Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Batak Toba Pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 (Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang)
PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT ETNIS BATAK TOBA
PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2009
Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Politik
JOHN RICHARDO SINAGA
030906047
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan : Nama : John Richardo Sinaga Nim : 030906047
Departemen : Ilmu Politik
Judul : PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT ETNIS BATAK TOBA PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2009
(Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang)
Ketua Departemen
Ttd.
( Drs. Heri Kusmanto, MA
)
Dosen Pembimbing Dosen Pembaca
Ttd. Ttd.
( Drs. Toni. P. Situmorang M.Si) ( Muryanto Amin, S.Sos., M.Si.
)
Dekan
Ttd.
(3)
ABSTRAKSI
Perilaku Pemilih adalah alasan seseorang untuk menjatuhkan pilihan atau tidak menjatuhkan pilihan dalam Pemilihan Umum. Dalam skripsi ini peneliti melakukan penelitian terhadap perilaku pemilih di daerah Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Dalam penelitian ini penulis mengklasifikasikan populasi adalah masyarakat yang berlatarbelakang etnis Batak Toba yang berada atau yang merupakan masyarakat tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap di Daerah Pemilihan tersebut.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penyajian data deskriptif. Dan dari hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis adalah kebanyakan pemilih yang berlatarbelakang jenis pekerjaannya adalah petani di daerah penelitian tersebut menggunakan pendekatan sosiologis dimana terlihat jelas bahwa kebanyakan pemilih tersebut menjatuhkan pilihan pada salah satu calon anggota legislatif yang berdomisili di daerah pemilihan tersebut.
(4)
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.2.1 Pembatasan Masalah ... 5
1.2.2 Tujuan Penelitian ... 5
1.2.3 Manfaat Penelitian... 6
1.3 Kerangka Teori ... 6
1.3.1 Perilaku Politik ... 6
1.3.2 Pendekatan-Pendekatan Perlaku Pemilih ... 8
1.3.3 Partisipasi Politik ... 12
1.3.4 Etnis Batak Toba ... 13
1.3.5 Pemilihan Umum ... 15
1.4 Metode Penelitian ... 16
1.4.1 Bentuk Penelitian ... 16
1.4.2 Lokasi Penelitian... 16
1.4.3 Populasi dan Sampel ... 16
1.4.3.1 Populasi... 16
1.4.3.2 Sampel ... 17
1.4.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 20
(5)
1.4.4.1 Penelitian Lapangan (Field Research) ... 21
1.4.4.2 Penelitian Pustaka (Librart Research) ... 21
1.4.5 Teknik Analisis Data ... 21
1.5 Sistematika Penulisan ... 22
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 24
2.1 Deskripsi Singkat ... 24
2.2 Demografi Penduduk ... 25
2.3 Sarana dan Prasarana ... 28
2.4 Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati ... 29
BAB III DATA DAN ANALISIS DATA ... 38
3.1 Deskripsi Sampel ... 38
3.2 Analisis Data... 42
BAB IV PENUTUP ... 66
4.1 Kesimpulan ... 66
4.2 Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA
(6)
ABSTRAKSI
Perilaku Pemilih adalah alasan seseorang untuk menjatuhkan pilihan atau tidak menjatuhkan pilihan dalam Pemilihan Umum. Dalam skripsi ini peneliti melakukan penelitian terhadap perilaku pemilih di daerah Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Dalam penelitian ini penulis mengklasifikasikan populasi adalah masyarakat yang berlatarbelakang etnis Batak Toba yang berada atau yang merupakan masyarakat tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap di Daerah Pemilihan tersebut.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penyajian data deskriptif. Dan dari hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis adalah kebanyakan pemilih yang berlatarbelakang jenis pekerjaannya adalah petani di daerah penelitian tersebut menggunakan pendekatan sosiologis dimana terlihat jelas bahwa kebanyakan pemilih tersebut menjatuhkan pilihan pada salah satu calon anggota legislatif yang berdomisili di daerah pemilihan tersebut.
(7)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak era reformasi di Indonesia dimulai pasca 1998, sistem pemilu di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Pada Pemilu masa Orde Baru, masyarakat Indonesia hanya mengenal 3 (tiga) partai politik besar peserta Pemilu, yaitu Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia, dan Partai Persatuan Pembangunan. Bahkan pada setiap Pemilu yang dilaksanakan di Indonesia masa Orde Baru tersebut selalu dimenangkan partai politik pro-pemerintah, atau dapat dikatakan tanpa mengadakan Pemilu-pun sudah diketahui pemenangnya. Tetapi Indonesia merupakan negara Demokrasi dimana Pemilihan Umum adalah ciri khas yang menandakan bahwa negara tersebut adalah negara demokrasi.
Setelah era baru tersebut dimulai, Pemilu 1999-pun digelar dengan tujuan menandakan bahwa rakyat Indonesia membutuhkan suasana politik yang baru setelah Orde Baru, yaitu bukti dari reformasi tersebut. Pada Pemilu 1999 masih memiliki kemiripan dengan Pemilu sebelumnya, hanya saja dimodifikasi sedikit dengan mengikutsertakan 48 Partai Politik peserta Pemilu pada saat itu. Presiden terpilih pada Pemilu 1999 adalah Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur. Masa kepresidenan Gus Dur tidak bertahan lama dikarenakan tekanan dari berbagai pihak, dan digantikan oleh Wakil Presiden pada saat itu Megawati Soekarno Putri.
(8)
Setelah masa kepemimpinan Megawati tersebut, kembali diselenggarakan Pemilu 2004 yang menghasilkan sejarah baru, yaitu terpilihnya Susilo Bambang Yudoyono atau akrab dipanggil SBY sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Pada Pemilu 2004 sistem pemilu kembali dimodernisasi dan dimodifikasi demi menutupi kekurangan-kekurangan sistem pemilu sebelumnya.
Pengantar di atas merupakan gambaran perkembangan sistem pemilu di Indonesia yang semakin mendekati ideal. Masyarakat sebagai pemilih menghendaki Pemilu secara langsung, agar pendekatan-pendekatan pemilih tersebut lebih dapat diterapkan pada Pemilu-pemilu selanjutnya. Kekurangan Pemilu Legislatif 2004 terletak pada sistem perolehan suara, dimana wakil rakyat yang terpilih adalah berdasarkan nomor urut calon. Hal tersebut menggambarkan bahwa calon anggota dewan yang berada pada nomor urut bawah dari total wakil rakyat partai politik tertentu memiliki kesempatan yang sangat kecil untuk memperoleh posisi di badan legislatif. Walaupun demikian Pemilu 2004 dianggap lebih baik dibandingkan Pemilu 1999 ditinjau dari jumlah pemilih yang ikut serta dalam pemilu tersebut. Dalam Pemilu 2004 terdapat peningkatan angka pemilih yang menggunakan hak pilih, tetapi juga mengalami peningkatan angka yang tidak menggunakan hak pilih yang tidak sedikit. Jika ditinjau dari persentase parbandingan jumlah pemilih antara Pemilu 1999 dengan Pemilu 2004, maka Pemilu 1999 dikatakan lebih baik karena rasio yang saling berhubungan seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini.
(9)
Tabel 1.1
Perbandingan Hasil Pemilu 1999 dengan Pemilu 2004 Pemilu 1999 Pileg 2004
Jumlah pemilih (a) 117.738.000 148.000.369
Menggunakan hak pilih 109.427.000 124.420.339
Suara Sah (b) 105.786.000 113.462.414
Suara tidak sah 3.641.000 10.957.925
Tidak gunakan hak pilih 11.785.574 23.580.030
Tidak gunakan hak pilih (%) 7,26 15,93
Rasio (a) dengan (b) 90 84,07
Partai Peserta Pemilu 48 24
Jumlah Kursi 462 550
Sumber: Media Center KPU, 9 April 20091
Seiring dengan semakin berkembangnya Pemilu di Indonesia, tingkat kesadaran politik masyarakat juga ikut berkembang. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Partisipasi politik masyarakat memiliki pengaruh terhadap pilihan politik individu atau masyarakat tersebut. Disamping hal itu latar belakang pemilih juga mempengaruhi pendekatan-pendekatan pemilih tersebut. Namun pendekatan-pendekatan pemilih dapat berkembang dengan pengaruh-pengaruh dari luar yaitu media, sosialisasi politik, dan
Pada Pemilu Legislatif 2009, sistem pemilihan wakil rakyat secara langsung telah dimodifikasi ulang dengan sistem suara terbanyak. Sistem suara terbanyak merupakan solusi bagi calon anggota dewan yang menempati nomor urut calon di bawah unggulan. Hal tersebut dipublikasikan dengan pembatalan Pasal 214 Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 oleh Mahkamah Konstitusi. Hal tersebut membuat Pemilu Legislatif 2009 menjadi semakin berwarna, baik bagi calon anggota dewan maupun rakyat sebagai pemilih dalam hal ini.
(10)
lain-lain. Penelitian ini terfokus pada masyarakat pinggiran kota dimana penduduknya 80% homogen. Tetapi seiring dengan berkembangnya zaman ke arah era informasi, bisa jadi perilaku pemilih sulit dibaca atau sulit ditebak. Maka penulis melakukan penelitian ini guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perilaku pemilih tersebut. Dengan kata lain penegasan judul penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Antara Latar Belakang dan Tingkat Kesadaran Politik Masyarakat Etnis Batak Toba di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang dengan Perilaku Pemilih pada Pemilu Legislatif 2009” atau “Pengaruh Latar Belakang dan Tingkat Kesadaran Politik Masyarakat Etnis Batak Toba di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang Terhadap Perilaku Pemilih pada Pemilu Legislatif 2009”. Alasan pemilihan judul tersebut dikarenakan di Desa Pagar Jati mayoritas penduduknya adalah berlatar belakang suku Batak Toba (lebih dari 75%), klasifikasi tersebut kemungkinan dapat mempengaruhi pilihan politik masyarakatnya.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah diperlukan untuk menginterpretasikan data dan fakta yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Sejauh mana latar belakang dan kesadaran politik masyarakat etnis batak toba di Desa Pagar Jati mempengaruhi perilaku pemilih pada Pemilu Legislatif 2009.
(11)
1.2.1 Pembatasan Masalah
Agar data yang diteliti oleh penulis dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam skripsi ini terdapat pembatasan masalah yang ditujukan untuk membatasi ruang lingkup penelitian dan akurasi data penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian lapangan hanya dilakukan di Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang.
2. Objek penelitian adalah pemilih dengan latar belakang suku batak toba di Desa Pagar Jati yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap atau DPT.
3. Penelitian hanya dilakukan pada masyarakat Desa Pagar Jati yang memberikan hak suaranya pada Pemilu Legislatif 2009. 4. Masalah yang diteliti adalah perilaku pemilih batak toba pada
Pemilu Legislatif 2009 kategori Calon Anggota Legislatif Kabupaten/Kota saja.
1.2.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah latar belakang masyarakat etnis batak toba di Desa Pagar Jati mempengaruhi perilaku pemilih pada Pemilu Legislatif 2009.
2. Mengetahui apakah tingkat kesadaran politik masyarakat etnis batak toba di Desa Pagar Jati mempengaruhi perilaku pemilih pada Pemilu Legislatif 2009.
(12)
3. Mengetahui apakah ada sosialisasi politik institusi terkait pada Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati.
1.2.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi, hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi referensi di bidang ilmu politik, khususnya perilaku pemilih. 2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas
pengetahuan di bidang ilmu politik, khususnya perilaku pemilih. 3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan pendidikan politik kepada pembaca di bidang perilaku pemilih.
1.3 Kerangka Teori
1.3.1 Perilaku Politik
Interaksi antara pemerintah dan masyarakat, di antara lembaga-lembaga pemerintah, dan di antara kelompok dan individu dalam masyarakat dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku politik.2
Perilaku politik adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki hubungan dengan politik, atau disebut kegiatan politik. Oleh karena itu, perilaku politik dibagi dua, yakni perilaku politik
Perilaku politik adalah proses timbal balik di dalam suatu negara antara pembuatan keputusan dengan warga negara biasa yang bertindak sebagai pihak yang hanya dapat mempengaruhi proses pembuatan keputusan politik tersebut.
2
(13)
lembaga dan para pejabat pemerintah, dan perilaku politik warga negara biasa.3
Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik dapat dipilih tiga kemungkinan unit analisis, yakni individu aktor politik, agregasi politik, dan tipologi kepribadian politik.
Kegiatan politik lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga politik tersebut adalah bertanggungjawab atas wewenang proses politik, sedangkan kegiatan politik warga negara biasa adalah partisipasi politik.
Jika dikaitkan dengan Pemilu, warga negara biasa memiliki andil dalam proses pembuatan keputusan yang berpengaruh terhadap masa depan negaranya dan warga negara lainnya. Perilaku politik dalam Pemilu selanjutnya disebut perilaku memilih. Karena warga negara biasa memiliki hak untuk memilih dan hak untuk tidak menjatuhkan pilihan politiknya. Apakah pemilih tersebut memilih partai politik A atau B, jika ditimbang dari aspek partai politik tertentu? Apakah pemilih tersebut memilih calon legislatif A dari partai politik C atau calon legislatif D dari partai politik E? Warga negara biasa diberi hak untuk secara bebas menjatuhkan pilihan politiknya. Hal tersebut di atas disebut juga perilaku pemilih.
4
3
Ibid, halaman16
Warga negara biasa, aktivis politik, elit politik, dan aktor politik itu sendiri merupakan model perilaku politik dengan unit analisis individu aktor politik. Dalam hal ini perilaku politik dipengaruhi oleh pelaku-pelaku politik itu sendiri. Agregasi adalah individu aktor politik
(14)
secara kolektif, seperti kelompok kepentingan dan lembaga-lembaga pemerintahan. Dan tipologi kepribadian politik adalah tipe-tipe kepribadian pemimpin politik yang dapat bersifat otoriter dan demokratis.
1.3.2 Pendekatan-Pendekatan Perilaku Pemilih
Perilaku pemilih memiliki hubungan erat dengan pemilih itu sendiri dalam menjatuhkan pilihan politiknya. Mengapa pemilih menjatuhkan pilihan politik kepada calon legislatif tertentu? Dan pilihan politik pemilih yang satu belum tentu sama dengan pilihan politik pemilih yang lain. Jawaban atas pertanyaan itu dibedakan menjadi lima sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni struktural, sosiologis, ekologis, psikologi sosial, dan pilihan rasional.5
1. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural melihat kegiatan memilih sebagai produk dari konteks struktur yang lebih luas, seperti struktur sosial, sistem partai, sistem pemilihan umum, permasalahan, dan program yang ditonjolkan oleh setiap partai. Struktur sosial yang menjadi sumber kemajemukan politik dapat berupa kelas sosial atau perbedaan-perbedaan antara majikan dan pekerja, agama, perbedaan kota dan desa, dan bahasa dan nasionalisme. Jumlah partai, basis sosial sistem partai dan program-program yang
5
(15)
ditonjolkan mungkin berbeda dari suatu negara ke negara lain karena perbedaan struktur sosial tersebut.
2. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosilogis cenderung menempatkan kegiatan memilih dalam kaitan dengan konteks sosial. Kongkretnya, pilihan seseorang dalam pemilihan umum dipengaruhi latar belakang demografi dan sosial ekonomi, seperti jenis kelamin, tempat tinggal (kota-desa), pekerjaan, pendidikan, kelas, pendapatan, dan agama.
3. Pendekatan Ekologis
Pendekatan ekologis hanya relevan apabila dalam suatu daerah pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih berdasarkan unit teritorial, seperti desa, kelurahan, kecamatan, dan kabupaten. Kalau di Amerika Serikat terdapat distrik, precinct,
dan ward. Kelompok masyarakat, seperti tipe penganut agama tertentu, buruh, kelas menengah, mahasiswa, suku tertentu, subkultur tertentu, dan profesi tertentu bertempat tinggal pada unit teritorial sehingga perubahan komposisi penduduk yang tinggal di unit teritorial dapat dijadikan sebagai penjelasan atas perubahan hasil pemilihan umum. Pendekatan ekologis ini penting sekali digunakan karena karakteristik data hasil pemilihan umum untuk tingkat provinsi berbeda dengan karakteristik data kebupaten, atau karakteristik data kabupaten berbeda dengan karakteristik data tingkat kecamatan.
(16)
4. Pendekatan Psikologi Sosial
Salah satu konsep psikologi sosial yang digunakan untuk menjelaskan perilaku untuk memilih pada pemilihan umum berupa identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada persepsi pemilih atas partai-partai yang ada atau keterikatan emosional pemilih terhadap partai tertentu. Kongkretnya, partai yang secara emosional dirasakan sangat dekat dengannya merupakan partai yang selalu dipilih tanpa terpengaruh oleh faktor-faktor lain. 5. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional melihat kegiatan memilih sebagai produk kalkulasi untung dan rugi. Yang dipertimbangkan tidak hanya “ongkos” memilih dan kemungkinan suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi juga perbedaan dari alternatif berupa pilihan yang ada. Pertimbangan ini digunakan pemilih dan kandidat yang hendak mencalonkan diri untuk terpilih sebagai wakil rakyat atau penjabat pemerintah. Bagi pemilih pertimbangan untuk dan rugi digunakan untuk membuat keputusan tentang partai atau kandidat yang dipilih, terutama untuk membuat keputusan apakah ikut memilih atau tidak ikut memilih.
Pendekatan-pendekatan perilaku pemilih tersebut diatas juga dapat dipersempit menjadi 3 (tiga) jenis pendekatan, yaitu (1) pendekatan sosiologis, (2) pendekatan psikologis, dan (3) pendekatan rasional. Pendekatan sosiologis menekankan pentingnya
(17)
beberapa hal yang berkaitan dengan instrumen kemasyarakatan seseorang, seperti (i) status sosioekonomi (seperti pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, dan kelas), (ii) agama, (iii) etnik, bahkan (iv) wilayah tempat tinggal/ domisili (kota, desa, pesisir, atau pedalaman).6
Dalam konteks pilihan pendekatan rasional, ketika pemilih merasa tidak mendapatkan faedah dengan memilih partai politik atau calon anggota legislatif yang ikut dalam Pemilu, ia tidak akan
Pendekatan wilayah tempat tinggal sering dikonbinasikan dengan pendekatan psikologis atau emosional. Contohnya di daerah tertentu ada calon anggota legislatif yang mencalonkan diri sebagai calon anggota DPD, sosok caleg tersebut dikenal baik oleh masyarakat disekitar tempat tinggalnya. Kemungkinan besar perilaku pemilih di daerah tersebut menggunakan kombinasi pendekatan sosiologis dan psikologis, karena pemilih mengenal secara langsung caleg tersebut dan menghiraukan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang akan muncul belakangan setelah pemilihan berlangsung.
Sedangkan pendekatan psikologis sangat bergantung dengan sosialisasi politik lingkungan pemilih tersebut. Sosialisasi politik yang berkembang di lingkungan pemilih tersebut menyebabkan kecenderungan emosional pemilih untuk lebih mengarah kepada satu pilihan politik tertentu. Dalam hal ini juga termasuk politik pencitraan seperti kampanye dalam arti luas.
(18)
menjatuhkan pilihan dalam pemilu tersebut. Namun, kecenderungan tersebut juga berlaku bagi pemilih apatis (tidak mau tahu).
1.3.3 Partisipasi Politik
Secara konseptual partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih pimpinan negara dan kebijakan pemerintah (public policy).7
Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan.
Kegiatan tersebut mencakup tindakan-tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat-rapat umum, menjadi anggota partai politik tertentu, kelompok kepentingan tertentu, dan memiliki hubungan dekat dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen. Jika warga negara biasa melakukan salah satu kegiatan politik atau lebih, maka warga negara biasa tersebut telah berpartisipasi politik.
8
Partisipasi politik ialah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau Partisipasi politik merupakan salah satu ciri dari negara demokrasi, kerena dalam negara demokrasi interaksi masyarakat untuk ikut andil dalam proses penentuan keputusan/ kebijakan politik menggambarkan sebuah pemerintahan yang ditujukan untuk kepentingan orang banyak/ rakyat.
7
Antonius Sitepu. Sistem Politik Indonesia, Medan, 2004, halaman 147. 8
(19)
mempengaruhi hidupnya. Pemilihan umum merupakan sarana partisipasi politik yang sangat besar pengaruhnya dalam tatanan negara demokrasi. Apabila dilihat dari tipe partisipasi politik, maka kegiatan politik warga negara biasa dalam Pemilu tersebut adalah partisipasi politik aktif dimana warga negara biasa ikut serta dalam proses pembuatan keputusan/ kebijakan politik (berperan dalam proses input dan output). Dan warga negara biasa yang tidak ikut dalam proses pembuatan keputusan/ kebijakan politik tersebut termasuk dalam partisipasi politik pasif, karena warga negara biasa tersebut hanya menjalankan keputusan politik yang dibuat pemerintah (hanya berperan dalam proses output saja).
1.3.4 Etnis Batak Toba
Batak adalah nama sebuah sukubangsa di Indonesia. Suku ini kebanyakan bermukim di Sumatra Utara. Sebagian orang Batak beragama Kristen dan sebagian lagi beragama Islam. Tetapi dan ada pula yang menganut agama Malim (pengikutnya bisasa disebut dengan Parmalim ) dan juga penganut kepercayaan animisme (disebut Pelebegu atau Parbegu).
Secara umum, suku Batak memiliki falsafah adat Dalihan Natolu yakni Somba Marhulahula yaitu hormat pada pihak keluarga ibu/ istri (Tulang), Elek Marboru yaitu ramah pada keluarga saudara perempuan (Namboru), dan Manat Mardongan Tubu yaitu kompak dalam hubungan semarga (Ampara atau Ito). Dalam kehidupan sehari-hari, falsafah ini
(20)
dipegang teguh dan hingga kini menjadi landasan kehidupan sosial dan bermasyarakat di lingkungan orang Batak.
Orang batak percaya bahwa seluruh marga-marga yang terdapat dalam silsilah sistem kekerabatannya adalah berasal dari Si Raja Batak yang diyakini sebagai asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putra yakni Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon. Guru Tatea Bulan sendiri mempunyai 5 (lima) orang putra yakni Raja Uti (Raja Biakbiak), Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja. Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra yakni Tuan Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang. Dari keturunan (pinompar) mereka inilah kemudian menyebar ke segala penjuru daerah di Tapanuli baik ke utara maupun ke selatan sehingga munculah berbagai macam marga Batak.
Etnis Batak di bagi ke dalam 6 (enam) sub etnis Batak. Beberapa sub etnis tersebut, yaitu:
1. Etnis Batak Toba
Batak Toba meliputi daerah Toba, Tapanuli Utara, Samosir. Dan mayoritas etnis Batak Toba menganut agama Kristen Protestan dan Katolik.
2. Etnis Batak Simalungun
Batak Simalungun meliputi daerah Simalungun. Dan mayoritas etnis Batak Simalungun menganut agama Kristen Protestan.
(21)
3. Etnis Batak Karo
Batak Karo meliputi daerah Tanah Karo, Binjai, dan Langkat. Mayoritas etnis Batak Karo menganut agama Kristen Khatolik dan Kristen Protestan.
4. Etnis Batak Pakpak
Batak Pakpak meliputi daerah Sidikalang, Pakpak. Dan mayoritas etnis Batak Pakpak menganut agama Kristen Protestan dan Khatolik.
5. Etnis Batak Mandailing
Batak Mandailing meliputi daerah Tapanuli Selatan, Madina, Penyabungan. Mayoritas etnis Batak Mandailing menganut agama Islam.
6. Etnis Batak Angkola
Batak Angkola meliputi daerah Sipirok dan sekitarnya. Mayoritas etnis Batak Angkola menganut agama Islam.
1.3.5 Pemilihan Umum
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Pasal 1 Ayat 1 dan 2, bahwa Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Pemilu untuk memilih
(22)
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1.4 Metode Penelitian
1.4.1 Bentuk Penelitian
Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yang dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan subjek atau objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh penulis.
1.4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian didasari atas pertimbangan bahwa lokasi didominasi oleh mayoritas etnis batak toba dan agama kristen protestan yang merupakan ciri identitas objek penelitian.
1.4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 1.4.3.1 Populasi
Dalam penelitian ilmiah dibutuhkan populasi dan sampel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah jumlah penduduk Desa Pagar
(23)
Jati sebanyak 6635 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1372 KK. Jika diperkecil menjadi lebih spesifik lagi berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) jumlah total pemilih adalah 4732 pemilih terdaftar dari 13 TPS.
1.4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini penulis menetapkan sampel dari 4732 pemilih terdaftar menjadi 3718 pemilih terdaftar berlatar belakang etnis batak toba dari 13 TPS. Untuk menentukan sampel penelitian penulis menggunakan rumus pengambilan sampel yang dikemukakan oleh Taro Yamane, yaitu:
dimana;
n = jumlah besarnya sampel N = jumlah populasi
d = presisi
Dari rumus di atas dapat ditentukan sampel yang diambil dari populasi sebanyak 3718 orang adalah:
1 ) ( 2 +
=
d N
N n
(24)
97 38 , 97 18 , 38 3718 1 18 , 37 3718 1 ) 1 , 0 ( 3718 3718 1 ) ( 2 2 = = = + = + = + = n n n n d N N n
Maka jumlah sampel penelitian ini adalah 97 orang. Sedangkan untuk menentukan responden yang akan dijadikan sampel penelitian adalah 97 orang dari 13 TPS, Penulis menggunakan teknik sampling acak proporsional dan sampelnya dinamakan sampel acak proporsional.9
dimana:
n1 = jumlah populasi tiap TPS
n = jumlah sampel pada populasi awal N = jumlah populasi keseluruhan
Contoh penentuan sampel TPS I adalah sebagai berikut: Dengan rumus sebagai berikut:
9
Sudjana. Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, halaman 173.
N xn n
(25)
8 29 , 8 3718 30846 3718 97 318 1 = = = = = n n x n N xn n n
Dari hasil di atas dapat ditabulasikan sebagai berikut: Tabel 1.2
Sampel Acak Proporsional
TPS Populasi/ TPS Penarikan Sampel Sampel
I 318
3718 97
318x 8
II 320
3718 97
320x 8
III 307
3718 97
307x 8
IV 293
3718 97
293x 8
V 297
3718 97
297x 8
VI 242
3718 97
242x 6
VII 281
3718 97
281x 7
VIII 300
3718 97
300x 8
IX 306
3718 97
306x 8
X 254
3718 97
254x 7
XI 267
3718 97
267x 7
XII 306
3718 97
(26)
XIII 227
3718 97
227x 6
Total 3718 Jumlah 97
1.4.3.3 Teknik Penarikan Sampel
Untuk menentukan objek penelitian yang tepat, maka penulis menggunakan teknik penarikan sampel,
1. Proporsional Stratified Sampling
Teknik ini digunakan karena populasi yang dijadikan sampel terbagi atas beberapa TPS. Dengan menggunakan teknik ini setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besarnya strata.10
2. Purposive Sampling
Dalam penelitian ini sampel terdiri dari 13 strata. Jadi memungkinkan populasi kecil terpilih menjadi sampel.
Penarikan sampel dengan teknik ini adalah penarikan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan harus sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel adalah pemilih batak toba di Desa Pagar Jati yang memberikan suara pada Pemilu Legislatif 2009.
10
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1995, halaman 159
(27)
1.4.4 Teknik Pengumpulan Data
1.4.4.1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan penulis untuk melengkapi data penelitian di lokasi penelitian melalui:
1. Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang dijawab secara tertulis pula oleh responden.
2. Wawancara, yaitu pendekatan yang dilakukan penulis untuk memastikan akurasi data yang diberikan responden lewat kuesioner.
3. Observasi, melihat secara sistematis gejala-gejala sosial yang tampak pada objek penelitian.
1.4.4.2 Penelitian Pustaka (Library Research)
Penelitian pustaka adalah pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis melalui literatur, buku, dan media cetak lainnya, atau internet. Adapun buku-buku yang dianggap relevan adalah buku-buku mengenai ilmu politik.
1.4.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan.11
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Dimana data yang disederhanakan tidak berupa data-data yang
(28)
berupa angka-angka statistik, melainkan deskripsi dengan tujuan memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi yang terjadi. Data-data yang dikumpulkan dari penelitian lapangan dan penelitian pustaka selanjutnya dieksplorasi secara mendalam untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang menjelaskan masalah yang diteliti.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mendeskripsikan lebih rinci dan menjadikan skripsi ini lebih sistematis dengan tujuan isi skripsi yang efektif, maka penulis membagi sistematika penulisan skripsi ini ke dalam 4 (empat) bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Isi dalam bab ini terdiri pembahasan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan metode penelitian, serta kerangka teoritis yang merupakan landasan teoritis masalah penelitian.
BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis memberikan gambaran tentang latar belakang lokasi penelitian dan hal lain yang dapat membantu menggambar lokasi penelitian. Dalam skripsi ini lokasi penelitian adalah Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.
(29)
BAB III : DATA DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini dimuat hasil penelitian, data-data penelitian, dan analisis data penelitian yang berhubungan dengan perilaku pemilih etnis Batak Toba yang mempengaruhi preferensi politik di Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini dimuat kesimpulan dari penelitian dan jawaban-jawaban atas permasalahan-permasalahan yang ada di Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang pada Pemilu Legislatif 2009.
(30)
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
2.1 Deskripsi Singkat
Desa Pagar Jati merupakan bagian dari Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Desa Pagar Jati telah berdiri sejak tahun 1948 dan terdiri dari 8 dusun dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15 Ha jalan (termasuk kuburan, dan sarana umum lainnya). Sejak tahun 1948 sampai sekarang telah melakukan 7 (tujuh) kali pemilihan Kepala Desa.
Letak Geografis Desa Pagar Jati berada diantara batas-batas wilayah sebagai berikut;
a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukamandi Hilir, Sukamandi Hulu (Kecamatan Pagar Merbau)
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pasar Melintang, Desa Sumberjo (Kecamatan Pagar Merbau)
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Cemara
d. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sekip, Desa Sukamandi Hilir (Kecamatan Pagar Merbau)
e. Desa Pagar Jati terletak diantara Lubukpakam Kota dan Kota Perbaungan (Kabupaten Serdang Bedagai)
Jumlah penduduk Desa Pagar Jati adalah 6635 jiwa, dari jumlah tersebut terdapat 1372 KK (Kepala Keluarga).
(31)
2.2 Demografi Penduduk
Desa Pagar Jati dapat digambarkan lebih rinci dengan data-data sosial tentang kepercayaan, nilai-nilai, kelas masyarakat, dan sarana/ prasarana. Beberapa penggolongan data tersebut dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No. Kelompok Umur Jumlah
1. 0-4 tahun 580
2. 5-9 tahun 705
3. 10-14 tahun 737
4. 15-19 tahun 723
5. 20-24 tahun 515
6. 25-29 tahun 478
7. 30-34 tahun 498
8. 35-39 tahun 370
9. 40-44 tahun 375
10. 45-49 tahun 422
11. > 50 tahun 1222
Total 6625
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, 2008
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Etnis
No. Suku Bangsa Jumlah Persentase
1. Batak Toba 5340 80,48
2. Batak Simalungun 167 2,52
3. Batak Karo 173 2,61
4. Mandailing 236 3,56
5. Melayu 38 0,57
6. Jawa 635 9,57
7. Minang 38 0,57
8. Aceh 8 0,12
Total 6635 100%
(32)
Berdasarkan Tabel 2.2 di atas dapat disimpulkan bahwa etnis Batak Toba adalah etnis yang mendominasi atau etnis yang merupakan mayoritas di Desa Pagar Jati. Persentase sebanyak 80,48% yang menempati jauh di atas etnis-etnis lain dibawahnya yang diikuti oleh Jawa 9,57%, Mandailing 3,56%, Batak Karo 2,61%, Batak Simalungun 2,52%, dan diikuti oleh etnis Melayu, Minang, dan Aceh dengan persentase dibawah 1%.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Agama
No. Agama Jumlah Persentase (%)
1. Islam 862 12,99
2. Kristen Protestan 5539 83,48
3. Kristen Katolik 234 3,53
Total 6635 100%
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009
Berdasarkan Tabel 2.3 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas agama yang terdapat di Desa Pagar Jati adalah Kristen Protestan dengan persentase 83,48%, diikuti Islam 12,99% dan Kristen Katolik 3,53%.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-Laki 3212 48,41
2. Perempuan 3423 51,59
Total 6635 100%
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009
Berdasarkan Tabel 2.4 di atas diperoleh persentase antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan berbanding tipis dengan persentase perempua n sedikit di atas laki-laki di Desa Pagar Jati.
(33)
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah % / 6635
1. Pegawai Negeri Sipil 310 4,67
2. TNI/ POLRI 15 0.23
3. Petani 1468 22,12
4. Pedagang 98 1,48
5. Guru 12 0,18
6. Dokter 3 0,04
7. Bidan/ Perawat 15 0,23
8. Dukun 5 0,07
9. Pendeta 6 0,09
10. Ustad 2 0,03
11. Pensiunan PNS 138 2,08
Total 2072 / 6635 31,22%
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009
Berdasarkan Tabel 2.5 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas mata pencaharian masyarakat di Desa Pagar Jati adalah Petani dengan persentase jauh di atas dengan 22,12% dari 2072 orang penduduk yang termasuk usia produktif. Banyaknya profesi penduduk sebagai petani dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu (1) karena letak geografis Desa Pagar Jati yang sejak berdirinya sebagai desa dipenuhi oleh lahan persawahan (hal tersebut menyebabkan masyarakat mengolah lahan yang telah ada dan menjadikannya sebagai mata pencaharian tetap), dan (2) karena tingkat pendidikan yang rendah (dapat juga disebabkan oleh letak geografis di atas – tanpa sekolahpun masyarakat sudah mampu memperoleh pekerjaan).
Penjelasan di atas dapat menggambarkan situasi dan kondisi maupun latar belakang mayoritas pemilih di Desa Pagar Jati. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi seorang pemilih dalam menjatuhkan pilihan politiknya.
(34)
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1. Perguruan Tinggi 383 5,77
2. SMA 2014 30,35
3. SMP 1985 29,92
4. SD 1374 20,71
5. Tidak/ Belum Sekolah 879 13,25
Total 6635 100%
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009
Seperti dijelaskan pada Tabel 2.5 diatas, dalam Tabel 2.6 ini berhubungan erat dengan jenis pekerjaan masyarakat di Desa Pagar Jati. Di desa ini terdapat persentase yang tinggi untuk klasifikasi kearah petani, yaitu persentase dari poin tidak sekolah, SD, SMP yang berjumlah 63,16%. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat persentase SMA 30,35%. Sedangkan persentase Perguruan Tinggi adalah yang terendah sebanyak 5,77%. Jadi rendahnya tingkat pendidikan di desa Pagar Jati membukan peluang besar bagi masyarakatnya untuk berprofesi sebagai petani.
2.3 Sarana dan Prasarana
Di Desa Pagar Jati juga terdapat sarana dan prasarana penunjang kehidupan sosial masyarakat. Berikut ini data-datanya:
Tabel 2.7
Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Pagar Jati
No. Jenis Sarana/ Prasarana Jumlah
1. Kantor Lurah 1
2. Sekolah 6
3. Sarana Kesehatan 7
4. Dinas Pekerjaan Umum 1
5. Gereja 11
6. Mesjid 2
Total 28
(35)
2.4 Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati
Berdasarkan data yang diperoleh dari KPU Deli Serdang, di desa Pagar Jati terdapat 13 TPS yang berjumlah total 4732 pemilih dengan perbandingan laki-laki dan perempuan sebanyak 2219 berbading dengan 2513 atau dapat dilihat dalam tabel 2.8 di bawah ini yang menampilkan detil jumlah perbandingan pemilih laki-laki dengan pemilih perempuan sebagai berikut:
Tabel 2.8
Jumlah Pemilih Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap
TPS Laki-Laki Perempuan Jumlah
I 153 211 364
II 165 197 362
III 184 184 368
IV 169 183 352
V 167 195 362
VI 174 187 361
VII 179 185 364
VIII 159 205 364
IX 169 197 366
X 179 182 361
XI 169 201 370
XII 163 201 364
XIII 184 181 365
DPT bermasalah 5 4 9
Total 2219 2513 4732
Sumber: PPK Lubukpakam, April 2009
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 2.8 di atas di peroleh data yang sesuai dengan hasil Pemilu Legislatif 2009. Adapun hasil Pemilu Legislatif 2009 tersebut adalah sebagai berikut:
(36)
Tabel 2.9
Hasil Penghitungan Suara Calon Anggota DPRD Kabupaten/ Kota pada Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam
Nama Partai, Nomor, dan Nama Calon Jumlah Suara
A 1 Partai Hati Nurani Rakyat 6
B 1 2 3 4 5 6 7 8
M. Andika Kesuma S, S.Pd Wilyo Yus Suprapto S.Pd Rusmani Manurung
Bambang Setio Wibowo, SH Wagirin
M a h m u d Dedi Kiswanto Karyati, S.Pd 6 1 43 1 2 - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 59
A 2 Partai Karya Peduli Bangsa 1
B 1 2 3 4 Mas'ud Ponimin, S.Ag Rizqiyah, A.Ma Bahrium Syam - - - 1
Jumlah Perolehan Suara A+B 2
A 3 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 8 B 1
2
Hotto Sihotang, SH
Dediek Hermanto Siagian, SP
55 15
Jumlah Perolehan Suara A+B 78
A 4 Partai Peduli Rakyat Nasional 3
B 1 2 3 4
Landam Manurung Zunaidi
Benediktus W. Simanihuruk Darmawiyah
76 1 5 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 85
A 5 Partai Gerakan Indonesia Raya 4
B 1 2 3
Oka Alamsyahputra, S.Pd Handayani Bellamia Zulmi, SP Parluhutan Lubis
4 1 4
Jumlah Perolehan Suara A+B 13
A 6 Partai Barisan Nasional 2
B 1 2 3 Syamsul Bahri Mujiani Junaidah - 2 -
(37)
4 Rita -
Jumlah Perolehan Suara A+B 4
A 7 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia - B 1
2 3 4
Kidin
Bayu Sumantri Agung Wiwik Suherni Sutrisno 2 28 - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 30
A 8 Partai Keadilan Sejahtera 11
B 1 2 3 4 5 6 7 8
Mhd. Darwis Batubara, S.Pd Nilam Purnama Nasution H. Dwi Andi Syahputra Lubis Mulyadi
Bahrudin
Siti Fatimah, S.Si Ngadeni
Tardi Pat Sangko
7 2 - 1 - 2 3 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 26
A 9 Partai Amanat Nasional 2
B 1 2 3 4 5 6
Muhammad Sabri, S.Sos Rahmijah
Hj. Susilawati M. Fadli Lubis Tumini
Ir. Riza Nasrullah
4 2 6 - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 14
A 10 Partai Perjuangan Indonesia Baru 18 B 1
2 3 4 5 6 7 8
Benhur Silitonga, SE A Eng
Musa Togi Marpaung, Dr Habib Nirida
Dahri Vansyah Iswandi
Rotua Sefliana Sembiring Dewi Ita Nurhaini Sinurat, SPd
655 8 1 - - - 1 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 683
A 11 Partai Kedaulatan 1
B 1 2
Darusli
Khuswatun Hasanah
5 1
Jumlah Perolehan Suara A+B 7
(38)
B - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B -
A 13 Partai Kebangkitan Bangsa -
B 1 2 3 4
Mat Baini
Indrayansyah Siregar, S.HI Rosdiani Sipayung Sujiman 1 - - 4
Jumlah Perolehan Suara A+B 5
A 14 Partai Pemuda Indonesia 1
B 1 2 3
Dolok Marwasi Silaban, SH Saudin Sagala
Nur Asiah
17 5 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 23
A 15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 1 B 1
2 3 4 Wagino, SH Sunarno, SPdI Nurasiah Nst. Yusnani 1 - 1 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 3
A 16 Partai Demokrasi Pembaruan 3
B 1 2 3 4 Bebas Jumirin Watini Hermanson Purba 3 4 - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 10
A 17 Partai Karya Perjuangan -
B 1 2
Drs. Hasudungan Siahaan Erlinda Susiyanti Marpaung
8 4
Jumlah Perolehan Suara A+B 12
A 18 Partai Matahari Bangsa 1
B 1 2 3 4 5 6
H. Akhiruddin Lc Ir.Tafi Yanti Suka isih Muhammad Indra Rudi
Budiarsyah
Elphi Zahara, S.Pd
5 11 - - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 17
A 19 Partai Penegak Demokrasi Indonesia -
B - - -
(39)
A 20 Partai Demokrasi Kebangsaan 3 B 1
2 3 4 5 6 7 Genueri Gea Asmini Feri Fransisto
Karmen Saragih, SKM Arianum Rahmat Sugiharti 4 - - 1 - 1 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 9
A 21 Partai Republik Nusantara -
B 1 2 3 4 5
Tunggul P. Sinabutar
Juli Lasma Elisabeth Simarmata, SPd Eka Prabudi
Managam H. Tambunan Tionny Sihotang, SPd
10 - 37
- -
Jumlah Perolehan Suara A+B 47
A 22 Partai Pelopor 2
B 1 2 3 4 5 6 Muin, SH Ir. Patar Silaen
Muhammad Nur, S.Ag Suwarno
Sri Ramadhani
Sari Mahyuni Simanjuntak
10 10 1 - 1 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 24
A 23 Partai Golongan Karya 14
B 1 2 3 4 5 6 7 8 Azhar Harahap Suriyani. S.Pd James TP Siregar M. Nasir
Djunanda
Surya Dharma, SM. SAg Purwaningrum, SH Era Del Desy Ayu
14 11 19 1 1 - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 60
A 24 Partai Persatuan Pembangunan 4
B 1 2 3 4 5 6 7 Hudawir Rahman Abdullah Syahril Aminuddin Nazariah Chairidar, S.Pdi Sarifuddin Nong 3 2 2 - - - -
(40)
8 Ernida, S.Ag -
Jumlah Perolehan Suara A+B 11
A 25 Partai Damai Sejahtera 27
B 1 2 3 4 5
Hermian Sianturi, S.Pd Erikson Siahaan Tigor Silaban, SP
Henry Rosmawaty Sitanggang, SH Hendren Situmorang 526 15 21 5 18
Jumlah Perolehan Suara A+B 612
A 26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia 2
B 1 2 3 4 5 6
Ir. James Naibaho Drs. Legino Suparmi Riki Junaidy Dodi Rizal Asmidar 21 - - - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 23
A 27 Partai Bulan Bintang 3
B 1 2 3 4 5 6 7 8
Drs. Chairuddin Siregar Drs.Parlindungan Dra. Hanimah Haru Yudistira Agus Safi'i. S Supria S.Pd Muaidah Chaniago Dody Mahendra 5 7 2 - 1 - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 18
A 28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 13 B 1
2 3 4 5 6 7 8
Edi Marlinson Purba Alisman Saragih, SH Suriani, S.Pd, MAP Tugiran
IR. Bukti H. Rajagukguk, M.Si Dapot Pardamean Saragih Devi Yaningsih Susilo Wijarwo 46 176 - 1 23 6 2 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 267
A 29 Partai Bintang Reformasi -
B 1 2 3 4
Budi Indra, ST
Abdul Rahman Laia, S.Ag
Drs. Ahmad Darwis Rambe, S.Pd.I Santi Arianti, S.Pd
- 1 - -
(41)
5 6 7
Misran, S.Ag
Revi Yandi Syahputra Suryani
- - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 1
A 30 Partai Patriot 2
B 1 2 3 4
Refi Kurniawan Nofrizal Hakim, SH Nurul Hadi , SH
Heni Igus Astuti Sembiring
7 1 - 1
Jumlah Perolehan Suara A+B 11
A 31 Partai Demokrat 46
B 1 2 3 4 5
Chairul Anwar, SE
Darma Gembira Sakti Hasibuan, SH Burdian
T. Lisya Afrida Sinar, S.Pd June Eddy Purba, S.Kom
48 13 9 20 39
Jumlah Perolehan Suara A+B 175
A 32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia 14 B 1
2 3 4
Drs. Bonari Tambunan Eldrin Sihombing Richard Simanjuntak Dewi Tetti Sihombing
235 20
1 2
Jumlah Perolehan Suara A+B 272
A 33 Partai Indonesia Sejahtera -
B 1 2 3
Drs. Parulian Manurung Rispanitra Simanungkalit Mairanil Ummi, S.PdI
1 1 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 2
A 34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama - B 1
2 3 4 5 Heru Praktiko Suriyadi Sulasti
KH. Muhammad Isa, S.Sos.I Rika Melva Sari Lubis
- - - 2 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 2
A 41 Partai Merdeka -
B - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B -
A 42 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia -
(42)
Jumlah Perolehan Suara A+B -
A 43 Partai Sarikat Indonesia -
B 1 2 3
Ali Gusti Siregar Najemi
Andi Darmawan S. PdI
6 1 1
Jumlah Perolehan Suara A+B 8
A 44 Partai Buruh 3
B 1 2 3 4
SF. Fahmi Aulia Azran Hakim Irwan Syah Putra Zulkarnain Zen
2 - 1 9
Jumlah Perolehan Suara A+B 15
Jumlah Seluruh Suara Sah DPR 2.628
Jumlah Suara Tidak Sah DPR 89
Jumlah Suara Sah + Suara Tidak Sah 2.717
Sumber: PPK Lubuk Pakam, Juni 2009
Dan juga berikut dilampirkan sertifkasi penghitungan suara calon yang sesuai dengan data yang ditampilkan pada tabel 2.9 di atas. Data sertifikasi penghitungan suara calon di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.10
Sertifikasi Penghitungan Suara Calon Anggota DPRD Kabupaten/ Kota di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang
No Uraian DPD DPR DPRD
Provinsi
DPRD
Kabupaten/ Kota
A. Data Pemilih dan Penggunaan Hak Pilih
1. Jumlah pemilih terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (1a+1b)
LK 2.219 2.219 2.219 2.219 PR 2.513 2.513 2.513 2.513
JLH
4.732 4.732 4.732 4.732
a. Jumlah Pemilih terdaftar dalam DPT yang
menggunakan Hak Pilih.
LK 1.312 1.312 1.312 1.312 PR 1.405 1.405 1.405 1.405
JLH
2.717 2.717 2.717 2.717
b. Jumlah Pemilih terdaftar dalam DPT yang tidak
LK 907 907 907 907 PR 1.108 1.108 1.108 1.108
(43)
menggunakan Hak Pilih JLH
2.015 2.015 2.015 2.015
B. Data Penggunaan Surat Suara
1. Jumlah Surat Suara yang Diterima (1a+1b+1c)
4.827 4.827 4.827 4.827 a. Jumlah Surat Suara sesuai
DPT
4.732 4.732 4.732 4.732 b. Jumlah Surat Suara
Cadangan (2% x DPT)
95 95 95 95
2. Jumlah Surat Suara yang digunakan (Sah + Tidak Sah)
2.717 2.717 2.717 2.717 3. Jumlah Surat Suara yang
Tidak Terpakai (pemilih yang tidak menggunakan hak pilih)
2.015 2.015 2.015 2.015
C. Data Suara Sah/ Tidak Sah
1. Suara Sah 2.557 2.585 2.578 2.628
2. Suara Tidak Sah 160 132 139 89
3. Jumlah 2.717 2.717 2.717 2.717
(44)
BAB III
DATA DAN ANALISIS DATA
3.1 Deskripsi Sampel
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data responden yang berhubungan dengan latar belakang atau biodata responden sebagai pemilih di Pemilu Legislatif 2009. Data-data latar belakang pemilih tersebut diperoleh dari lembar kuesioner yang disebarkan untuk tiap-tiap responden acak berjumlah 97 orang yang menjadi sampel penelitian ini. Berikut data-data yang diperoleh penulis disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3.1
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. 2.
Laki-Laki Perempuan
49 48
50,52 49,48
Jumlah 97 100%
Sumber: Kuesioner, Data Responden
Berdasarkan tabel 3.1 diatas perbandingan antara responden laki-laki lebih banyak 1 (satu) responden dibandingkan dengan responden perempuan. Karena pada umumnya laki-laki lebih dominan dalam masalah politik. Dan Proporsi masing-masing responden diklasifikasikan sesuai dengan TPS dan perbandingan jenis kelamin untuk tiap-tiap TPS.
(45)
Tabel 3.2
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur
No. Kelompok Umur Jumlah Persentase
1. 2. 3. 4. 5.
17-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun 61 tahun keatas
19 33 25 16 4
19,59 34,02 25,77 16,5 4,12
Jumlah 97 100%
Sumber: Kuesioner, Data Responden
Penulis mengklasifikasikan kelompok umur responden dengan mempertimbangkan pengalaman responden terhadap Pemilihan Umum Legislatif. Disamping itu penulis juga mengambil sampel yang masih berusia muda dengan kemungkinan baru pertama kali mengikuti Pemilu Legislatif di Indonesia. Selebihnya adalah responden yang pernah ikut serta dalam Pemilihan Umum di Indonesia sebelumnya. Dengan demikian penulis dapat menangkap dan mendeskripsikan perilaku pemilih dalam Pemuilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati. Dengan demikian dapat diklasifikasikan pemilih yang menggunakan pilihan politik kepartaian atau menggunakan pendekatan-pendekatan yang lain. Dimana pemilih yang menggunakan pendekatan pilihan kepartaian kemungkinan besar memilih partai yang sama dengan partai politik yang dipilihnya pada Pemilu Legislatif yang lalu. Dan pemilih yang lebih cenderung menggunakan pendekatan pada calon legislatif yang diusung oleh salah satu partai politik tertentu pun dapat dikategorikan untuk melengkapi tujuan penelitian ini.
(46)
Tabel 3.3
Distribusi Responden Menurut Pendidikan
No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
1. 2. 3. 4.
S-1/ Diploma SMA/ SMK SMP
SD
11 64 16 6
11,34 65,98 16,5 6,18
Jumlah 97 100%
Sumber: Kuesioner, Data Responden
Berdasarkan Tabel 3.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan mayoritas responden tergolong rendah. Kebanyakan masyarakat di Desa Pagar Jati berpredikat pendidikan terakhir setara SMA. Dimana dengan predikat tingkat pendidikan tersebut masyarakat dapat dikatakan kurang mengetahui tentang politik. Sedangkan responden pemilih yang memiliki predikat pendidikan terakhir setingkat dengan Sarjana atau Diploma sangat sedikit. Dan di Desa Pagar Jati ternyata masih banyak masyarakat yang tingkat pendidikannya setara SMP dan SD. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh minimnya sarana pendidikan di Desa Pagar Jati tesebut. Selain itu faktor jenis pekerjaan juga berhubungan dengan kecenderungan pendidikan masyarakat di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam. Mayoritas jenis pekerjaan di Desa Pagar Jati adalah sebagai petani. Masyarakat beranggapan bahwa pendidikan tidak bersifat primer karena meskipun memiliki predikat tamatan SMA tetap saja masyarakat bekerja mengolah lahan warisan, yaitu sebagai petani.
(47)
Tabel 3.4
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Petani PNS/ Guru
Pegawai Swasta/ Buruh Pabrik Wiraswasta
Ikut Orang Tua/ Ibu Rumah Tangga Pedagang
Mahasiswa
Staff/ Perangkat Desa Satpam Supir Pensiunan PNS 32 7 19 18 13 1 2 1 1 1 2 32,99 7,22 19,59 18,56 13,40 1,03 2,06 1,03 1,03 1,03 2,06
Jumlah 97 100%
Sumber: Kuesioner, Data Responden
Berdasarkan Tabel 3.4 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas mata pencaharian responden adalah petani. Kecenderungan jenis pekerjaan di Desa Pagar Jati dapat disebabkan oleh banyak faktor yang dapat memperngaruhinya. Salah satunya adalah faktor pendidikan, dimana faktor ini adalah faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan jenis pekerjaan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi jenis pekerjaan masyarakat Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam karena lapangan kerja yang tersedia menetapkan klasifikasi untuk kualifikasi pekerjaan yang cocok dengan predikat tingkat pendidikan seseorang yang hendak melamar pekerjaan.
Disamping itu masyarakat yang bekerja sebagai buruh pabrik juga menjadi kecenderungan dari pengaruh tingkat pendidikan tersebut. Dimana pabrik hanya menetapkan kualifikasi karyawan yang hanya memiliki tingkat pendidikan setara SMA. Minimum persyaratan tersebut cocok dengan tingkat pendidikan di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam.
(48)
3.2 Analisis Data
Analisis data merupakan penyajian dan analisis dari daftar angket atau kuesioner yang disampaikan oleh penulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian dan skripsi ini. Penjelasan dalam analisis data ditujukan untuk memudahkan penyajian data agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
Adapun kuesioner yang disampaikan penulis kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang berhubungan dengan perilaku pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang.
Untuk kemudahan penyajian data untuk dianalisis berdasarkan kuesioner yang ditujukan kepada responden acak yang berjumlah 97 orang dari 3718 pemilih Batak Toba di Desa Pagar Jati, maka penulis mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam tabel dengan bentuk data hasil jawaban responden atas kuesioner yang disebarkan. Adapun tabel-tabel data yang telah disusun tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Apakah anda mengetahui kapan Pemilu Legislatif 2009 diadakan?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Tahu Tidak tahu
90 7
92,78 7,22
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 1
Berdasarkan Tabel 3.5 diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden mengetahui kapan Pemilu Legislatif 2009 berlangsung. Dalam
(49)
pertanyaan ini penulis melakukan wawancara tentang kapan Pemilu Legislatif 2009 diadakan tepatnya dalam rentang waktu bulan. Dari wawancara langsung beserta pertanyaan tersebut penulis dapat menentukan bahwa responden benar-benar mengetahui kapan tepatnya Pemilu Legislatif diadakan. Jadi jawaban responden bukan hanya terkesan asal-asalan dalam menentukan pilihan jawabannya. Karena Pemilu Legislatif 2009 dalam penelitian ini telah berlangsung.
Tabel 3.6
Apakah anda mengetahui kapan masa kampanye Pemilu Legislatif 2009 diadakan?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Tahu Tidak tahu
74 23
76,29 23,71
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 2
Berdasarkan Tabel 3.6 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mengetahui kapan tepatnya masa kampanye pada Pemilu Legislatif 2009 diadakan. Sedangkan beberapa responden lainnya tidak mengetahui kapan masa kampanye pada Pemilu Legislatif 2009 diadakan. Dalam pertanyaan ini penulis melakukan wawancara tentang kapan masa kampanye Pemilu Legislatif 2009 diadakan tepatnya dalam rentang waktu bulan. Dengan pertanyaan dan wawancara tersebut penulis dapat menentukan bahwa responden benar-benar mengetahui kapan tepatnya masa kampanye Pemilu Legislatif 2009 diadakan. Kemungkinan besar responden yang tidak mengetahui tepatnya kapan Pemilu Legislatif 2009
(50)
diadakan adalah tergolong pemilih yang kurang atau tidak antusias dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009. Karena opsi mengetahui tidak menentukan bahwa responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini diharuskan untuk mengikuti kegiatan kampanye terbuka. Yang dalam kenyataannya penjabaran kampanye tersebut luas dan tidak terbatas dalam jenis kampanye terbuka saja.
Tabel 3.7
Pada Pemilu Legislatif 2009, apakah anda mengikuti masa kampanye?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Ya Tidak
24 73
24,74 75,26
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 3
Berdasarkan Tabel 3.7 diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan responden tidak mengikuti kegiatan kampanye pada Pemilu Legislatif 2009. sebelumnya penulis menjelaskan jenis-jenis kegiatan yang termasuk kegiatan kampanye politik. Disamping itu juga ada sebagian responden yang mengikuti kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh partai politik atau calon anggota legislatif dari partai politik tertentu pada Pemilu Legislatif 2009. Kebanyakan alasan responden untuk tidak mengikuti kegiatan kampanye adalah disebabkan oleh faktor pekerjaan. Masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai petani tidak memiliki waktu luang untuk menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan kampanye. Dalam hal ini kategori kampanye yang diasumsikan oleh responden adalah kategori kampanye terbuka yang sering diberitakan di media massa.
(51)
Tabel 3.8
Kegiatan kampanye seperti apa yang anda ikuti?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
3. 4. 5.
Kampanye terbuka (dilapangan terbuka, pawai, konvoi)
Kunjungan pribadi (berbicara langsung dengan caleg atau utusan partai politik)
Diskusi tidak resmi (di warung, kelompok doa)
Pembagian bantuan (sembako, pembangunan sarana umum) Tidak mengikuti kegiatan kampanye
18 1
4 1 73
18,56 1,03
4,12 1,03 75,26
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 4
Berdasarkan Tabel 3.8 diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan kampanye yang paling banyak diikuti oleh responden yang mengikuti masa kampanye pada Pemilu Legislatif 2009 adalah kegiatan kampanye terbuka yang meliputi kampanye di lapangan-lapangan, pawai atau konvoi yang dilakukan oleh peserta Pemilu Legislatif 2009. Dalam pertanyaan ini penulis menjelaskan lebih rinci tentang kegiatan kampanye yang termasuk dalam opsi jawaban yang disediakan dalam kuesioner yang disampaikan oleh penulis. Dan untuk opsi jawaban baru yang tidak termasuk dalam opsi yang disediakan oleh penulis, disediakan pilihan jawaban yang bersifat terbuka guna mendalami pengetahuan responden tentang jenis kampanye yang termasuk dalam kategori kampanye politik dalam Pemilihan Umum.
Dalam opsi jawaban diskusi tidak resmi yang meliputi diskusi di warung, kelompok doa, atau tempat lainnya yang tidak berhubungan dengan salah satu partai politik atau calon anggota legislatif yang diusung
(52)
oleh partai politik tertentu juga termasuk kategori yang diikuti oleh sebagian responden dalam penielitian ini.
Dan dalam opsi jawaban kunjungan pribadi yang meliputi pertemuan atau pembicaraan langsung yang dilakukan oleh calon anggota legislatif yang bersangkutan atau salah satu utusan partai politik yang ikut dalam Pemilu Legislatif 2009. Penjabaran dalam hal ini adalah salah satu calon anggota legislatif atau utusan partai yang bersangkutan melakukan ajakan secara indoktrinisasi kepada responden yang diharapkan menjatuhkan pilihan kepada calon anggota legislatif atau partai politik tertentu. Adapun pertemuan atau pembicaraan yang bersangkutan dengan pilihan jawaban ini adalah hal-hal yang menyangkut dengan cara menarik simpati responden untuk menjatuhkan pilihan politiknya kepada calon anggota legislatif atau partai politik tertentu yang mengikuti Pemilu Legislatif 2009.
Serta untuk pilihan jawaban pembagian bantuan yang meliputi bantuan sembako, pembangunan sarana publik di daerah penelitian, dan lain-lain. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh penjelasan tentang bantuan yang diberikan oleh salah satu calon anggota legislatif atau partai politik tertentu adalah berupa sumbangan untuk pembangunan rumah ibadah dalam hal ini adalah Gereja, pembangunan jalan-jalan, dan ada juga bantuan yang bersifat pribadi. Hal tersebut adalah beberapa contoh dimana responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian ini.
(53)
Tabel 3.9
Sebelum Pemilu Legislatif 2009 berlangsung, apakah anda pernah datang ke Kantor Kepala Desa, Ketua RT, atau tempat lainnya untuk memeriksa
bahwa nama anda tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3.
Pernah dan terdaftar Pernah dan tidak terdaftar Tidak pernah (diantar kerumah)
37 - 60
38,14 0 31,86
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 5
Berdasarkan Tabel 3.9 diatas dapat disimpulkan bahwa kartu DPT diantarkan oleh petugas ke rumah responden, dan responden yang memeriksa DPT ke instansi terkait juga tergolong tinggi. Sedangkan pemilih yang namanya tidak terdaftar dalam DPT tidak termasuk dalam sampel penelitian. Beberapa TPS tertentu untuk permasalahan DPT kebanyakan diantarkan oleh petugas ke tempat tinggal pemilih, karena menurut perangkat desa hal tersebut lebih efisien ketika terjadi permasalahan DPT seperti nama tidak terdaftar sebgai pemilih tetap atau nama yang terdaftar sebagai pemilih tetap adalah anggota keluarga yang sudah meninggal. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang memeriksakan DPT ke kantor kepala desa, atau PPK. Hal tersebut dikarenakan sebagian masyarakat yang kartu pemilihnya tidak diantarkan ke tempat tinggal mereka. Partisipasi politik masyarakat di Desa Pagar Jati tergolong tinggi karena banyak masyarakat yang khawatir kehilangan hak menggunakan hak pilih dalam Pemilu Legislatif 2009 dimana wakil rakyat dipilih secara langsung.
(54)
Tabel 3.10
Apakah anda memilih atau tidak memilih pada Pemilu Legislatif 2009 lalu?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Memilih Tidak memilih
97 0
100 0
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 6
Berdasarkan Tabel 3.10 diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh responden yang menjadi sampel penelitian menggunakan hak pilih dalam Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati. Angka golput di Desa Pagar Jati tergolong sedikit melihat perbandingan antara pemilih yang menggunakan hak pilihnya dengan pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya. Kebanyakan responden datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya karena Pemilu Legislatif hanya diadakan 5 (lima) tahun sekali.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, responden yang dijadikan sampel dalam penelitian kebanyakan cenderung ikut memilih dan datang ke TPS disebabkan oleh karena salah satu calon anggota legislatif dalam Pemilu Legislatif 2009 adalah salah satu masyarakat yang terdafar berdomisili di Desa Pagar Jati. Namun demikian tetap terdapat pemilih yang tidak menjatuhkan pilihan politiknya dalam Pemilu Legislatif 2009. karena Pemilihan Umum bersifat rahasia, maka penulis tidak dapat menyajikan apakah pemilih yang tidak menjatuhkan pilihan politiknya termasuk dalam kategori penelitian ini atau tidak.
(55)
Tabel 3.11
Menurut anda bagaimana cara memilih yang benar pada Pemilu Legislatif 2009?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mencontreng satu nama atau nomor calon
Mencoblos satu nama atau nomor calon
Mencontreng satu tanda gambar atau nomor partai
Mencoblos satu tanda gambar atau nomor partai
Mencontreng atau mencoblos partai dan calon dari partai yang berkesesuaian
Mencontreng atau mencoblos partai dan calon dari partai yang tidak berkesesuaian
Mencontreng atau mencoblos di luar kotak gambar partai dan atau diluar kotak nama calon
58 7 20 2 10 - - 59,8 7,22 20,62 2,06 10,3 0 0
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 7
Berdasarkan Tabel 3.11 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mengetahui cara memilih yang benar. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang dianggap benar oleh penulis dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Seluruh responden yang menggunakan hak pilihnya mengetahui secara benar tata cara memilih yang benar karena sosialisasi yang dilakukan oleh perangkat desa melalui penyuluhan mendapat respon yang baik dari masyarakat desa Pagar Jati. Namun media elektronik seperti televisi atau radio juga memberikan informasi yang berguna untuk tata cara memilih yang benar melalui iklan tayang di televisi maupun radio pemerintah setempat.
(56)
Tabel 3.12
Apakah anda yakin bahwa Pemilu Legislatif 2009 lalu berlangsung jujur dan adil?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3.
Yakin Tidak yakin Tidak tahu
37 19 41
38,14 19,59 42,27
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 8
Berdasarkan Tabel 3.12 diatas dapat disimpulkan responden dalam penelitian ini kebanyakan yakin dengan penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2009 yang berlangsung jujur dan adil. Pemilih yang yakin dengan penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil beranggapan dengan adanya lembaga pemantau proses pemilihan umum yang bukan berasal dari oeganisasi pemerintah. Dimana lembaga pemantau pemilu tersebut mengawasi prosedur pemilihan umum, dan bahkan menyediakan program
Quick Count atau program penghitungan cepat yang ditampilkan di media eketronik seperti televisi atau radio pemerintah setempat. Lembaga penghitungan cepat tersebut terlebih lagi menjamin perbedaan hasil penghitungan suara dengan programnya dibandingkan dengan hasil penghitungan suara KPU hanya menghasilkan angka nominal yang berbeda saja, namun partai apa yang berada pada peringkat yang ditampilkan oleh program penghitungan sudah dapat dipastikan. Tetapi calon dari partai politik mana yang lolos dan memenangkan pemilihan di desa Pagar Jati ditentukan oleh hasil penghitungan manual yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum disamping hasil penghitungan cepat yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum itu sendiri. Jadi kesimpulannya peran media
(57)
elektronik membentuk masyarakat desa Pagar Jati bahwa Pemilu Legislatif 2009 berlangsung jujur dan adil karena campur tangan pihak ketiga yang bersifat independen atau tidak memihak sisi manapun.
Sedangkan responden yang menjawab tidak tahu beranggapan bahwa Pemilu di Indonesia masih sama saja dengan pemilu-pemilu masa pemerintahan Soeharto atau pada masa Orde Baru meskipun namun turut campur pihak ketiga dianggap tidak membantu karena hasil akhir tetap disahkan hasil penghitungan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Tabel 3.13
Untuk Pemilu Tingkat DPRD Kabupaten/ Kota, apakah anda memilih salah satu caleg?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Ya Tidak
97 -
100 0
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 9
Berdasarkan Tabel 3.13 diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh responden yang dijadikan sampel penelitian memilih salah satu calon anggota legislatif. Latar belakang responden menjatuhkan pilihan adalah dikarenakan oleh pilihan calon anggota legislatif bukan pilihan kepartaian. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pilihan responden yang mencontreng nama atau nomor urut calon dari partai politik yang tergolong partai yang baru mengikuti penyelenggaraan pemilihan umum. Dan calon anggota legislatif yang dipilih oleh responden lebih memiliki pengaruh dibandingkan dengan pilihan politik kepartaian responden. Hal tersebut
(58)
dapat disebabkan oleh perilaku pemilih pada pemilihan umum sebelumnya yang memilih calon anggota legislatif dari partai politik favoritnya dan tidak memenangkan pemilu tanpa melihat terlebih dahulu siapa calon anggota legislatif yang diusung oleh partai politik tersebut. Atau partai politik tersebut memenangkan pemilihan umum, namun untuk calon anggota legislatif tidak sesuai dengan kriteria pemilih.
Tabel 3.14
Jika anda memilih caleg, sebelum Pemilu Legislatif 2009 berlangsung. Apakah anda mengetahui nama caleg yang anda pilih?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Ya Tidak
84 13
86,6 13,4
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 10
Berdasarkan Tabel 3.14 diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden lebih dulu mengetahui nama caleg yang mereka pilih sebelum hari pemilihan diadakan. Jadi kebanyakan responden sudah menentukan pilihan jauh sebelum hari pemilihan diadakan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh sosialisasi politik yang dilakukan oleh salah satu calon anggota legislatif yang mereka pilih, atau dari media-media lain. Seperti yang disampaikan pada penjelasan tabel sebelumnya bahwa pemilih lebih cenderung menggunakan pendekatan pilihan politik caleg, bukan kepartaian. Kebanyakan pemilih mengetahui dan masih mengingat nama calon anggota legislatif yang mereka pilih dalam Pemilu Legislatif 2009. Karena pemilih tersebut benar-benar sudah menentukan pilihan politiknya.
(59)
Namun masih terdapat juga pemilih yang tidak mengetahui siapa calon anggota legislatif yang dipilihnya dalam Pemilu Legislatif 2009. Hal tersebut disebabkan oleh kebanyakan pemilih seperti ini ikut-ikutan memilih calon anggota legislatif yang sebenarnya bukan calon anggota legislatif yang akan dipilihnya karena faktor-faktor tertentu.
Tabel 3.15
Jika anda mengetahui nama caleg yang anda pilih, dari manakah anda memperoleh informasi tentang caleg tersebut?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3. 4. 5.
Media cetak (koran, majalah, dll.) Media elektronik (TV, radio) Baliho, poster, spanduk Kerabat (teman atau saudara) Lain-lain
10 3 45 35 4
10,3 3,09 46,39
36,1 4,12
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 11
Berdasarkan Tabel 3.15 diatas dapat disimpulkan bahwa media kampanye yang paling banyak terdapat di Desa Pagar Jati adalah dalam bentuk baliho, poster, spanduk. Media tersebut adalah alasan kebanyakan responden menjatuhkan pilihan kepada caleg tertentu selain informasi yang diperoleh dari kerabat responden. Dari pengamatan penulis media yang paling banyak mempengaruhi pilihan politik masyarakat desa Pagar Jati adalah media baliho, poster, dan spanduk. Karena media seperti inilah yang paling banyak dijumpai oleh pemilih yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Bukan hanya dari partai politik atau caleg dari partai politik besar, tetapi juga partai politik atau caleg yang berasal dari partai politik yang baru mengikuti pemilihan umum. Disamping itu ternyata faktor kerabat pemilih
(60)
juga ikut memberi informasi dan mempengaruhi perilaku pemilih desa Pagar Jati pada Pemilu Legislatif 2009. Karena pilihan pemilih yang diberikan informasi oleh pemilih yang memperoleh informasi dari media kampanye lain bisa saja sama, karena informasi yang diberikan oleh sumber informasi tersebut secara tidak langsung mengajak pemilih lainnya.
Tabel 3.16
Apakah anda menyukai caleg yang berasal dari daerah anda atau bukan dari daerah anda?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3.
Asli daerah Bukan asli daerah Sama saja
50 - 47
51,55 0 48,45
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 12
Berdasarkan kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang lebih menyukai calon anggota legislatif yang berasal dari daerah yang sama dengan responden pemilih. Dilihat dari tabel responden yang lebih menyukai calon anggota legislatif asli daerah ditambahkan dengan responden yang memilih jawaban sama saja atau setara dengan perbandingan opsi jawaban yang disediakan. Sedangkan responden yang mengganggap calon yang baik berasal dari daerah maupun dari luar daerah responden adalah lebih sedikit dibandingkan responden yang menjawab opsi asli daerah meskipun opsi jawaban ini lebih dianggap independen. Mayoritas pemilih berlatar belakang etnis batak toba lebih cenderung memilih calon anggota legislatif yang berasal dari domisili yang sama dengan pemilih tersebut. Responden beranggapan bahwa calon yang berasal
(61)
dari daerah pemilih lebih mengetahui apa kepentingan masyarakat yang paling utama di daerah pemilih karena faktor kesamaan daerah antara calon anggota legislatif dengan pemilih. Pendekatan yang digunakan oleh pemilih dalam hal ini adalah pendekatan sosiologis dimana pemilih dalam menjatuhkan pilihan politiknya terhadap calon anggota legislatif lebih menekankan faktor kesamaan tempat tinggal yang sama dengan pemilih.
Tabel 3.17
Apakah anda menyukai caleg yang berlatarbelakang agama yang sama dengan anda?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3.
Ya Tidak Sama saja
31 6 60
31,96 6,19 61,85
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 13
Berdasarkan Tabel 3.17 diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden menganggap calon anggota legislatif yang akan duduk di kursi DPRD Kabupaten/ Kota bisa dari latar belakang agama manapun. Mayoritas pemilih dalam penelitian ini adalah beragama Kristen Protestan. Dari tabel diatas kebanyakan responden tidak menjatuhkan pilihan politiknya berdasarkan kesamaan aliran kepercayaan. Ditinjau dari pilihan kepartaian pemilih, pemilih yang menjatuhkan pilihan politik pada partai politik yang beraliran nasrani menurun dibandingkan Pemilu Legislatif 2004, karena masyarakat melalui gereja atau kelompok doa tertentu disosialisasikan bahwa politik tidak bisa dikaitkan dengan agama. Begitu juga dengan pemilih yang menyukai calon anggota legislatif yang berlatar
(62)
belakang kesamaan aliran kepercayaan. Mereka menggangap calon anggota legislatif yang memiliki kesamaan agama dengan pemilih dapat membangun atau meningkatkan eksistensi agama yang dianut oleh calon anggota legislatif tersebut.
Tabel 3.18
Apakah anda menyukai caleg yang berlatarbelakang kesamaan suku dengan anda?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3.
Ya Tidak Sama saja
34 13 50
35,05 13,40 51,55
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 14
Berdasarkan Tabel 3.18 diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden memilih opsi jawaban sama saja untuk calon anggota legislatif yang berlatarbelakang kesukuan yang sama dengan responden. Namun tidak sedikit jawaban responden yang memilih jawaban ya, dimana maksud responden calon anggota legislatif berlatar belakang suku batak toba layak duduk di kursi DPRD Kabupaten/ Kota. Dan responden lainnya mengatakan tidak untuk alasan tertentu, dapat disebabkan pilihan responden tersebut yang terpilih pada Pemilu Legislatif 2004 lalu yang juga berlatarbelakang etnis batak toba tidak menepati janji-janji politiknya setelah duduk di kursi DPRD Kabupaten/ Kota.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pemilih berlatar belakang etnis Batak Toba menganggap calon anggota legislatif yang dipilihnya tidak harus berasal dari suku Batak. Karena calon anggota
(63)
legislatif yang dianggap paling respon mewakili aspirasi masyarakat di Lubukpakam adalah calon anggota legislatif yang berasal dari domisili yang sama dengan pemilih dan tidak terlalu mempertimbangkan latar belakang kesamaan suku atau kesamaan agama yang sama dengan pemilih.
Tabel 3.19
Apakah anda menyukai caleg yang berlatar belakang kesamaan jenis kelamin dengan anda?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3.
Ya Tidak Sama saja
12 26 59
12,38 26,80 60,82
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 15
Berdasarkan Tabel 3.19 diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden menganggap calon anggota legislatif terpilih kelak tidak harus sama dengan jenis kelamin responden sebagai pemilih pada Pemilu Legislatif 2009. Berdasarkan klasifikasi jawaban responden yang dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu laki-laki dan perempuan; responden yang memilih jawaban ya adalah mayoritas responden yang berjenis kelamin laki-laki, dan responden yang memilih jawaban tidak adalah kebanyakan responden perempuan dengan selisih sedikit dibanding responden laki-laki. Kebanyakan alasan pemilih perempuan adalah jika calon anggota legislatif adalah perempuan, pemilih beranggapan bahwa kesejahteraan perempuan di Lubukpakam lebih terjamin dengan disosialisasikannya program-program pemberdayaan perempuan,
(64)
khususnya ibu rumah tangga agar tidak hanya bersifat pasif dimana tidak dapat memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga di bidang ekonomi.
(65)
Tabel 3.20
Dalam Pemilu Legislatif 2009 lalu, untuk Pemilu Tingkat DPRD Kabupaten/ Kota. Partai politik apa yang anda pilih?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Partai Demokrat
Partai Perjuangan Indonesia Baru Partai Peduli Rakyat Nasional
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Partai Patriot
Partai Damai Sejahtera
Partai Kasih Demokrasi Indonesia Partai Republikan
20 45 5 11
2 12
1 1
20,62 46,39 5,15 11,34
2,06 12,38
1,03 1,03
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 16
Berdasarkan Tabel 3.20 diatas diperoleh kesimpulan bahwa dari 97 orang responden menjatuhkan pilihan pada Partai atau Caleg dari Partai Perjuangan Indonesia Baru. Dan selebihnya adalah Partai Demokrat, Partai Damai Sejahtera, PDI-Perjuangan, Partai Peduli Rakyat Nasional, Partai Patriot, Partai Kasih Demokrasi Indonesia dan Partai Republikan.
Berdasarkan observasi dan wawancara langsung yang dilakukan penulis diperoleh bahwa salah satu calon anggota legislatif dari Partai Perjuangan Indonesia Baru, Benhur Silitonga, S.E. adalah calon yang berasal dari daerah responden. Hal tersebut merupakan alasan beberapa responden menjatuhkan pilihan pada partai atau calon anggota legislatif pada Pemilu Legislatif 2009.
Jadi masyarakat di Desa Pagar Jati tidak menggunakan pendekatan pilihan politik kepartaian, melainkan lebih menekankan pendekatan calon anggota legislatif tertentu.
(1)
Pembangunan sarana masyarakat seperti tempat ibadah, jalan, dan lain-lain juga termasuk alasan sebagian kecil responden pemilih yang menilai calon anggota legislatif tersebut pantas untuk duduk di kursi anggota dewan perwakilan rakyat. Pemilih seperti ini menilai bahwa daerah domisilinya minim akan pembangunan sarana atau prasarana publik. Jadi hal tersebut dapat dijadikan alasan pemilih tersebut menjatuhkan pilihan politik kepada calon anggota legislatif tersebut.
Beberapa responden pemilih mengnggap partai politik yang memenangkan kursi di Pemilu Legislatif sebelumnya dan terbukti bersih atau berpengalaman untuk mewakili masyarakat di pemerintahan yang akan datang juga. Pemilih seperti ini lebih mengarah kepada pilihan politik kepartaian, karena calon anggota legislatif yang diusung oleh partai politik tersebut pada Pemilu Legislatif 2009 belum tentu sama dengan calon anggota legislatif pemilu legislatif sebelumnya. Maka pemilih tersebut lebih percaya pada partai politiknya tanpa mempertimbangkan siapa calon anggota legislatif yang diusung oleh partai politik tersebut.
Tabel 3.24
(2)
tersebut dapat dilihat dari hasil jawaban ya kebanyakan responden yang yakin dengan pilihannya karena pertimbangan pemilih dalam menentukan arah pilihan politiknya jauh sebelum Pemilu Legislatif 2009 berlangsung.
Beberapa pemilih mempertimbangkan partai politik pengusung calon anggota legislatif tertentu adalah yang menentukan kinerja calon anggota legislatif terpilih dari partai politik tersebut. Jadi visi dan misi calon anggo ta legislatif tersebut adalah sebenarnya visi dan misi partai politik pengusungnya. Hal tersebut merupakan alasan pemilih yang yakin dengan pilihannya. Pemilih seperti ini adalah pemilih yang menjatuhkan pilihan atas alasan pilihan politik kepartaian. Juga ditimbang dengan keberadaan Komisi Pemilihan Umum dan Komisi Pemberantasan Korupsi serta keterlibatan organisasi independen dalam Pemilu Legislatif 2009 sudah menjamin partai politik atau calon anggota legislatif peserta pemilu sudah layak atau lolos kualifikasi sebagai peserta Pemilu Legislatif 2009. Dan beberapa responden pemilih mengatakan tidak tahu dengan yakin atau tidak yakin dengan pilihan politik mereka. Responden seperti ini beranggapan bahwa kinerja partai politik terpilih atau calon anggota legislatif terpilih hanya dapat dinilai jika partai politik atau calon anggota legislatif tersebut sudah duduk di kursi anggota dewan perwakilan rakyat.
(3)
BAB III PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kesadaran politik masyarakat etnis Batak Toba tentang Pemilu
Legislatif 2009 tergolong tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari pengetahuan masyarakat tentang tata cara memilih dan jumlah pemilih yang mengikuti atau datang ke TPS Pemilu Legislatif 2009.
2. Dalam menjatuhkan pilihan politiknya, masyarakat etnis Batak Toba menggunakan pendekatan sosiologis. Dimana masyarakat etnis Batak Toba menjatuhkan pilihan pada Pemilu Legislatif 2009 disebabkan oleh faktor kesamaan tempat tinggal dengan salah satu calon anggota legislatif, yaitu Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam.
3. Dalam menjatuhkan pilihan politik, pemilih di Desa Pagar Jati tidak menggunakan pendekatan pilihan politik kepartaian. Tetapi lebih menggunakan pendekatan pada calon legislatif.
(4)
3.4 Saran
1. Pelaksanaan Pemilu Legislatif menitik beratkan kepada sosialisasi politik agar masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih dapat mengerti proses dan tata cara dalam memilih sehingga perilaku pemilih tidak cenderung untuk golput atau tidak menggunakan hak pilihnya.
2. Pemilihan Umum adalah aspek yang menentukan proses demokrasi untuk 5 tahun ke depan, oleh sebab itu masyarakat sebagai pemilih hendaknya menjatuhkan pilihannya secara rasional dengan melihat visi misi yang ditawarkan oleh partai politik atau calon anggota legislatif peserta pemilu.
3. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, kecenderungan masyarakat memilih calon anggota legislatif yang berdomisili di daerah pemilih, oleh sebab itu proses rekrutmen calon anggota legislatif oleh partai politik hendaknya lebih mempertimbangkan domisili calon anggota legislatif yang diusung partai politik tersebut.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Budiardjo, Miriam. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei: Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES.
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo. Sitepu, Antonius. 2004. Sistem Politik Indonesia. Medan.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tatsito.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Huntington, Samuel P dan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, Jakata: Rineka Cipta, 2004.
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994.
Namawi, Hadari, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada Univesity Press,1987.
(6)
Sumber Situs Web: http://www.kpu.go.id
http://mediacenter.kpu.go.id http://www.detiknews.com http://www.okezone.com http://id.wikipedia.org
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara