan dengan menawarkan alternatif hiburan berkualitas. 3. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan dengan mengembangkan dan meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan karyawan, dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham. III.3.2 Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji di Metro TV Berawal dari pemberitaan media massa diseluruh Indonesia baik di media massa lokal, media massa Nasional dan media massa Internasional, pemberitaan tentang kebebasan Susno Duadji memberikan respon yang berbeda di kalangan masyarakat khusunya mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik FISIP USU. Dalam hal pemberitaan tersebut, Metro TV sebagai anak perusahaan dari Group Media adalah salah satu media pemberitaan televisi Indonesia yang memberikan gambaran tentang perkembangan kasus pembebasan Susno Duadji yang berawal di bulan Februari 2011. Susno Duadji yang sudah ditahan sejak sembilan bulan lalu atau mulai Mei 2010. Masa penahanan Susno sudah tidak bisa lagi diperpanjang, sehingga harus dibebaskan demi hukum, namun bukan bebas murni. Susno akan tetap menjalani persidangan kasus hukumnya. Namun, jenderal bintang tiga tersebut tidak menjalani masa tahanan. Susno Duadji saat ini sedang menjalani dua kasus hukum, yaitu kasus PT Salmah Arowana Lestari SAL, dan dana pengamanan Pilkada Jawa Barat. Dalam kasus SAL Susno dituntut hukuman tujuh tahun penjara karena menerima suap dari Syahril Johan senilai Rp500 juta atas kasus PT SAL. Dalam kasus Pilkada Gubernur Jawa Barat ia dituduh memotong anggaran hibah saat menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat. Dari keseluruhan pemberitaan bebasnya Susno Duadji di Metro TV, membuat pemberitaan ini layak untuk dikonsumsi dan menimbulkan banyak pendapat di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik FISIP USU. III.4. Populasi dan Sampel III.4.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa- peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam statu penelitian. Nanawi, 1995 : 141 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik FISIP USU stambuk 2008 dan 2009. Tabel 3 Populasi Sumber : Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Jurusan Stambuk 2008 2009 Ilmu Komunikasi 136 127 Ilmu Politik 93 88 Total 229 215 Total Populasi 444 Tabel diatas menunjukkan jumlah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi stambuk 2008 sebanyak 136 orang, stambuk 2009 sebanyak 127 orang, dan jumlah mahasiswa jurusan Ilmu Politik stambuk 2008 sebanyak 93 orang, stambuk 2009 sebanyak 88 orang. Jadi, jumlah seluruh mahasiswa yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 444 orang. Data jumlah mahasiswa ini peneliti dapatkan dari Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. III.4.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu Nanawi, 1995: 144. Untuk menentukan besarnya sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin yakni sebagai berikut : 2 1 Ne N n + = Keterangan : n = sampel N = populasi e = presisi Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 2 kemudian e ini dikuadratkan. Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang 1, 2, 3, 4, 5 atau 10 Umar, 2002: 134. Dalam menentukan jumlah sampel penelitian ini menggunakan presisi 10.. Maka, melalui rumus diatas dapat ditentukan jumlah sampel yang menjadi objek penelitian ini, yaitu : 82 62 , 81 44 , 5 444 44 , 4 1 444 1 , 444 1 444 1 2 2 = = = + = + = + = n n n Ne N n Maka total sampel dalam penelitian ini adalah 82 orang. III.5. Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel adalah teknik yang digunakan dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan jumlah sampel yang akan dijadikan responden. Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah: III.5.1 Proporsional Stratified Sampling Stratified Proporsional yaitu teknik penarikan sampel yang bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen, artinya suatu populasi yang dianggap heterogen dikelompokkan ke dalam subpopulasi berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok strata mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Teknik ini digunakan untuk populasi bersifat heterogen dan berstrata, karena teknik ini merupakan sebuah prosedur yang bisa digunakan untuk mensurvei segmen atau strata yang berbeda dari suatu populasi Kriyantono, 2006: 153. Setelah jumlah sampel ditentukan, kemudian diproporsionalkan untuk memperoleh jumlah sampel dari setiap divisi dengan menggunakan rumus Arikunto, 2002: 120, yaitu: • N xn n n 2 1 = Keterangan : 1 n = jumlah mahasiswa tiap departemen 2 n = jumlah sampel N = jumlah populasi Tabel 4 Penarikan Sampel Jurusan stambuk 2008 2009 Ilmu Komunikasi 25 444 82 136 = = x n 24 444 82 127 = = x n Ilmu Politik 17 444 82 93 = = x n 16 444 82 88 = = x n Total 42 40 Total Sampel 82 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat berapa jumlah sampel dari setiap departemen yang akan dijadikan responden pada setiap penelitan. III.5.2 Accidental Sampling Accidental sampling atau teknik sampling kebetulan. Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai dan dipandang orang yang dijumpai tersebut cocok dijadikan sumber data. III.6 Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Kepustakaan Library Research Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan Field Research

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan di lapangan, meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui : 1 Kuesioner Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang yang dalam hal ini disebut responden dan cara menjawabnya juga dilakukan dengan tertulis Arikunto, 2002:135. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada responden yakni mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik FISIP USU angkatan 2008 dan 2009 yang terpilih sebagai sampel. Dalam penelitian ini kuesioner akan disebarkan langsung kepada responden sehingga peneliti dapat mendampingi responden. 2 Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. III.7. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995:263. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu: III.7.1. Analisis Tabel Tunggal Suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom jumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995: 266. III.7.2. Analisis Tabel Silang Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 1995:273. III.7.3. Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan dalam penelitian digunakan Koefisian Korelasi Tata Jenjang oleh Spearman Spearman’s Rho Rank-Order Correlation Coeficient. Spearman Rho Keofisien menunjukkan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Koefisien korelasi non parametik ini digunakan untuk menghitung data dua variabel yang ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar diranking. Rumus untuk koefisien korelasinya adalah : Kriyantono, 2006:176 Keterangan : Rho = koefisien korelasi rank-order d = perbedaan antara pasangan jenjang Σ = sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel 1 = bilangan konstan 6 = bilangan kostan 1 6 1 2 2 − − − = ∑ N N d Rho Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho 0, maka hipotesis ditolak. Jika rho 0, maka hipotises diterima. Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunakan rumus test t pada tingkat signifikan 0,005 sebagai berikut: Keterangan : t = nilai hitung t Rsrho = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel Jika , tabel hitung t t , maka hubungan signifikan Jika , tabel hitung t t , maka hubungan tidak signifikan Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan, digunakan skala Guilford, yakni sebagai berikut : ≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti 0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat ≥ 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. 2 1 2 Rs n Rs t − − =

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN