Sikap Responden Terhadap Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM

68

5.2.2 Sikap Responden Terhadap Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak BBM

Penelitian tentang respon ini tidak terlepas dari pembahasan sikap. Sikap adalah keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perubahan atau tingkah lakudan cenderung untuk bertindakdan bereaksi terhadap rangsang. Sikap para pedangan terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak BBM dapat diukur melalui penilaian, penolakanpenerimaan, dan mengharapkanmenghindari Diagram 5.21 Sikap pedagang tentang kelayakan kenaikan BBM oleh Pemerintah Sumber: Data Kuesioner 2015 Sumber: Data Kuosioener 2015 Berdasarkan data pada diagram 5.21, responden yang menyatakan BBM tidak layak untuk dinaikkan ada sebanyak 32 responden 88, hal ini disebabkan kenaikan tersebut dapat mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat khususnya pedagang-pedagang kecil. Memicu terjadinya inflasi maupun PHK besar – besaran akibat naiknya modal industri berkali-kali lipat. BBM merupakan energy pokok primer yang digunakan oleh masyarakat dalam aktifitas kesehariannya, kenaikannya menimbulkan dampak signifikan bagi kondisi ekonomi masyarakat di tengan kondisi ekonomi yang sudah sulit seperti saat sekarang ini. Widyawati 36 pedagang rujak dan es buah mengatakan : 5 10 15 20 25 30 35 Layak Kurang Layak Tidak layak Persentase 12 88 Frekuensi 4 32 4 32 12 88 Persentase Frekuensi 69 “seharusnya pak jokowi mengkaji kembali keputusannya menaikkan harga BBM, apakah kondisinya sudah layak apa belum. Jika seperti ini sudahlah bahan – bahan dipasar belum stabil ditambah dengan naiknya harga BBM sudah pasti semua bakalan melejit naik, sementara daya beli konsumen menurun akibat kebutuhan mereka juga makin naik.” Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa kenaikan ini membuat pedagang kembali menyesuaikan barang dagangannya agar dapat menekan modal mereka yang kian tinggi. Ketidak mampuan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keterjaminan para pedagang kecil untuk tetap bertahan membuat pertumbuhan ekonomi negeri ini kian lambat dan suram. Kiranya pemerintah mampu menghadirkan kebijakan popular yang pro terhadap rakyat kecil. Adapun hasil lainnya yaitu 4 responden 12 menjawab kurang layak dan sisanya 0 responden 0 menyatakan layak menaikkan harga BBM. Diagram 5.22 Penilaian pedagang tentang Ketepatan kenaikan Harga BBM Sumber: Data kuesioner 2015 Menurut data diagram 5.22, dapat dijelaskan bahwa sebanyak 32 responden 88 menjawab bahwa keputusan pemerintah menaikkan harga BBM dinilai tidak tepat, sebab 5 10 15 20 25 30 35 Tepat Kurang Tepat Tidak Tepat Persentase 6 6 88 Frekuensi 2 2 32 2 2 32 6 6 88 Persentase Frekuensi 70 pemerintah hanya merespon dinamika yang berkembang pada saat ini, sementara nyatanya harga minyak dunia terlihat mengalami tren menurun. Hal ini membuktikan bahwa pemerintahan Jokowi hanya mengutamakan kepentingan kelompok dan pengusahan pendukungnya ketimbang rakyat. Sementara sikap lainnya yaitu sebanyak 2 responden 6 menyatakan langkah yang diambil pemerintah sudah tepat dan sisanya sebesar 2 responden 6 menilai kurang tepat dan cenderung terburu buru dan mengambil sebuah kebijakan. Diagram 5.23 Penilaian pedagang tentang pelaksanaan kebijakan kenaikan harga BBM Sumber: Data Kuesioner 2015 Berdasarkan data diagram 5.23 mayoritas pedagang menilai pelaksanaan kebijakan menaikkan harga BBM dinilai tidak baik sebanyak 25 responden 70, mereka meyebutkan bahwa kebijakan tersebut bukanlah kebijakan yang ditujukan untuk kepentingan rakyat, karena kebijakan tersebut semakain memperburuk perekonomian para pedagang kecil. Sementara sisanya memandang kebijakan tersebut baik sebesar 6 responden 17 dan sisanya sebesar 5 responden 13 menyatakan kurang baik. 5 10 15 20 25 30 Baik Kurang Baik Tidak Baik Persentase 17 13 70 Frekuensi 6 5 25 6 5 25 17 13 70 Persentase Frekuensi 71 Diagram 5.24 Dampak kenaikan BBM terhadap psikologis Pedagang Sumber: Data kuesioner 2015 Berdasarkan data diagram 5.24 menunjukkan bahwa pedagang mengalami dampak psikologis akibat kenaikan harga BBM sebanyak 18 responden 50, hal ini diakibatkan kenaikan BBM yang mendadak tanpa adanya bantuan yang diberikan oleh pemerintah, akibatnya mereka terpaksa harus menerima kebijakan tersebut dan mengungkapkan mosi tidak percaya kepada pemerintah. Sementara beberapa pedangang menjawab kenaikan tersebut tidak berdampak sebesar 16 responden 44 dan kurang berdampak sebanyak 2 responden 6. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Berdampak Kurang berdampak Tidak Berdampak Persentase 50 6 44 Frekuensi 18 2 16 18 2 16 50 6 44 Persentase Frekuensi 72 Diagram 5.25 Dampak terhadap perekonomian Pedagang Sumber: Data Kuesioner 2015 Dari data diagram 5.25 dapat dilihat bahwa keputusan pemerintah dengan menaikkan harga bahan bakar minyak memberikan efek bagi para pedangang. Disebutkan bahwa pedagang mengalami dampak dalam perekonomiannya yaitu sebanyak 19 responden 53. Dampak ini mengacu kearah yang negatif dimana kondisi pedagang mengalami penurunan pembeli dan peningkatan modal usaha mereka. Hal ini diperkuat oleh pernyataan salah seorang pedangang yaitu Ilham 35 mengatakan bahwa : “sebelum kenaikan BBM kondisi ekonomi kami sudah sulit, tiap bulan kami harus kejar – kejaran dengan satpol PP, adanya retribusi – retribusi mulai dari uang kebersihan dan keamanan yang dilakukan oleh pemuda setempat hingga bahan – bahan di pasar yang harganya tidak stabil, saat ini kesulitan kami ditambah dengan kenaikan BBM yang dilakukan oleh pemerintah, mau apalagi yang kami lakukan, mau gimana lagi kami ngadapinya ? harus bayar uang sekolah, sewa rumah, bayar listrik, dan sekarang apa – apa naik, dimana perhatian pemerintah sama kami ?” Sementara pemerintah juga tidak tanggap dengan memberikan bantuan kepada para pedagang kecil. Selanjutnya beberapa responden juga menyajikan jawaban berbeda, yaitu 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Berdampak Kurang Berdampak Tidak Berdampak Persentase 53 6 41 Frekuensi 19 2 15 19 2 15 53 6 41 Persentase Frekuensi 73 sebanyak 15 responden 41 menyatakan tidak berdampak, dan 2 responden 6 menyatakan kurang berdampak. Diagram 5. 26 Dampak terhadap Modal Pedagang Sumber: Data Kuosioner 2015 Melalui data pada diagram 5.26 dapat dilihat bahwa kenaikan harga BBM berdampak terhadap modal pedagang yaitu sebanyak 18 responden 50. kondisi ini disebabkan semua bahan dan barang yang mereka butuhkan di pasar mengalami kenaikan akibat impact dari kenaikan harga BBM. Akibatnya modal merekapun melejit mengikuti laju kenaikan yang tak mereka inginkan. Juli 42 salah satu pedagang es campur, kolak durian dll menyebutkan : “dengan naiknya harga bahan bahan pokok dipasar membuat saya harus menyesuaikan kambali harga dagangan saya, saat ini saya menaikkan harga dagangan saya menjadi rata rata Rp. 10.000,- yang tadinya berkisar Rp 8.000,-. Hal ini saya lakukan untuk menekan biaya modal saya yang juga naik. Ketika peneliti bertanya apakah ibu mengurangi jumlah seporsi dagangan ibu atau mengganti bahan – bahan dengan kualitas rendah, 5 10 15 20 Berdampak Kurang Berdampak Tidak Berdampak Persentase 50 3 47 Frekuensi 18 1 17 18 1 17 50 3 47 Persentase Frekuensi 74 beliau menjawab bahwa saya tidak akan mengubah bahan-bahan saya apalagi menguranginya, sebab saya ingin memberikan sajian yang terbaik kepada para pembeli walaupun harganya saat ini sedikit mahal. Sebab Tuhan pasti telah mengatur rezeki tiap - tiap hambanya.” Sementara Adi 21 penjual siomay dan mie ayam mengatakan bahwa : “untuk menyikapi modal saya yang naik, saya mengurangi sedikit dagangan saya ditiap porsinya dan tetap mempertahankan harganya yaitu Rp. 8.000,-. Hal ini dilakukan sebab dengan kenaikan harga BBM pasti juga berpengaruh terhadap ekonomi para pembeli, jadi saya mencoba menjaga harga dagangan saya agar para pembeli tidak pergi. Apakah saya menggunakan bahan bahan berbahaya, jawabannya adalah tidak, sebab saya tetap menggunakan bahan bahan segar dan bekualitas walaupun sedikit mahal, hal ini dilakukan demi menjaga kepercayaan para konsumen saya.” Sementara itu sebagian pedagang lainnya tidak mengalami dampak dari kenaikan harga BBM yaitu sebanyak 17 responden 47 dan sisanya 1 responden 3 menyatakan kurang berdampak. Diagram 5.27 dampak terhadap penurunan pendapatan Sumber: Data Kuesioner 2015 Berdasarkan data pada diagram 5.27menunjukkan bahwa sebanyak 21 responden 58 mengalami dampak penurunan pendapatan diakibatkan kenaikan harga BBM. Namun hal ini 5 10 15 20 25 berdampak kurang berdampak tidak berdampak persentase 58 6 36 frekuensi 21 2 13 21 2 13 58 6 36 persentase frekuensi 75 semakin membaik dikarenakan kebrhasilan pedagan dan pembeli untuk beradaptasi terhadap kenaikan harga barang dan jasa. Sari 53 penjual bakso menjelaskan “diawal kenaikan harga BBM memang pendapatan saya menurun seiring naiknya barang dan jasa, namun kami tidak memiliki pilihan dan tetap membelinya. Setelah sekian lama beradaptasi kondisi ekonomi mulai membaik, dan pendapatan kami kembali normal dan sedikit mengalami peningkatan, saya kira hal ini mungkin dikarenakan mahasiswa sebagai konsumen kami tidak merasakan dampak dari kenaikan harga BBM kali ya.” Sementara beberapa pedagang lainnya mengaku tidak merasakan dampak menurunnya pendapatan mereka yakni sebesar 13 responden 36 dan sisanya yakni 2 responden 6 menyatakan kurang berdampak. Diagram 5.28 Dampak kenaikan harga BBM dengan kenaikan harga dagangan Sumber: Data kuesioner 2015 Berdasarkan hasil data diagram 5.28, menunjukkan bahwa sebanyak 20 responden 55 memilih untuk menaikkan harga dagangan mereka sebagai akibat dari naiknya modal usaha mereka. Para pedagang sebenarnya memilih untuk bertahan dan tidak ingin menaikkan harga, 10 20 30 Berdampak kurang berdampak tidak berdampak persentase 55 6 39 Frekuensi 20 2 14 20 2 14 55 6 39 persentase Frekuensi 76 namun kondisi barang dan jasa dipasar terus menerus naik, maka tidak ada pilihan bagi pedagang selain untuk menaikkan harga. Sisanya sebanyak 14 responden 39 memilih untuk tidak menaikkan harga dan lainnya yaitu sebanyak 2 responden 6 kurang berdampak. Bagi para pedagan yang tidak menaikkan harga, mereka mencari solusi lain untuk dapat terus eksis dan keluar dari kondisi sulit ekonomi saat ini. Diagram 5.29 Dampak kenaikan harga BBM dengan pengurangan porsi makanan Sumber: Data Kuesioner 2015 Berdasarkan data pada diagram 5.29, menunjukkan bahwa sebanyak 25 responden 70 menyatakan kenaikan BBM tidak berdampak Pada pengurangan porsi dagangan. Para pedagang menyesuaikannya dengan menaikkan harga daripada mengurangi jumlah satu porsi. Herman 48 mengatakan : “saya lebih memilih untuk menaikkan harga, daripada megurangi porsi dagangan saya, sebab saya tidak ingin membuat konsumen kecewa” 5 10 15 20 25 30 berdampak kurang berdampak tidak berdampak persentase 30 70 Frekuensi 11 25 11 25 30 70 persentase Frekuensi 77 Selain itu sebanyak 11 responden 30, menyatakan terkena dampak pengurangan ditiap porsi dagangan mereka. Diagram 5.30 Dampak kenaikan harga BBM dengan pengurangan kualitas produk Sumber: Data Kuesioner 2015 Menurut diagram 5.30 menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden 86 tidak terkena dampak pengurangan kualitas dagangan akibat kenaikan harga BBM, sementara 5 responden 14 terkena dampak pengurangan kualitas. Diman 31 menyebutkan “walaupun harga barang dan jasa terus naik dan dagangan kami juga mengalami kenaikan, namun kami akan tetap menjaga kualitas dagangan kami. Ini sebagai bukti bahwa walaupun kami pedagang kecil namun kami tidak ingin merugikan orang lain.” Kualitas merupakan suatu hal yang harus dijaga dalam memproduksi sebuah produk. Jika kualitas produk sudah tidak bias dijaga maka kepercayaan konsumen akan hilang. 10 20 30 40 Berdampak Kurang Berdampak Tidak Berdampak persentase 14 86 Frekuensi 5 31 5 31 14 86 persentase Frekuensi 78 Diagram 5.31 dampak kenaikan harga BBM dengan pergantian bahan yang lebih murah Sumber: Data Kuesioner 2015 Pada diagram 5.31 dapat dilihat bahwa, sebanyak 30 pedagang 83 tidak terkena dampak dari kenaikan harga BBM dengan merubah bahan bahan mereka, sementara sebanyak 5 responden 14 terkena dampak perubahan bahan dagangan dan sisanya I responden 3 kurang berdampak. 5 10 15 20 25 30 35 berdampak kurang berdampak tidak berdampak persentase 14 3 83 frekuensi 5 1 30 5 1 30 14 3 83 persentase frekuensi 79 Diagram 5.32 Dampak Terhadap Upaya lain Yang dilakukan Sumber: data Kuosioner 2015 Dari data tersebut jelas bahwa pedagang berusaha untuk mempertahankan bahan bahan dagangan mereka, walaupun ada sebagaian pedagang yan menggantinya dengan bahan bahan yang kurang baik. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan terdapat pedagang yang tetap menjual barang dagangannya yang tidak habis di hari itu. Penjual tersebut menjual es buah. “Ida 45 menyebutkan jika dirinya tidak membuang sisa dagangannya hari ini dan menyimpannya dilemari pendingin, agar menekan biaya modalnya. Jika tiap hari harus membeli dan membuang sisanya maka dia akan mengalami kerugian.” Kecurangan–kecurangan yang dilakukan pedagang agaknya perlu ditindak, sebab dapat mengganggu kesehatan para konsumen. Kenaikan BBM memang begitu melukai ekonomi para pedagang dan seharusnya pemerintah harus menanggapi dengan menghadirkan solusi bagi mereka. 5 10 15 20 25 30 35 Berdampak Kurang Berdampak Tidak Berdampak Persentase 6 6 88 Frekuensi 2 2 32 2 2 32 6 6 88 Persentase Frekuensi 80 Diagram 5.33 Upaya Menolak Kenaikan Harga BBM Sumber : Data kuesioner 2015 Berdasarkan data pada diagram 5.33 menunjukkan bahwa sebanyak 32 responden 89 tidak melakukan upaya penolakan walaupun mereka tidak sepakat dengan kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah. Sementara sebanyak 0 responden 0 melakukan penolakan. Sisanya sebanyak 4 responden 11 menyatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mayoritas para pedagang memilih diam dan tidak melakukan upaya penolakan apapun terhadap kondisi yang sedang mendera ekonomi mereka, namun Ridho 28 mengatakan : “ kami berharap kepada para mahasiswa yang ada didalam untuk membantu kami menyuarakan dan menyampaikan aspirasi kami, sebab kepada merekalah kedepan kami menggantungkan kehidupan kami agar lebih layak, sebab mereka adalah generasi penerus bangsa,” 5 10 15 20 25 30 35 Ya tidak tahu tidak persentase 11 89 Frekuensi 4 32 4 32 11 89 persentase Frekuensi 81 Diagram 5.34 Penilaian Masyarakat tentang Pengalihan Subsidi BBM Sumber: Data kuosioner 2015 Berdasarkan data pada diagram 5.34 menunjukkan bahwa sebanyak 15 responden 41 tidak setuju dengan pengalihan subsidi BBM ke bidang pendidikan dan kesehatan, dsb. Sementara sebanyak 10 responden 27 setuju dengan pengalihan tersebut. Sisanya sebanyak 11 responden 32 menyatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Hal ini terjadi karena semakin rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah. Seperti yang diungkapkan oleh Hendri pedagang minuman mengatakan bahwa: “sebenarnya awalnya saya setuju dengan pengalihan subsidi ke bidang pendidikan tapi setelah melihat realitas yang ada melalui media, pemerintah ternya tidak serius untuk memenuhinya, malahan kita orang susah semakin payah untuk menyekolahkan anak karena biayanya semakin mahal.” 2 4 6 8 10 12 14 16 Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Persentase 27 32 41 Frekuensi 10 11 15 10 11 15 27 32 41 Persentase Frekuensi 82

5.3 Analisa data Kuantitatif terhadap kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak