Penentuan Nilai Peluang Kegagalan Occurrence, O Identifikasi Metode Peluang Penanggulangan Kegagalan

dilepaskan kemudian dipasang kembali. Perbaikan ini memerlukan waktu 4 sampai 8 jam. Rangking severity untuk vibrasi terlalu tinggi adalah 8. 5. V-Belt putus, disebabkan oleh umur belt melebihi batas pemakaian. Bila v- belt putus mesin akan mati secara tiba-tiba. Penggantian v-belt dilakukan selama 1 jam. Rangking severity untuk v-belt adalah 5. Pemberian severity pada reduced speed losses adalah sebagai berikut : 1. Kecepatan mesin berkurang, disebabkan oleh hammer mill menghancurkan bahan baku diluar standar, serta mengolah kembali produk yang dikembalikan dari dust separator. Berkurangnya potensi waktu produksi selama 1 jam. Diberi nilai 5. 2. Umur mesin tua, dikarenakan pemakaian mesin melebihi umur teknis. Berkurangnya potensi waktu produksi sebesar 1 jam. Diberi nilai 5. 3. Hammer aus, dikarenakan komponen hammer mill melebihi umur teknis. Berkurangnya potensi waktu produksi sebesar 30 menit. Diberi nilai 4.

4. Penentuan Nilai Peluang Kegagalan Occurrence, O

Pemberian nilai occurrence pada breakdown losses dilakukan berdasarkan hasil brainstorming dengan kepala produksi, kepala mekanik, dan kepala bagian pelet kayu adalah sebagai berikut : 1. Screen sobek, terjadi setiap 1 minggu. Diberi nilai 7. 2. Screen renggang, terjadi setiap 1 minggu. Diberi nilai 7. 3. Magnet kotor, terjadi setiap hari. Diberi nilai 8. 4. Vibrasi terlalu tinggi, karena terjadi setiap 2 minggu – 1 bulan sekali. Diberi nilai 6. Universitas Sumatera Utara 5. V-Belt putus, karena terjadi setiap 1 bulan. Diberi nilai 6, Pemberian nilai occuurance pada reduced speed losses adalah sebagai berikut : 1. Kecepatan mesin berkurang, terjadi setiap saat sehingga diberi nilai 10. 2. Umur mesin tua, karena terjadi secara permanen sehingga diberi nilai 10. 3. Hammer aus, diberi nilai 6. Karena terjadi setiap tahun. Diberi nilai 3.

5. Identifikasi Metode Peluang Penanggulangan Kegagalan

Breakdown losses dan reduced speed losses merupakan kerugian waktu produksi mesin yang umum terjadi. Identifikasi metode kegagalan dapat dilihat pada Tabel 5.20. dibawah : Tabel 5.20. Identifikasi metode Penanggulangan Kegagalan Kerugian Jenis Kegagalan Proses Penyebab Kegagalan pada Proses Efek yang Ditimbulkan oleh Kegagalan Kendali yang Dilakukan Breakdown Losses Kerugian waktu produksi akibat terjadi kerusakan pada mesin hammer mill Screen sobek Material tidak dapat disaring Perawatan mesin dengan membersihkan magnet dapat mengendalikan screen sobek, mendisiplinkan operator dalam menyortir bahan baku Screen renggang Material tidak dapat disaring Perawatan dengan mengetatkan screen dapat mencegah screen renggang Magnet kotor Material bercampur logam sehingga screen sobek Perawatan mesin melalui pembersihan magnet dapat mencegah kotoran menumpuk terlalu banyak di magnet Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20. Identifikasi metode Penanggulangan Kegagalan Lanjutan Kerugian Jenis Kegagalan Proses Penyebab Kegagalan pada Proses Efek yang Ditimbulkan oleh Kegagalan Kendali yang Dilakukan Breakdown Losses Kerugian waktu produksi akibat terjadi kerusakan pada mesin hammer mill Vibrasi terlalu tinggi Hammer mill tidak menumbuk bahan baku seperti seharusnya Perawatan mesin dalam bentuk pembongkaran dan memasang kembali komponen hammer mill dapat mencegah terjadinya vibrasi V-Belt putus Hammer mill berhenti bekerja Perawatan mesin dan pemeriksaan v-belt secara berkala Reduced Speed Losses Kerugian waktu produksi akibat kecepatan operasi mesin lebih rendah dari kecepatan desain Kecepatan mesin berkurang Mesin bekerja lebih lama untuk menghasilkan produk Mengolah bahan baku yang kadar airnya sesuai standar dan menjaga aliran bahan Umur mesin tua Melakukan perawatan mesin Hammer aus Memperlambat laju aus hammer dengan mengolah bahan baku yang memiliki kadar air sesuai standar dan bebas dari material asing logam dan batu serta menjaga kapasitas produksi agar hammer tidak memukul wear plate Sumber : Pengolahan Data Penanggulangan kegagalan perlu dilakukan untuk meminimalkan hingga menghilangkan kerugian-kerugian tersebut sehingga kegiatan produksi tidak terganggu. Universitas Sumatera Utara

6. Penentuan Nilai Peluang Kegagalan Detection, D

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

8 90 196

Rancangan Perbaikan Kualitas Dan Efektivitas Dengan Integrasi Konsep Overall Equipment Effectiveness, Failure Mode & Effect Analysis Dan Fault Tree Analysis Di PT.Paperteries De Mauduit (PDM) Indonesia

4 45 120

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PERAWATAN MESIN PERONTOK BULU UNGGAS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (Studi Kasus di Perusahaan Pengolahan Ayam Kampung Pasuruan)

0 0 6

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

0 0 18

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

0 0 8

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 0 11

Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 1 19