Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

OLEH

DELWIE JURINITA 110503247

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh mekanisme good corporate governance dan profitabilitas terhadap harga saham dengan corporate social responsibility sebagai variabel moderating pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, September 2015 Yang membuat pernyataan

NPM: 110503247 Delwie Jurinita


(3)

ABSTRAK

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas (return on equity) terhadap harga saham, untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas (return on equity) terhadap harga saham dengan corporate social responsibility sebagai variabel moderating.

Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2013-2014 sebanyak 37 perusahaan. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 28 perusahaan sektor Industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji F dan uji t.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian disimpulkan bahwa secara parsial variabel dewan komisaris independen, komite audit dan profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. Secara Simultan Mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. Mekanisme good corporate governance dan profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham dengan corporate social responsibility sebagai variabel moderating pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(4)

ABSTRACT

The Effect of Mechanism Good Corporate Governance And Profitability To The Stock Market With Corporate Social Responsibility As Moderating

Variable on the Consumer Goods Industry Sector Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange

The purpose of this study is to determine the effect of Good Corporate Governance mechanism (independent board, audit committee) and profitability on the stock price, to determine the effect of good corporate governance (independent board, audit committee) mechanism and profitability to the stock price with corporate social responsibility as moderating variable.

This research uses companies registered in consumer goods sector in Indonesia Stock Exchange with observation period 2013-2014 as population which are 37 companies. Sample used in this research is 28 companies. The sampling method in this research is purposive sampling method. This research also uses secondary data which is collected through technical documentation. Statistical analysis method used is multiple regression and moderating regression.

The result shows that partially, good corporate governance mechanism (independent board, audit committee) or profitability has effect to stock price. Simultaneously, good corporate governance mechanism (independent board, audit committee) and profitability have effect to stock price. Good corporate governance mechanism and profitability have effect to stock price with corporate social responsibility as moderating variable in companies registered in consumer goods sector in Indonesia Stock Exchange.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Adapun Judul skripsi ini adalah “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”

Pada Kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Sontang Sidabutar, SH, Ibunda Ramatio Sitompul, yang telah membesarkan dan mendidik saya tanpa pamrih sehingga saat ini saya mampu menyelesaikan perkuliahan saya di Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., dan Ibu Yeti Meliany Lubis, SE.MSi, Ak.,selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembanding, yang telah memberikan saran dan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini..

6. Untuk Kakak dan Adikku tersayang, Sonti Yulyanda Sri Bresti, SH., Cristy Ovitesia, SE., Yordan Gabriel Ngada Gokma Sidabutar, Lusiana Friska Sidabutar yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Untuk teman-temanku, Dian Theresa Pasaribu, Lia Pontina Marpaung,

Masniari Angelica Sihombing, Reginta Debora Tampubolon, Naomi Rizka Siahaan, Olivia Santa Grace Marpaung, Ely Farida Situmorang,, Cynthia Putri Caroline Pardede, Febri Naomi, Ester Caroline Bukit, Vivian Zhang, seluruh teman-teman seperjuangan pada program studi S1 Akuntansi Stambuk 2011 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara , dan semua pihak yang membantu penulis yang senantiasa membantu penulis dalam dukungan, semangat, dan bantuan doa sepanjang penyelesaian skripsi ini. Kehadiran mereka membuat penulis merasa yakin dan terus semangat menghadapi segala proses dan tantangan selama menghadapi masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi.


(7)

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua kebaikan yang telah diberikan. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan baik dari struktur bahasa, maupun teknik penyajiannya, ini semua karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang ada pada penulis . Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sehat yang bersifat membangun demi kesempurnaan isi skripsi ini, namun demikian penulis berharap agar laporan ini dapat bermamfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Medan, 2015 Penulis,

NIM: 110503247 Delwie Jurinita


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Teori Keagenan... 8

2.2. Harga Saham ... 10

2.3. Pengertian dan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ... 14

2.4. Unsur-unsur Dalam Corporate Governance ... 17

2.5. Profitabilitas ... 21

2.6. Corporate Social Responsibility ... 23

2.7. Peneliti Terdahulu ... 31

2.8. Kerangka Konseptual ... 33

2.9. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Desain Penelitian ... 38

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian... 38

3.3. Definisi Operasional ... 38

3.4. Populasi dan Sampel ... 39

3.5. Jenis Data ... 41

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 41

3.7. Teknik Analisis Data ... 41

3.7.1. Uji Asumsi Klasik ... 41

3.7.2. Analisis Persamaan Regresi Linear ... 43

3.7.3. Uji Hipotesis ... 43

3.7.4. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 44

3.7.5. Analisis Regresi Moderasi ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47


(9)

4.1.1. Gambaran Umum ... 47

4.1.2. Statistik Deskriptif ... 48

4.1.3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 47

4.1.3.1. Hasil Uji Normalitas ... 49

4.1.3.2. Hasil Uji Multikolinearitas... 52

4.1.3.3. Hasil Uji Autokorelasi ... 53

4.1.3.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 54

4.1.4. Analisis Regresi Linear Berganda ... 56

4.2. Pengujian Hipotesis ... 57

4.2.1. Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 57

4.2.2. Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 58

4.2.3. Uji Koefisien Determinan (R Square) ... 59

4.3. Pengujian Hipotesis Setelah Moderasi ... 60

4.3.1. Nilai R Square Setelah Moderating ... 60

4.3.2. Hasil Uji Parsial (Uji-t) ... 61

4.3.2. Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 62

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

4.5.1. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Harga Saham ... 63

4.5.2. Pengaruh Komite Audit Terhadap Harga Saham ... 65

4.5.3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham... 66

4.5.4. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham ... 67

4.5.5. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Harga Saham dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating ... 68

4.5.6. Pengaruh Komite Audit Independen Terhadap Harga Saham dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating ... 69

4.5.7. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating ... 70

4.5.8. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Moderating ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 72

5.3. Saran ... 73


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11

Peneliti dan Hasil Penelitian Terdahulu………….…… Defenisi Operasional Variabel... Populasi dan Sampel Penelitian... Descriptive Statistics……….. Hasil Uji Normalitas………... Hasil Uji Multikolinearitas………. Hasil Uji Autokorelasi……… Persamaan Regresi Linear Berganda …………..…….. Hasil Uji t………

Hasil Uji Signifikansi Simultan (F-test)………. Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien

Determinan (R Square)………... Model Summary Setelah Moderating………. Coefficients(a) Setelah Moderating……… Anova(b) Setelah Moderating……….

31 39 40 48 49 52 54 56 57 59 59 60 61 62


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6

Kerangka Konseptual……….…… Histogram Sebelum Moderating ……….……….. Histogram Setelah Moderating………..

Normal P-P Plot of Regression Standartized Residual

Sebelum Moderating………

Normal Perusahaan-Perusahaan Plot of Regression Standartized Residual Setelah Moderating……..……… Scatterplot Sebelum Moderating... Scatterplot Setelah Moderating...

33 50 51 51 51 55 55


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1

Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6

Profitabilitas dan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2014………. Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, dan CSR Tahun 2013-2014……….. Output SPSS Sebelum Moderating……….…... Output SPSS Setelah Moderating………..….…... Criterical Value for the t Distribution……….….. Criteria Values fo the F Dist. (α = 0,05)………

76 78 80 84 88 90


(13)

ABSTRAK

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas (return on equity) terhadap harga saham, untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas (return on equity) terhadap harga saham dengan corporate social responsibility sebagai variabel moderating.

Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2013-2014 sebanyak 37 perusahaan. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 28 perusahaan sektor Industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji F dan uji t.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian disimpulkan bahwa secara parsial variabel dewan komisaris independen, komite audit dan profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. Secara Simultan Mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. Mekanisme good corporate governance dan profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham dengan corporate social responsibility sebagai variabel moderating pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(14)

ABSTRACT

The Effect of Mechanism Good Corporate Governance And Profitability To The Stock Market With Corporate Social Responsibility As Moderating

Variable on the Consumer Goods Industry Sector Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange

The purpose of this study is to determine the effect of Good Corporate Governance mechanism (independent board, audit committee) and profitability on the stock price, to determine the effect of good corporate governance (independent board, audit committee) mechanism and profitability to the stock price with corporate social responsibility as moderating variable.

This research uses companies registered in consumer goods sector in Indonesia Stock Exchange with observation period 2013-2014 as population which are 37 companies. Sample used in this research is 28 companies. The sampling method in this research is purposive sampling method. This research also uses secondary data which is collected through technical documentation. Statistical analysis method used is multiple regression and moderating regression.

The result shows that partially, good corporate governance mechanism (independent board, audit committee) or profitability has effect to stock price. Simultaneously, good corporate governance mechanism (independent board, audit committee) and profitability have effect to stock price. Good corporate governance mechanism and profitability have effect to stock price with corporate social responsibility as moderating variable in companies registered in consumer goods sector in Indonesia Stock Exchange.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan modal dengan menjual sahamnya. Kondisi keuangan suatu perusahaan merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan calon investor dalam berinvestasi saham. Hasil analisis kondisi keuangan digunakan oleh investor untuk mengambil keputusan dalam menentukan saham mana yang akan dibeli, dijual, atau dipertahankan.

Kondisi keuangan perusahaan yang baik memberikan laba yang tinggi. Laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap harga saham, karena investor akan tertarik membeli saham perusahaan dengan harapan akan mendapatkan dividen. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, jika permintaan terhadap saham yang ditawarkan melalui bursa efek naik, maka harga saham naik. Perubahan harga saham ini akan memberikan keuntungan yang tinggi kepada para pemegang saham berupa capital gain, yaitu selisih untung dari harga investasi saat ini dengan harga investasi di masa lalu.

Investor akan membeli saham pada saat harga turun, dan menjualnya pada saat harga saham naik. Indikasi ini menyimpulkan bahwa seorang calon investor yang ingin membeli saham di pasar sekunder harus senantiasa memperhatikan pergerakan harga saham yang ditawarkan oleh perusahaan yang menjadi tujuan investasi. Harga saham dipengaruhi oleh good corporate governance, tanggung jawab sosial dan rasio profitabilitas.


(16)

Penerapan good corporate governance di Indonesia semakin marak diperbincangkan setelah terjadinya krisis pada tahun 1998. Krisis moneter tersebut berimbas kepada krisis kepercayaan dan krisis keuangan dunia usaha. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas memungkinkan terjadinya manipulasi informasi oleh perusahaan. Pelanggaran tentang prinsip-prinsip good corporate governance di kalangan perusahaan Indonesia terjadi karena sangat minimnya peraturan yang jelas akan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dengan kinerja perusahaan, sehingga kendali akan kinerja perusahaan menjadi longgar.

Perusahaan diwajibkan menerapkan praktik good corporate governance, hal ini diperkuat dengan diterbitkannya pedoman umum good corporate governance oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik ini antara lain adalah transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan. Di Indonesia seluruh perusahaan harus menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance.

Good corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Kebutuhan good corporate governance timbul berkaitan dengan principal agency theory. Implementasi good corporate governance diharapkan mampu mengusahakan keseimbangan antara berbagai kepentingan yang memberikan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, penerapan good corporate governance dapat meminimalkan agency cost dan biaya modal, meningkatkan nilai saham perusahaan serta juga meningkat citra perusahaan.


(17)

Profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham yang dapat diukur dari tingkat pengembalian ekuitas (return on equity). Jika profitabilitas meningkat, maka keinginan investor untuk menanamkan modalnya ke dalam perusahaan semakin meningkat, sehingga permintaan terhadap saham yang ditawarkan melalui bursa efek semakin meningkat. Kenaikan permintaan terhadap saham perusahaan akan meningkatkan harga saham.

Perusahaan sesungguhnya tidak hanya memiliki tanggung jawab ekonomis kepada para pemilik, melainkan juga memiliki tanggung jawab legal kepada pemerintah dan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan. Program tanggung jawab sosial (corporate social responsibilities) sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) pasal 74 tahun 2007 yang mewajibkan setiap perusahaan menganggarkan dana pelaksanaan tanggung jawab sosial dengan menyisihkan dari laba bersih untuk melaksanakan program-program corporate social responsibility tersebut.

Fokus dari akuntabilitas perusahaan yang semula masih terkonsentrasi atau berorientasi pada para pemegang saham, saat ini menjadi lebih luas dan untuk tata kelola perusahaan juga harus memperhatikan kepentingan pemegang saham. Akibat yang muncul dari pergeseran paradigma ini, tata kelola perusahaan harus mempertimbangkan masalah corporate social responsibility. Kebijakan dan tata kelola perusahaan pada masa mendatang harus lebih memperhatikan kebutuhan dari para stakeholder. Pengungkapan terhadap aspek ekonomi, lingkungan, dan


(18)

sosial menjadi cara bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada pemegang saham.

Komitmen corporate social responsibility merupakan instrumen yang dibangun oleh perusahaan yang mengindikasikan apa yang ingin dilakukan dalam memberikan perhatian terhadap sosial dan lingkungannya. Komitmen ini adalah kunci untuk memastikan bahwa budaya yang dimiliki sesuai dengan nilai-nilai corporate social responsibility, selaras dan terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Dengan demikian, corporate social responsibility dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat, bukan memperdayai masyarakat.

Perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat akan terngganggu kestabilan dan kelangsungan hidup usahanya, karena adanya tuntutan dari masyarakat. Untuk itu, perusahaan perlu menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan corporate social responsibility korporat terhadap lingkungannya. Kompleksitas permasalahan sosial yang semakin rumit dalam dekade terakhir, dan implementasi corporate social responsibiity sebagai suatu konsep yang diharapkan mampu memberikan alternatif terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat. Keterbatasan pemerintah dalam menyelesaikan masalah sosial, diharapkan peranan dari para pelaku usaha dapat meringankan beban pemerintah dengan mengimplementasikan program corporate social responsibility.

Harapan yang cukup besar pada program tanggung jawab sosial korporat belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengatasi masalah-masalah sosial, karena program corporate social responsibiity dilakukan hanya untuk


(19)

meredam konflik dengan masyarakat sekitar. Agar program corporate social responsibiity berhasil, maka perusahaan harus melibatkan masyarakat dalam menetapkan program-program tanggung jawab sosialnya.

Corporate social responsibility merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan. Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, maka citra perusahaan semakin baik. Investor lebih berminat menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat, karena semakin baik citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan akan meningkat dan profitabilitas perusahaan juga meningkat dan pada akhirnya harga saham perusahaan akan meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh mekanisme good corporate governance dan profitabilitas terhadap harga saham dengan corporate social responsibility sebagai variabel moderating pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas (return on equity) berpengaruh


(20)

terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas (return on equity) berpengaruh terhadap harga saham dengan corporate social responsibility sebagai variabel moderating pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas (return on equity) terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance (dewan komisaris independen, komite audit) dan profitabilitas (return on equity) terhadap harga saham dengan corporate social responsibility sebagai variabel moderating pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

1. Bagi calon investor, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(21)

2. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh mekanisme good corporate governance dan profitabilitas terhadap harga saham dengan corporate social responsibility sebagai variabel moderating. 3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Keagenan

Teori keagenan adalah pengembangan dari suatu teori yang mempelajari suatu desain kontrak di mana para agent bekerja atau bertugas atas nama principal ketika keinginan atau tujuan mereka bertolak belakang, maka akan terjadi suatu konflik (Scott, 2009:162). Dengan demikian, konsep agency theory adalah hubungan atau kontrak yang terjadi antara principal dan agent. Principal mempekerjakan agent untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO sebagai agent mereka untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal.

Manajer perusahaan mengambil keputusan untuk para pemegang saham karena para pemegang saham memiliki dan mengendalikan perusahaan. Jika demikian, tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai untuk para pemegang saham. Menurut seperangkat teori perjanjian dari perusahaan menyatakan bahwa perusahaan dapat dipandang sebagai suatu perangkat perjanjian. Salah satu dari tuntutan perjanjian merupakan suatu tuntutan kepemilikan atas aktiva perusahaan dan aliran kas. Perjanjian ekuitas dapat didefinisikan sebagai suatu hubungan pemilik dan agen.

Sjahrial (2007:12), menyatakan “anggota tim manajemen merupakan agen, dan para investor ekuitas sebagai pemilik”. Biaya menetapkan pertentangan


(23)

kepentingan antara para manajer dan para pemegang saham adalah bentuk khusus biaya yang disebut biaya keagenan (agency cost). Biaya ini ditetapkan sebagai jumlah dari biaya pengawasan dari para pemegang saham dan biaya melaksanakan rancangan pengendalian.

Sjahrial (2007:234), menyatakan “agency cost atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan utang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor”. Biaya keagenan ini muncul dari problem keagenan. Jika perusahaan menggunakan utang, ada kemungkinan pemilik perusahaan melakukan tindakan yang merugikan kreditor. Misalnya, perusahaan melakukan investasi pada proyek-proyek yang berisiko tinggi. Karena kreditor menerima keuntungan tetap (bunga utang) berapapun keuntungan perusahaan. Ini tidak sesuai dengan konsep jika risiko bertambah, maka keuntungan juga bertambah. Untuk menghindari kerugian semacam ini, biasanya kreditor melindungi diri dengan perjanjian-perjanjian pada saat penandatanganan pemberian kredit (covenant). Covenant ini merupakan klausul dalam perjanjian kredit yang mengurangi kebebasan perusahaan dalam membuat keputusan.

Manajer perusahaan dipengaruhi oleh dua motivasi dasar yaitu kelangsungan hidup, kebebasan dan sembada. Kelangsungan hidup organisasi berarti bahwa manajemen akan selalu mencoba untuk memberikan sumber daya yang cukup untuk menghindari tidak jalannya perusahaan. Ini merupakan kebebasan untuk mengambil keputusan tanpa menghadapi pihak luar atau tergantung pada pasar keuangan luar. Para manajer tidak suka menerbitkan lembar


(24)

saham yang baru. Sebagai gantinya, mereka lebih suka kepada aliran kas yang berasal dari dalam. Motivasi tersebut membawa pada kesimpulan bahwa tujuan finansial dasar para manajer adalah memaksimalkan kemakmuran perusahaan. Kemakmuran perusahaan adalah kemakmuran atas manajemen yang telah mengendalikan secara efektif, ia secara lebih dekat dikaitkan dengan pertumbuhan dan luas perusahaan.

2.2. Harga Saham

Harga suatu saham sepanjang waktu mengalami perubahan, hal ini dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham di bursa efek. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyerta atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Fahmi (2014:270), menyatakan bahwa saham adalah:

a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan,

b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

c. Persediaan yang siap untuk dijual.

Fahmi (2014:271), menyatakan bahwa “dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preference stock)”. Common stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai


(25)

nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) dimaan pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. Preference stock (saham istimewa) adalah suatu surat yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang biasanya akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).

Keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham biasa adalah lebih tinggi dinbaidngkan dari pemegang saham istimewa. Perolehan keuntungan tersebut juga diikuti oleh tingginya risiko yang akan diterima nantinya. Investor yang ingin memperoleh keuntungan yang lebih tinggi lebih baik untuk melakukan investasi di saham biasanya, karena perputaran yang diperoleh dari saham tersebut sangat tinggi. Apabila investor menginvestasikan dananya di saham preferen, maka hanya pada waktu tertentu saham-saham itu dapat diuangkan.

Brigham dan Houston (2006:407), mengemukakan bahwa saham biasa mencerminkan suatu kepentingan kepemilikan di dalam sebuah perusahaan, tetapi bagi seorang investor, saham biasa hanyalah sekedar selembar kertas yang dicirikan oleh dua sifat:

1. Saham memberikan hak atas dividen kepada pemiliknya, asalkan perusahaan memiliki keuntungan untuk membayarkan dividen, dan asalkan manajemen memutuskan untuk membayarkan dividen dan bukannya mempertahankan dan menginvestasikan kembali seluruh keuntungan yang diperoleh.


(26)

2. Saham dapat dijual di suatu tanggal di masa mendatang, harapannya tentu dengan harga yang lebih tinggi. Jika saham tersebut ternyata dijual dengan harga di atas harga belinya, maka investor akan menerima keuntungan modal. Biasanya pada saat orang-orang membeli saham biasa, mereka berharap akan menerima keuntungan modal, karena jika tidak; mereka tidak akan membeli saham tersebut. Akan tetapi pada akhirnya nanti, perusahaan dapat menghadapi kerugian modal dari pada keuntungan modal.

Harga saham adalah harga pasar, yaitu harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga saham adalah harga saham yang tercatat setelah penutupan (clossing price). Nilai pasar dari sekuritas merupakan harga pasar dari sekuritas itu sendiri. Untuk sekuritas yang diperdagangkan dengan aktif, nilai pasar merupakan harga terakhir yang dilaporkan pada saat sekuritas terjual. Dalam teori manajemen dijelaskan bahwa tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian efisien atau tidaknya suatu keputusan keuangan dapat dilihat dari nilai perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan saham, nilai perusahaan yaitu nilai saham ditambah dengan nilai pasar hutang.

Harga pasar bertindak sebagai barometer dari kinerja bisnis. Harga pasar menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Oleh karena itu manajemen selalu berada dalam pengawasan. Para pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja manajemen dapat menjual sahamnya dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Tindakan tersebut dapat mengakibatkan turunnya harga saham di pasar.

Warsini (2009:76), menyatakan “indeks harga saham membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu”. Jika mengalami kenaikan berarti secara umum harga saham di bursa mengalami kenaikan. Setelah investor mengetahui kesehatan emiten, strategi selanjutnya adalah menilai berapa harga


(27)

saham yang layak saat ini. Harga saham yang layak ini sering disebut sebagai nilai intrinsik saham. Sebagai dasar perkiraan harga saham adalah prediksi aliran kas yang akan diperoleh investor baik yang berasal dari dividen maupun capital gain/capital loss. Setelah itu, kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan harga pasar saham pada saat ini untuk menentukan apakah saham itu mengalami overpriced (nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar) atau masih underpriced (nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar saham).

Fahmi (2014:276), menyatakan ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan harga suatu saham akan mengalami fluktuasi, yaitu:

1. Kondisi mikro dan makro ekonomi.

2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi, baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri.

3. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

4. Pergantian direksi secara tiba-tiba.

5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya.

6. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat. 7. Efek dari psikologis pasar yang ternyata mampu menekan kondisi

teknikal jual beli saham.

Pada dasarnya tinggi rendah harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan analisis sekuritas yang dilakukan investor sebelum membeli atau menjual saham. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.


(28)

2.3. Pengertian dan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Krisis moneter yang melanda hampir ke seluruh negara, terutama di negara-negara berkembang di kawasan Asia, termasuk Indonesia, terjadi sejak dasawarsa terakhir. Krisis moneter yang berkepanjangan menjalar menjadi krisis ekonomi, bahkan meluas menjadi krisis politik yang pada akhirnya menjadi krisis kepercayaan. Dampak krisis moneter akan mempengaruhi kinerja pelaku-pelaku ekonomi dan masyarakat. Pada sektor pelaku ekonomi, menunjukkan kinerja yang rendah, sehingga tidak mampu memberi kontribusi secara optimal, baik untuk kepentingan pemilik, stakeholders, karyawan, masyarakat maupun pihak terkait lainnya. Para pelaku ekonomi swasta pada umumnya menunjukkan kesalahan manajemen, sehingga tidak memiliki daya saing yang kuat di pasar internasional, bahkan kondisi internal perusahaan masuk dalam kualifikasi tidak sehat. Berdasarkan kondisi tersebut, maka salah satu strategi dalam mencari solusi yang sampai saat ini sedang aktual, yaitu memberdayakan korporasi, baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta melalui implementasi good corporate governance secara nyata.

Good corporate governance merupakan sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit, hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi.

Sedarmayanti (2012:52), mengemukakan:

Corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban


(29)

mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.

Tunggal (2008:34), mengemukakan:

Good corporate governance adalah suatu hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses bisnis, kebijakan dan struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung: pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien, efektif dan pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa corporate governance merupakan seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka. Corporate governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan dan mencegah terjadinya kesalahan signifikansi dalam strategi korporasi dan untuk memastikan kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki. Tunggal (2008:39), menyatakan bahwa manfaat penerapan good corporate governance adalah:

a. Meminimalkan agency cost

Selama ini para pemegang saham harus menanggung biaya yang timbul dari adanya pendelegasian wewenang kepada manajemen. Biaya ini dapat berupa kerugian karena manajemen menggunakan sumber daya manusia untuk kepentingan pribadi maupun biaya pengawasan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Dengan penyusunan struktur dan pembagian fungsi yang baik, biaya ini dapat ditekan seminimal mungkin.

b. Meminimalkan cost of capital

Perusahaan yang dikelola dengan baik dan sehat akan menciptakan suatu referensi positif bagi pihak kreditor. Kondisi ini sangat berperan dalam meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung bila perusahaan mengajukan pinjaman. Di samping dapat memperkuat kinerja keuangan, kondisi tersebut juga akan membuat produk yang dihasilkan perusahaan menjadi lebih kompetitif di pasar.


(30)

c. Meningkatan nilai saham perusahaan

Sebuah perusahaan yang dikelola dengan baik akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.

d. Mengangkat citra perusahaan

Citra yang melekat pada suatu perusahaan adalah hal penting. Dalam beberapa kasus, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperbaiki citra jauh lebih mahal dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dengan mengabaikannya.

Sedarmayanti (2012:55), menyatakan prinsip dasar good corporate governance, adalah:

1. Fairness (kewajaran)

Perlakuan yang sama terhadap pemegang saham, terutama kepadaf pemegang saham prioritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam.

2. Disclosure and tranparancy (transparansi)

Hak pemegang saham, yang harus diberi informasi benar dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan mendasar atas perusahaan dan memperoleh bagian keuntungan perusahaan. Pengungkapan yang akurat dan tepat waktu serta transparansi mengenai semua hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan. 3. Accountability (akuntabilitas)

Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan efektif berdasarkan keseimbangan kekuasaan antara manajer, pemegang saham, dewan komisaris, dan auditor, merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan dan pemegang saham.

4. Responsibility (responsibilitas).

Peran pemegang saham harus diakui sebagaimana diterapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, laporan kerja, dan perubahan yang sehat.

Prinsip good corporate governance diharapkan menjadi titik rujukan pembuat kebijakan dalam membangun kerangka kerja penerapan corporate governance. Bagi pelaku usaha dan pasar modal, prinsip corporate governance dapat menjadi pedoman mengolaborasi praktek terbaik untuk meningkatkan nilai dan keberlangsungan perusahaan.


(31)

2.4. Unsur-unsur Dalam Corporate Governance

Tunggal (2008:36), menyatakan unsur-unsur dalam corporate governance adalah:

1. Shareholders

Kerangka yang dibangun dalam corporate governance harus mampu melindungi hak pemegang saham. Hak tersebut mencakup hak-hak dasar pemegang saham yaitu:

a. Hak untuk menghadiri dan ikut berperan memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

b. Hak untuk memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan secara berkala dan teratur.

c. Hak untuk memperoleh pembagian keuntungan perusahaan.

Di samping hak dasar tersebut di atas, yang tidak kalah penting adalah adanya konsep equitable treatment for shareholdrs yang menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan atas pelanggaran dari hak-hak mereka. Konsep ini juga mengharuskan adanya suatu perlakuan yang sama atas saham-saham yang berada dalam satu kelas (tingkat), melarang praktik insider trading dan self dealing, dan mengharuskan anggota dewan komisaris untuk membuat disclosure jika terdapat transaksi-transaksi yang mengandung conflict of interest.

2. Board of commissioners

Komisaris memiliki tanggungjawab dan wewenang untuk melakukan supervisi atas semua kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh direksi serta memberikan pertimbangan (advices) jika dibutuhkan. Untuk meningkatkan efektivitas dan transparansi, diharapkan paling tidak 20% anggota dewan komisaris berasal dari luar perusahaan yagn tidak ada hubungannya dengan direksi dan tidak dibawah kendali pemegang saham.

3. Board of directors

direksi harus terdiri dari orang-orang yang berkarakter baik dan memiliki pengalaman mengendalikan perusahaan. Direksi harus mengendalikan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan dan pemegang saham. Paling tidak 20% dan anggota direksi harus berasal dari luar perusahaan, agar dapat meningkatkan efektivitas tugas manajemen dan transparansi.

4. Audit system

Khusus untuk perusahaan yang sudah go public dibutuhkan suatu pemeriksaan yang profesional dan independen atas pembukuan yang telah dilakukan (accounting practices). Penunjukkan akuntan independen dilakukan oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sementara kualifikasi, terms of reference dan audit fee ditentukan oleh dewan komisaris. Hal penting lainnya berkaitan


(32)

dengan sistem audit ini adalah pembentukan komite audit (audit committee).

Sesuai dengan surat edaran Badan Pengawas Pasar Modal tanggal 5 Mei 2000 disebutkan bahwa: anggota komite audit sekurang-kurangnya terdiri atas 3 (tiga) orang yang diangkat dan diberhentikan serta bertanggungjawab kepada dewan komisaris. Salah satu dari anggota komite audit merupakan komisaris independen yang sekaligus bertindak sebagai ketua komite. Agar tercipta independensi dalam memberikan pendapat, anggota komite audit lainnya merupakan pihak eksternal yang independen dan tidak memiliki hubungan usaha maupun hubungan afiliasi dengan perusahaan, direktur, komisaris, atau pemegang saham utama.

Komite audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada dewan komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh dewan komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris yang antara lain mencakup: a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan

dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyek dan informasi keuangan lainnya.

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

c. Melakukan penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan.

5. Corporate secretary

Tugas utamanya adalah sebagai pihak yang menjembatani antara perusahaan dan investor (investor relation) di samping juga sebagai compliance officer dan kustodian dokumen-dokumen penting perusahaan.

6. Stakeholders

Stakeholders adalah masyarakat di mana perusahaan beroperasi, pegawai, pelanggan, pemasok, kreditur, dan kelompok-kelompok lainnya yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan.

7. Disclosure.

Perusahaan seyogianya berinisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya yang diwajibkan oleh hukum, tetapi juga hal-hal penting yang berkaitan dengan pembuatan keputusan oleh investor, pemegang saham, kreditur, dan pemegang kepentingan lainnya. Perusahaan harus menjamin adanya pengungkapan yang tepat waktu dan akurat setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan.

Tunggal (2008:42), menyatakan “dalam menerapkan good corporate governance diperlukan beberapa badan independen di dalam suatu badan usaha


(33)

atau perusahaan, seperti dewan komisaris, komite audit, eksternal auditor dan internal auditor”.

a. Dewan komisaris

Dewan komisaris bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tidnakan direksi dan memberikan nasihat kepada direksi jika dipandang perlu oleh dewan komisaris. Untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugas tersebut, dewan komisaris, sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan oleh dewan komisaris, dapat menggunakan jasa penasihat profesional yang mandiri atau membentuk komite khusus. setiap anggota dewan komisaris harus berwatak amanah dan mempunyai pengalaman dan kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

Komposisi dewan komisaris harus sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tetap dan cepat serta dapat bertindak secara independen dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis dalam hubungan satu sama lain dan terhadap direksi. Tergantung dari sifat suatu perusahaan, seyogianya paling sedikit 20% dari anggota dewan komsaris harus berasal dari kalangan di luar perusahaan guna meningkatkan efektivitas atas peran pengendaliannya, dan transparansi dari pertimbangannya.

b. Komite audit

Komite yang anggota terdiri atas para non eksekutif ini seharusnya memberikan suatu pandangan dari proses corporate governance dan memiliki komunikasi langsung kepada pemegang saham melalui laporan terpisah di dalam


(34)

laporan tahunan. Komite ini seharusnya juga memastikan adanya manajemen risiko dan pengendali yang efektif di dalam perusahaan tersebut. Orang-orang yang berpengalaman dan berkompetenlah yang seharusnya duduk dalam kote ini, karena mereka harus mampu mengendalikan dan membimbing proses corporate governance tanpa adanya konflik kepentingan.

c. Eksternal auditor

Eksternal auditor adalah auditor yang dipilih oleh para pemegang saham berdasarkan usul dari komite audit. Eksternal auditor tersebut harus bebas dari pengaruh dewan komisaris, direksi, dan pihak yang berkepentingan lainnya di perusahaan tersebut. Perusahaan harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang lainnya kepada eksternal auditor sehingga memungkinkan eksternal auditor memberikan pendapatnya tentang kewajaran, konsistensi dan kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan standar akuntansi yang ada. d. Internal auditor

Dalam melakukan fungsinya, komite audit dan komisaris kadang tidak efektif, maka dari itu perlu dibentuk internal audit. Anggota komite audit dan dewan komisaris harus bekerja sama dengan internal auditor ini, karena internal auditorlah yang melaksanakan pengendalian langsung secara teratur dari waktu ke waktu. Tujuan yang ingin dicapai oleh internal audit adalah:

1) Kebenaran dan kelengkapan informasi kegiatan perusahaan.

2) Penyesuaian dan penrapan kebijakan perusahaan, rencana kerja, prosedur dan hal-hal yang diwajibkan dan hal-hal yang mencakup hukum dan peraturan yang berlaku.


(35)

3) Menjaga aset perusahaan terhadap penggunaan yang salah atau sewenang-wenang oleh pihak yang tidak berkepentingan.

4) Efektivitas, efisiensi dan kelengkapan organ operasi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

5) Internal control tersebut harus mencakup pengendalian aktivitas perusahaan, pengendalian aktiva perusahaan, bentuk informasi dan komunikasi (terutama keuangan), pengendalian yang berkelanjutan atau monitoring, pengendalian lingkungan kerja, dan sekeliling, pengendalian terhadap bahaya, risiko yang diambil perusahaan.

Keanggotaan internal auditor ditentukan oleh direksi, yaitu internal audit merupakan salah satu bagian dari struktur organisasi perusahaan. Direksi atas persetujuan dewan komisaris dapat meminta bantuan tenaga dari pihak luar antara lain dari perusahaan pusat atau afiliasi sesuai kebutuhan. Internal auditor bertanggungjawab pada direksi dan komite audit. Internal auditor perlu memperhatikan catatan atau petunjuk dari eksternal auditor dan komite audit.

2.5. Profitabilitas

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya, besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai


(36)

dengan yang diharapkan, dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan digunakan rasio profitabilitas.

Sunyoto (2013:113), menyatakan “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya”. Kasmir (2008:196), menyatakan “rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan maupun kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat digunakan sebagai alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode.

Kasmir (2008:197), menyatakan tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung biaya laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.


(37)

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Kasmir (2008:198), menyatakan manfaat pengukuran profitabilitas adalah: a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam

satu periode.

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan model sendiri. e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Profitabilitas sebagai hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Brigham dan Houston (2006:109), menyatakan rasio akuntasi yang paling penting atau jumlah akhir (buttom line), adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasanya, yang diukur sebagai tingkat pengembalian ekuitas saham biasa (return on equity), dengan rumus:

ekuitas Total

bersih Laba

=

ROE

Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya. Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menunjukkan seberapa baik mereka telah melakukan hal tersebut dilihat dari segi akuntansi.

2.6. Corporate Social Responsibility

Globalisasi mengarah pada liberalisme yang melewati batasan dari politik negara-negara di dunia. suatu kebersamaan aturan bagi tingkat kesejahteraan umat


(38)

manusia yaitu dimunculkannya konsep substansial sosial, yang mengiringi dua aspek sebelumnya (ekonomi dan lingkungan fisik). Kelanjutan sosial dimasukkan ke dalam perangkat kebijakan yang harus dilakukan seluruh negara dalam pelaksanaan pembangunannya, maka diharapkan tujuan dari masing-masing negara dalam usaha meningkatkan taraf hidup komitasnya dapat disejajarkan antara satu dengan lainnya. Ketiga aspek ini menjadi patokan bagi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Hubungan ideal antara bisnis dan masyarakat menjadi suatu masalah perdebatan (a matter of debate). Pendukung konsep social responsibility memberi argumentansi bahwa suatu perusahaan mempunyai kewajiban terhadap masyarakat selain mencari keuntungan.

Untung (2008:1), menyatakan “corporate sosial responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia usaha untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan”.

Tunggal (2008:1), menyatakan “tanggung jawab sosial (corporate sosial responsibility) adalah kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat”.

Berdasarkan pengertian tersebut, corporate sosial responsibility dapat dikatakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan di mana manusia sebagai individu dari anggota komunitas dapat menikmati, memanfaatkan, serta memelihara hubungan lingkungan hidup, termasuk perubahan-perubahan yang


(39)

ada. Kompleksitas permasalahan sosial yang semakin rumit dalam dekade terakhir dan implementasi desentralisasi menempatkan corporate sosial responsibility (SCR) sebagai suatu konsep yang diharapkan mampu memberikan alternatif terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Dalam keterbatasan peranan negara menyelesaikan permasalahan sosial, desentralisasi sebagai wujud pengakuan pada peranan sektor privat telah memberikan peluang yang cukup besar bagi sektor tersebut untuk menyumbangkan sumber daya yang dimilikinya guna menyelesaikan masalah-masalah sosial. Era desentralisasi merupakan momentum untuk merealisasikan program corporate sosial responsibility sebagai wujud keterlibatan sektor privat dalam memberdayakan masyarakat miskin, sehingga mereka terbebas dari permasalahan sosial yang mereka hadapi.

Keberadaan perusahaan idealnya bermanfaat untuk masyarakat. Prinsip dasar corporate social responsibility adalah pemberdayaan masyarakat agar terbebas dari kemiskinan. Selain memberdayakan masyarakat, agar operasional perusahaan berjalan lancar, tanpa gangguan. Jika hubungan antara perusahaan dan masyarakat tidak serasi, maka dipastikan ada masalah. Pelaksanaan program corporate sosial responsibility belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Itu disebabkan oleh minimnya perhatian perusahaan terhadap pelaksanaan ta corporate sosial responsibility.

Untung (2008:6), menyatakan manfaat corporate sosial responsibility bagi perusahaan antara lain:

a. Mempertahankan dan mendongkrat reputasi serta citra merek perusahaan.


(40)

c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.

d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha. e. Membuka peluang pasar yang lebih luas.

f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah. g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.

i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. j. Peluang mendapatkan penghargaan.

Dalam menjalankan tanggungjawab sosialnya, perusahaan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagai laba yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah.

Perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana. Manajemen bencana di sini bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana.

Perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dari sisi perusahaan, berbagai manfaat yang diperoleh dari aktivitas corporate sosial responsibility adalah mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perilaku para pengusaha pun beragam dari kelompok yang


(41)

sama sekali tidak melaksanakan sampai ke kelompok yang telah menjadikan tanggung jawab sosial sebagai nilai inti dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Untung (2008:7), menyatakan terkait dengan praktik corporate social responsibility, pengusaha dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

1. Kelompok hitam adalah mereka yang tidak melakukan praktik tanggung jawab sosial sama sekali. Mereka adalah pengusaha yang menjalankan bisnis semata-mata untuk kepentingan sendiri. Kelompok ini sama sekali tidak peduli pada aspek lingkungan dan sosial sekelilingnya dalam menjalankan usaha, bahkan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya.

2. Kelompok merah adalah mereka yang mulai melaksanakan praktik tanggung jawab sosial dan memandangnya sebagai komponen biaya yang hanya mengurangi keuntungannya. Aspek lingkungan sosial mulai dipertimbangkan, tetapi dengan keterpaksaan yang biasanya dilakukan setelah mendapat tekanan dari pihak lain, seperti masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat. Kesejateraan karyawan baru mulai diperhatikan setelah karyawan mengancam akan mogok kerja. Kelompok ini umumnya berasal dari kelompok satu (kelompok hitam) yang mendapat tekanan dari stakeholdersnya, kemudian dengan terpaksa memperhatikan isu lingkungan dan sosial, termasuk kesejahteraan karyawan. Tanggung jawab sosial jenis ini kurang berimbas pada pembentukan citra positif perusahaan, karena publik melihat kelompok ini memerlukan tekanan dan gertakan sebelum melakukan program tanggung jawab sosial. Praktik jenis ini tidak akan mampu berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.

3. Kelompok biru, perusahaan yang menilai praktik tanggung jawab sosial akan memberikan dampak positif terhadap usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya.

4. Kelompok hijau adalah perusahaan yang sudah menerapkan tanggung jawab sosial pada strategi inti dan jantung bisnisnya. Tanggung jawab sosial tidak hanya dianggap sebagai keharusan, tetapi kebutuhan yang merupakan modal sosial.

Tanggung jawab sosial dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat, bukan memperdayai masyarakat. Persoalan kata sosial sering hanya dipahami sebagai bentuk kedermawanan. Padahal, kedermawanan itu adalah sebagian kecil dari tanggung jawab sosial, itu sebabnya ada perusahaan yang hanya mau menggunakan kata corporate responsibility. Corporate responsilibity ada dua.


(42)

Pertama, yang sifatnya internal menyangkut masalah transparansi, sehingga ada yang namanya pengelolaan perseroan yang baik (good corporate governance). Di kalangan perusahaan publik diukur dengan keterbukaan informasi. Kedua, corporate responsibility eksternal menyangkut lingkungan tempat perusahaan berada. Dalam hal ini, perusahaan harus memperhatikan polusi, limbah maupun partisipasi lainnya. Stakeholders di luar dapat dikategorikan, ada masyarakat, pemasok, pelanggan, konsumen, maupun pemerintah.

Untung (2008:11), menyatakan ada lima hal penting yang dapat mempengaruhi implementasi corporate social responsibility adalah:

1. Menyangkut human capital atau pemberdayaan manusia, 2. Environments yang berbicara tentang lingkungan,

3. Good corporate governance,

4. Social cohesion, artinya dalam melaksanakan corporate social responsibility jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial,

5. Economic strenght atau memberdayakan lingkungan menuju kemandirian di bidang ekonomi.

Strategi corporate social responsibility dimulai dengan menetapkan arah dan lingkup jangka panjang berkenaan dengan aktivitas tanggung jawab sosial. Dengan demikian, perusahaan berhasil dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, berada dalam lingkungannya yang unik guna memenuhi kebutuhan pasar dan ekspektasi para stakeholder.

Susanto (2007:80-83), menyatakan langkah-langkah pengembangan strategi corporate social responsibility, adalah:

1. Membangun dukungan dengan manajemen senior dan karyawan. 2. Pengamatan terhadap pihak lain.

3. Mempersiapkan matrix aktivitas corporate social responsibility yang diusulkan.

4. Mengembangkan opsi bagi kelanjutan program corporate social responsibility.


(43)

5. Membuat keputusan dalam hal arah, pendekatan, dan fokus.

Implementasi mengacu kepada keputusan, proses, praktek dan aktivitas keseharian yang menjamin bahwa perusahaan memenuhi semangat yang telah disusun. Dalam dunia bisnis, menempati janji adalah hal yang sangat penting bagi tercapainya kesuksesan. Kegagalan untuk memenuhi komitmen corporate social responsibility tanpa penjelasan yang memuaskan dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan, termasuk karyawan, pemegang saham, mitra bisnis, pelanggan, serta komunitas yang tidak puas. Setiap perusahaan adalah berbeda serta akan melakukan pendekatan yang berbeda terhadap implementasi corporate social responsibility.

Susanto (2007:93-103), menyatakan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengimplementasikan corporate social responsibility adalah:

a. Membangun sebuah struktur pengambilan keputusan tanggung jawab sosial yang terintegrasi.

b. Siapkan dan implementasikan rencana bisnis tanggung jawab sosial. c. Menetapkan sasaran dan mengindentifikasi pengukuran kinerja.

d. Libatkan karyawan dan juga pihak-pihak yang menjadi sasaran dari komitmen corporate social responsibility.

e. Merancang dan menjalankan pelatihan mengenai corporate social responsibility.

f. Membangun mekanisme guna memberikan perhatian terhadap perilaku yang problematis.

g. Ciptakan rencana komunikasi internal dan eksternal.

Verifikasi dan pelaporan merupakan alat yang penting untuk mengukur apakah kinerja yang dihasilkan sudah sesuai dengan yang diharapkan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan diberikan kesempatan untuk melihat seberapa baik perusahaan memenuhi komitmennya serta pengaruh yang ditimbulkannya. Verifikasi dilakukan melalui berbagai cara, seperti internal audit, kajian industri


(44)

dan stakeholder, serta audit dari pihak ketiga. Perusahaan harus mengkaitkan pendekatan terhadap verifikasi sehingga sesuai dengan budaya yang dimiliki serta tujuan, strategi dan komitmen tanggung jawab sosial yang telah ditetapkan.

Agoes dan Hoesada (2009:170-171), menyatakan terjadi berbagai fenomena terkait isu tanggung jawab sosial dan lingkungan di berbagai negara, sebagai berikut:

a. Pengungkapan biaya lingkungan, pengungkapan kewajiban lingkungan dalam laporan tahunan dan laporan keuangan, seperti pajak lingkungan, beban iuran, reboisasi atau replanting, pemulihan bekas tambang, kewajiban kontinjen tuntutan hukum lingkungan, dan ganti rugi bagi masyarakat.

b. Environmental risk management dan strategic issues dalam annula report dan akun perusahaan publik.

c. Identifikasi biaya lingkungan, alokasi biaya lingkungan, pemicu biaya lingkungan, dan sistem akuntansi lingkungan.

d. Instrumen undang-undang, misalnya pajak lingkungan.

e. Natural capital accounting, natural resource accounting, environmental accounting, dan ecosystem management.

f. Environmental reporting, pengakuan, pengukuran, pelaporan dampak lingkungan untuk organisasi pelaporan laporan keuangan.

g. Akuntansi harta yang hidup, flora dan fauna.

h. Identifikasi biaya sosial, alokasi biaya sosial, pemicu biaya sosial, dan sistem akuntansi biaya sosial.

i. Instrumen undang-undang perlindungan sosial, misalnya pajak sosial. j. Social accounting and reporting, pengakuan, pengukuran, pelaporan

dampak sosial pada organisasi pelaporan laporan keuangan.

k. Akuntansi eksternalitas sosial, menghitung laba sejati setelah dikurangi beban sosial.

l. Sustainability reporting, laporan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial untuk suatu organisasi.

m. Perubahan kompetensi akuntan di masa depan dan akuntan tanggung jawab sosial.

Sebagian besar perusahaan mungkin menginginkan laporan keuangan tidak perlu ditambahkan unsur sosial dan lingkungan yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Apabila diwajibkan suatu otoritas keuangan tertentu, naja informasi sosial dan lingkungan sebaiknya disajikan oleh entitas dalam laporan


(45)

bukan laporan akuntansi. Dewasa ini, laporan semacam itu memang berdiri sendiri dalam bentuk cetak, sajian maya di jaringan web entitas. Sebaliknya, laporan keuangan yang terintegrasi percaya bahwa informasi sosial dan lingkungan tersebut memberi nilai tambah bagi pemangku kepentingan yang lebih luas, karena tidak bersifat reduksi dan pelunakan fakta atau pengabaian eksternalitas negatif akibat perburuan laba entitas. Hal ini menunjukkan pentingnya pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan.

2.7. Peneliti Terdahulu

Penelitian terdahulu disajikan pada tabel berikut: Tabel 2.1.

Peneliti dan Hasil Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel penelitian Cara yang

digunakan Hasil Penelitian

Oemar , Fahmi (2014)

Pengaruh

corporate governance dan keputusan pendanaan perusahaan terhadap kinerja profitabilitas dan implikasinya terhadap harga saham (Studi empiris pada Perusahaan

BUMN yang listing di BEI tahun 2008-2011) Komite audit, kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, debt equity ratio, divident payout ratio, harga saham, kinerja profitabilitas Persamaan regresi linear berganda, Uji F dan t

- Kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris dan dividen payout ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

- Komite audit, dewan komisaris independen,

debt equity ratio dan kinerja profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham

- Penerapan corporate

governance, keputusan

pendanaan kebijakan dividen, dan kinerja profitablitas pada perusahaan BUMN secara

simultan berpengaruh terhadap harga saham

-Sudarti

(2013)

Pengaruh good corporate governance, profitabilitas dan kepemilikan pemerintah Good corporate governance, profitabilitas, kepemilikan pemerintah dan harga saham Persamaan regresi linear berganda, Uji F dan t

- GCG, profitabilitas, kepemilikan pemerintah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham


(46)

Tabel 2.1. Lanjutan Nama Peneliti Judul

Penelitian

Variabel penelitian

Cara yang

digunakan Hasil Penelitian

terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam CGPI 2005-2010

governance, profitabilitas, kepemilikan pemerintah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham Pratiwi dan

Suryanawa (2014)

Pengaruh good corporate governance dan

corporate social responsibility disclosure pada return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 Good corporate governance, corporate social responsibility disclosure dan return saham Persamaan regresi linear berganda, Uji F dan t

- Hasil uji t menemukan bahwa good corporate

governance tidak

berpengaruh signifikan pada return saham, sedangkan corporate social responsibility disclosure berpengaruh signifikan pada return saham.

- Hasil uji F menemukan bahwa good corporate governance berpengaruh signifikan secara pada return saham, sedangkan

corporate social responsibility disclosure

berpengaruh signifikan pada return saham.

Retno, Reni Dyah dan Priantinah, Denies (2012) Pengaruh GCG dan pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 GCG, CSR dan nilai perusahaan Persamaan regresi linear berganda, Uji F dan t

- GCG berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan dengan variabel kontrol ukuran

perusahaan dan

leverage pada

perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2010

- Variabel ukuran

perusahaan dan

leverage memiliki

korelatif positif terhadap GCG

- Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan variabel kontrol ukuran

perusahaan dan leverage keuangan


(47)

2.8. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Sebelum Moderating

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Setelah Moderating

Good corporate governance sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi para

pemangku kepentingan. Hal ini disebabkan karena good corporate governance

dapat mendorong terbentuknya pola kerja manajemen yang bersih, transparan, dan

Corporate social responsibility (Z) Dewan komisaris

independen (X1)

Komite audit (X2)

Profitabilitas (X3)

Harga saham (Y) Dewan komisaris

independen (X1)

Komite audit (X2)

Profitabilitas (X3)

Harga saham (Y) H1


(48)

profesional. Prinsip-prinsip good corporate governance mencakup lima hal, yaitu perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham, perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham, peranan pemangku kepentingan berkaitan dengan perusahaan, pengungkapan dan transparansi, serta tanggungjawab dengan dewan komisaris atau direksi.

Penerapan good corporate governance bermanfaat untuk membenahi faktor-faktor internal organisasinya yang belum sesuai dan belum mendukung terwujudnya good corporate governance, meningkatkan kepercayaan investor dan publik terhadap perusahaan, meningkatkan kesadaran bersama dikalangan internal perusahaan dan stakeholder terhadap pentingnya good corporate governance

dalam pengelolaan perusahaan kearah pertumbuhan yang berkelanjutan. Selain itu, penerapan good corporate governance juga dapat dijadikan sebagai indikator atau standar mutu yang ingin dicapai perusahaan dalam bentuk pengakuan dari masyarakat terhadap penerapan prinsip-prinsip good corporate governance. Terakhir, perwujudan komitmen dan tanggung jawab bersama serta upaya yang mendorong seluruh anggota organisasi perusahaan untuk menerapkan good corporate governance. Jika penerapan good corporate governance terlaksana dengan baik, maka kepercayaan investor terhadap perusahaan semakin meningkat, maka keinginan calon investor untuk menanamkan modalnya ke dalam perusahaan semakin tinggi. Hal ini akan meningkatkan permintaan terhadap saham, sehingga harga saham yang ditawarkan melalui bursa efek naik.

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas diukur dari return on equity (ROE). ROE


(49)

merupakan pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. ROE dapat dilihat dari laba bersih perusahaan dibandingkan dengan total ekuitas perusahaan. ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. ROE yang tinggi menunjukkan kinerja keuangan perusahaan baik, sehingga investor tertarik menanamkan modal ke dalam perusahaan dalam bentuk saham. Akibatnya, permintaan terhadap saham yang ditawarkan naik, dan pada akhirnya harga saham juga meningkat.

Corporate social responsibility perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja, tetapi juga terhadap stakeholders yang terkait atau kena dampak dari keberadaan perusahaan. Dalam menetapkan dan menjalankan strategi bisnisnya, perusahaan yang menjalankan corporate social responsibility akan memperhatikan dampaknya terhadap kondisi sosial dan lingkungan, dan berupaya agar dampaknya positif. Perkembangan corporate social responsibility juga terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim. Berbagai fenomena ini menyadarkan masyarakat di dunia bahwa sumber daya alam adalah terbatas dan oleh karenanya pembangunan ekonomi harus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan konsekuensi bahwa perusahaan dalam menjalankan usahanya perlu menggunakan sumber daya seefisien mungkin dan memastikan bahwa sumber daya tersebut tidak habis, sehingga tetap dapat dimanfaatkan oleh generasi di masa datang. Dengan konsep pembangunan berkelanjutan, maka kegiatan corporate social


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Hoesada, Jan. 2009.

Bunga Rampai Auditing

, Edisi Pertama.

Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2006.

Dasar-dasar Manajemen

Keuangan

, Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto, Buku Satu, Edisi

Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Erlina, Sri Mulyani. 2007.

Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan

Manajemen

. Cetakan Pertama. Medan: USU Press.

Fahmi, Irham. 2013.

Pengantar Manajemen Keuangan

. Edisi Pertama.

Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2006.

Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS

, Edisi

Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Kasmir. 2008.

Analisis Laporan Keuangan

, Edisi Pertama, Cetakan Pertama.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Oemar, Fahmi. 2014.

Pengaruh Corporate Governance dan keputusan

Pendanaan Perusahaan Terhadap Kinerja Profitabilitas dan

Implikasinya Terhadap Harga Saham

(Studi Empiris pada Perusahaan

BUMN yang Listing di BEI tahun 2008-2011),

Jurnal Ilmiah Ekonomi

dan Bisnis

Vol. 11, No. 2, September 2014.

Pratiwi, Nining dan I.Kt.Suryanawa. 2014.

Pengaruh Good Corporate

Governance dan Corporate Social Responsibility Disclosure Pada

Return Saham

. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2 (2014):

465-475.

Retno, Reny Dyah dan Denies Priantinah. 2012.

Pengaruh Good Corporate

Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Terhadap Nilai Perusahaan

(

Studi Empiris Pada Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010

), Jurnal Nominal /

Volume I Nomor I / Tahun 2012.

Sedarmayanti. 2012.

Good Governance

(

Kepemerintahan yang Baik

) &

Good

Corporate Governenance

(

Tata Kelola Perusahaan yang Baik

), Bagian

Ketiga, Edisi Revisi. Bandung: Mandar Maju.


(2)

Siregar, Ir. Syofian. 2013.

Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perhitungan Manual dan SPSS.

Jakarta: Kencana.

Sudarti. 2013.

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas dan

Kepemilikan Pemerintah Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

yang Tergabung dalam CGPI 2005-2010

. Tesis: Magister Manajemen

Universitas Esa Unggul Jakarta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014.

SPSS untuk Penelitian

, Cetakan Pertama.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sugiyono. 2008.

Metode Penelitian Bisnis

, Edisi Keduabelas. Bandung: CV.

Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2013.

Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis (Teori dan

Kasus

), Cetakan Pertama. Yogyakarta: Caps.

Susanto, A.B. 2007.

Corporate Social Responsibility

, Cetakan Pertama. Jakarta:

The Jakarta Consulting Group.

Tunggal, Amin Widjaja. 2008.

Memahami Internal Auditing

, Edisi Pertama,

Cetakan Pertama. Jakarta: Havarindo.

Tunggal, Amin Widjaja. 2008.

Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep &

Kasus

. Jakarta: Havarindo.

Untung, Hendrik Budi. 2008.

Corporate Social Responsibility

, Cetakan Pertama.

Jakarta: Sinar Frafika Offset.

Warsini, Sabar. 2009.

Manajemen Investasi

, Cetakan Pertama. Jakarta: Semesta

Media.


(3)

Tabel 1 Profitabilitas dan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2014

No. Tahun Emiten Ekuitas Laba bersih ROE Harga saham

1 2013 DVLA 914.702.952,00 125.796.473,00 13,75 2.200,00 2014 962.431.483,00 80.929.476,00 8,41 1.690,00 2 2013 KAEF 1.624.354.688,98 215.642.329,98 13,28 590,00 2014 1.811.143.949,91 236.531.070,86 13,06 1.465,00 3 2013 PYFA 93.901.273,22 6.195.800,34 6,60 147,00 2014 96.558.938,62 2.657.665,41 2,75 135,00 4 2013 SQBB 347.052.274,00 149.521.096,00 43,08 10.500,00 2014 368.878.943,00 164.808.009,00 44,68 11.000,00 5 2013 KLBF 8.499.957.965,58 1.970.452.449,69 23,18 1.250,00 2014 9.819.475.678,45 2.121.090.581,63 21,60 1.830,00 6 2013 TSPC 3.862.951.854,24 638.535.108,80 16,53 3.250,00 2014 4.132.338.998,55 584.293.062,12 14,14 2.865,00 7 2013 MERK 512.218.622,00 175.444.757,00 34,25 189.000,00 2014 553.690.856,00 181.472.234,00 32,78 160.000,00 8 2013 SIDO 2.625.456,00 405.943,00 15,46 700,00 2014 2.634.659,00 415.193,00 15,76 610,00 9 2013 MBTO 451.318.464,72 16.162.858,08 3,58 305,00 2014 453.749.133,90 2.925.070,20 0,64 200,00 10 2013 UNVR 4.254.670,00 5.352.625,00 125,81 26.000,00 2014 4.598.782,00 5.738.523,00 124,78 32.300,00 11 2013 TCID 1.182.990.689,96 160.148.465,83 13,54 11.900,00 2014 1.283.504.442,27 174.314.394,10 13,58 17.525,00 12 2013 KDSI 352.008.887,57 36.002.772,19 10,23 345,00 2014 396.498.026,94 44.489.139,37 11,22 364,00 13 2013 KICI 73.976.578,60 7.419.500,72 10,03 270,00 2014 78.680.086,84 4.703.508,24 5,98 268,00 14 2013 GGRM 29.416.271,00 4.383.932,00 14,90 42.000,00 2014 33.228.720,00 5.395.293,00 16,24 60.700,00 15 2013 HMSP 14.155.035,00 10.818.486,00 76,43 62.400,00 2014 13.498.114,00 10.181.083,00 75,43 68.650,00 16 2013 WIIM 781.359.304,53 132.322.207,86 16,93 670,00 2014 854.425.098,59 112.304.822,06 13,14 625,00 17 2013 AALI 10.267.859,00 1.903.088,00 18,53 25.100,00 2014 11.837.486,00 2.621.275,00 22,14 24.250,00 18 2013 ICBP 13.265.731,00 2.235.040,00 16,85 10.200,00 2014 15.039.947,00 2.531.681,00 16,83 13.100,00 19 2013 MYOR 3.893.900.119,18 1.013.558.238,78 26,03 26.000,00 2014 4.100.554.992,79 409.824.768,59 9,99 20.900,00 20 2013 SKBM 201.124.214,51 58.266.986,27 28,97 390,00 2014 317.909.776,36 89.115.994,11 28,03 400,00 21 2013 ULTJ 2.015.146.534,09 325.127.420,66 16,13 4.500,00 2014 2.265.097.759,73 283.360.914,21 12,51 3.720,00 22 2013 CEKA 528.274.933,92 65.068.958,56 12,32 1.160,00

Lampiran 1


(4)

Tabel 1 Profitabilitas dan Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Barang

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2014

No. Tahun Emiten Ekuitas Laba bersih ROE Harga saham

23 2013 INDF 37.891.756.000,00 3.416.635.000,00 9,02 6.600,00 2014 41.228.376.000,00 5.146.323.000,00 12,48 6.750,00 24 2013 SKLT 139.650.353,64 11.440.014,19 8,19 180,00 2014 153.368.106,62 16.480.714,98 10,75 300,00 25 2013 DLTA 676.557.993,00 270.498.062,00 39,98 380.000,00 2014 764.473.253,00 288.073.432,00 37,68 390.000,00 26 2013 MLBI 987.533,00 1.171.229,00 118,60 1.200.000,00 2014 553.797,00 794.883,00 143,53 11.950,00 27 2013 ROTI 787.337.649,67 158.015.270,92 20,07 1.020,00 2014 960.122.354,74 188.577.521,07 19,64 1.385,00 28 2013 STTP 694.128.409,11 114.437.068,80 16,49 1.550,00 2014 817.593.813,06 123.465.403,95 15,10 2.880,00

Sumber

: Diolah dari www.idx.co.id


(5)

Tabel 1 Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, dan CSR Tahun 2013-2014

No. Tahun Emiten Dewan

Komisaris

Komisaris

Independen X1

Komite

audit CSR

1 2013 DVLA 8 3 37,50 4 5

2014 8 3 37,50 4 5

2 2013 KAEF 5 2 40,00 3 3

2014 5 2 40,00 3 13

3 2013 PYFA 3 1 33,33 2 7

2014 3 1 33,33 2 6

4 2013 SQBB 3 1 33,33 3 5

2014 2 1 50,00 3 4

5 2013 KLBF 7 2 28,57 3 23

2014 7 2 28,57 3 4

6 2013 TSPC 5 3 60,00 3 18

2014 4 2 50,00 3 16

7 2013 MERK 3 1 33,33 3 3

2014 3 1 33,33 3 3

8 2013 SIDO 3 1 33,33 3 11

2014 3 1 33,33 3 3

9 2013 MBTO 3 1 33,33 2 17

2014 3 1 33,33 2 5

10 2013 UNVR 5 2 40,00 3 25

2014 5 2 40,00 3 29

11 2013 TCID 5 2 40,00 4 4

2014 5 2 40,00 4 15

12 2013 KDSI 4 2 50,00 3 3

2014 3 2 66,67 3 2

13 2013 KICI 3 1 33,33 2 3

2014 3 1 33,33 2 3

14 2013 GGRM 3 1 33,33 3 7

2014 4 2 50,00 3 7

15 2013 HMSP 6 3 50,00 3 17

2014 6 3 50,00 3 18

16 2013 WIIM 3 1 33,33 3 5

2014 3 1 33,33 3 5

17 2013 AALI 7 3 42,86 3 10

2014 7 3 42,86 3 7

18 2013 ICBP 7 3 42,86 3 27

2014 7 3 42,86 3 39

19 2013 MYOR 5 2 40,00 3 13


(6)

No. Tahun Emiten

Komisaris Independen X1 audit CSR

20 2013 SKBM 3 1 33,33 2 8

2014 3 1 33,33 2 10

21 2013 ULTJ 3 1 33,33 3 15

2014 3 1 33,33 3 12

22 2013 CEKA 4 2 50,00 3 4

2014 4 2 50,00 3 4

23 2013 INDF 8 3 37,50 3 37

2014 8 3 37,50 3 41

24 2013 SKLT 3 1 33,33 2 6

2014 3 1 33,33 2 8

25 2013 DLTA 5 2 40,00 3 15

2014 5 2 40,00 3 15

26 2013 MLBI 6 4 66,67 3 8

2014 7 3 42,86 3 9

27 2013 ROTI 3 1 33,33 3 28

2014 3 1 33,33 3 23

28 2013 STTP 2 1 50,00 3 10


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAPPROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 8

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 23

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 0 11

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN SIZE TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY YANG BERDAMPAK PADA NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 3 13