Metode Penelitian Hukum PENDAHULUAN

9. Diancam dengan pidana denda Berdasarkan sembilan bentuk perumusan diatas, dapat diidentidikasikan hal-hal sebagai berikut 34 1 KUHP hanya menganut dua sistem perumusan yaitu: : a. Perumusan tunggal hanya diancam satu pidana pokok b. Perumusan alternatif 2 Pidana pokok yang diancamdirumuskan secara tunggal hanya pidana penjara, kurungan, atau denda. Tidak ada pidana mati atau penjara seumur hidup yang diancam secara tunggal 3 Perumusan alternatif dimulai dari pidana pokok terberat sampai yang paling ringan Pidana tambahan bersifat akumulatif, namun pada dasarnya untuk dapat dijatuhkan harus tercantum dalam perumusan delik

F. Metode Penelitian Hukum

1. Spesifikasi Penelitian Penelitian hukum terdiri dari : 1. Penelitian hukum normatif, yang mencakup : a. Penelitian terhadap azas-azas hukum b. Penelitian terhadap sistematika hukum c. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum d. Penelitian sejarah hukum e. Penelitian perbandingan hukum 34 Ibid, hal 162 Universitas Sumatera Utara 2. Penelitian hukum sosiologis atau empiris, yang terdiri dari : a. Penelitian terhadap identifikasi hukum tidak tertulis b. Penelitian terhadap efektivitas hukum Hal-hal tersebut diatas, sebenarnya dapat digabungkan secara serasi sehingga diperoleh sistematika mengenai macam-macam penelitian secara umum dan pembagiannya menurut tujuan penelitian hukum. Misalnya penelitian terhadap azas-azas hukum, dapat merupakan penelitian “fact finding” belaka, atau mungkin penelitian-penelitian “problem finding”, “problem identification” dan “problem solution”. Penelitian terhadap efektivitas hukum, umpamanya, dapat merupakan penelitian diagnostik, yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian prespektif dan penelitian evaluatif. Jadi, yang menjadi unsur penentu adalah tujuan penelitian hukum, dan unsur tambahan atau pendukungnya adalah macam- macam penelitian secara umum sebagaimana dijabarkan secara garis besar diatas. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yaitu suatu penelitian yang secara deduktif dimulai dengan analisa terhadap pasal–pasal dan peraturan perundang – undangan yang mengatur permasalahan dalam skripsi. Bersifat normatif maksudnya adalah penelitian hukum yang beertujuan untuk memperoleh pengetahuan normatif tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam pratiknya studi putusan. Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka dapat dinamakan penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan di Universitas Sumatera Utara samping adanya penelitian hukum sosiologis empiris yang terutama meneliti data primer. Penelitian hukum normatif atau kepustakaan tersebut mencakup : a. Penelitian terhadap asas-asas hukum b. ‘penelitian terhadap sistemaatik hukum c. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal d. Perbandingan hukum e. Sejarah hukum 35 2. Data dan Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder, yakni data yang tidak diperoleh secara langsung dari lapangan namun diperoleh dari studi pustaka yang meliputi bahan dokumentasi, tulisan ilmiah dan berbagai sumber tulisan yang lainnya. Data Sekunder dibagi menjadi tiga, yaitu : 1 Bahan Hukum Primer Bahan hukum ini adalah berbagai ketentuan dan peraturan perundang – undangan maupun undang-undang yang telah berlaku di Indonesia yang mengatur tentang Tindak Pidana Penganiayaan terhadap Anak dalam lingkup Keluarga, yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Dan undang-undang yang mengatur perlindungan hukum bagi anak yaitu Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 2 Bahan Hukum Sekunder 35 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif “Suatu Tinjauan Singkat”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:2011, hal 13-14 Universitas Sumatera Utara Bahan hukum ini adalah bahan yang berkaitan dengan bahan hukum primer dan merupakan bahan pendukung dari bahan hukum primer. Peneliti mengambil bahan hukum sekunder dari studi kepustakaan, yaitu buku – buku yang berkaitan dengan bahan hukum primer. 3 Bahan Hukum Tersier Merupakan bahan hukum pelengkap dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Peneliti mendapatkannya melalui berbagai jurnal maupun arsip-arsip penelitian. 3. Alat Pengumpul Data Di dalam penelitian, pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpul data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview. Ketiga alat tersebut dapat dipergunakan masing- masing atau bersama-sama. 36 4. Prosedur Pengumpul Data Alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan studi dokumen atau bahan pustaka yang disusun secara ilmiah metodologi guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan sesuai dengan yang telah direncanakan semula yaitu menjawab permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. Metode pengumpulan data dalam Penulisan skripsi ini menggunakan Library Research penelitian kepustakaan, yaitu dengan melakukan penelitian 36 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta :1986, hal 21 Universitas Sumatera Utara terhadap berbagai sumber bacaan, yakni buku-buku, pendapat sarjana, artikel, surat kabarkoran, internet dan media massa yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 5. Analisis Data Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara perspektif dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan metode untuk mendapatkan data yang mendalam dan, suatu data yang mengandung makna dan dilakukan pada obyek yang alamiah. 37

G. Sistematika Penulisan

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Tindak Pidana Kelalaian Berlalu Lintas Yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 579/Pid.Sus/2013/PN.DPS)

2 67 120

Sistem Peradilan Pidana yang Edukatif Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana (Studi di Kabupaten Simalungun).

2 76 133

Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anak Di Bawah Umur Dan Penerapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan No:770/Pid.Su

1 85 157

Pengajuan Praperadilan Oleh Pihak Tersangka Terhadap Sah Atau Tidaknya Penahanan Yang Dilakukan Penyidik Kejaksaan Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor.01/PID/PRA.PER/2011/PN. STB.)

1 81 145

Pola Asuh Orangtua Difabel Terhadap Anak Yang Normal (Studi Deskriptif: Pada Keluarga Pasangan Tunanetra Yang Bekerja Sebagai Tukang Pijat di Kelurahan Sei Sikambing D Medan).

8 167 106

Analisis Yuridis Tndak Pidana Narkotika Yang dilakukan oleh Anak

19 195 122

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Anak Di Bawah Umur.

4 20 19

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN ORANGTUA TERHADAP ANAK KANDUNGNYA A. Tindak Pidana Pembunuhan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) - Analisis Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Y

1 2 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan Orangtua Terhadap Anak Kandungnya

1 2 31