6. Penentuan Nilai Peluang Kegagalan Detection, D
Pemberian nilai detection pada breakdown losses dilakukan berdasarkan hasil brainstorming dengan kepala produksi, kepala mekanik, dan kepala bagian pelet
kayu adalah sebagai berikut :
Tabel 5.21. Penilaian Detection
Kerugian Penyebab
Kegagalan pada
Proses Efek yang
Ditimbulkan oleh
Kegagalan Kendali yang Dilakukan
D
Breakdown Losses
Screen sobek
Material tidak dapat disaring
Perawatan mesin dengan membersihkan magnet
dapat mengendalikan screen sobek,
mendisiplinkan operator dalam menyortir bahan
baku 7
Screen renggang
Material tidak dapat disaring
Perawatan dengan mengetatkan screen dapat
mencegah screen renggang
3
Magnet kotor
Material bercampur
logam sehingga
screen sobek Perawatan mesin melalui
pembersihan magnet dapat mencegah kotoran
menumpuk terlalu banyak di magnet
6
Vibrasi terlalu
tinggi Hammer mill
tidak menumbuk
bahan baku seperti
seharusnya Perawatan mesin dalam
bentuk pembongkaran dan memasang kembali
komponen hammer mill dapat mencegah
terjadinya vibrasi 8
V-Belt putus
Hammer mill berhenti
bekerja Perawatan mesin dan
pemeriksaan v-belt secara berkala
3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21. Penilaian Detection Lanjutan
Kerugian Penyebab
Kegagalan pada
Proses Efek yang
Ditimbulkan oleh
Kegagalan Kendali yang Dilakukan
D
Reduced Speed
Losses Kecepatan
mesin berkurang
Mesin bekerja lebih lama
untuk menghasilkan
produk Mengolah bahan baku
yang kadar airnya sesuai standar dan menjaga
aliran bahan 3
Umur mesin tua
Melakukan perawatan mesin
1
Hammer aus
Memperlambat laju aus hammer dengan
mengolah bahan baku yang memiliki kadar air
sesuai standar dan bebas dari material asing logam
dan batu serta menjaga kapasitas produksi agar
hammer tidak memukul wear plate
8
Sumber : Pengolahan Data
Terdapat 5 pengendalian yang dilakukan untuk breakdown losses, sedangkan pengendalian yang dilakukan pada reduced speed losses ada 3 seperti pada Tabel
5.21. Pengendalian breakdown losses dinilai sebagai berikut :
1. Screen sobek, terjadi karena hammer mill mengolah bahan baku yang bercampur batu dan logam sehingga material tersebut menyobek screen.
Pengendalian dilakukan melalui perawatan mesin dengan membersihkan magnet dapat mengendalikan screen sobek, mendisiplinkan operator dalam
menyortir bahan baku. Diberi nilai 7 2. Screen renggang, terjadi karena aktivitas tumbukan menghasilkan vibrasi
yang secara kontinu membuat screen menjadi renggang. Pengendalian dengan
Universitas Sumatera Utara
pembongkaran pada hammer mill dengan terlebih dahulu mematikan mesin kemudian memasang kembali screen dengan ketat. Diberi nilai 3
3. Magnet kotor. Tidak terdapat indikator yang menunjukkan bahwa magnet telah kotor. Pengendalian memerlukan pembongkaran pada grinding chamber
hammer mill setelah mematikan mesin kemudian membersihkan magnet. diberi nilai 6.
4. Vibrasi terlalu tinggi. Vibrasi dapat dikendalikan dengan cara mematikan mesin kemudian mengetatkan kembali komponen hammer, hammer rod, dan
screen. Pengendalian melalui perawatan mesin dengan cara pembongkaran pada grinding chamber. Kecil peluang bagi kontrol mesin untuk mencegah
kerusakan yang terjadi. Diberi nilai 8. 5. V-Belt putus. Pengendalian dilakukan dengan cara inspeksi v-belt dari
hammer mill. V-Belt dapat dikendalikan melalui perawatan mesin. Diberi nilai 3.
Pengendalian reduced speed losses dinilai sebagai berikut : 1. Kecepatan mesin berkurang. Hal ini dikarenakan hammer mill mengolah
bahan baku dengan kadar air diluar standar. Pengendalian memerlukan inspeksi untuk mengetahui standar karakteristik material sehingga kegagalan
dapat dicegah. Diberi nilai 3. 2. Umur mesin tua, yang hampir pasti dapat diketahui. Tidak ada kontrol yang
dilakukan. Diberi nilai 1.
Universitas Sumatera Utara
3. Hammer aus, Pengendalian dengan cara operator menjaga aliran bahan baku yang diolah supaya hammer mill tidak overload. Preventive maintenance
dapat mencegah kerusakan yang akan terjadi. Diberi nilai 8.
7. Menghitung Nilai RPN Risk Priority Number