Agama Kristen Protestan Prostitusi menurut Pandangan Agama 1. Agama Islam

R. Christyna Pardede : Upaya Kepolisian Dan Peran Serta Masyarakat Dalam Menanggulangi Kejahatan Prostitusi Studi : Wilayah Hukum Polsek Balige, 2008. USU Repository © 2009

2. Agama Kristen Protestan

Prostitusipelacuran profesi yang sangat tua usianya, setua umur manusia itu sendiri, yaitu berupa tingkah laku bebas tanpa kendali atau cabul karena adanya pelampiasan nafsu seks dengan lawan sejenisnya tanpa mengenal batas- batas kesopanan. Prostitusipelacuran itu selalu ada pada semua negara berbudaya, sejak jaman purba hingga sekarang dan senantiasa menjadi masalah sosial atau menjadi objek urusan hukum dan agama. 19 Maka timbullah masalah prostitusipelacuran sebagai gejala patologis, yaitu penataan relasi seks yang diperlakukannya norma-norma perkawinan Selanjutnya dengan perkembangan teknologi, industri dan kebudayaan manusia, turut berkembang pula prostitusipelacuran dalam berbagai bentuk dan tingkatannya. Dibanyak negara, prostitusipelacuran dilarang bahkan dikenakan hukuman yang dianggap sebagai perbuatan hina oleh segenap anggota masyarakat. Akan tetapi sejak adanya manusia yang pertama hingga dunia akan kiamat nanti, ”mata pencaharian” prostitusipelacuran ini akan tetap ada, sukar bahkan hampir tidak mungkin diberantas dari muka bumi, selama masih ada nafsu-nafsu seks yang lepas dari kendali, kemauan dan hati nurani. 20 19 Ibid, hal 181 20 Ibid, hal 178 . Sejak jaman dahulu kala, para pelacur selalu dikecam atau dikutuk oleh masyarakat karena tingkah lakunya yang tidak susila dan dianggap mengotori sakralitas hubungan seks. Mereka disebut sebagai orang-orang yang melanggar R. Christyna Pardede : Upaya Kepolisian Dan Peran Serta Masyarakat Dalam Menanggulangi Kejahatan Prostitusi Studi : Wilayah Hukum Polsek Balige, 2008. USU Repository © 2009 norma moral, adat dan agama bahkan kadang-kadang melanggar norma negara apabila negara tersebut melarangnya dengan Undang-undang atau peraturan. Norma adat pada dasarnya melarang Pelacuran, akan tetapi setiap daerah itu tidak sama peraturannya dan kebanyakan norma tersebut tidak tertulis. Adapun alasan pelarangan ProstitusiPelacuran itu karena tidak menghargai diri wanita, diri sendiri, penghinaan terhadap istri dan pria-pria yang ditinggal oleh pasangannya yang melacurkan diri, tidak menghormati kesucian, menyebabkan penyakit kelamin yang berbahaya dan kotor dan mengganggu keserasian perkawinan. Menurut norma agama, perbuatan-perbuatan yang melanggar agama adalah perbuatan-perbuatan dosa atau perbuatan-perbuatan yang buruk, tercela, seperti perbuatan maksiat, penipuan, pembunuhan, perampokan, mabuk dan judi. Dalam ajaran agama Kristen Protestan baik itu Kristen Katolik, dalam hukum taurat dengan tegas dikatakan ”Jangan berzinah”. Dalam kitab Matius 5:28 dikatakan ” Tetapi Aku berkata kepadamu : Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia didalam hatinya”. Dalam Markus 10:11-12 dikatakan ” Lalu kata-Nya kepada mereka: ”Barangsiapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap istrinya itu”. ” Dan jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah” 21 Dalam Yohannes 8:10-11 dikatakan ”Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: ”Hai perempuan, dimanakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?”. ” Jawabnya: ”Tidak ada, Tuhan”. Lalu kata Yesus; . Dan untuk mengatasi permasalahan Pelacuran, ajaran Yesus lebih menekankan pengampunan dan pertobatan. Yesus menyuruh wanita yang ketahuan berzinah dalam Yohannes 8:10-11 agar bertobat, sebab semua orang berdosa tetapi yang terpenting adalah pertobatan. 21 Lembaga Alkitab Indonesia R. Christyna Pardede : Upaya Kepolisian Dan Peran Serta Masyarakat Dalam Menanggulangi Kejahatan Prostitusi Studi : Wilayah Hukum Polsek Balige, 2008. USU Repository © 2009 ”Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” 22 22 Ibid,

C. Prostitusi menurut pandangan Kriminologi