seluas-luasnya. Sutherland menyatakan bahwa kriminologi mencakup proses- proses pembuatan hukum, pelanggaran hukum dan reaksi atas pelanggaran
hukum.
81
A. Faktor Interen Intern Factor
Salah satu artikel menyebutkan bahwa, faktor interen yang menyebabkan orangtua membunuh anaknya sendiri adalah dari dalam diri pelaku tersebut, salah
satunya adalah kejahatan yang lebih menekankan pada unsur psikologis, hal ini menekankan pada psikosis yang diakibatkan karena gangguan mental.
82
Faktor interen menyangkut menyangkut kepribadian dari pelaku kekerasan yang menyebabkan ia mudah sekali melakukan tindak kekerasan bila menghadapi
situasi yang menimbulkan kemarahan atau frustasi. Kepribadian yang agresif biasanya dibentuk melalui interaksi dalam keluarga atau dengan lingkungan sosial
di masa kanak-kanak. Tidaklah mengherankan bila kekerasan biasanya bersifat turun-temurun, sebab anak-anak akan belajar tentang bagaimana akan berhadapan
dengan lingkungan orangtuanya. Apabila tindak kekerasan mewarnai kehidupan keluarga, kemungkinan besar anak-anak mereka akan mengalami hal yang sama
setelah mereka menikah nanti, hal ini disebabkan mereka menganggap bahwa kekerasan merupakan hal yang wajar.
83
Faktor-faktor lain yang berasal dari diri orangtua penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak yaitu :
81
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit., hal 9
82
http:m.kompasiana.compostread6557802penyebab-kejahatan-orangtua-tega- membunuh-anak-kandung-html
di akses pada tanggal 9 Februari 2015 pukul 11.58 Wib
83
Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Perspektif yuridis- Viktimologis, Sinar Grafika, Jakarta:2011, hal 76
Universitas Sumatera Utara
1. Menyangkut Penyakit kejiwaan Mental illness
Kekerasan pada anak terjadi karena kelainan saraf, penyakit kejiwaan Berbagai kajian psikologis disebutkan bahwa orang tua yang melakukan tindak
kekerasan atau penganiayaan terhadap anak-anak adalah mereka yang memiliki problem psikologis kejiwaan. Mereka senantiasa berada dalam situasi kecemasan
anxiety dan tertekan akibat mengalami depresi atau stres. Secara tipo logis ciri- ciri psikologis yang menandai situasi tersebut antara lain: adanya perasaan rendah
diri, harapan terhadap anak yang tidak realistis, harapan yang bertolak belakang dengan kondisinya dan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara mengasuh
anak yang baik.
84
2. Orang tua yang belum matang secara psikologis
Kematangan emosional orang tua sangatlah mempengaruhi keadaanperkembangan anak. Keadaan dan kematangan emosional orang
tuamempengaruhi serta menentukan taraf pemuasan kebutuhan- kebutuhanpsikologis yang penting pada anak dalam kehidupannya dalam
keluarga. Tarafpemuasan kebutuhan psikologis itu akan pula mempengaruhi dan menentukanproses pendewasaan anak tersebut.Emosi orang tua yang telah
mencapai kedewasaan yaitu yang telahmencapai kematangan akan menyebabkan perkembangan yang sehat padaanak-anak mereka. Sebaliknya, emosi orang tua
yang belum mencapai tarafkedewasaan yang sungguh-sungguh yaitu orang tua yang secara emosionalbelum stabil akan menimbulkan kesukaran-kesukaran
dalam usaha anak-anakitu untuk mendewasakan diri secara emosional atau
84
Maidin Gultom, Op.Cit., hal 17
Universitas Sumatera Utara
membebaskan dirinyasecara emosional dari orang tua.Ketidakmatangan emosional orang tua mengakibatkan perlakuan-perlakuanorang tua yang kurang
terhadap anak-anak, misalnya sangat menguasai anaksecara otokratis dan memperlakukan anak dengan keras. Kalau orang tuabereaksi terhadap emosi
negatif anak dengan emosi negatif pula, tidak akanmembuat anak merasa aman untuk mengekspresikan emosinya. Emosi orang
tua yang kuat membuat anak takut sehingga mereka menjadi tidak pekaterhadap perasaan-perasaannya karena baginya tidak aman mengekspresikanperasaannya
itu. Menciptakan kesempatan yang aman bagi anak-anak untukmengekspresikan dan merasakan kemarahan, kesedihan, ketakutanmenghubungkan kembali anak-
anak dengan kebutuhan dasar dalam diri merekaakan cinta orang tua.
85
3. Kepribadian atau Karekter orang tua.
Personality or character trait orangtuahampir sama dengan permasalahan psikologis, namun dalam hal ini tidak terlalu diperhatikan apa yang pernah
dialami oleh orangtua sebagai pelaku, tetapi menganggap bahwa ini akibat orangtua si anak yang belum cukup dewasa, terlalu agresif, frustasiberkarakter
buruk.
86
85
Lianny Solihin, Tindakan Kekerasan pada Anak dalam Keluarga, JurnalPendidikan Penabur, Vol 03 Tahun III,129-139, BPK Penabur, Jakarta:2004, hal 136
86
Maidin Gultom, Loc.Cit
Orang tua mengalami Frustasi yaitu sebagai kegagalan dalam mencapai suatu tujuan, bila seseorang akan pergi ke suatu tempat untuk melakukan sesuatu
dan dihalangi maka orang tersebut akan mengalami frustasi. Salah satu prinsip
Universitas Sumatera Utara
dasar dalam psikologi adalah bahwa frustasi cenderung membangkitkan perasaan agresif.
87
4. Pandangan Orangtua dalam Mendidik Anak
Beberapa orang tua membenarkan penggunaan kekuasan dengan beranggapanbahwa hal tersebut cukup efektif dan tidak berbahaya. Tetapi hal itu
bukanberarti bahwa penggunaan kekuasaan dan otoritas itu tidak merugikan. Penggunaan kekuasan dan otoritas itu akan lebih berbahaya apabila orang
tuatidak konsisten. Apabila orang tua merasa bahwa mereka perlu menggunakantindakan kekerasan pada anak dalam keluargaotoritas, maka
konsistensi di dalam penerapannya akan memberikankesempatan yang lebih banyak pada anak untuk mengenali tingkah laku manayang baik atau tidak
baik.Terlihat jelas bahwa orang tua yang memiliki masalah berat dalamhubungannya dengan anak-anak mereka adalah orang-orang yang
memilikikonsep-konsep yang sangat kuat dan kaku mengenai apa yang benar dan apayang salah dalam mendidik anak. Semakin yakin orang tua atas kebenaran
nilai-nilai dan keyakinanmereka, semakin cenderung orang tua itu memaksakannya pada anak mereka.Orang tua semacam itu biasanya juga
cenderung untuk tidak dapat menerimatingkah laku yang nampaknya menyimpang dari nilai-nilai dan keyakinanmereka.
88
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas yaitu kondisi psikis seseorang yaitu orangtua akan mempengaruhi tingkahlaku atau tindakan yang dilakukan dengan
87
Nandiyah Abdullah, Kekerasan Terhadap Anak “Bom Waktu” Masa Depan, Magistra No. 73 Th. XXII September 2010, Artikel yang di terbitkan dengan Kode ISSN 0215-951, hal 67
88
Lianny Solihin, Op.Cit., hal 134-135
Universitas Sumatera Utara
tidak sengaja dan bahkan dibawah alam sadarnya. Perbuatan yang dilakukan dibawah alam sadar tersebut dapat berupa perbuatan-perbuatan menyimpang
maupun kejahatan dalam lingkungan keluarga.
B. Faktor Eksteren Extern Factor