Tujuan Penelitian Kajian Teori 1. Karakteristik Anak SD Kelas 5.

commit to user 5 3. Keterampilan servis panjang siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh metode pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar ? 2. Adakah pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan mata-tangan rendah terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar? 3. Adakah pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata- tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar. commit to user 6 2. Untuk mengetahui pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan mata-tangan rendah terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar? 3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai informasi khususnya kepada pembina olahraga dan pelatih bulu tangkis tentang pentingnya penguasaan teknik servis panjang dalam bulutangkis. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menyusun program pembelajaran khususnya melakukan metode pembelajaran servis panjang yang efektif dan dapat digunakan dengan tepat pada siswa SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar pada khususnya. 3. Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis bagi siswa. commit to user 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Karakteristik Anak SD Kelas 5.

Perkembangan fisik anak SD kelas 5 termasuk kategori anak besar. Sugiyanto 1998 : 133 menjelaskan bahwa, ”Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12 tahun.” Pertumbuhan dan tingkat kematangan fisik dan fisiologis membawa dampak pada perkembangan kemampuan fisik. Pada masa anak besar terjadi perkembangan kemampuan fisik yang semakin jelas terutama dalam hal kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, dan koordinasi. Sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik, maka meningkat pula kemampuan gerak anak besar. Berbagai kemampuan gerak dasar yang sudah mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil semakin dikuasai. Peningkatan kemampuan gerak dapat diidentifikasikan dalam bentuk : - Gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang lebih efisien. - Gerakan bisa dilakukan semakin lancar dan terkontrol. - Pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi. - Gerakan semakin bertenaga. Menurut Sugiyanto 1998 : 160, di dalam anak-anak melakukan aktivitas fisik dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimiliki, yaitu antara lain : 1. Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang dilakukan semakin meningkat. commit to user 8 2. Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi. 3. Perkembangan sosialnya semakin baik, dapat menikmati situasi bermain bersama teman-temannya. 4. Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin jelas, dan ada kecenderungan kurang senang bermain-main dengan lawan jenisnya. 5. Semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu, dan semangat berkompetisi tinggi. Sifat-sifat psikologis dan sosial anak besar yang menonjol Sugiyanto, 1998 : 161 adalah : 1. Menyenangi permainan yang aktif. 2. Minat terhadap olahraga kompetitif meningkat. 3. Minat terhadap permainan yang lebih terorganisasi meningkat. 4. Rasa kebanggaan akan keterampilan yang dikuasai tinggi, dan berusaha untuk meningkatkan kebanggaan diri. 5. Selalu berusaha berbuat sesuatu untuk memperoleh perhatian orang dewasa, dan akan berbuat sebaik-baiknya apabila memperoleh dorongan dari orang dewasa. 6. Memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap orang dewasa dan berusaha memperoleh persetujuannya. 7. Memperoleh kepuasan yang besar melalui kemampuan mencapai sesuatu, membenci kegagalan atau berbuat kesalahan. 8. Pemujaan kepahlawanan kuat. 9. Mudah gembira. 10. Kondisi emosionalnya tidak stabil. commit to user 9 11. Mulai memahami arti akan waktu dan ingin mencapai sesuatu pada waktunya. Sifat-sifat perkembangan fisik dan gerak, minat, serta sifat-sifat psikologis dan sosial harus diperhatikan dalam penanganan pemenuhan keperluan akan aktivitas pada anak-anak. Sugiyanto 1998 : 163 mengemukakan aktivitas-aktivitas yang diperlukan oleh anak besar adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas yang menggunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu. Bentuk aktivitas : a. Pengenalan keterampilan berolahraga. b. Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding dengan pengorganisasian yang sederhana. c. Aktivitas pengujian diri dan aktivitas yang menggunakan alat-alat. d. Berlatih dalam situasi ”drill”. 2. Aktivitas secara beregu atau kelompok, untuk memberi kesempatan bekerja sama dengan teman-temannya dalam melakukan aktivitas untuk membina kebersamaan di antara mereka. Bentuk aktivitas : a. Aktivitas bermain atau berlomba beregu. b. Bermain atau menari berkelompok dengan membentuk formasi tertentu. 3. Aktivitas mencoba-coba, dengan memberi kesempatan pada siswa untuk mencobakan kemampuannya mengatasi suatu masalah, dan belajar tentang prinsip- prinsip mekanis, fisiologis, dan kinesiologis dari gerakan-gerakan. commit to user 10 Bentuk aktivitas : a. Aktivitas mengatasi masalah menurut cara dan kemampuan masing-masing siswa. b. Aktivitas gerak tari kreatif. c. Aktivitas latihan gerak untuk pengembangan. 4. Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan fisik dan keberanian dalam bentuk aktivitas individual atau permainan kelompok, terutama yang melibatkan kekuatan dan ketahanan. Bentuk aktivitas : a. Permainan combatives. b. Program latihan untuk pengembangan kemampuan fisik.

c. Latihan relaksasi.

2. Pembelajaran

Pembelajaran dalam pendidikan dapat diartikan juga sebagai pengajaran. Pengajaran mempunyai arti satu cara perbuatan mengajar atau mengajarkan. Bila pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar, tentunya ada yang mengajar yaitu guru dan ada yang diajar atau yang belajar yaitu siswa. Pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang atau ajeg dengan selalu memberikan peningkatan materi pembelajaran. Dengan pembelajaran yang sistematis melalui pengulangan tersebut akan menyebabkan mekanisme susunan syaraf bertambah baik. Hal ini sesuai dengan prinsip beban belajar meningkat yaitu commit to user 11 penguasaan gerakan keterampilan terjadi secara bertahap dalam peningkatannya. Mulai dari belum bisa menjadi bisa, dan kemudian menjadi terampil. Dengan demikian hendaknya pengaturan materi belajar yang dipraktekkan dimulai dari mudah ke yang lebih sukar, atau dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Hasil nyata dari pembelajaran ini adalah gerakan-gerakan otomatis yang tidak terlalu membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf, sehingga gerakan otomatis yang terjadi akan mengurangi gerakan tambahan yang berarti penghematan tenaga. Penguasaan suatu ketrampilan tidak dapat dicapai dengan mudah, tetapi diperlukan proses pembelajaran yang benar. Pembelajaran ketrampilan merupakan proses untuk mempelajari atau menguasai suatu jenis gerakan ketrampilan. Tujuan belajar ketrampilan adalah agar dapat melakukan suatu gerakan secara trampil, otomatis dan reflektif dengan gerakan yang benar. Dalam kegiatan pembelajaran atau proses belajar mengajar, mengajar merupakan suatu aspek dari pendidikan yang akan menghasilkan suatu derajat pengembangan diri yang tinggi dalam belajar. Mengajar adalah pemberian informasi kepada seseorang dengan maksud menghasilkan sesuatu perubahan akibat dari belajar. Pembelajaran sering diartikan sebagai pemberian ilmu dari guru kepada murid. Untuk proses pembelajaran dengan baik perlu persiapan dengan baik pula. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani ditentukan oleh orang yang menangani atau guru dan teori-teori ilmu olahraga sebagai penunjang. Keberhasilan interaksi antara teori dan praktek dalam pembelajaran akan membawa keberhasilan dalam penampilan olahraga. Untuk mencapai tujuan pembelajaran seorang guru pendidikan jasmani hendaknya memperhatikan prinsip – prinsip pengaturan commit to user 12 pelaksanaan gerakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang benar sehingga akan menghasilkan peningkatan yang sempurna. Pengaturan pelaksanaan gerakan harus didukung oleh unsur lain, yaitu keadaan siswa dalam melakukan proses belajar, sarana, dan prasarana. Jadi akan ada hubungan yang saling menunjang antara guru selaku pengelola proses pembelajaran dan siswa selaku sasaran pendidikan, serta sarana dan prasarana selaku alat untuk memproses kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, dilaksanakan baik di dalam ruang kelas maupun di luar kelas. Di luar kelas misalnya di lapangan, di kolam renang, dan lain-lain. Dengan demikian dituntut adanya prasarana dan sarana pendidikan jasmani yang beraneka ragam, sesuai dengan cabang olahraga yang diajarkan. Oleh karena itu diperlukan adanya pengelolaan khusus, sehingga kegiatan pembelajaran keterampilan olahraga, dalam hal ini teknik servis panjang dalam permainan bulu tangkis dapat terjamin dan terselenggara dengan lancar. Soemanto Y. dan Soedarwo 1990:50 mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Kekhususan pengelolaan ini dimaksudkan sebagai usaha penyediaan kondisi optimal dalam pembelajaran yang meliputi : pengaturan tentang penggunaan lapangan, perlengkapan dan peralatan, formasi anak didik, posisi guru, memperhatikan lingkungan tidak menghadap matahari, tidak menghadap jalanraya, memperhatikan keselamatan, pencegahan kecelakaan atau bahaya yang dapat menimpa pada anak didik atau guru dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Jadi faktor keselamatan dan rasa aman dapat terjamin sepenuhnya, baik bagi siswa maupun guru itu sendiri. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu ; persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Dari tahap-tahap kegiatan tersebut, commit to user 13 dapat diketahui hasil belajar dan diketahui pula metode pembelajaran yang digunakan telah sesuai atau belum melalui prestasi anak didik. Agar pembelajaran mencapai hasil yang optimal, maka programbentuk pembelajaran disusun hendaknya mempertimbangkan kemampuan dasar individu siswa, dengan memperhatikan dan mengikuti prinsip-prinsip atau azas-azas latihan. Berdasarkan didaktik umum, terdapat tiga bentuk metode dasar mengajar untuk mengajarkan keterampilan olahraga, yakni 1 presentasi, 2 penguasaan gerak, dan 3 penyempurnaan gerak. Untuk setiap bentuk metode dasar mengajar tersebut, beberapa metode dapat ditambah, bahkan dapat dipilah-pilah menjadi beberapa tindakan metodis yang berbeda. Presentasi merupakan seperangkat tindakan guru untuk mengalihkan informasi tentang konsep gerak yang akan dipelajari siswa. Hal itu dapat dilakukan dengan penjelasan secara verbal, kemudian dipertegas lagi dengan penjelasan secara visual berupa gambar-gambar atau contoh konkret dari guru tentang pelaksanaan keterampilan olahraga yang bersangkutan. Dalam tahap pesentasi ini dapat diterapkan metode tanya- jawab atau diskusi untuk memperkuat pemahaman siswa tentang tugas-tugas gerak yang dipelajarinya. Manakala konsep gerak itu telah dipahami oleh siswa, maka kegiatan belajar- mengajar beralih ke tahap penguasaan gerak. Dalam tahap ini, guru memberikan peluang kepada siswa untuk melakukan tugas gerak yang dipelajarinya secara berulang-ulang dalam kondisi tertentu. Ketika siswa mengulang-ulang tugas gerak, guru mengamati dan membantu penampilan mereka dengan memberikan petunjuk praktis, koreksi dan umpan balik atas commit to user 14 hasil penampilannya. Kondisi demikian berlangsung terus sampai dengan terbentuknya keterampilan teknik olahraga yang bersangkutan dalam perilaku siswa. Selepas tahap penguasaan gerak, kemudian kegiatan belajar siswa dialihkan ke tahap penyempurnaan gerak. Tahap ini pada hakikatnya tak terpisahkan dengan tahap penguasaan gerak, dan metodenya tetap berpusat pada metode pembelajaran. Misalnya, penguasaan keterampilan olahraga yang mula-mula masih kaku dan kasar koordinasinya, melalui metode pembelajaran yang intensif lambat laun semakin efisien koordinasinya dan pada gilirannya akan mencapai taraf otomatis. Kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan di pendidikan mencakup tiga aspek yaitu, “ kognitif pengetahuan, afektif sikap dan psikomotor keterampilan gerak.” Dalam pembelajaran keterampilan gerak tidaklah sama seperti pembelajaran pengetahuan dan sikap, disini seorang guru dituntut harus memberikan contoh dan memfokuskan pada segi keterampilan gerak si anak didik. Berkenaan dengan hal tersebut, maka perlu memperhatikan hal-hal yang mengenai strategi pembelajaran keterampilan gerak seperti yang dikemukakan oleh Sugiyanto 1998 : 64-66 yang perlu diperhatikan dalam mengatur kondisi belajar keterampilan gerak diantaranya : 1. Pengaturan waktu latihan 2. Pengaturan urutan materi belajar 3. Pengaturan lingkungan belajar 4. Metode mengajar gerak Dari keempat aspek tersebut, dalam penelitian ini aspek metode mengajar gerak itulah yang diteliti. Dalam pembelajaran keterampilan gerak, strategi pembelajaran bisa berbentuk penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik dan tujuannya dapat tercapai. commit to user 15 Dalam metode pembelajaran keterampilan servis panjang pada penelitian ini, menggunakan metode pembelajaran massed practice dan distributed practice . Dengan adanya dua jarak pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran servis panjang bulutangkis, akan dibandingkan antara metode pembelajaran massed practice dan distributed practice.

3. Metode Pembelajaran

Massed Practice Untuk mencapai hasil belajar maka perlu dicipkan kondisi belajar gerak. Salah satu yang dapat dilakukan dalam menciptakan kondisi gerak yaitu dengan kegiatan praktik. Usaha dalam kegiatan praktik tersebut dapat dilakukan dengan pembelajaran menggunakan program dan metode pembelajaran yang benar. Metode pembelajaran massed practice merupakan metode pembelajaran yang pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu pembelajaran sampai batas waktu yang ditentukan Drowatzky, 1981 : 243. Metode pembelajaran ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan dan akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga bulutangkis untuk membantu mencapai prestasi yang lebih baik. Metode pembelajaran massed practice dapat pula diterapkan dalam pembelajaran servis panjang. Metode pembelajaran massed practice dilaksanakan dalam sebuah sesi yang panjang dan berkelanjutan, tanpa adanya ketentuan-ketentuan untuk kelanjutannya. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran servis panjang bulutangkis dengan sejumlah shuttle cock yang disediakan. Dalam pembelajaran ini siswa melakukan gerakan servis panjang secara kontinyu sebanyak 10 commit to user 16 kali servis panjang, dan pembelajaran secara terus menerus ini memakan waktu kurang lebih di bawah tiga menit dalam satu setnya. Karena waktunya kurang dari 3 menit, maka sistem energi yang digunakan adalah sistem anaerobik. Dengan melakukan gerakan servis panjang secara berulang-ulang maka akan terjadi perbaikan koordinasi sistem syaraf, yang mengarah pada perbaikan pola gerak servis panjang bulutangkis. Sehingga dengan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan servis panjang. Menurut Drowatzky 1981 : 244 metode pembelajaran massed practice mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode pembelajaran massed practice adalah sebagai berikut : 1. Penguasaan terhadap pola gerakan teknik servis panjang akan lebih cepat tercapai. Karena dalam metode pembelajaran massed practice akan memungkinkan terhadap pembentukan pola gerakan yang cepat. 2. Dengan metode pembelajaran massed practice dapat meningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan kondisi fisik khususnya daya tahan. 3. Bisa melakukan melakukan gerak berulang-ulang sebanyak mungkin. 4. Meningkatkan kepekaan feeling terhadap bola shutlecock. Kelemahan metode pembelajaran massed practice adalah : 1. Penguasaan teknik gerakan yang sempurna akan sulit tercapai, sebab dengan metode pembelajaran massed practice akan menyebabkan kelelahan dan ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan gerakan yang dilakukan. 2. Pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik gerakan sulit dilakukan, sebab tidak ada waktu istirahat. commit to user 17

4. Metode Pembelajaran

Distributed Practice Metode pembelajaran distributed practice merupakan suatu bentuk atau metode pembelajaran keterampilan olahraga yang dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan sering diselingi waktu istirahat. Metode pembelajaran distributed practice ini dapat pula diterapkan dalam permainan bulutangkis khususnya dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan servis panjang. Metode pembelajaran distributed practice dilaksanakan dalam beberapa sesi yang lebih pendek yang diselingi dengan periode istirahat. Hubungan antara pembelajaran-istirahat dapat disusun dalam berbagai cara, misalnya pembelajaran panjang dengan istirahat yang jarang, pembelajaran pendek dengan istirahat yang sering, lama maupun pendek, dan waktu istirahat dengan lama yang meningkat atau menurun. Meskipun begitu, pertanyaan yang muncul bukan hanya tentang lama waktu istirahat yang diperbolehkan selama pembelajaran, tetapi juga tentang hubungan yang terbaik antara aktivitas dan istirahat. Metode pembelajaran distributed practice yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran servis panjang sebanyak 10 kali servis panjang dengan setiap 1 kali servis diselingi istirahat selama 30 detik atau bergiliran dengan teman. Dengan adanya selingan istirahat dalam satu set, sistem energi yang digunakan adalah dominan sistem aerobik. Karena sistem aerobik sangat efisien dan tidak menimbulkan kelelahan, sistem ini merupakan sumber energi otot yang lebih disukai. Selama latihan dengan intensitas sedang dan rendah, metabolisme aerobik benar-benar menyediakan seluruh ATP yang dibutuhkan oleh otot ini, sistem pernafasan jantung dapat menggerakkan oksigen ke otot commit to user 18 secara teratur. Maka kegiatan olahraga yang memerlukan penggunaan oksigen dengan intensitas sedang sangat tergantung pada sistem metabolisme aerobik. Metode pembelajaran distributed practice mempunyai kelebihan dan kelemahan Drowatzky, 1981 : 247. Kelebihan dari metode pembelajaran distributed practice adalah : 1. Penguasaan terhadap pola gerakan teknik servis panjang akan lebih sempurna. Karena dalam metode pembelajaran ini siswa selalu mendapat waktu istirahat yang cukup sehingga siswa tersebut akan dapat melakukan teknik gerakan servis panjang secara sempurna. 2. Perbaikan terhadap pola gerakan yang dilakukan akan mudah dilakukan, yaitu pada waktu istirahat. Dengan adanya perbaikan-perbaikan terhadap gerakan yang dilakukan, maka penguasaan terhadap teknik servis panjang akan lebih baik. 3. Teknik keterampilan dapat dilakukan dengan baik, kesalahan teknik dapat diketahui sejak dini dan dapat segera dibetulkan sehingga penguasaan teknik servis panjang dalam bulutangkis dapat menjadi lebih baik. 4. Kondisi fisik siswa akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan. Kelemahan metode pembelajaran distributed practice adalah sebagai berikut : 1. Penguasaan teknik gerakan agak lambat karena sering diselingi istirahat. Hal ini disebabkan pola gerakan yang sudah terbentuk berkurang selama istirahat. 2. Prioritas dalam metode pembelajaran distributed practice ini hanya terbatas pada teknik gerakan, tanpa menghiraukan kondisi fisik. commit to user 19 Dari kedua metode pembelajaran servis panjang pada penelitian ini, tetap mengacu pada penggunaan prinsip pembebanan latihan dari Bompa 1986: 182 sebagai berikut : Frekuensi : 4 - 6 minggu Repetisi : 8 - 12 ulangan Set : 2 - 3 set

5. Koordinasi Mata-Tangan

a. Koordinasi Mata-Tangan Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas dan sangat penting untuk mempelajari dan menyempurnakan teknik dan taktik. Menurut Barrow dan McGee dalam Harsono 1988 : 219 bahwa, ”dalam koordinasi termasuk juga agilitas, balance keseimbangan, dan kinestetic sence .” Koordinasi penting kalau kseseorang berada dalam situasi dan lingkungan yang asing seperti misalnya dalam perubahan lapangan pertandingan, peralatan dan sebagainya yang dihadapi didalam pertandingan. Demikian pula, koordinasi penting untuk orientasi ruang, seperti pada waktu berada di udara misalnya pada saat salto dalam senam atau loncat indah. Broer dan Zernicke dalam Harsono 1988 : 221 menjelaskan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan urutan yang benar, dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa pengeluaran energi yang berlebihan. Dengan demikian hasilnya adalah gerakan yang commit to user 20 efisien, halus, mulus smooth dan terkoordinasi dengan baik. Menurut Suharno HP. 1993 : 61 bahwa, Koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras . Dengan demikian kesimpulan dari pendapat-pendapat tersebut ialah koordinasi merupakan kemampuan dari dua atau lebih organ tubuh yang bergerak dengan suatu pola gerakan tertentu. Koordinasi gerakan itu sendiri dapat berbagai macam seperti koordinasi mata- kaki foot-eye coordination seperti misalnya dalam keterampilan menendang bola, atau koordinasi mata-tangan eye-hand coordination seperti misalnya keterampilan melempar suatu obyek ke sasaran tertentu. Beberapa aktivitas membutuhkan koordinasi menyeluruh over-all coordination dari tubuh, misalnya keterampilan senam. Dan koordinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koordinasi mata-tangan. Jadi yang dimaksudkan dengan kordinasi mata-tangan dalam penelitian ini adalah kordinasi antara mata penglihatan dengan gerakan tangan dalam keterampilan servis panjang bulutangkis. b. Kegunaan dan Faktor Penentu Koordinasi Pusat pengatur koordinasi di otak kecil cerebulum dengan proses dari pusat saraf ke ke saraf tepi ke indera dan terus ke otot untuk melaksanakan gerak yang selaras dan utuh otot synergis dan antagonis . Menurut Suharno HP. 1993 : 62 Koordinasi mempunyai kegunaan sebagai berikut. 1 Mengkoordinasikan beberapa gerakan agar menjadi satu gerakan yang utuh dan serasi 2 Efisiensi dan efektif dalam penggunaaan tenaga 3 Untuk menghindari terjadinya cedera 4 Mempercepat berlatih, menguasai teknik 5 Dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding commit to user 21 6 Kesiapan mental atlit lebih mantap untuk menghadapi pertandingan Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat dan efisien. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya. Disamping itu juga dapat mengubah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lain sehingga gerakannya menjadi efisien. Atlit yang koordinasinya tidak baik biasanya melakukan gerakan-gerakannya secara kaku, dengan ketegangan, dan dengan energi yang berlebihan sehingga tidak efisien. Untuk dapat memiliki koordinasi yang baik, Suharno HP. 1993 : 62 menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi penentu dalam koordinasi yang baik, yaitu ; 1 Pengaturan saraf pusat dan saraf tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlit dan hasil latihan-latihan 2 Tergantung tonus dan elstisitas otot yang melakukan gerak 3 Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan dan kelentukan atlit 4 Baik dan tidaknya koordinasi kerja saraf, otot dan indera. c. Koordinasi Mata-Tangan Tinggi. Koordinasi mata-tangan tinggi adalah kemampuan melakukan pukulan yang sah, yaitu pukulan yang mengenai sasaran dan dapat dipukul kembali, dengan tidak menginjak garis batas. Diukur dengan menggunakan Tes Koordinasi Mata-Tangan Miller Wall Volley Test yang dinyatakan dengan hasil pengukuran yang dicapai dalam nilai skor dengan diperoleh hasil yang tinggi. commit to user 22 d. Koordinasi Mata-Tangan Rendah. Koordinasi mata-tangan rendah adalah kemampuan melakukan pukulan yang sah, yaitu pululan yang mengenai sasaran dan dapat dipukul kembali, dengan tidak menginjak garis batas. Diukur dengan menggunakan Tes Koordinasi Mata-Tangan Miller Wall Volley Test yang dinyatakan dengan hasil pengukuran yang dicapai dalam nilai skor dengan diperoleh hasil yang rendah e. Peranan Koordinasi Mata-Tangan. Gerakan servis panjang dalam bulutangkis termasuk gerakan yang kompleks, sebab gerakan servis panjang merupakan gabungan dari beberapa gerakan yang harus dilakukan secara terpadu dan selaras. Gerakan servis panjang dalam bulutangkis bila diuraikan terdiri dari sikap awal, ayunan raket, saat raket memukul shutlecock. Untuk melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara selaras diperlukan kemampuan koordinasi yang baik. Dapat dikatakan bahwa koordinasi mata-tangan merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam melakukan gerakan tersebut. Dalam melakukan gerakan servis panjang dalam bulutangkis sangat diperlukan koordinasi mata-tangan yang baik. Gerakan servis panjang dalam bulutangkis merupakan gerakan menggunakan kecermatan pandangan mata dan keakuratan gerakan tangan. Koordinasi mata-tangan sangat berperan dalam membentuk keterampilan servis panjang. Seorang siswa yang mempunyai tingkat koordinasi mata- tangan tinggi, dia lebih mampu dalam mengatur kecermatan dan ketepatan sasaran. Sebaliknya siswa yang mempunyai taraf koordinasi mata-tangan rendah, dia lemah dalam kecermatan dan akurasi sasaran. Tanpa memiliki koordinasi mata-tangan yang commit to user 23 baik, maka hasil servis panjang dalam bulutangkis yang dilakukan akan sulit mencapai hasil seperti yang diharapkan. Tingkat koordinasi mata-tangan merupakan kunci perkembangan penguasaan gerak keterampilan servis panjang dalam bulutangkis.

6. Keterampilan Servis panjang Dalam Bulutangkis.

Hasil belajar keterampilan servis panjang dalam bulutangkis merupakan hasil belajar keterampilan siswa terhadap permainan bulutangkis yang sedang ditekuni dengan hasil yang baik. Kualitas keterampilan servis panjang dalam bulutangkis setiap siswa sangat menentukan tingkat permainan. Makin baik tingkat penguasaan hasil belajar keterampilan servis panjang, maka makin baik permainan bulutangkis akan tercapai. Dalam permainan bulutangkis kemampuan servis mutlak dikuasai oleh siswa. Salah melakukan servis berarti fatal, sedangkan unggul dalam servis berarti membuka kemungkinan mendapatkan angka. Penguasaan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis juga sangat ditentukan pada pemahaman teori permainan bulutangkis, teknik pukulan, teknik servis, dan pemahaman kondisi faal antara lain sistem energi yang digunakan. Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar gedung, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu yaitu 13,40 meter dan 6,10 meter. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang ditanam di pinggir lapangan dengan tinggi net dari lantai 1,524 meter. Alat yang digunakan adalah sebuah raket sebagai alat pemukul serta “Shutlecock” sebagai bola yang dipukul. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau servis, yang memukul bola dari petak servis kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalannya bola menyilang commit to user 24 Gambar 1. Bentuk dan Ukuran Lapangan Muhadjir, 2004 ; 67 a. Teknik Pukulan dalam Bulutangkis Dalam permainan bulutangkis, terdapat bermacam-macam teknik pukulan yang dapat dan sering dilakukan oleh para pemain. Adapun macam-macam pukulan tersebut seperti yang dikemukakan oleh Muhadjir 2004 : 70 adalah sebagai berikut. 1 Pukulan servis 2 Pukulan lob atau clear 3 Pukulan dropshot 4 Pukulan smash 5 Pukulan drive atau mendatar 6 Pukulan net netting Dan Iwan Kristono. 1986 : 47 membagi macam-macam pukulan tersebut sebagai berikut : 1. Service 2. Lob 3. Dropshot 4. Drive 5. Smash b. Teknik Servis panjang Pukulan servis merupakan pukulan yang mengawali permainan. Pukulan servis juga merupakan teknik yang penting, karena dalam aturan permainan bulutangkis, servis commit to user 25 merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa mendapatkan angka apabila tidak bisa melakukan servis dengan baik. Angkapoin dalam permainan bulutangkis tidak akan tercipta, apabila pemain tidak mahir melakukan servis dengan benar. Diunduh dari http:www.bulutangkis.commail.php Dalam melakukan servis ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti yang dikemukakan oleh Muhadjir 2004 : 70 sebagai berikut. Macam-macam pukulan servis antara lain : a Pukulan servis panjang short service b Servis panjang service lob c Pukulan servis drive d Pukulan servis cambuk service flick Gambar 2. Macam-Macam Pukulan Servis Muhadjir 2004 : 70 Teknik servis panjang dalam permainan bulutangkis biasanya banyak digunakan dalam permainan tunggal. Servis panjang ini banyak diandalkan oleh pemain tunggal, karena dalam melakukannya bola dipukul sampai ke dekat garis belakang dan hasil pukulan servis jarang sekali keluar lapangan belakang, dan jatuhnya bola hampir vertikal sehingga lawan akan sulit untuk menilainya apakah bola itu masuk atau keluar dan apakah bola di kembalikan dengan smash atau pukulan lob. commit to user 26 Servis panjang dalam bermain bulutangkis dipergunakan untuk memaksa lawan bergerak ke garis belakang lapangannya. Servis yang panjang biasanya bola hasil pukulan tinggi sekali, bahkan dapat mencapai 4 sampai 5 meter. Dalam melakukan teknik servis panjang ini menurut Huang Hua dan Sugeng Aryanto 2007 : 34 adalah sebagai berikut : Mulailah dengan mengacungkan raket ke belakang sejajar dengan lantai. Jatuhkan shutle cock , majukan siku, lalu ayunlah dengan memutar ujung lengan kuat-kuat ke dalam. Shutle cock harus diterbangkan ke atas pada sudut yang lebih dari 20 derajat. Sasaran yang dituju adalah daerah belakang kira-kira 6 inchi di sebelah dalam garis belakang. Kaki berada dekat garis tengah dan kira-kira 1 yard di belakang garis servis pendek. Ketika lengan diulurkan sepenuhnya kepala raket mengikuti gagang raket sampai berada sama jauh dengan kaki kiri. Memutar ujung lengan dengan kuat dimulai ketika gagang raket mencapai kaki kiri, dan benturan shutle cock terjadi tepat sebelum lengan diluruskan seluruhnya. Pukullah cock kira-kira setinggi lutut, jauh dari badan. Gerakan tubuh dan pangkal lengan harus berlangsung berurutan dengan mulus dan dengan kecepatan sedang. Ujung lengan yang diputar dengan cepat harus diayun jauh ke depan ke bahu kiri. Gambar 3. Pelaksanaan Teknik Servis Panjang Huang Hua dan Sugeng Aryanto, 2007 : 34 commit to user 27 Dalam permainan bulutangkis kemampuan servis mutlak dikuasai oleh pemain. Salah melakukan servis berarti fatal, sedangkan unggul dalam servis berarti membuka kemungkinan mendapatkan angka.

B. Penelitian yang Relevan.