tidak sengaja dan bahkan dibawah alam sadarnya. Perbuatan yang dilakukan dibawah alam sadar tersebut dapat berupa perbuatan-perbuatan menyimpang
maupun kejahatan dalam lingkungan keluarga.
B. Faktor Eksteren Extern Factor
Faktor eksteren adalah faktor-faktor diluar diri si pelaku kekerasan. Mereka yang tidak tergolong memliki tingkah laku agresif daoat melakukan
tindak kekerasan bila berhadapan dengan situasi yang menimbulkan frustasi misalnya kesulitan ekonomi yang berkepanjangan, penyelewengan suami atau
istri, keterlibatan anak dalam kenakalan remaja atau penyalahgunaan obat terlarang dan sebagainya. Faktor lingkungan lain seperti stereotipe bahwa laki-laki
adalah tokoh yang dominan, tegar dan agresif.
89
1. Masalah keuangan
Uang seringkali dapat menjadi pemicu timbulnya perselisihan diantara suami dan istri. Gaji yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
setiap bulan, ditambah lagi adanya tuntutan biaya hidup yang tinggi memicu pertengkaran yang seringkali berakibat terjadinya tindak pidana kekerasan.
Plato menyatakan bahwa : “Kekayaan dan kemiskinan menjadi bahaya besar bagi jiwa orang, yang miskin sukar memenuhi kebutuhan hidupnya dan
merasa rendah diri dan timbul hasrat untuk melakukan kejahatan, sebaliknya juga orang kaya hidup mewah untuk segala hiburannya”.
90
2. Stres Sosial yang memicu Masalah keluarga
89
Moerti Hadiati Soeroso, Lo.Cit
90
Noach Simanjuntak, SH dalam Taufiq Mustakim, Pembunuhan yang Dilakukan Oleh Orangtua Terhadap Anak Ditinjau dari Psikologi Kriminal, Universitas Sumatera Utara, Medan:
2008, hal 48
Universitas Sumatera Utara
Stres Sosial Stres yang ditimbulkan berbagai kondisi sosial meningkatkan resiko kekerasan terhadap anak dalam keluarga. Kondisi sosial ini mencakup :
pengangguran, penyakit, kondisi perumahan buruk, ukuran keluarga besar dari rata - rata, kematian anggota keluarga. Pengguna alkohol dan narkoba yang umum
diantara orang tua yang melakukan tindakan kekerasan memperbesar stres dan merangsang tindakan kekerasan.
91
Stress sosial juga mengacu pada situasi keluarga khususnya hubungan orang tua yang kurang harmonis. Seorang ayah
akan sanggup melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya semata-mata sebagai pelampiasan atau upaya untuk pelepasan rasa jengkel dan marahnya terhadap
isteri. Sikap orang tua yang tidak menyukai anak-anak, pemarah dan tidak mampu mengendalikan emosi juga dapat menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak-
anak. Bagi orang tua yang memiliki anak- anak yang bermasalah seperti : cacat fisik atau mental idiot acapkali kurang dapat mengendalikan kesabarannya
waktu menjaga atau mengsuh anak-anak mereka, sehingga mereka juga merasa terbebani atas kehadiran anak-anak tersebut.
92
3. Kenakalan Anak
Stres Sosial Stres yang ditimbulkan berbagai kondisi sosial meningkatkan resiko kekerasan terhadap anak dalam
keluarga. Kondisi sosial ini mencakup : pengangguran, penyakit, kondisi perumahan buruk, ukuran keluarga besar dari rata - rata, kematian anggota
keluarga. Sebagian besar kasus tindakan kekerasan karena kemiskinan. Pengguna alkohol dan narkoba yang umum diantara orang tua yang melakukan tindakan
kekerasan memperbesar stres dan merangsang tindakan kekerasan
91
Nandiyah Abdullah, Op.Cit, hal 69
92
Umi Ulfah Tarigan, Op.Cit., hal 50
Universitas Sumatera Utara
Kenakalan anak adalah hal yang paling sering menjadi penyebab kemarahan orang tua, sehingga anak menerima hukuman dan bila disertai emosi
maka orangtua tidak segan untuk memukul atau melakukan kekerasan fisik. Bila hal ini sering dialami oleh anak maka akan menimbulkan luka yang mendalam
pada fisik dan batinnya. Sehingga akan menimbulkan kebencian pada orang tuanya dan trauma pada anak. Akibat lain dari kekerasan anak akan merasa rendah
harga dirinya karena merasa pantas mendapat hukuman sehingga menurunkan prestasi anak disekolah atau hubungan sosial dan pergaulan dengan teman-
temannya menjadi terganggu, hal ini akan mempengaruhi rasa percaya diri anak yang seharusnya terbangun sejak kecil. Apa yang dialaminya akan membuat anak
meniru kekerasan dan bertingkah laku agresif dengan cara memukul atau membentak bila timbul rasa kesal didalam dirinya. Akibat lain anak akan selalu
cemas, mengalami mimpi buruk, depresi atau masalah-masalah disekolah. 4.
Struktur Keluarga Family structure Yaitu pola pengulangan sejarah kekerasan yang menunjuk pada dinamika
antar keluarga yang memiliki hubungan kausal dengan kekerasan. Orang tua yang dulu sering ditelantarkan atau mendapat perlakukan kekerasan sering
memperlakukan anak-anaknya dengan pola yang sama
93
5. Faktor perceraian
Perceraian dapat menimbulkan problematika kerumahtanggaan seperti persoalan hak pemeliharaan anak, pemberian kasih sayang, pemberian nafkah dan
sebagainya. Akibat perceraian juga akan dirasakan oleh anak-anak terutama
93
Maidin Gultom, Loc.Cit
Universitas Sumatera Utara
ketika orang tua mereka menikah lagi dan anak harus dirawat oleh ayah atau ibu tiri. Dalam banyak kasus tindakan kekerasan tidak jarang dilakukan oleh pihak
ayah atau ibu tiri tersebut. 6.
Kondisi lingkungan sosial yang terisolasi. Orang tua yang melakukan tindakan kekerasan terhadap anak cenderung
berada pada linkungan yang terisolasi dari sosial dan keterlibatan Masyarakat Bawah. Kekurangan keterlibatan sosial ini menghilangkan sistem dukungan dari
orang tua yang bertindak keras yang akan membantu mereka mengatasi stres keluarga atau sosial dengan lebih baik. Kurangnya kontak dengan masyarakat
menjadi orang tua ini kurang memungkinkan mengubah perilaku mereka sesuai dengan nilai - nilai masyarakat.
94
Menurut Suharto, kekerasan terhadap anak umumnya disebabkan olehfaktor internal yang berasal dari anak sendiri maupun faktor aksternal
yangberasal dari kondisi keluarga dan masyarakat, seperti :
95
a. Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku,
autisme, anak terlalu lugu, memeiliki tempramen lemah, ketidaktahuan anak terhadap hak-haknya, anak terlalu bergantung kepada orang dewasa.
b. Kemiskinan keluarga, orang tua menganggur, penghasilan tidak cukup,
banyak anak. c.
Keluarga tunggal atau keluarga pecah broken home, misalnya perceraian, ketiadaan ibu untuk jangka panjang atau keluarga tanpa ayah dan ibu
tidakmampu memenuhi kebutuhan anak secara ekonomi.
94
Nandiyah Abdullah, Loc.Cit.
95
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak Child Abuse, Nuansa, Bandung: 2007, hal 39
Universitas Sumatera Utara
d. Keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidaktahuan mendidik
anak, harapan orang tua yang tidak realistis, anak yang tidak diinginkanunwanted child, anak yang lahir diluar nikah.
e. Penyakit parah atau gangguan mental pada salah satu atau kedua orang tua,
misalnya tidak mampu merawat dan mengasuh anak karena gangguanemosional dan depresi.
f. Sejarah penelantaran anak. Orang tua semasa kecilnya mengalami perlakuan
salah cenderung memperlakukan salah anak-anaknya. g.
Kondisi lingkungan sosial yang buruk, pemukiman kumuh, tergusurnyatempat bermain anak, sikap acuh tak acuh terhadap tindakan
eksploitasi,pandangan terhadap nilai anak yang terlalu rendah, meningkatnya faham
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENERAPAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA