commit to user 38
tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Selanjutnya dirangking, dari hasil rangking tersebut dibagi atas dua kelompok yaitu tingkat koordinasi mata-
tangan tinggi dan rendah. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa putra yang terdiri dari 20 siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan tinggi, dan 20 siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Selanjutnya 20 siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan yang
memiliki koordinasi mata-tangan rendah masing–masing dibagi menjadi dua kelompok dengan cara
ordinal pairing
, sehingga kedua kelompok mempunyai keterampilan yang setara atau seimbang. 10 siswa mendapatkan metode
pembelajaran
massed practice
dan 10 siswa sebagai kelompok yang mendapatkan metode pembelajaran
distributed practice.
D. Variabel Penelitian.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas
independent
dan satu variabel terikat
dependent
dengan rincian yaitu : 1.
Variabel bebas
independent
a. Variabel manipulatif yaitu metode pembelajaran yang terdiri dari dua sel
variabel yaitu: 1
Metode pembelajaran
massed practice
. 2
Metode pembelajaran
distributed practice
. b.
Variabel bebas atributif yang dikendalikan dalam penelitian ini yaitu: 1
Koordinasi mata-tangan tinggi. 2
Koordinasi mata-tangan rendah.
commit to user 39
2. Variabel terikat
dependent
Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu keterampilan servis panjang dalam bulutangkis.
E. Definisi Operasional.
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Metode Pembelajaran
Massed Practice
Metode pembelajaran
massed practice
merupakan metode pembelajaran yang pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu pembelajaran sampai
batas waktu yang ditentukan. Metode pembelajaran ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan dan akan merangsang
kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga bulutangkis untuk membantu mencapai prestasi yang lebih baik. Pelaksanaan pembelajaran
keterampilan servis panjang dalam bulutangkis dengan metode pembelajaran
massed practice
yaitu siswa diinstruksikan melakukan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis secara berulang-ulang dan terus menerus. Siswa tidak
diberikan kesempatan untuk istirahat sampai batas waktu yang ditentukan habis.
2. Metode Pembelajaran
Distributed Practice
Metode pembelajaran
distributed practice
merupakan bentuk metode pembelajaran yang diselingi istirahat diantara waktu pembelajaran. Penggunaan
commit to user 40
waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak.
3. Koordinasi Mata-Tangan
Koordinasi mata-tangan adalah suatu klasifikasi koordinasi mata-tangan yang dihitung diatas rerata hasil pengukuran koordinasi mata-tangan pada sampel
penelitian.
a. Koordinasi mata-tangan tinggi.
Koordinasi mata-tangan tinggi adalah kemampuan melakukan pukulan yang sah, yaitu pukulan yang mengenai sasaran dan dapat dipukul
kembali, dengan tidak menginjak garis batas. Diukur dengan menggunakan Tes Koordinasi Mata-Tangan
Miller Wall Volley Test
yang dinyatakan dengan hasil pengukuran yang dicapai dalam nilai skor dengan diperoleh hasil yang tinggi.
b. Koordinasi Mata-Tangan Rendah.
Koordinasi mata-tangan rendah adalah kemampuan melakukan pukulan yang sah, yaitu pukulan yang mengenai sasaran dan dapat dipukul
kembali, dengan tidak menginjak garis batas. Diukur dengan menggunakan Tes Koordinasi Mata-Tangan
Miller Wall Volley Test
yang dinyatakan dengan hasil pengukuran yang dicapai dalam nilai skor dengan diperoleh hasil yang rendah
4. Keterampilan Servis Panjang Dalam Bulutangkis.
Pada penelitian ini, keterampilan servis panjang dalam bulutangkis merupakan keterampilan siswa terhadap permainan bulutangkis yang sedang
commit to user 41
ditekuni dengan hasil yang baik. Kualitas keterampilan servis panjang dalam bulutangkis setiap siswa lepas dari faktor-faktor kondisi fisik dan sangat
menentukan tingkat permainan. Makin baik tingkat penguasaan hasil belajar keterampilan servis panjang, maka makin baik permainan bulutangkis akan
tercapai. Dalam permainan bulutangkis kemampuan servis mutlak dikuasai oleh siswa. Salah melakukan servis berarti fatal, sedangkan unggul dalam servis berarti
membuka kemungkinan mendapatkan angka.
F. Teknik Pengumpulan Data