1. Faktor-faktor Penyebab Obesitas
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan tubuh. Meskipun penyebab utamanya belum diketahui, namun
obesitas pada remaja terlihat cenderung kompleks, multifaktorial, dan berperan sebagai pencetus terjadinya penyakit kronis dan degenerative. Faktor resiko yang
berperan terjadinya obesitas antara lain sebagai berikut. a.
Faktor Genetik Obesitas cenderung untuk diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagai gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang biasa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit
untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan kontribusi sebesar 33 terhadap berat
badan seseorang Proverawati, 2010. b.
Faktor Fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berasal dari berbagai variabel baik
yang bersifat herediter atau nonherediter, yang dapat menyebabkan individu tumbuh menjadi seorang yang berbadan gemuk obese atau overweight. Adapun variabel
yang bersifat herediter genetis, mengandung pengertian sebagai faktor keturunan dari salah satu atau kedua orangtuanya yang memiliki badan gemuk, sehingga
mereka akan melahirkan anak yang gemuk juga. Sedangkan variabel yang nonherediter external factor yakni faktor yang berasal dari luar individu, seperti
jenis makanan yang dikonsumsi dan taraf kegiatan yang dilakukan individu Dariyo, 2004.
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor Lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting dalam timbulnya obositas, namun lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Yang termasuk
lingkungan dalam hal ini adalah perilaku atau pola gaya hidup, miasalnya apa yang dinamakan dan berapa kali seseorang makan, serta bagaimana aktivitasnya setiap
hari. Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya namun dapat mengubah pola makan dan aktifitasnya Proverawati, 2010. Penelitian di Amerika menunjukkan
bahwa anak-anak yang di sekitar sekolahnya terdapat restoran cepat saji atau fast food akan memiliki kecendrungan kelebihan berat badan atau kegemukan Mumpuni
Wulandari, 2010. d.
Faktor Psikososial Apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan emosi ini merupakan masalah serius pada wanita usia muda penderita obesitas, dan dapat menimbulkan kesadaran berlebih tentang kegemukannya serta
rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. e.
Faktor Perkembangan Penambahan ukuran atau jumah sel-sel lemak atau kedua-duanya dapat
menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita kegemukan, terutama yang sudah gemuk sejak masa kanak-kanak, bisa memiliki sel
lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi. Itulah sebabnya penurunan berat
Universitas Sumatera Utara
badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah sel lemak di dalam setiap sel Proverawati, 2010.
2. Dampak Obesitas