Hubungan Obesitas dengan Identitas Diri pada Remaja di SMA N13 Medan Tahun 2014

(1)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN IDENTITAS DIRI PADA REMAJA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2014

LILA HARTATI SAMOSIR

135102095

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


(2)

(3)

(4)

Hubungan Obesitas Dengan Identitas Diri Pada Remaja Di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2014

ABSTRAK

Lila Hartati Samosir

Latar Belakang : Obesitas secara tidak lansung membahayakan kesehatan. WHO

mencatat tahun 2005 secara global ada sekitar 400 juta orang dewasa yang menderita obesitas. Penderita kegemukan di Indonesia semakin tahun juga meningkat. Hal ini terlihat dari data Riskesdas tahun 2007 prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 19,1 % dengan prevalensi laki -laki 13,9 %, sedangkan perempuan 23,8 %, serta prevalensi obesitas berdasarkan IMT (10,3%).

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara

obesitas dengan identitas diri pada remaja.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive

sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 13 Medan. Analisa data yang

digunakan adalah chi square.

Hasil Penelitian : Ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan identitas diri

pada remaja (p value = 0,047 dengan α = 0,05)

Kesimpulan dan Saran : Adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan

identitas diri pada remaja. Diharapakan pada responden untuk melakukan program penurunan berat badan dan meningkatkan kualitas asupan makanan sehingga dapat terwujud program pembangunan kesehatan.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Bidang Studi D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dengan judul “Hubungan Obesitas dengan Identitas Diri pada Remaja di SMA N13 Medan Tahun 2014.

Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan pengetahuan penulis, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sekalian, demi kebaikan dan kesempurnaan proposal ini.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan bimbingan dan masukan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes, selaku dosen pembimbing dalam mengerjakan Poposal.


(6)

5. Dr. Dr. M. Fidel G, Srg, SpOG (KFR), selaku dosen penguji.

Akhirnya kepada Allah SWT sajalh penulis berserah diri. Penulis mengucapkan terima kasih dan berharap Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Januari 2014 Penulis

NIM: 135102095 Lila Hartati Samosir


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan umum ... 3

2 Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Obesitas ... 5

1. Faktor-faktor Penyebab Obesitas ... 5

2. Dampak Obesitas ... 8

3. Pengukuran Obesitas dan Klasifikasinya ... 9

B. Identitas diri ... 10

1. Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Identitas Diri... 11

2. Status Identitas Diri ... ... 12


(8)

C. Usia Remaja ... 14

1. Ciri-ciri Usia Remaja ... 15

2. Tugas Perkembangan Remaja ... 17

BAB III : KERANGKA PENELITIAN ... 19

A. Kerangka Konsep ... 19

B. Hipotesa ... 19

C. Defenisi Operasional ... 20

BAB IV : METODE PENELITIAN ... 22

A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Tempat Penelitian ... 23

D. Waktu Penelitian ... 23

E.. Etika Penelitian ... 23

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 23

G. Uji Reabilitas Instrumen... 24

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 25

I. Analisa Data ... 25

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Hasil Penelitian ... 26

B. Pembahasan ... 32

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner Lampiran 5 : Master Data

Lampiran 6 : Hasil Output Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat izin data penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Balasan surat izin penelitian

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kalsifikasi Berat Badan ... 10 Table 3.2 : Defenisi Operasional Variabel Penelitian ………... 21

Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Karkateristik Umur, Jenis Kelamin, dan Suku di SMA Negeri 13 Medan ... 27 Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Status Obesitas Di SMA Negeri 13 Medan ...27 Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Pernyataan Identitas Diri Pada Remaja Yang Mengalami Obesitas Di SMA Negeri 13 Medan tahun 2014 ... 28 Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi Pernyataan Identitas Diri Pada Remaja Yang Tidak Mengalami Obesitas Di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2014 ... 30 Tabel 5.5 : Distribusi Responden Berdasarkan Identitas Diri Remaja di SMA Negeri 13 Medan ... 28 Tabel 5.6 : Distribusi frekuensi variabel silang berdasarakan obesitas dengan identitas diri pada remaja di SMA N 13 Medan ... 29


(12)

Hubungan Obesitas Dengan Identitas Diri Pada Remaja Di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2014

ABSTRAK

Lila Hartati Samosir

Latar Belakang : Obesitas secara tidak lansung membahayakan kesehatan. WHO

mencatat tahun 2005 secara global ada sekitar 400 juta orang dewasa yang menderita obesitas. Penderita kegemukan di Indonesia semakin tahun juga meningkat. Hal ini terlihat dari data Riskesdas tahun 2007 prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 19,1 % dengan prevalensi laki -laki 13,9 %, sedangkan perempuan 23,8 %, serta prevalensi obesitas berdasarkan IMT (10,3%).

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara

obesitas dengan identitas diri pada remaja.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive

sampling. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 13 Medan. Analisa data yang

digunakan adalah chi square.

Hasil Penelitian : Ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan identitas diri

pada remaja (p value = 0,047 dengan α = 0,05)

Kesimpulan dan Saran : Adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan

identitas diri pada remaja. Diharapakan pada responden untuk melakukan program penurunan berat badan dan meningkatkan kualitas asupan makanan sehingga dapat terwujud program pembangunan kesehatan.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas merupakan kelebihan lemak tubuh yang dialami oleh seseorang secara kronis. Pada kondisi normal, lemak tubuh berfungsi sebagai cadangan energi, pengatur suhu tubuh, pelindung dari trauma, dan fungsi-fungsi lainnya. Namun, bila lemak tubuh tersebut berlebih, akan disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan lemak. Inilah yang menimbulkan kegemukan. Kegemukan tidak terjadi secara instan, tetapi perlahan-lahan berdasarkan jumlah cadangan lemak yang terus bertambah karena cadangan lemak tersebut tidak digunakan untuk beraktivitas. Dengan demikian, tidak ada pembakaran kalori dan cadangan lemak akan terus bertambah seiring bertambahnya lemak di dalam tubuh (Mumpuni & Wulandari, 2010)

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata,namun merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara lansung membahayakan kesehatan seseorang (Proverawati, 2010). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada tahun 2005 secara global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta diantaranya dikategorikan obesitas. Pada 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka tersebut. Penderita kegemukan di Indonesia dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Menurut data Riset Kesehatan Daerah (Riskesdas) tahun 2007, di Indonesia prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 19,1% dengan prevalensi laki -laki 13,9%, sedangkan perempuan 23,8%, serta prevalensi obesitas berdasarkan IMT (10,3%) (Mumpuni & Wulandari, 2010)


(14)

Obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose secara berlebihan (Proverawati, 2010). Banyak cara mengukur kegemukan. Akan tetapi, yang paling praktis adalah pengukuran dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu berat badan (kg) dibagi tinggi badan (meter) kuadrat. Seseorang disebut sebagai overweight (kelebihan berat badan) bila IMT antara 23 – 29,9 dan obesitas (kegemukan) bila IMT lebih dari 30. Semakin tinggi nilai IMT maka semakin tinggi pula risiko seseorang menderita beberapa penyakit akibat kegemukan. Kegemukan jelas sangat tidak menyenangkan. Selain cara estetika sangat tidak indah, kegemukan juga memiliki berbagai macam resiko dan bahaya, terutama berkaitan dengan penyakit kronis yang sangat serius.

Menurut WHO (2010) dalam Mumpuni & Wulandari (2010), sekitar 80% kasus baru penyakit kanker, diabetes, dan kardiovaskuler di dunia sekarang ini bukan tercatat di negara barat yang kaya. Justru penyakit tidak menular itu meningkat pesat di negara-negara miskin yang di satu sisi menghadapi kelaparan, tetapi di sisi lain juga masalah obesitas (Mumpuni &Wulandari, 2010).

Dampak lain yang dapat timbul pada seseorang yang mengalami obesitas adalah ketidakmampuan menerima keadaan dirinya, kemungkinan akan memiliki persepsi negatif yaitu menganggap dirinya merasa ada kekurangan. Karena merasa ada kekurangan dalam dirinya, maka menyebabkan remaja merasa minder atau kurang percaya diri (lack of self-confidence) dalam pergaulan. Mereka akan menarik diri, membatasi diri dari aktivitas bersama kelompok, takut diejek, dihina, atau menjadi bahan tertawaan dari teman-teman sebaya. Menurut Erikson mereka akan mengalami


(15)

kesulitan untuk melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial, sulit mencapai kematangan identitas diri (the maturityof self-identity). Sebaliknya, mereka yang mampu menerima keadaan dirinya apa adanya, walaupun tubuhnya gemuk, maka biasanya mereka akan merasa percaya diri, optimis sehingga tidak akan menemukan kesulitan dalam pergaulan. Mereka tetap bisa mengekspresikan seluruh potensi di antara teman-teman sebayanya. Dengan demikian, ia menjadi seorang pribadi yang dewasa) / matang,

sosiable,adjustable atau mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial, serta merasa

optimis menghadapi masa depan (Dariyo, 2004).

Menurut pandangan Erikson, seorang remaja berada pada tahap masa krisis identitas (crisis of identity), hal ini mendorong remaja untuk mencari jati diri (identitas diri), caranya dengan mewujudkan keinginannya agar menjadi seorang individu yang sempurna, secara intelektual, kepribadian, maupun dalam penampilan fisiknya (Dariyo, 2004). Remaja yang tidak berhasil mengatasi krisis identitas akan menderita kebingungan identitas (identity confusion). Mereka dapat menarik diri, mengisolasi diri dari kawan-kawan dan keluarga, atau kehilangan identitas sendiri dalam kerumunan tersebut (Santrock, 2007). Remaja yang gemuk, yang tak mampu menerima keadaan dirinya, kemungkinan akan mengalami persepsi negatif yaitu menganggap dirinya merasa ada kekurangan.

Banyak remaja yang mengutamakan penampilan fisik (physical appereance) dalam pergaulan dengan teman sebaya. Mereka masih menonjolkan hal-hal fisik yang nampak dari luar. Karena itu, remaja berusaha untuk tampil sebagai seorang individu yang menarik perhatian orang lain, baik teman sebaya sejenis kelamin atau dari lawan jenis. Agar dapat tampil semenarik mungkin, maka remaja mengupayakan supaya tubuhnya ramping dan menghindari obesitas (Dariyo, 2004).


(16)

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul tentang hubungan obesitas dengan identitas diri pada remaja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan identitas diri pada remaja ? “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan identitas diri pada remaja.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran obesitas

b. Untuk mengetahui gambaran identitas diri pada remaja c. Untuk mengetahui hubungan identitas diri dengan obesitas

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan obesitas dengan identitas diri terhadap remaja yang mengalami obesitas.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang adanya hubungan obesitas dengan identitas diri pada remaja.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah bahan bacaan dan pedoman untuk membuat KTI selanjutnya.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. (Mumpuni & Wulandari, 2010). Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan tubuh. (Proverawati, 2010). Ditinjau dari segi klinis, obesitas adalah kelebihan lemak di dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadiarly, 2007). Terjadinya obesitas secara umum berkaitan dengan keseimbangan energi di dalam tubuh. Keseimbangan energi ditentukan oleh asupan energi yang berasal dari zat gizi penghasil energi yaitu karbohidrat, lemak, protein serta kebutuhan energi yang ditentukan oleh kebutuhan energi basal, aktifitas fisik dan thermic effect of food (TEF) yaitu energi yang diperlukan untuk mengolah zat gizi menjadi energi (Soegih & Wiramihardja, 2009).

Kegemukan merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian dan harus segera diatasi karena dapat menyebabkan timbulnya penyakit seperti jantung, tekanan darah tinggi, penyakit saraf, penyakit metabolik, dan gangguan pernafasan yang dapat menyebabkan kematian (Mumpuni & Wulandari, 2010). Di samping itu obesitas dapat dikatakan merupakan salah satu faktor yang berdiri sendiri, khususnya terhadap mortalitas (Misnadiarly, 2007). Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa obesitas adalah keadaan dimana terjadinya penimbunan lemak secara berlebih sehingga berat badan mengalami peningkatan dari batas normal. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar.


(18)

1. Faktor-faktor Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan tubuh. Meskipun penyebab utamanya belum diketahui, namun obesitas pada remaja terlihat cenderung kompleks, multifaktorial, dan berperan sebagai pencetus terjadinya penyakit kronis dan degenerative. Faktor resiko yang berperan terjadinya obesitas antara lain sebagai berikut.

a. Faktor Genetik

Obesitas cenderung untuk diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagai gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang biasa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan kontribusi sebesar 33% terhadap berat badan seseorang (Proverawati, 2010).

b. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berasal dari berbagai variabel baik yang bersifat herediter atau nonherediter, yang dapat menyebabkan individu tumbuh menjadi seorang yang berbadan gemuk (obese) atau overweight. Adapun variabel yang bersifat herediter (genetis), mengandung pengertian sebagai faktor keturunan dari salah satu atau kedua orangtuanya yang memiliki badan gemuk, sehingga mereka akan melahirkan anak yang gemuk juga. Sedangkan variabel yang nonherediter (external factor) yakni faktor yang berasal dari luar individu, seperti jenis makanan yang dikonsumsi dan taraf kegiatan yang dilakukan individu (Dariyo, 2004).


(19)

c. Faktor Lingkungan

Gen merupakan faktor yang penting dalam timbulnya obositas, namun lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Yang termasuk lingkungan dalam hal ini adalah perilaku atau pola gaya hidup, miasalnya apa yang dinamakan dan berapa kali seseorang makan, serta bagaimana aktivitasnya setiap hari. Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya namun dapat mengubah pola makan dan aktifitasnya (Proverawati, 2010). Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa anak-anak yang di sekitar sekolahnya terdapat restoran cepat saji atau fast

food akan memiliki kecendrungan kelebihan berat badan atau kegemukan (Mumpuni

& Wulandari, 2010). d. Faktor Psikososial

Apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan emosi ini merupakan masalah serius pada wanita usia muda penderita obesitas, dan dapat menimbulkan kesadaran berlebih tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

e. Faktor Perkembangan

Penambahan ukuran atau jumah sel-sel lemak atau kedua-duanya dapat menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita kegemukan, terutama yang sudah gemuk sejak masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi. Itulah sebabnya penurunan berat


(20)

badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah sel lemak di dalam setiap sel (Proverawati, 2010).

2. Dampak Obesitas

Obesitas tidak hanya berdampak pada medis, psikis maupun sosial, tetapi juga erat hubungannya dengankelansungan hidup penderitanya (Misnadiarly, 2007). Obesitas dapat mempengaruhi kualitas hidup akibat keterbatasan pergerakan tubuh dan menurunkan ketahanan fisik (endurans). Obesitas berhubungan dengan meningkatnya risiko untuk terjadinya beberapa jenis kanker seperti endometrium, ginjal, dan kanker payudara (postmenopausal). Perempuan yang mengalami peningkatan berat badan lebih sejak usia 18 tahun akan memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara bila dibandingkan dengan perempuan yang BB normal. (Soegih & Wiramihardja, 2009). Kegemukan pada remaja dalam jangka panjang dapat memicu berbagai penyakit seperti, jantung koroner, diabetes mellitus, fungsi paru, peningkatan kadar kolestrol, gangguan ortopedik karena menopang tubuh yang berat, gangguan pernafasan saat tidur, dapat terserang infeksi pernafasan, kelainan pada kulit, kegemukan yang terjadi pada masa kanak-kanak dapat berlanjut hingga dewasa (Indika, 2010, ¶). Dampak obesitas yang dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang adalah sebagai berikut :

a. Gangguan psiko-sosial

Rasa rendah diri, defresif dan menarik diri dari lingkungan. Hal ini dikarenakan karena anak obesitas sering kali menjadi bahan hinaan teman sepermainan dan teman sekolah. Akibat bentuk yang kurang menarik, sering menimbulkan problem dalam pergaulan dan seseorang dapat menjadi rendah diri dan yang terburuk adalah keputusasaan (Soegih & Wiramihardja, 2009). Dapat


(21)

pula karena ketidakmampuan untuk melaksanakan suatu tugas/kegiatan terutama olahraga akibat adanya hambatan pergerakannya karena kegemukannya. Selain itu, dinyatakan pula bahwa orang obesitas lebih responsif terhadap rasa, lebih emosional, dan kurang aktif dibandingkan orang dengan berat badan normal (Misnadiarly, 2007).

b. Gangguan kesehatan lain

Obesitas secara konsisten dihubungkan pula pada timbulnya penyakit jantung, hipertensi, diabetes, stroke, hingga kematian dini. Gangguan kesehatan lain yang mungkin muncul akibat obesitas adalah pertumbuhan fisik atau linier yang lebih cepat dan usia tulang yang lebih cepat dan usia tulang yang lebih lanjut dibanding usia biologinya dan masalah ortopedi akibat beban tubuh yang terlalu berat. Selain itu, obesitas juga dapat menimbulkan gangguan pernafasan seperti infeksi saluran nafas, mendengkur saat tidur, dan juga sering mengantuk pada siang hari (Putri, 2012, ¶).

3. Pengukuran Obesitas dan Klasifikasinya

Cara menghitung kegemukan yang paling mudah adalah dengan membandingkan antara tinggi badan (kg) dengan berat badan (m) yang dikenal dengan istilah Body

Mass Index atau (BMI) atau Indeks Masa Tubuh (IMT). BMI merupakan suatu

pengukuran yang menghubungkan atau membandingkan antara berat badan dan tinggi badan. Walaupun dinamakan “indeks” sebanarnya IMT atau BMI adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).


(22)

Klasifikasi yang digunakan di sini adalah kategori berdasarkan aturan untuk orang-orang di Asia Pasific. Indonesia termasuk bagian dari Asia Pasific. Apabila nilai IMT atau BMI telah diperoleh, maka hasilnya kemudian dibandingkan dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Klasifikasi Berat Badan

No IMT Klasifikasi

1 < 18,5 Underweight

2 18,5 – 22,9 Normal

3 ≥ 23 Overweight

4 23,0 – 24,9 At Risk

5 25,0 – 29,9 Obesitas Tingkat I

6 ≥ 30 Obesitas Tingkat II

Sumber : Asia Pacific Cohort Studiest Collaboration, IOTF, WHO (2000) Indeks massa tubuh (IMT) tidak dapat digunakan pada seseorang dengan peningkatan massa otot, seperti pemain sepak bola, atlet angkat besi, dan lainnya yang menggunakan angkat beban sebagai bagian dari program olah raganya (Soegih & Wiramihardja, 2009). Karena jika seseorang termasuk dalam golongan berotot, IMT nya mungkin berada pada rentang kegemukan, tetapi bukan berarti orang tersebut termasuk kategori penderita kegemukan (Mumpuni & Wulandari, 2010).

B. Identitas Diri

Identitas diri adalah bagian dari konsep diri yang mencakup prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berkembang sepanjang kehidupan dan merupakan tugas utama pada masa remaja. Menurut Sunaryo identitas diri merupakan kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh (Damaiyanti & Iskandar, 2012).


(23)

Pembentukan identitas diri tidak berlansung secara rapi maupun secara tiba-tiba yang menimbulkan perubahan besar. Dalam bentuknya yang paling sederhana, perubahan idantitas melibatkan komitmen pada suatu arah vokasional, sikap ideologis, dan orientasi seksual. Mensintesakan komponen-komponen identitas dapat melibatkan proses yang panjang, menyita banyak energi, yang disertai dengan dengan berbagai negosiasi maupun afirmasi mengenai berbagai peran. Perkembangan identitas berlansung secara sedikit demi sedikit. Keputusan tidak dibuat sekali untuk berlaku seumur hidup, namun harus selalu diperbaharui dari waktu ke waktu (Santrock, 2007).

1. Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Identitas Diri

Remaja selalu mencari identitas diri guna menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya, apakah dia masih kanak-kanak atau telah menjadi orang dewasa. Persepsi identitas diri remaja berkembang secara perlahan melalui pengulangan identifikasi saat masa kanak-kanak. Nilai dan standar moral orangtua akan dikombinasikan dengan nilai dan standar moral menjadi nilai dan standar baru. Remaja akan mensintesiskan ke dalam berbagai peran dan membentuk satu identitas diri yang bias diterimanya sacara personal oleh kelompoknya. Konsep dasar seperti ini membuat remaja selalu bereksperimen dalam menjalankan peran sesuai waktu dan situasi (Pieter & Lumongga, 2011). Adapun hal penting yang berkaitan dengan identitas diri adalah sebagai berikut (Damaiyanti, 2012) :

a. Berkembang sejak masa masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri.

b. Individu yang memiliki perasaan identitas diri kuat akan memandang dirinya tidak sama dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.


(24)

d. Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan perempuan serta banyak dipengaruhi oleh pandangan maupun perlakuan masyarakat.

e. Kemandirian timbul dari perasaan berharga, menghargai diri sendiri, kemampuan, dan penguasaan diri.

f. Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.

2. Status Identitas Diri

Perkembangan identitas remaja mengungkapkan gagasan-gagasan yang kaya mengenai berbagai pikiran dan perasaan remaja. Menurut Erikson, teori perkembangan identitas terdiri dari empat status identitas, atau cara yang ditempuh dalam menyelesaikan krisis identitas, yaitu identity diffusion, identity foreclosure,

identity moratorium, dan identity achievement. Ia mendefenisikan krisis sebagai

suatu periode perkembangan identitas dimana individu berusaha melakukan eksplorasi terhadap berbagai alternative yang bermakna. Komitmen diartikan sebagai investasi pribadi mengenai hal-hal yang hendak individu lakukan. Status identitas tersebut diantaranya sebagai berikut (Santrock, 2007) :

a. Identity diffusion adalah kondisi remaja yang belum pernah mengalami krisis

(belum pernah mengeksplorasi berbagai alternative yang bermakna) ataupun membuat komitmen apapun. Mereka tidak hanya membuat keputusan yang menyangkut pilihan pekerjaan atau ideology, mereke juga cenderung kurang berminat terhadap hal-hal semacam itu.

b. Identity foreclosure adalah kondisi remaja yang telah menbuat komitmen namun

tidak pernah mengalami krisis identitas. Status ini sering kali terjadi jika orangtua meneruskan komitmen pada remaja, biasanya secara otoriter. Dengan


(25)

demekian, remaja dengan status identitas ini belum memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai pendekatan, ideologis, dan pekerjaannya sendiri.

c. Identity moratorium adalah kondisi remaja yang berada dipertengahan krisis

namun belum memiliki komitmen yang jelas terhadap identitas tertentu.

d. Identity achievement adalah kondisi remaja yang telah mengatasi krisis identitas

dan membuat komitmen.

3. Gangguan Identitas Diri

Identitas remaja didahului dengan identitas masa kanak-kanak, pertanyaan utama seperti “Siapakah saya?” lebih sering muncul di masa remaja. Selama masa remaja, identitas lebih banyak ditandai dengan upaya mencari keseimbangan antara kebutuhan otonomi dan kebutuhan keterjalinan. Mereka dihadapkan pada berbagai peran mulai dari peran pekerjaan hingga peran dalam relasi romantik. Sebagai bagian dari eksplorasi identitasnya remaja mengalami psychosocial moratorium, yaitu kesenjangan antara rasa aman masa kanak-kanak dengan otonomi di masa dewasa. Dalam proses mengeksplorasi mereka sering kali bereksperimen dengan berbagai peran. Anak muda yang berhasil mengatasi dan menerima peran-peran yang saling berkonflik satu sama lain ini beridentifikasi dengan sebuah penghayatan mengenai diri yang baru, yang menyegarkan dan dapat diterima. Remaja yang tidak berhasil mengatasi krisis identitas akan menderita kebingungan identitas (identity

confusion). Mereka dapat menarik diri, mengisolasi diri dari kawan-kawan dan

keluarga, atau membenamkan dirinya dalam dunia kawan-kawan dan kehilangan identitasnya sendiri (Santrock, 2007).

Gangguan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial dewasa


(26)

yang harmonis. Adapun perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif, perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain (Damaiyanti & Iskandar, 2012).

C. Usia Remaja

Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescentia yang berarti remaja yang mengalami kematangan fisik, emosi, mental, dan sosial. Piaget mengatakan bahwa masa remaja ialah masa berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana individu tidak lagi merasa di bawah tingkatan orang dewasa, akan tetapi sudah dalam tingkatan yang sama. Seseorang disebut remaja apabila perkembangan dan pertumbuhannya telah mengarah kepada kematangan seksual dengan memantapkan identitas dirinya sebagai individu yang terpisah dari keluarga, persiapan diri menghadapi tugas-tugas perkembangan berikutnya, persiapan dalam menentukan masa depannya, dan akan berkahir pada saat mencapai usia matang secara hukum (Pieter & Lumongga, 2011). Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk pada masa awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya dimulai dari usia 14 tahun pada pria dan 12 tahun pada wanita. Menurut World Health

Organization (WHO), batasan remaja secara umum adalah mereka yang berusia 10

sampai 19 tahun (Proverawati, 2010).

Sekitar 1 miliar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan 2000, kelompok umur 15-24 jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% menjadi 21%


(27)

dari total jumlah populasi penduduk Indonesia. Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Pada masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja, individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja mulai mengembangkan diri dengan penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang dalam interpretasi perbandingan sosial. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab (Kusmiran, 2012).

1. Ciri-ciri Usia Remaja

Usia remaja (adolescence) merupakan masa transisi / peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja berkisar antara usia 13 / 13-21 tahun. Untuk menjadi orang dewasa, menurut Erikson, maka remaja akan melalui masa krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (search for

self identity). Hal ini berarti terjadi proses perubahan pada diri setiap individu.

Aspek-aspek perubahan yang dialami oleh setiap individu meliputi fisik, kognitif, maupun psikososialnya. Menurut pandangan Gunarsa terdapat dua aspek yang dapat dilihat sebagai ciri dari perkembangan usia remaja, yakni endogen dan exogen (Dariyo, 2004).

a. Faktor endogen (nature). Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perubahan-perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat herediter yaitu yang diturunkan orangtuanya, misalnya bakat-minat, kecerdasan, dan kepribadian. Jika kondisi fisik individu dalam keadaan


(28)

normal berarti ia berasal dari keturunan yang normal pula yaitu tidak memiliki gangguan, dan orang tersebut akan memiliki pertumbuhan dan perkembangan fisik yang normal. Hal itu menjadi modal bagi individu agar mampu mengenbangkan kompetensi kognitif, afektif maupun kepribadian dalam proses penyesuaian diri (adjustment) di lingkungan hidupnya.

b. Faktor exogen (nurture). Pandangan exogen menyatakan bahwa perubahan dan perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri. Faktor ini diantaranya berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa tersedianya sarana dan fasilitas, sedangkan lingkungan sosial yaitu lingkungan dimana seseorang mengadakan relasi / interaksi dengan individu atau sekelompok individu yang ada di dalam lingkungannya tersebut. Menurut erikson, sebab lingkungan sosial budaya keluarga yang ditandai dengan kehangatan kasih sayang dan perhatian akan menungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri (basic-trust) kepada lingkungannya. Sebaliknya, mereka yang tidak memperoleh kasih sayang dengan baik, cenderung menjadi anak yang sulit mempercayai lingkungannya. Dengan demikian, rasanya akan sulit untuk mengembangkan potensi kognitif maupun kemampuan yang lain.

2. Tugas Perkembangan Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Peralihan berarti terputus atau berubah dari apa yang pernah terjadi sebelumnya. Peralihan adalah proses perkembangan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Apa yang tertinggal pada satu tahap akan memberikan dampak di masa


(29)

akan datang. Selama periode ini, mereka akan banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis ataupun sosial (Lumongga & Pieter, 2011).

Menurut Havighurst (1988) dalam Kusmiran (2012), ada tugas-tugas yang harus diselesaikan dengan baik pada setiap priode perkembangan. Tugas perkembangan adalah hal-hal yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi oleh harapan sosial. Deskripsi tugas perkembangan berisi harapan lingkungan yang merupakan tuntutan bagi remaja dalam bertingkah laku. Adapun tugas perkembangan pada remaja adalah sebagai berikut (Kusmiran, 2012) :

a. Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif.

b. Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin (sebagai laki-laki atau perempuan).

c. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis.

d. Mengharapkan dan mencapai prilaku sosial yang bertanggung jawab.

e. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orangtua dan orang dewasa lainnya.

f. Merpersiapkan karier dan kemandirian secara ekonomi.

g. Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi perkawinan dan kehidupan keluarga.

h. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan dan pekerjaan)


(30)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin di amati dan di ukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2007).

Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Hubungan Obesitas Dengan Identitas Diri Pada Remaja Di SMA Negri 13 Medan” adalah sebagai berikut :

Variabel independen Variabel dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pertanyaan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2011).

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Menurut La Biondo-Wood dan Harber (1994) dalam Nursalam (2011) hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua variabel atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam, 2011).

Identitas Diri Obesitas


(31)

Dari kerangka konsep yang sudah dibentuk menjadi hubungan-hubungan variabel tersebut, maka dapat dibuat kalimat hipotesis sebagai berikut :

Ha : Ada hubungan obesitas dengan identitas diri pada remaja di SMA Negri 13 Medan tahun 2014. Ho : Tidak ada hubungan obesitas dengan identitas diri pada remaja di SMA Negri 13 Medan tahun 2014.

C. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Defenisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2009).


(32)

Table 3.2 Definisi Operasional

Variabel Penelitian Defenisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur Independen (bebas)

yaitu obesitas pada remaja di SMA N 13 Medan

Kegemukan atau berat badan yang berlebih pada remaja akibat penimbunan lemak secara berlebih pada siswa SMA yang berusia 15-18 tahun Menggunakan timbangan dan microtoise untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) BB :

BB (41-50 kg) = 1 BB (51-60 kg) = 2 BB (61-70 kg) = 3 BB (71-80 kg) = 4 BB (81-90 kg) = 5 TB :

TB (141-150 cm) = 1 TB (151-160 cm) = 2 TB (161-170 cm) = 3 TB (171-180cm) = 4 IMT :

Obesitas =1

Tidak Obesitas = 2

Ordinal

Dependen (Terikat) yaitu identitas diri remaja

Identitas diri adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Kuisioner berisi 45 pertanyaan

Tidak penting = 1 Penting = 2 Agak penting = 3 Sangat penting = 4

Terlalu sangat penting = 5 Kategori :

Identitas diri baik :135-225

Identitas diri buruk : 45-134


(33)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu desain penelitian yang mengkaji hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Elfindri, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan identitas diri remaja di SMA N 13 Medan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA N 13 Medan. 2. Sampel

Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah siswa di SMA N 13 Medan yang mengalami kelebihan BB apabila IMT ≥ 25 dan siswa yang tidak obesitas dengan IMT ≤ 25 dari BBI. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa, masing-masing siswa yang obesitas 30 siswa dan tidak mengalami obesitas 30 siswa dengan cara consecutive sampling (berurutan) dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian, sehingga jumlah responden terpenuhi (Nursalam, 2008).

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA N 13 Medan, pemilihan di SMA N 13 Medan. Adapun pertimbangan mengambil lokasi penelitian tersebut karena belum ada penelitian yang dilakukan tentang hubungan obesitas dengan identitas diri pada remaja di SMA N 13 Medan oleh mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan


(34)

USU. Lokasi serta wilayah penelitian dan tempat tinggal peneliti tidak jauh sehingga penggunaan waktu dan biaya lebih ekonomis dan efisien.

D. Waktu Penelitian

Penelitian mengenai hubungan obesitas dengan identitas diri remaja di SMA N 13 Medan dilaksanakan mulai september 2013 - juni 2014. Yang dimulai dari pengajuan judul, penunjuk pembimbing, seminar proposal, pengumpulan data, pengolahan data, dan sidang KTI.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperoleh surat izin penelitian dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan, kemudian mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMA N 13 Medan. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti bersifat suka rela. Peneliti membagi lembar persetujuan (Informed Consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner. Untuk menjaga kerahasiaan (Confidentiality), maka kuesioner yang akan diberikan tidak mencantumkan nama responden akan tetapi dengan menggunakan kode tertentu pada masing-masing lembar kuesioner tersebut sehingga peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut dan informasi yang diperolehnya hanya dipergunakan untuk penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang terdiri dari dua bagian yaitu: bagian pertama berisi pertanyaan tentang demografi seperti: usia, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan. Sedangkan bagian kedua berisi pertanyaan tentang gambaran identitas diri responden.


(35)

Untuk mengukur obesitas adalah timbangan berat badan dan microtoise untuk mengukur tinggi badan. Untuk menentukan obesitas dan tidak obesitas adalah metode IMT, yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (m). Seseorang dikatakan obesitas jika nilai IMT ≥ 30 (Mumpuni & Wulandari, 2010).

Kuesioner identitas diri adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang memberikan identitas diri responden. Kuesioner ini terdiri dari 45 butir pertanyaan dengan pilihan jawaban yaitu: Terlalu sangat penting mendapat nilai 5, Sangat penting mendapat nilai 4, Agak Penting mendapat nilai 3, Penting juga mendapat nilai 2, Tidak penting mendapat nilai 1. Total skor yang diperoleh terendah 45 dan tertinggi 225.

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) sebesar 180 dan 2 kategori kelas untuk identitas diri didapatkan panjang kelas sebesar 90. Menggunakan p = 90 dan nilai terendah 45 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka identitas diri responden dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut : 45-134 adalah identitas diri buruk dan 135-225 adalah identitas diri baik.

G. Uji Reliabilitas Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya dilakukan uji coba instrumen dengan melakukan validitas dan reliabilitas instrument yang bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih dan handal. Karena kuesioner yang diperoleh dari Cheek & Briggs, 1986) sudah valid, jadi uji validitas tidak dilakukan lagi. Uji reliabilitas telah dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Reliable apabila koefisien


(36)

alpha 0,70 atau lebih. Hasil uji reliable 0,941. Hal ini menggambarkan bahwa kuisioner reliable.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini, yaitu :

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepala Kepala Sekolah SMA N 13 Medan.

3. Responden diperoleh dengan wawancara langsung, kemudian menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden.

4. Menanyakan persetujuan responden untuk menjadi responden secara suka rela. 5. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan ( informed consent).

6. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner oleh responden. 7. Setelah diisi kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa

kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

I. Analisa Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, dimana dalam pengolahan data akan menggunakan teknik statistik, yakni teknik pengolahan data menggunakan analisis statistik (Notoatmodjo, 2010). Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisa data pada penelitian ini adalah dengan melakukan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriftif untuk mengetahui frekuensi dan persentase


(37)

remaja yang obesitas dan tidak obesitas, serta frekuensi dan persentase identitas diri baik dan buruk dan analisis inferensial untuk menguji ada tidaknya hubungan antara obesitas dengan identitas diri. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Dikatakan ada hubungan jika nilai p < 0,05. Data diolah dengan perhitungan statistik secara kuantitatif dengan menggunakan program komputerisasi.


(38)

BAB V

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada september 2013 – juni 2014 di SMA Negeri 13 Medan. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada responden sebanyak 60 responden.

Berdasarkan penelitian yang berjudul “Hubungan Obesitas Dengan Identitas Diri Pada Remaja Di SMA Negeri 13 Medan” disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan sesuai dengan tabel sebagai berikut :

1.Analisis Univariat

Merupakan analisis data yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian ke dalam tabel distribusi frekuensi.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Jenis Kelamin, dan Suku di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2014 (n=60)

Karakteristik Responden

Obesitas Tidak Obesitas Total

f % f % F %

Umur :

15 3 5 4 6.6 7 11.6

16 16 26.6 20 33.4 36 60.0

17 11 18.4 6 10.0 17 28.4

Jenis Kelamin:

Laki-laki 16 26.6 13 21.6 29 48.4

Perempuan 14 23.4 17 28.4 31 51.6

Suku :

Batak 13 21.6 13 21.6 26 43.4

Jawa 10 16.7 12 20.0 22 36.6

Melayu 7 11.7 4 6.7 22 18.3

Bugis - - 1 1.7 1 1.7

BB:

41-50 kg - - 16 26.6 16 26.6

51-60 kg - - 10 16.7 10 16.7

61-70 kg 13 21.6 4 6.7 17 28.4

71-80 kg 16 26.6 - - 16 26.6

81-90 kg 1 1.7 - - 1 1.7

TB :

141-150 cm - - 3 5.0 3 5.0

151-160 cm 23 38.4 14 23.4 37 61.8

161-170 cm 7 11.7 11 18.4 18 30.0


(39)

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data bahwa mayoritas responden berumur 16 tahun sebanyak 16 orang (26,6%) dengan siswa obesitas berjumlah 16 orang (26,6%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 20 orang (60%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (51,6%) dengan siswa obesitas sebanyak 16 orang (26,6%) dan tidak obesitas sebanyak 13 orang (28,4%), dan bersuku batak sebanyak 26 orang (43,4%), dengan siswa obesitas berjumlah 13 orang (21,6%) dan siswa tidak obesitas berjumlah 13 orang (21,6%), berat badan 61-70 kg sebanyak 17 orang (28.4%), dengan siswa obesitas sebanyak 13 orang (21,6) dan siswa tidak obesitas sebanyak 4 orang (6,7%), tinggi badan 151-160 cm sebanyak 37 orang (61,8%), dengan siswa obesitas sebanyak 21 orang (38,4%) dan siswa tidak obesitas sebanyak 14 orang (23,4%).

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Status Obesitas di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2014 (n=60)

Status Obesitas F %

Obesitas Tidak Obesitas

30 30

50.0 50.0

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa responden yang obesitas dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing-masing sebanyak 30 orang (50,0%).


(40)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pernyataan Identitas Diri Pada Remaja Yang Mengalami Obesitas Di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2014 (n=30)

No Pernyataan 1 2 3 4 5

f % f % f % f % f %

1 Segala yang saya miliki adalah milik saya 1 3.3 17 56.6 7 23.3 3 10.0 2 6.7

2 Nilai-nilai pribadi dan ukuran moral saya - - 4 13.3 14 46.7 8 26.7 4 13.3

3 Popularitas saya di antara orang-orang - - 11 36.7 9 30.0 9 30.0 1 3.3

4 Menjadi bagian dari keturunan keluarga saya - - 10 33.3 10 33.3 5 16.7 5 16.7

5 Mimpi-mimpi dan imajinasi saya 1 3.3 9 30.0 14 46.7 2 6.7 4 13.3

6 Cara orang bereaksi terhadap apa yang saya katakan dan lakukan 3 10.0 10 33.3 10 33.3 5 16.7 2 6.7

7 Latar belakang ras dan suku saya - - 10 33.3 10 33.3 4 13.3 6 20.0

8 Tujuan dan harapan saya di masa yang akan datang - - 8 26.7 7 23.3 6 20.0 9 30.0

9 Penampilan fisik saya : tinggi saya, berat badan saya, dan bentuk tubuh saya - - 9 30.0 12 40.0 6 20.0 3 10.0

10 Agama saya - - 7 23.3 11 36.7 7 23.3 5 16.7

11 Emosi dan perasaan saya - - 16 53.3 9 30.0 4 13.3 1 3.3

12 Reputasi saya, bagaimana pendapat orang tentang diri saya - - 12 40.0 15 50.0 1 3.3 2 6.7

13 Tempat dimana saya tinggal dan dibesarkan - - 13 43.3 7 23.3 9 30.0 1 3.3

14 Pikiran dan ide-ide saya - - 8 26.7 14 46.7 5 16.7 3 10.0

15 Daya tarik saya terhadap orang lain 1 3.3 8 26.7 9 30.0 7 23.3 1 3.3

16 Usia saya, termasuk kelompok usia saya atau menjadi bagian dari generasi saya

- - 13 43.3 9 30.0 6 20.0 2 6.7

17 Sikap dan perangai saya, kesan yang saya berikan kepada orang lain - - 12 40.0 9 30.0 7 23.3 2 6.7

18 Cara saya mengatasi rasa takut dan kecemasan - - 12 40.0 9 30.0 5 16.7 4 13.3

19 Jenis kelamin saya, menjadi seorang laki-laki atau wanita 1 3.3 12 40.0 11 36.7 3 10.0 3 10.0 20 Perilaku pergaulan saya, seperti cara saya bertindak ketika bertemu orang

lain

- - 9 30.0 13 43.4 4 13.3 4 13.3

21 Perasaan saya menjadi orang yang unik, berbeda dari orang lain 1 3.3 8 26.7 11 36.7 8 26.7 2 6.7 22 Hubungan saya dengan orang-orang yang saya rasa dekat dengan saya - - 7 23.3 10 33.3 10 33.3 3 10.0 23 Kelas sosial saya, kelompok ekonomi saya, baik golongan rendah,

menengah, atau atas

3 10.0 8 26.7 9 30.0 9 30.0 1 3.3

24 Perasaan saya mengenai masyarakat tempat saya berada 1 3.3 12 40.0 9 30.0 7 23.3 1 3.3 25 Menyadari bahwa saya terus merasa bahwa pada dasarnya di dalam diri

saya tetap sama meskipun banyak perubahan dari luar yang mempengaruhi hidup ini

- - 8 26.7 12 40.0 6 20.0 4 13.3

26 Menjadi teman yang baik dari orang-orang yang sangat saya perhatikan - - 9 30.0 7 23.3 12 40.0 2 6.7 27 Pengetahuan tentang diri saya sendiri, ide-ide saya tentang orang seperti apa

saya ini sebenarnya

- - 9 30.0 11 36.7 10 33.3 - -

28 Pengetahuan tentang diri saya sendiri, ide-ide saya tentang orang seperti apa saya ini sebenarnya

- - 10 33.3 11 36.7 5 16.7 4 13.3

29 Perasaan bangga saya terhadap bangsa saya, bangga sebagai seorang warga negara

- - 9 30.0 10 33.3 9 30.0 2 6.7

30 Kemampuan fisik saya, di bidang atletik yang baik dan selaras - - 12 40.0 11 36.7 7 23.3 - - 31 Berbagai pengalaman penting dengan teman-teman sejawat - - 8 26.7 11 36.7 6 20.0 5 16.7 32 Evaluasi diri pribadi saya, pendapat pribadi tentang diri saya sendiri - - 4 13.3 14 46.7 11 36.7 1 3.3 33 Sebagai seorang penggemar olahraga, berpihak pada sebuah tim tertentu 1 3.3 5 16.7 14 46.7 7 23.3 3 10.0

34 Memiliki hubungan pribadi yang saling memuaskan - - 6 20.0 18 60.0 6 20.0 - -

35 Berhubungan secara akrab dengan orang lain - - 9 30.0 10 33.3 8 26.7 3 10.0

36 Pilihan pekerjaan dan rencana karir saya - - 7 23.3 10 33.3 8 26.7 5 16.7

37 Mengembangkan hubungan selaturrahmi dengan orang lain - - 4 13.3 14 46.7 10 33.3 2 6.7 38 Komitmen saya terhadap masalah politik atau terhadap aktifitas politik saya 1 3.3 13 43.3 10 33.3 6 20.0 - - 39 Hasrat saya untuk memahami pikiran dan perasaan yang sesungguhnya dari

teman karib atau teman istimewa saya

- - 13 43.3 10 33.3 6 20.0 1 3.3

40 Kemampuan akademis dan prestasi saya, seperti nilai yang saya peroleh dan komentar-komentar guru tentang saya

1 3.3 10 33.3 13 43.3 4 13.3 2 6.7

41 Memiliki pertalian yang erat dengan orang-orang - - 8 26.7 11 36.7 9 30.0 2 6.7

42 Bahasa saya, seperti logat atau dialek saya, atau bahasa kedua yang saya ketahui

- - 8 26.7 15 50.0 7 23.3 - -

43 Perasaan saya terhadap keterhubungan saya dengan orang-orang yang dekat dengan saya

1 3.3 6 20.0 17 56.6 6 20.0 - -

44 Peranan saya sebagai seorang siswa di sekolah saya - - 11 36.7 13 43.3 2 6.7 4 13.3 45 Orientasi seksual, apakah hubungan heteroseksual, homoseksual, atau

biseksual


(41)

Keterangan :

1 : Tidak penting bagi saya siapa saya ini

2 : Penting juga bagi saya siapa saya ini sebenarnya 3 : Agak penting bagi saya siapa saya ini sebanarnya 4 : Sangat penting bagi saya siapa saya ini sebenrnya

5 : Terlalu sangat penting bagi saya siapa saya ini sebenarnya

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data bahwa mayoritas responden menjawab penting juga dengan pernyataan segala yang saya miliki adalah milik saya sebanyak 17 orang (56,6%), dengan pernyataan memiliki hubungan pribadi yang saling memuaskan mayoritas responden menjawab agak penting sebanyak 18 orang (60,0%), dengan pernyataan perasaan saya terhadap keterhubungan saya dengan orang-orang yang dekat dengan saya mayoritas responden menjawab agak penting sebanyak 17 orang (56,6%), dan dengan pernyataan reputasi saya, bagaimana pendapat orang tentang diri saya mayoritas responden menjawab agak penting sebanyak 15 orang (50,0%).


(42)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Pernyataan Identitas Diri Pada Remaja Yang Tidak Mengalami Obesitas Di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2014 (n=30)

No Pernyataan 1 2 3 4 5

f % f % f % f % f %

1 Segala yang saya miliki adalah milik saya 1 3.3 14 46.7 5 16.7 4 13.3 6 20.0

2 Nilai-nilai pribadi dan ukuran moral saya - - 5 16.7 11 36.6 10 33.3 4 13.3

3 Popularitas saya di antara orang-orang - - 9 30.0 8 26.7 10 33.3 3 10.0

4 Menjadi bagian dari keturunan keluarga saya - - 7 23.3 9 30.0 7 23.3 7 23.3

5 Mimpi-mimpi dan imajinasi saya 1 3.3 7 23.3 13 43.3 5 16.7 4 13.3

6 Cara orang bereaksi terhadap apa yang saya katakan dan lakukan 3 10.0 7 23.3 9 30,0 9 30.0 2 6.7

7 Latar belakang ras dan suku saya - - 9 30.0 8 26.7 8 26.7 5 16.7

8 Tujuan dan harapan saya di masa yang akan datang - - 9 30.0 6 20.0 9 30.0 6 20.0 9 Penampilan fisik saya : tinggi saya, berat badan saya, dan bentuk tubuh

saya

1 3.3 9 30.0 8 26.7 8 26.7 4 13.3

10 Agama saya - - 8 26.7 7 23.3 9 30.0 6 20.0

11 Emosi dan perasaan saya - - 13 5 16.7 8 26.7 4 13.3

12 Reputasi saya, bagaimana pendapat orang tentang diri saya - - 8 26.7 12 40.0 6 20.0 4 13.3

13 Tempat dimana saya tinggal dan dibesarkan - - 8 26.7 4 13.3 13 43.3 5 16.7

14 Pikiran dan ide-ide saya - - 6 20.0 11 36.6 9 30.0 4

15 Daya tarik saya terhadap orang lain 1 3.3 8 26.7 6 20.0 9 30.0 6 20.0

16 Usia saya, termasuk kelompok usia saya atau menjadi bagian dari generasi saya

- - 12 40.0 7 23.3 8 26.7 3 10.0

17 Sikap dan perangai saya, kesan yang saya berikan kepada orang lain - - 9 30.0 3 10.0 10 33.3 8 26.7

18 Cara saya mengatasi rasa takut dan kecemasan - - 8 26.7 5 16.7 10 33.3 7 23.3

19 Jenis kelamin saya, menjadi seorang laki-laki atau wanita 1 3.3 6 20.0 9 30.0 11 36.6 3 10.0 20 Perilaku pergaulan saya, seperti cara saya bertindak ketika bertemu orang

lain

- - 8 26.7 8 26.7 12 40.0 2 6.7

21 Perasaan saya menjadi orang yang unik, berbeda dari orang lain 2 6.7 5 16.7 8 26.7 12 40.0 3 10.0 22 Hubungan saya dengan orang-orang yang saya rasa dekat dengan saya - - 6 20.0 7 23.3 10 33.3 7 23.3 23 Kelas sosial saya, kelompok ekonomi saya, baik golongan rendah,

menengah, atau atas

2 6.7 6 20.0 7 23.3 11 36.6 4 13.3 24 Perasaan saya mengenai masyarakat tempat saya berada 1 3.3 9 30.0 8 26.7 4 13.3 8 26.7 25 Menyadari bahwa saya terus merasa bahwa pada dasarnya di dalam diri

saya tetap sama meskipun banyak perubahan dari luar yang mempengaruhi hidup ini

- - 8 26.7 10 33.3 7 23.3 5 16.7

26 Menjadi teman yang baik dari orang-orang yang sangat saya perhatikan 1 3.3 8 26.7 5 16.7 9 30.0 7 23.3 27 Pengetahuan tentang diri saya sendiri, ide-ide saya tentang orang seperti

apa saya ini sebenarnya

- - 10 33.3 6 20.0 7 23.3 7 23.3

28 Pengetahuan tentang diri saya sendiri, ide-ide saya tentang orang seperti apa saya ini sebenarnya

- - 4 13.3 12 40.0 7 23.3 7 23.3

29 Perasaan bangga saya terhadap bangsa saya, bangga sebagai seorang warga negara

- - 4 13.3 11 36.6 9 30.0 6 20.0

30 Kemampuan fisik saya, di bidang atletik yang baik dan selaras 1 3.3 3 10.0 10 33.3 14 46.6 2 6.7 31 Berbagai pengalaman penting dengan teman-teman sejawat - - 5 16.7 10 33.3 11 36.6 4 13.3 32 Evaluasi diri pribadi saya, pendapat pribadi tentang diri saya sendiri - - 4 13.3 11 36.6 11 36.6 4 13.3 33 Sebagai seorang penggemar olahraga, berpihak pada sebuah tim tertentu - - 5 16.7 11 36.6 10 33.3 4 13.3 34 Memiliki hubungan pribadi yang saling memuaskan - - 7 23.3 12 40.0 9 30.0 2 6.7

35 Berhubungan secara akrab dengan orang lain - - 6 20.0 12 40.0 6 20.0 6 20.0

36 Pilihan pekerjaan dan rencana karir saya - - 6 20.0 6 20.0 10 33.3 8 26.6

37 Mengembangkan hubungan selaturrahmi dengan orang lain - - 6 20.0 8 26.7 11 36.6 5 16.7 38 Komitmen saya terhadap masalah politik atau terhadap aktifitas politik

saya

1 3.3 3 10.0 13 43.3 8 26.6 5 16.7 39 Hasrat saya untuk memahami pikiran dan perasaan yang sesungguhnya

dari teman karib atau teman istimewa saya

- - 6 20.0 9 30.0 11 36.6 4 13.3

40 Kemampuan akademis dan prestasi saya, seperti nilai yang saya peroleh dan komentar-komentar guru tentang saya

- - 5 16.7 14 46.6 7 23.3 4 13.3

41 Memiliki pertalian yang erat dengan orang-orang - - 2 6.7 11 36.6 12 40.0 5 16.7 42 Bahasa saya, seperti logat atau dialek saya, atau bahasa kedua yang saya

ketahui

- - 7 23.3 9 30.0 10 33.3 4 13.3

43 Perasaan saya terhadap keterhubungan saya dengan orang-orang yang dekat dengan saya

- - 6 20.0 11 36.6 11 36.6 2 6.7

44 Peranan saya sebagai seorang siswa di sekolah saya - - 7 23.3 10 33.3 11 36.6 2 6.7 45 Orientasi seksual, apakah hubungan heteroseksual, homoseksual, atau

biseksual


(43)

Keterangan :

1 : Tidak penting bagi saya siapa saya ini

2 : Penting juga bagi saya siapa saya ini sebenarnya 3 : Agak penting bagi saya siapa saya ini sebanarnya 4 : Sangat penting bagi saya siapa saya ini sebenrnya

5 : Terlalu sangat penting bagi saya siapa saya ini sebenarnya

Berdasarkan tabel 5.4 mayoritas responden menjawab penting juga dengan pernyataan segala yang saya miliki adalah milik saya sebanyak 14 orang (46,6%), dengan pernyataan kemampuan akademis dan prestasi saya, seperti nilai yang saya peroleh dan komentar-komentar guru tentang saya mayoritas responden menjawab agak penting sebanyak 14 orang (46,6%), dengan pernyataan kemampuan fisik saya, di bidang atletik yang baik dan selaras mayoritas responden menjawab sangat penting sebanyak 14 orang (46,6%), dengan pernyataan komitmen saya terhadap masalah politik atau terhadap aktifitas politik saya mayoritas responden menjawab agak penting sebanyak 13 orang (43,3%).

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Identitas Diri Remaja di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2014 (n=60)

Identitas Diri F %

Baik Buruk

18 42

68 32

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh data bahwa mayoritas responden adalah remaja yang memiliki identitas diri buruk sebanyak 42 orang (32%).

2. Analisis Bivariat

Merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kedua variabel, yaitu dengan menyilang antara variabel dependent dan variabel independent.


(44)

a.Hubungan obesitas dengan identitas diri pada remaja di SMA Negeri 13 Medan

Tabel 5.6

Distribusi frekuensi variabel silang berdasarakan obesitas dengan identitas diri pada remaja di SMA N 13 Medan (n=60)

Status Obesitas Total

No Identitas Diri Obesitas Tidak Obesitas Nilai P

F % f % f %

1 Baik 5 8.4 13 21.7 18 30 0.047

2 Buruk 25 41.6 17 28.3 42 70

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing responden dengan identitas diri buruk, dimana responden obesitas sebanyak 25 orang (41,6%) dan responden tidak obesitas sebanyak 17 orang (28,3%).

Berdasarkan uji chi square pada tingkat signifikan α = 0,05 (95%), maka didapatkan ρ < α (0,047 < 0,05) berarti Ho gagal ditolak. Hal ini secara statistik

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan identitas diri pada remaja.

A. Pembahasan

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tujuan penelitian ini yaitu bagaimana karakteristik para responden, bagaimana identitas diri responden, serta bagaimana identifikasi hubungan obesitas denganidentitas diri.

a. Obesitas pada Remaja

Obesitas atau biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose secara berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang


(45)

lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya (Proverawati, 2010, hal. 71).

Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Karena merasa ada kekurangan dalam dirinya, maka menyebabkan remaja merasa minder atau kurang percaya diri (lack of self-confidence) dalam pergaulan. Mereka akan menarik diri, membatasi diri dari aktivitas bersama kelompok, takut diejek, dihina atau menjadi bahan tertawaan dari teman-teman sebaya (Dariyo, 2004).

b. Identitas Diri Remaja dengan Obesitas

Remaja dengan obesitas sering sekali menjadi korban ejekan oleh teman bermain atau teman sekolahnya karena remaja dengan obesitas biasanya tidak mampu untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan terutama olahraga akibat adanya hambatan pergerakan akibat obesitas yang di derita. Hal ini dapat menyebabkan remaja mengalami gangguan psikososial, depresif, menarik diri dari lingkungan, serta identitas diri yang buruk.

c. Hubungan Obesitas dengan Identitas Diri pada Remaja di SMA Negeri 13

Medan Tahun 2014

Berdasarkan hasil analisis antara hubungan obesitas dengan identitas diri terlihat bahwa responden obesitas dengan identitas diri baik berjumlah 5 responden (8,4%), responden obesitas dengan identitas diri buruk sebanyak 25 responden (41,6%), responden tidak obesitas dengan identitas diri baik berjumlah 13 responden (21,7%), dan responden tidak obesitas dengan identitas diri buruk berjumlah 17 responden (28,3%). Hal ini pun dibuktikan dengan uji statistik chi square pada tingkat signifikan α = 0,05 (95%), maka didapatkan ρ < α (0,047 < 0,05) berarti Ho ditolak. Maka secara statistik


(46)

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan identitas diri pada remaja.

Penelitian ini menggambarkan bahwa remaja putri dengan obesitas cenderung memiliki karakteristik identitas diri buruk sehingga mereka kurang percaya diri, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa remaja dengan obesitas biasanya tidak menerima kondisi fisik yang sebenarnya dan merasa berbeda dengan remaja putri yang memiliki tubuh ideal.

Menurut asumsi peneliti, sesuai dengan kenyataan yang tampak di lapangan bahwa ada keterkaitan antara obesitas dengan identitas diri pada remaja. Pada remaja yang mengalami obesitas sangat cendrung dengan identitas diri buruk namun responden yang tidak mengalami obesitas ada juga beberapa yang mengalami identitas diri buruk. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan dapat mengubah prilaku, dan melalui pendidikan dapat mengubah pengertian, pendapat, konsep-konsep sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru.

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini cara menganalisa data hanya untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan dependent tanpa menilai seberapa erat hubungan tersebut dan variabel manakah yang paling mempengaruhi serta seberapa berpengaruh variabel tersebut.

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan

a. Hasil penelitian ini memberi informasi bagi pelayanan kebidanan sebagai sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama dalam pemahaman identitas diri pada remaja yang mengalami obesitas.


(47)

b. Sebagai penelitian dan sumber informasi untuk penelitian berikutnya dan penelitian yang sama. Semua ilmu diharapkan mampu diimplikasikan dalam masyarakat.


(48)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil penelitian yang diperoleh mengenai hubungan obesitas dengan identitas diri pada remaja terdapat 30 orang responden yang mengalami obesitas.

2. Hasil penelitian yang diperoleh mengenai hubungan obesitas dengan identitas diri pada remaja terdapat 25 orang (41,6%) responden dengan identitas diri buruk. 3. Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas

dengan identitas diri pada remaja (p = 0,047).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan diatas maka peneliti pun memberikan sedikit saran berdasarkan pemikiran serta pengetahuan yang sederhana sebagai berikut:

1. Bagi responden

Diharapkan kepada responden yang mengalami obesitas dapat diturunkan dengan melakukan program penurunan berat badan dan meningkatkan kualitas asupan makanan yang tinggi mengandung asam folat, zat besi, vitamin C, vitamin E, vitamin B6, seng, aluminium, dan kalsium.

2. Bagi tempat penelitian

Diharapkan dapat menghimbau siswa/siswi untuk melakukan program penurunan berat badan dan memperhatikan kualitas asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari sehingga dapat terwujud program pembangunan kesehatan.


(49)

3. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang dapat memberi masukan dan menambah wawasan bagi mahasiswi lainnya tentang identitas diri pada remaja yang mengalami obesitas.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menambah dan meneruskan penelitian pada aspek yang lebih luas lagi terutama dalam menggali semua hal yang berhubungan tentang identitas diri pada remaja yang mengalami obesitas.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. (2009). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.

Damaiyanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Refika Aditama.

Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perekembangan Remaja. Jakarta : Ghalia Indonesia. Kusmiran, Eny. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba

Medika.

Hidayat, A. A. (2011). Metopel Kebidanan Tekhnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Lumongga, N., & Pieter, Z, H. (2011). Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta : Kencana. Misnadiarly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta :

Rahmatika.

Mumpuni, Y., & Wulandari, A. (2010). Cara Jitu Menagatasi Kegemukan. Yogyakarta : KDT.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoadmodjo, S. (2009). Metodologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Proverawati, Atikah. (2010). Obesitas dan Gangguan Prilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.

Putri, R. (2012). Hubungan Obesitas Dengan Citra Diri Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIBUI).

Santrock, W. John. (2007). Remaja. Gelora Aksara Pratama.

Soegih, R. R., & Wiramihardja, K.K. (2009). Obesitas Permasalahan dan Terapi


(51)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb/Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama Saya Lila Hartati Samosir, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Obesitas Dengan Identitas Diri Pada Remaja”.

Obesitas merupakan kelebihan lemak tubuh yang dialami oleh seseorang secara kronis. Pada kondisi normal, lemak tubuh berfungsi sebagai cadangan energi, pengatur suhu tubuh, dan fungsi-fungsi lainnya. Namun, bila lemak tubuh tersebut berlebih, akan disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan lemak. Inilah yang menimbulkan kegemukan (Mumpuni & Wulandari,2010).

Dampak lain pada seseorang yang mengalami obesitas adalah ketidakmampuan menerima keadaan dirinya, kemungkinan akan memiliki persepsi negatif yaitu menganggap dirinya merasa ada kekukrangan. Karena merasa ada kekurangan dalam dirinya, maka menyebabkan remaja merasa minder atau kurang percaya diri (lack of

self-confidence) dalam pergaulan. Mereka akan menarik diri, membatasi diri dari aktivitas

bersama kelompok, takut diejek dihina atau menjadi bahan tertawaan dari teman-teman sebaya (Dariyo, 2004).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan identitas diri pada remaja.


(52)

a. Data demografi seperti usia dan sumber informasi lainnya yang di dapatkan dari siswa/siswi SMA Negri 13 Medan.

b. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan siswa/siswi SMA Negri 13 Medan.

Partisipasi saudara/saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini saudara/saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudara/saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Lila Hartati Samosir

Alamat : Jalan Abdul Hakim Gg Family NO 5 Medan No. HP : 085296062882

Terimakasih saya ucapkan kepada saudara/saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudara/saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudara/saudari bersedia mengisi lembar persutujuan yang telah kami siapkan.

Medan, 2014 Peneliti


(53)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul : Hubungan Obesitas Dengan Identitas Diri Pada Remaja Di SMA N 13 Medan

Peneliti : Lila Hartati Samosir Nim : 135102095

Alamat : Jalan Abdul Hakim Gg Famili NO 5 Medan

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi D-IV Bidan Pendidik yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan iodentitas diri pada remaja di SMA N Medan. Partisipasi saudara/saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela. Saudara/saudari mempunyai hak bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden dan jika tidak bersedia menjadi responden maka saya tetap menghargai dan tidak akan mempengaruhi terhadap responden penelitian ini.

Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas, jika saudara/saudari mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, maka peneliti dengan senang hati akan memberikan penjelasan. Atas kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2014

Responden Peneliti


(54)

____ 1. The things I own, my possessions ____ 2. My personal values and moral standards ____ 3. My popularity with other people

____ 4. Being a part of the many generations of my family ____ 5. My dreams and imagination

____ 6. The ways in which other people react to what I say and do ____ 7. My race or ethnic background

____ 8. My personal goals and hopes for the future

____ 9. My physical appearance: my height, my weight, and the shape of my body ____ 10. My religion

____ 11. My emotions and feelings

____ 12. My reputation, what others think of me ____ 13. Places where I live or where I was raised ____ 14. My thoughts and ideas

____ 15. My attractiveness to other people

____ 16. My age, belonging to my age group or being part of my generation ____ 17. My gestures and mannerisms, the impression I make on others ____ 18. The ways I deal with my fears and anxieties

____ 19. My sex, being a male or a female

____ 20. My social behavior, such as the way I act when meeting people ____ 21. My feeling of being a unique person, being distinct from others

AIQ - IV

INSTRUCTIONS: These items describe different aspects of identity. Please read each item carefully and consider how it applies to you. Fill in the blank next to each item by choosing a number from the scale below:

1 = Not important to my sense of who I am 2 = Slightly important to my sense of who I am 3 = Somewhat important to my sense of who I am 4 = Very important to my sense of who I am 5 = Extremely important to my sense of who I am


(55)

Continued - (AIQ-IV, page 2)

1 = Not important to my sense of who I am 2 = Slightly important to my sense of who I am 3 = Somewhat important to my sense of who I am 4 = Very important to my sense of who I am 5 = Extremely important to my sense of who I am ____ 22. My relationships with the people I feel close to

____ 23. My social class, the economic group I belong to whether lower, middle, or upper

class

____ 24. My feeling of belonging to my community

____ 25. Knowing that I continue to be essentially the same inside even though life

involves many external changes

____ 26. Being a good friend to those I really care about

____ 27. My self-knowledge, my ideas about what kind of person I really am ____ 28. My commitment to being a concerned relationship partner

____ 29. My feeling of pride in my country, being proud to be a citizen

____ 30. My physical abilities, being coordinated and good at athletic activities ____ 31. Sharing significant experiences with my close friends

____ 32. My personal self-evaluation, the private opinion I have of myself ____ 33. Being a sports fan, identifying with a sports team

____ 34. Having mutually satisfying personal relationships ____ 35. Connecting on an intimate level with another person ____ 36. My occupational choice and career plans

____ 37. Developing caring relationships with others

____ 38. My commitments on political issues or my political activities

____ 39. My desire to understand the true thoughts and feelings of my best friend or

romantic partner

____ 40. My academic ability and performance, such as the grades I earn and comments I

get from teachers

____ 41. Having close bonds with other people

____ 42. My language, such as my regional accent or dialect or a second language that I

know


(56)

____ 44. My role of being a student in college


(57)

KUESIONER

Kode Responden : (di isi oleh peneliti)

Tanggal Pengisian :

A. Data Demografi

Jenis Kelamin : Pria/Wanita

Usia : ………. tahun

Berat Badan : ………. kg Tinggi Badan : ………. cm

IMT : ……….

Suku : ...

B. Kuesioner Identitas Diri

Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan. Baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan, lalu berilah tanda ceklis (√ ) pada pertanyaan yang paling sesuai dengan diri anda, pada salah satu jawaban yang tersedia, yaitu :

Petunjuk pengisian lembar kuesioner

1 : Tidak penting bagi saya siapa saya ini

2 : Penting juga bagi saya siapa saya ini sebenarnya 3 : Agak penting bagi saya siapa saya ini sebanarnya 4 : Sangat penting bagi saya siapa saya ini sebenrnya

5 : Terlalu sangat penting bagi saya siapa saya ini sebenarnya Contoh :


(58)

No PERTANYAAN 1 2 3 4 5

1 Emosi dan perasaan saya √

(lanjutan)

NO PERTANYAAN 1 2 3 4 5

1 Segala yang saya miliki adalah milik saya 2 Nilai-nilai pribadi dan ukuran moral saya 3 Popularitas saya di antara orang-orang 4 Menjadi bagian dari keturunan keluarga saya 5 Mimpi-mimpi dan imajinasi saya

6 Cara orang bereaksi terhadap apa yang saya katakan dan lakukan 7 Latar belakang ras dan suku saya

8 Tujuan dan harapan saya di masa yang akan datang

9 Penampilan fisik saya : tinggi saya, berat badan saya, dan bentuk tubuh saya

10 Agama saya

11 Emosi dan perasaan saya

12 Reputasi saya, bagaimana pendapat orang tentang diri saya 13 Tempat dimana saya tinggal dan dibesarkan

14 Pikiran dan ide-ide saya

15 Daya tarik saya terhadap orang lain

16 Usia saya, termasuk kelompok usia saya atau menjadi bagian dari generasi saya

17 Sikap dan perangai saya, kesan yang saya berikan kepada orang lain

18 Cara saya mengatasi rasa takut dan kecemasan

19 Jenis kelamin saya, menjadi seorang laki-laki atau wanita

20 Perilaku pergaulan saya, seperti cara saya bertindak ketika bertemu orang lain

21 Perasaan saya menjadi orang yang unik, berbeda dari orang lain 22 Hubungan saya dengan orang-orang yang saya rasa dekat dengan


(59)

23 Kelas sosial saya, kelompok ekonomi saya, baik golongan rendah, menengah, atau atas

24 Perasaan saya mengenai masyarakat tempat saya berada

25 Menyadari bahwa saya terus merasa bahwa pada dasarnya di dalam diri saya tetap sama meskipun banyak perubahan dari luar yang mempengaruhi hidup ini

26 Menjadi teman yang baik dari orang-orang yang sangat saya perhatikan

27 Pengetahuan tentang diri saya sendiri, ide-ide saya tentang orang seperti apa saya ini sebenarnya

28 Pengetahuan tentang diri saya sendiri, ide-ide saya tentang orang seperti apa saya ini sebenarnya

29 Perasaan bangga saya terhadap bangsa saya, bangga sebagai seorang warga negara

30 Kemampuan fisik saya, di bidang atletik yang baik dan selaras 31 Berbagai pengalaman penting dengan teman-teman sejawat

32 Evaluasi diri pribadi saya, pendapat pribadi tentang diri saya sendiri

33 Sebagai seorang penggemar olahraga, berpihak pada sebuah tim tertentu

34 Memiliki hubungan pribadi yang saling memuaskan 35 Berhubungan secara akrab dengan orang lain

36 Pilihan pekerjaan dan rencana karir saya

37 Mengembangkan hubungan selaturrahmi dengan orang lain

38 Komitmen saya terhadap masalah politik atau terhadap aktifitas politik saya

39 Hasrat saya untuk memahami pikiran dan perasaan yang sesungguhnya dari teman karib atau teman istimewa saya

40 Kemampuan akademis dan prestasi saya, seperti nilai yang saya peroleh dan komentar-komentar guru tentang saya


(60)

42 Bahasa saya, seperti logat atau dialek saya, atau bahasa kedua yang saya ketahui

43 Perasaan saya terhadap keterhubungan saya dengan orang-orang yang dekat dengan saya

44 Peranan saya sebagai seorang siswa di sekolah saya

45 Orientasi seksual, apakah hubungan heteroseksual, homoseksual, atau biseksual


(61)

FREQUENCIES VARIABLES=BB TB Suku Jeniskelamin Usia IMT IdentitasDiri /STATISTICS=STDDEV MEAN MEDIAN MODE

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet0]

Frequency Table

BB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 41-50 kg 16 26,7 26,7 26,7

51-60 kg 10 16,7 16,7 43,3

61-70 kg 17 28,3 28,3 71,7

71-80 kg 16 26,7 26,7 98,3

81-90 kg 1 1,7 1,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

TB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 141-150 cm 3 5,0 5,0 5,0

151-160 cm 37 61,7 61,7 66,7

161-170 cm 18 30,0 30,0 96,7

171-180 cm 2 3,3 3,3 100,0

Total 60 100,0 100,0

Statistics

BB TB Suku Jeniskelamin Usia IMT IdentitasDiri

N Valid 60 60 60 60 60 60 60

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2,60 2,32 1,78 1,48 2,17 1,50 1,70

Median 3,00 2,00 2,00 1,00 2,00 1,50 2,00

Mode 3 2 1 1 2 1a 2

Std. Deviation 1,196 ,624 ,804 ,504 ,615 ,504 ,462


(62)

Jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid perempuan 31 51,7 51,7 51,7

laki-laki 29 48,3 48,3 100,0

Total 60 100,0 100,0

IMT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak obesitas 30 50,0 50,0 50,0

Obesitas 30 50,0 50,0 100,0

Total 60 100,0 100,0

IdentitasDiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 18 30,0 30,0 30,0

Buruk 42 70,0 70,0 100,0

Total 60 100,0 100,0

CROSSTABS

/TABLES=IMT BY IdentitasDiri /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Batak 26 43,3 43,3 43,3

Jawa 22 36,7 36,7 80,0

Melayu 11 18,3 18,3 98,3

Bugis 1 1,7 1,7 100,0


(63)

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

IMT * IdentitasDiri 60 100,0% 0 ,0% 60 100,0%

IMT * IdentitasDiri Crosstabulation IdentitasDiri

Total

baik buruk

IMT tidak obesitas Count 13 17 30

% within IMT 43,3% 56,7% 100,0%

Obesitas Count 5 25 30

% within IMT 16,7% 83,3% 100,0%

Total Count 18 42 60

% within IMT 30,0% 70,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5,079a 1 ,024

Continuity Correctionb 3,889 1 ,049

Likelihood Ratio 5,216 1 ,022

Fisher's Exact Test ,047 ,024

Linear-by-Linear Association

4,995 1 ,025


(64)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5,079a 1 ,024

Continuity Correctionb 3,889 1 ,049

Likelihood Ratio 5,216 1 ,022

Fisher's Exact Test ,047 ,024

Linear-by-Linear Association

4,995 1 ,025

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,00. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for IMT (tidak obesitas / obesitas)

3,824 1,150 12,713

For cohort IdentitasDiri = baik

2,600 1,058 6,387

For cohort IdentitasDiri = buruk

,680 ,478 ,966

N of Valid Cases 60

RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA


(65)

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 60 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,916 ,917 45

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 2,80 1,132 60

P2 3,42 ,907 60

P3 3,12 ,958 60

P4 3,32 1,097 60

P5 3,05 1,032 60

P6 2,88 1,091 60

P7 3,25 1,099 60

P8 3,47 1,157 60

P9 3,13 1,033 60

P10 3,38 1,059 60

P11 2,88 1,010 60

P12 2,98 ,930 60

P13 3,22 1,043 60

P14 3,23 ,945 60


(1)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(2)

(3)

(4)

(5)

IDENTITAS DIRI

Nama : LILA HARTATI SAMOSIR

Tempat / Tanggal Lahir : Sipirok, 23 Agustus 1992

Agama : Islam

Anak ke : 7 (Tujuh) dari 7 bersaudara

Alamat Paran – padang, Kecamatan Sipirok

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : MARA HAKIM SAMOSIR

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Nama Ibu : DARMA WATI HARAHAP SPd

Pekerjaan : PNS

Agama : Islam

RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Muhammadiyah Sipirok Tahun 1998-2004

SLTP : K.H.Ahmad Dahlan Sipirok

Tahun 2004-2007

SMA : MAN 1 Padangsidimpuan

Tahun 2007-2010

D-III : Akademi Kebidanan Sentral Padangsidimpuan Tahun 2010-2013

D-IV : D-IV Kebidanan, Fakultas Keperwatan USU Tahun 2013-2014


(6)