EFEK KOMUNIKASI MASSA URAIAN TEORITIS

Menurut Askurifai Baksin 2006:63-68, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas berita, yaitu : a. Penampilan Penyaji berita Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan profesional dibidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tertentu lainnya. http:id?wikipedia.OrgwikiPresenter_televisi RM Hartoko dalam Baksin 2006:157 menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu: . 5 Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman. 6 Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya penyesuaian dan daya ingatan yang kuat. 7 Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. 8 Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap. b. Bahasa Bahasa merupakan sistem ungkapan melalui suara yang dihasilkan oleh pita suara manusia yang bermakna, dengan satuan-satuan utamanya berupa kata-kata dan kalimat, yang masing-masing memiliki kaidah-kaidah pembentuknya Baksin, 2006:67. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama berinteraksi, dan menhidentifikasi diri. Baksin 2006:67.

II.7. EFEK KOMUNIKASI MASSA

Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik terhadap individu maupun masyarakat, dan berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Kajian tentang efek atau pengaruh komunikasi massa sudah muncul sejak masa Perang Dunia II ketika menyoroti berbagai ketakutan akibat propaganda yang dilakukan untuk mempengaruhi individu maupun massa melalui media pada masa itu. Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu, efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori Effendy, 1993:318 yaitu: a. Efek kognitif, yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. b. Efek afektif, yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak. c. Efek konatif, yaitu bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan afektif. Ardianto menjelaskan lebih lanjut Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi diri sendiri ardianto 2004 : 49. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat memberntuk khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Informasi akan menstruktur atau mengorganisasi realitas, sehingga realitas tampak sebagai gambaran yang mempunyai makna. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah di seleksi atau realitas tangan-kedua second hand reality. Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, dampaknya adalah memberikan status dan menciptakan stereotip. Stereotip adalah gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi, atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise, dan sering kali timpang dan tidak benar Ardianto :2004 : 53. Para kritikus social memandang media massa bukan saja menyajikan realitas kedua, tetapi karena distorsi, media massa juga “menipu” manusia; memberikan citra dunia yang keliru. Tetapi pengaruh media massa tidak berhenti sampai di situ. Media massa juga mempertahankan citra yang sidah dimiliki khalayaknya. Dampak media massa – kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif di antara individu-individu – telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Media massa memang tidak menentukan “what to think”, tetapi mempengaruhi “what to think about”. Dengan memilih berita tertentu dan mengabaikan yang lain, dengan menonjolkan satu persoalan dan mengesampingkan yang lain, media membentuk citra atau gambartan dunia kita seperti yang disajikan media massa. Selain terbukti sanggup membentuk citra orang tentang lingkungan dengan menyampaikan informasi, kita juga dapat menduga dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang bbaik. Ini disebut efek prososial kognitif dari media, yaitu bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Media massa adalah penyampai informasi sekaligus penafsir informasi. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, ruang atau waktu yang tidak kita alami secara langsung. Namun media pun melakukan seleksi terhadap realitas yang hendak ditampilkan, sehingga dampaknya adalah menimbulkan perubahan kognitif tertentu diantara individu-individu khalayaknya. Efek afektif media lebih tinggi kadarnya dari pada efek kognisi. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuat, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu,sedih, gembira, marah, dan sebagainya Ardianto 2004 : 54. Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan Ardianto 2004:56. Cara berbicara dengan menggunakan bahasa gaul, cara berpakaian artis dalam sinetron, penggunaan produk-produk yang ditampilkan oleh iklan, sampai cara mengemukakan pendapat ala mahasiswa yang identik dengan demonstrasi dan membakar ban di jalan raya. News, talk show, sampai parodipolitik mendorong pemirsanya bersikap kritis dan reaktif terhadap kebijakan pemerintah maupun kondisi sosial yang ada. Khalayak harus sanggup menyimpan hasil pengamatannya dalam benaknya dan memanggil kembali saat mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan.

II.8. SIKAP