Penelitian yang Relevan. Tempat dan Waktu Penelitian

commit to user 27 Dalam permainan bulutangkis kemampuan servis mutlak dikuasai oleh pemain. Salah melakukan servis berarti fatal, sedangkan unggul dalam servis berarti membuka kemungkinan mendapatkan angka.

B. Penelitian yang Relevan.

1. Hasil penelitian Lewis dan Lowe dalam Cratty, B.J, 1986 : 287 menyimpulkan, bahwa hasil penguasaan teknik gerak dari latihan yang menggunakan metode massed practice ternyata lebih bertahan lama dibanding dengan menggunakan metode distributed practice. 2. Hasil penelitian Cook dan Hilgard dalam Drowazky 1981 : 244 menyimpulkan, bahwa proses untuk melatih suatu teknik keterampilan gerak yang baru dikenalkan siswa tidak akan berhasil dengan baik jika awalnya menggunakan metode massed practice , dan akan lebih menguntungkan memakai metode tersebut ketika siswa mulai mengenal teknik keterampilan yang akan dilatihkan tersebut. 3. Hasil penelitian Sugiyana tahun 2002 menyimpulkan, tidak ada perbedaan antara metode massed practice dan distributed practice terhadap hasil latihan keterampilan bermain sepak bola berdasarkan tinggi rendahnya kemampuan gerak dasar pada kelompok usia 9 hingga 10 tahun dan 11 hingga 12 tahun. 4. Hasil penelitian Samijo Effendi Raharjo tahun 2007, tentang “Perbedaan Pengaruh Metode Mengajar dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bola Voli Mini.” Menyimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh commit to user 28 antara metode mengajar dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan teknik dasar bermain bola voli mini. 5. Hasil penelitian Waluyo tahun 2008, tentang “Hubungan Antara Koordinasi Mata- Tangan Dengan Hasil Belajar Keterampilan Servis panjang Dalam Bulutangkis”. Menyimpulkan bahwa ada hubungan antara koordinasi mata-tangan dengan hasil belajar keterampilan servis panjang

C. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh metode pembelajaran

massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis. Dalam meningkatkan keterampilan servis panjang bulutangkis dapat dilakukan dengan beberapa metode pembelajaran, diantaranya metode pembelajaran massed practice dan distributed practice. Metode pembelajaran massed practice dan distributed practice apabila di lihat dari pelaksanaannya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan servis panjang, hanya yang membedakan pada cara pelaksanaan. Kedua metode pembelajaran tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran massed practice siswa melakukan servis panjang sebanyak 10 kali secara terus menerus atau berkesinambungan tanpa diselingi istirahat. Sedangkan metode pembelajaran distributed practice siswa dalam melakukan servis panjang sebanyak 10 kali dengan setiap 1 kali diselingi istirahat commit to user 29 selama 30 detik atau diselingi teman yang lain. Metode pembelajaran yang dilakukan selama 6 minggu akan memberikan pengaruh terhadap keterampilan servis panjang. Dengan memperhatikan penjelasaan tersebut, metode pembelajaran massed practice dan distributed practice mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Namun metode pembelajaran distributed practice memiliki kelebihan lebih baik terhadap hasil belajar keterampilan teknik gerakan servis panjang bulutangkis yaitu penguasaan kemampuan teknik gerakan.

2. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah

terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis. Koordinasi mata-tangan merupakan salah satu unsur penting bagi gerakan aktivitas olahraga. Koordinasi yang dimiliki oleh setiap siswa tidak sama, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Tinggi rendahnya koordinasi mata-tangan yang dimiliki oleh seorang siswa tentunya akan berpengaruh terhadap keterampilan siswa yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan koordinasi mata-tangan merupakan salah satu unsur yang dominan dalam gerakan-gerakan pada olahraga bulutangkis. Dari uraian tersebut di atas, dapat diduga bahwa koordinasi mata-tangan yang tinggi dan rendah dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis. 3. Pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis. Keterampilan servis panjang dalam bulutangkis yaitu kemampuan siswa untuk melakukan kecakapan dalam melakukan tugas dan penampilan, dan gerakan yang dilakukan mengandung tingkat efisiensi yang tinggi. Dalam membina dan commit to user 30 mengembangkan keterampilan servis panjang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran. Kecermatan dan ketepatan dalam menerapkan metode pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting untuk memperoleh peningkatan keterampilan servis panjang bulutangkis yang lebih baik. Hal ini membawa pemikiran perlunya metode pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis. Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis siswa diantaranya adalah metode pembelajaran massed practice dan metode pembelajaran distributed practice . Kedua macam bentuk metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternatif dan variasi untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis yang tentunya disesuaikan dengan memperhatikan koordinasi mata-tangan siswa. Dari uraian tersebut di atas, dapat diduga terdapat hubungan antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis. Metode pembelajaran massed practice lebih sesuai diberikan pada siswa yang mempunyai koordinasi mata-tangan tinggi. Sedangkan metode pembelajaran distributed practice lebih sesuai diberikan pada siswa yang mempunyai koordinasi mata-tangan rendah. D. Perumusan Hipotesis Berdaparkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : commit to user 31 1. Ada pengaruh metode pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar. 2. Ada pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan mata-tangan rendah terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar. 3. Ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar . commit to user

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 03 dan SD Negeri 04 Bejen, Karanganyar. Adapun untuk pelaksanaan pengambilan data bertempat di Balai Desa Bejen, Karanganyar

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 6 minggu mulai bulan Januari sampai dengan Februari 2011. Hari Waktu Materi Senin, 03 Januari 2011 15.00 – 16.00 Tes awal servis panjang Tes Koordinasi Mata-Tangan Selasa Kamis Sabtu 15.00 – 16.10 Pembelajaran massed practice K1 Pembelajaran distributed practice K2 Senin, 14 Februari 2010 15.00 – 16.00 Tes akhir servis panjang

B. Metode Penelitian