b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan wawancara, kuesioner, dan tes. Peneliti melakukan wawancara menggunakan
pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.1. Pedoman wawancara dilakukan untuk mendapatkan analisis kebutuhan. Hasil wawancara
yang dilakukan peneliti pada tiga guru SD menjelaskan bahwa ketiga guru SD tersebut membutuhkan prototipe soal matematika yang sudah
dikatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran. Peneliti juga membuat kuesioner untuk penilaian para ahli.
Lembar kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.2 halaman 46 yang diberikan kepada para ahli untuk melakukan validasi terhadap kisi-kisi
soal. Soal berjumlah 50 yang akan diujikan pada sampel terbatas. Teknik pengujian soal dengan membagi soal tersebut menjadi dua tipe.
Tes tipe A dan tipe B dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7 halaman 137
– 142. Soal akan diujikan di SD N Condongcatur pada kelas VA dan VB yang masing-masing kelas berjumlah 30 siswa.
c. Desain Produk
Desain produk yang dibuat diawali dengan menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas V. Peneliti membuat kisi-
kisi tes dengan menentukan SK dan KD yang akan digunakan. KD yang sudah ditentukan menjadi dasar untuk membuat indikator sesuai
dengan proses kognitif mulai dari mengingat hingga memahami. Berdasarkan indikator yang sudah ada, peneliti membuat soal yang
berjumlah 50 soal. Soal tersebut memiliki tingkat kasukaran, untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kriteria sukar 25, sedang 50, dan mudah 25. Pengecoh yang dibuat diharapkan mampu mengecoh peserta tes minimal 5 dari
peserta tes.
d. Validasi Desain
Pada validasi desain, peneliti menggunakan validasi isi. Validasi isi dilakukan untuk melihat kecocokan materi dengan soal melalui expert
judgement. Rekapitulasi penilaian para ahli dapat dilihat pada tabel 4.1 halaman 59. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa ahli matematika
menyatakan apabila perangkat tes hasil belajar sudah baik dan layak untuk digunakan uji coba lapangan dengan diperbaiki sesuai saran.
Skor yang diperoleh adalah 2,9 dengan kategori baik. Perbaikan yang harus dilakukan oleh peneliti adalah perbaikan pada bagian estimasi
kesulitan pada setiap butir soal. Ahli bahasa menyatakan bahwa perangkat tes hasil belajar sudah sangat baik dan layak untuk
digunakan uji coba lapangan tanpa perbaikan. Skor yang diperoleh adalah 3,7 dengan kategori sangat baik Perbaikan yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah peneliti meninjau kembali soal yang terlalu sukar dari segi bahasa dan pemahaman siswa dan
memperbaikinya. Peneliti membuat instruksi soal agar lebih jelas. Ahli evaluasi pembelajaran menyatakan bahwa perangkat tes hasil belajar
sangat baik dan layak untuk digunakan dilakukan uji coba lapangan tanpa perbaikan. Skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori
sangat baik Perbaikan yang harus dilakukan oleh peneliti adalah peneliti mengubah kalimat yang terdapat kata penghubung di awal
kalimat dan melihat kembali pilihan jawaban yang telah dibuat. Peneliti mengubah pilihan jawaban yang belum urut abjad dan
merevisi pilihan jawaban yang mudah ditebak. Guru SD K Kadirojo menyatakan bahwa perangkat tes hasil belajar sudah baik dan layak
untuk digunakan uji coba lapangan dengan diperbaiki sesuai saran. Skor yang diperoleh adalah 3,2 dengan kategori baik. Perbaikan yang
harus dilakukan oleh peneliti adalah peneliti melihat kembali soal yang telah dibuat dan mengganti dengan kalimat yang efektif. Guru SD N
Denggung menyatakan bahwa perangkat tes hasil belajar sudah baik dan layak untuk digunakan uji coba lapangan dengan diperbaiki
sesuai saran. Skor yang diperoleh adalah 3,2 dengan kategori baik. Perbaikan yang harus dilakukan oleh peneliti adalah peneliti
memperbaiki soal sesuai dengan estimasi kesulitan. Konversi kategori skor untuk menyatakan kelayakan produk tes hasil belajar pada tabel
3.4 halaman 50.
e. Revisi Desain