Natrium Alginat TINJAUAN PUSTAKA

untuk menunda pelepasan dari bahan obat hingga kapsul melewati lambung USP XXXII, 2009. Tabel penerimaan beberapa sediaan delayed release dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Tabel penerimaan sediaan delayed release menurut USP XXXII No. Sediaan Medium Persyaratan 1 Kapsul delayed release Aspirin Asam Terdisolusi tidak lebih dari 10 Basa pH 6,8 Terdisolusi tidak kurang dari 75 dalam waktu 90 menit 2 Tablet delayed release Natrium diklofenak Asam Terdisolusi tidak lebih dari 10 Basa pH 6,8 Terdisolusi tidak kurang dari 75 dalam waktu 45 menit 3 Tablet delayed release Diritromisin Asam Terdisolusi tidak lebih dari 10 Basa pH 6,8 Terdisolusi tidak kurang dari 80 dalam waktu 45 menit 4 Kapsul delayed release Eritromisin Asam Terdisolusi tidak lebih dari 10 Basa pH 6,8 Terdisolusi tidak kurang dari 80 dalam waktu 120 menit 5 Kapsul delayed release Lansoprazole Asam Terdisolusi tidak lebih dari 10 Basa pH 6,8 Terdisolusi tidak kurang dari 80 dalam waktu 60 menit 6 Kapsul delayed release Omeprazole Asam Terdisolusi tidak lebih dari 15 Basa pH 7,6 Terdisolusi tidak kurang dari 75 dalam waktu 30 menit 7 Tablet delayed release Sulfasalazin Asam Terdisolusi tidak lebih dari 10 Basa pH 7,5 Terdisolusi tidak kurang dari 85 dalam waktu 60 menit 8 Kapsul delayed release Pankrealipase Asam Terdisolusi tidak lebih dari 10 Basa pH 6 Terdisolusi tidak kurang dari 75 dalam waktu 60 menit

2.8 Natrium Alginat

Natrium alginat merupakan produk pemurnian karbohidrat yang diekstraksi dari alga coklat Phaeophyceae dengan menggunakan basa lemah. Natrium alginat larut dengan lambat dalam air, membentuk larutan kental, Universitas Sumatera Utara tidak larut dalam etanol dan eter. Alginat ini diperoleh dari spesies Macrocystis pyrifera, Laminaria, Ascophyllum dan Sargassum. Struktur alginat dapat dilihat pada Gambar 2.5 Belitz dan Grosch, 1987. Gambar 2.5. Struktur alginat Asam alginat adalah kopolimer biner yang terdiri dari residu β-D- mannuronat M dan α-L-asam guluronat G yang tersusun dalam blok-blok yang membentuk rantai linear Grasdalen, et al., 1979. Kedua unit tersebut berikatan pada atom C1 dan C4 dengan susunan homopolimer dari masing- masing residu MM dan GG dan suatu blok heteropolimer dari dua residu MG. Struktur G: α- L asam guluronat dan M: β- D asam mannuronat dapat dilihat pada Gambar 2.6. Thom, et al., 1980. Gambar 2.6. Struktur G: α-l asam guluronat dan M: β-d asam mannuronat Asam alginat tidak larut dalam air, karena itu yang digunakan dalam industri adalah dalam bentuk garam natrium dan garam kalium. Salah satu sifat Universitas Sumatera Utara dari natrium alginat adalah mempunyai kemampuan membentuk gel dengan penambahan larutan garam-garam kalsium seperti kalsium glukonat, kalsium tartrat dan kalsium sitrat Thom, et al., 1982. Pembentukan gel alginat dengan ion kalsium, disebabkan oleh adanya ikatan silang membentuk khelat antara ion kalsium dan anion karboksilat pada blok G-G melalui mekanisme antar rantai. Natrium alginat mempunyai rantai poliguluronat menunjukkan sifat pengikatan ion kalsium yang lebih besar Morris, et al., 1980. Untuk kepentingan farmasetik digunakan natrium alginat, dimana larutannya dalam air bereaksi netral sampai asam lemah. Sediaan alginat paling stabil pada daerah pH 6-7, pada pH 4,5 asam bebasnya akan mengendap. Pemanasan yang kuat dan lama, terutama 70 o C dihindari, karena akan mengalami kehilangan viskositas akibat terjadinya polimerisasi. Sediaan disimpan dingin dan dilindungi dari cahaya dalam wadah tertutup baik Voight, 1994. Di Laboratorium Farmasi Fisik Fakultas Farmasi USU dalam beberapa tahun terakhir telah dikembangkan kapsul yang tahan terhadap asam lambung. Cangkang kapsul ini dibuat dari natrium alginat dengan kalsium klorida menggunakan cetakan. Telah terbukti bahwa cangkang kapsul alginat tahan atau tidak pecah dalam cairan lambung buatan pH 1,2. Kapsul mengembang dan pecah dalam cairan usus buatan yaitu pH 4,5 dan pH 6,8 Bangun, dkk., 2005 Utuhnya cangkang kapsul kalsium alginat di dalam medium pH 1,2 disebabkan komponen penyusun cangkang alginat yaitu kalsium guluronat Universitas Sumatera Utara masih utuh, sedangkan pelepasan kalsium kemungkinan berasal dari kalsium yang terperangkap dalam kapsul dan terikat dengan manuronat saja. Hal itu berarti kalsium guluronat yang bertanggung jawab terhadap keutuhan kapsul di dalam medium pH 1,2 Bangun, dkk., 2005. Cangkang kapsul kalsium alginat dapat mengembang dan pecah di dalam medium pH 4,5 dan 6,8 cairan usus buatan. Hal ini disebabkan terjadi pertukaran ion kalsium dari kalsium alginat kalsium guluronat dengan ion natrium yang terdapat pada cairan usus buatan, sehingga terbentuk natrium alginat natrium guluronat. Pembentukan natrium alginat pada kapsul dapat menyebabkan kapsul bersifat hidrofilik, sehingga mudah menyerap air, mengembang dan pecah Bangun, dkk., 2005. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitis Boeco, alat disolusi metoda dayung Yamato, spektrofotometer UV-1800 Shimadzu Spectrophotometer, oven Memmeth, higrometer Friedrichs, termometer, climatic chamber Memmeth, pHmeter Hanna, anak timbangan 50 g dan 2 kg, desikator, jangka sorong Tricle, mikrometer Delta, penunjuk waktu stopwatch, waterbath Erweka, alat pencetak kapsul yang terbuat dari batang stainless steel berbentuk silindris dengan panjang 10 cm serta berdiameter 5,5 mm untuk bagian badan cangkang kapsul dan 6 mm untuk bagian tutup cangkang kapsul, cawan petri, cawan penguap, bola besi, labu tentukur Pyrex, beaker glass Pyrex, gelas ukur Pyrex, dan botol timbang Pyrex.

3.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium alginat 80-120 cp Wako Pure Chemical Industries, Ltd Japan, gliserin Merck, kalsium klorida anhidrat Merck, kalsium klorida dihidrat Merck, asam klorida Merck, natrium fosfat Merck, kalium sulfat Merck, kalium bromida Merck, silika gel, alkohol 96 dan akuades. Universitas Sumatera Utara