2. Pendayagunaan Kredit Pada PT. BNI Persero Tbk.
Keberagaman ekonomi Indonesia memberikan banyak peluang bagi pertumbuhan usaha komersial dan sektor Usaha Kecil Menengah UKM. Faktor
daya beli masyarakat serta dinamika jiwa wirausaha mendorong meningkatnya kebutuhan kredit untuk membuka usaha baru maupun mengembangkan bisnis
yang telah ada. BNI memainkan peran penting dalam proses ini. Perlambatan ekonomi pada tahun 2008 akibat krisis global yang melanda
dunia, telah mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia dan sektor industri berbasis ekspor. Di lain pihak, pasar domestik nampaknya tidak terlalu terpengaruh.
Sekalipun demikian, BNI mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi potensi risiko dengan membatasi penyaluran kredit baru dan
melakukan seleksi lebih ketat pada aplikasi kredit yang masuk. Untuk menjaga kondisi kualitas aset BNI, para staf di kantor-kantor
cabang dan sentra-sentra kredit telah mendapatkan penjelasan lengkap mengenai perkembangan krisis dan implikasinya, serta mengenai berbagai kebijakan kredit
dan arahan strategis baru yang diambil oleh BNI untuk dapat bertahan di masa krisis seperti ini. Divisi Usaha Kecil dan Menengah juga terus melakukan
pengembangan keterampilan karyawan dan pelatihan kepemimpinan dalam menghadapi tuntutan lingkungan usaha yang berat pada tahun 2008.
Pada tahun 2007, kredit ke sektor Usaha Kecil Menengah meningkat 25,8 menjadi Rp 47,9 triliun, dari Rp 38,1 triliun. Kontribusi kredit UKM
mencapai 43 dari total kredit BNI pada tahun 2008, relatif sama dengan kondisi pada tahun 2007. Dengan memanfaatkan sistem referral kredit secara efektif,
Universitas Sumatera Utara
peningkatan kredit tersebar secara proporsional pada beberapa sektor yang mencerminkan distribusi kredit pada tahun 2007, dengan konsentrasi kredit pada
sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor manufaktur. Meskipun distribusi portofolio kredit tersebut belum optimal, namun titik berat persetujuan
kredit adalah pertimbangan dari sisi kondisi pasar, kelayakan usaha dan prospek usaha ke depan.
Pada tahun 2008, BNI menambah jumlah pencadangan kerugian NPL untuk mengantisipasi dampak dari krisis. Namun demikian, BNI ternyata berhasil
menekan tingkat NPL pada tahun 2008, yaitu untuk kredit usaha kecil dari 7,8 menjadi 3,8 dan untuk kredit usaha menengah dari 12,4 menjadi 8,6.
Prestasi ini berhasil dicapai antara lain melalui desentralisasi penanganan NPL ke unit-unit Sentra Kredit Kecil dan Menengah.
Untuk memenuhi kebutuhan debitur UKM, BNI telah mengembankan beragam produk pembiayaan:
a. BNI Kredit Usaha Rakyat yang diluncurkan pada Desember 2007
untuk mendukung program Pemerintah dalampenyediaan fasilitas kredit kepada usaha kecil yang prospektif namun belum layak
dibiayai bank. b.
BNI Wirausaha yang diluncurkan tahun 2007 dan terbukti sukses mendukung pengembangan usaha di sektor-sektoryang memiliki
tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
c. Kredit kepada Lembaga Keuangan yang merupakan fasilitas kredit
kepada lembaga keuangan, bank perkreditan rakyat atau koperasi untuk didistribusikan lebih lanjut ke debitur.
d. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggota KKPA merupakan
kredit investasi atau kredit modal kerja kepada koperasi kecil yang memberikan fasilitas pembiayaan pengembangan usaha produktif
dari para anggotanya. e.
Kredit Kelayakan Usaha merupakan fasilitas kredit bagi wirausaha skala kecil yang ingin mengembangkan usaha.
f. Two Step Loan merupakan fasilitas kredit penerusan dari
Pemerintah Departemen Keuangan menggunakan dana yang diterima dari lembaga internasional ADB, KFW, JBIC.
Sumber : Annual Report BNI 2008
3. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Kredit Pada PT. BNI Persero Tbk.