Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Anastasia Desi Hartanti

Universitas Sanata Dharma 2016

Guru selalu membutuhkan soal yang berkualitas untuk mengukur tingkat pemahaman siswa pada suatu materi. Saat ini masih ada guru yang belum bisa membuat soal sendiri dengan memperhatikan langkah-langkah untuk mengembangkan soal. Penelitian ini mengembangkan tes hasil belajar yang bertujuan untuk memperoleh kumpulan soal yang berkualitas. Uji coba sampel terbatas dilakukan di SDN Condongcatur terhadap 60 siswa pada dua kelas.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Ada tujuh langkah pengembangan, antara lain (1)potensi dan masalah, (2)pengumpulan data, (3)desain produk, (4)validasi desain, (5)revisi desain, (6)uji coba produk, (7)revisi produk. Hasil penelitian ini adalah prototipe soal yang valid, reliabel, mempunyai daya beda yang kategorinya baik dan baik sekali, tingkat kesukaran, dan pengecoh yang berfungsi.

Hasil pengembangan tes hasil belajar ini divalidasi oleh para ahli. Ada lima ahli, yaitu ahli matematika, ahli bahasa, ahli evaluasi pembelajaran, dan dua guru SD. Rata-rata validasi para ahli ada 3,3 yang merupakan kategori “sangat baik”. Validasi juga dilakukan pada uji coba sampel terbatas oleh 60 siswa. Hasil uji coba sampel terbatas dianalisis menggunakan software TAP. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaan, dan pengecoh. Soal yang berjumlah 50, setelah dianalisis dapat diketahui bahwa terdapat 25 soal (50%) yang valid, reliabel, dan mempunyai daya beda baik. Tingkat kesukaran pada soal yang sudah berkualitas terdapat 2 soal (8%) sukar, 20 soal (80%) sedang, dan 3 soal (12%) mudah. Pengecoh yang berfungsi ada 71 pengecoh, sedangkan pengecoh yang tidak berfungsi ada 4. Pengecoh yang tidak berfungsi akan diperbaiki sehingga pengecoh dapat berfungsi dengan baik.

Kata Kunci: validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, pengecoh, kualitas tes.


(2)

ABSTRACK

LEARNING RESULT TEST MATHEMATIC DEVELOPMENT WITH BASIC COMPETENCE OF RESOLVING PROBLEMS RELATED TO TIME, DISTANCE, AND

SPEEDFOR STUDENT GRADE 5th ELEMENTARY SCHOOL

Anastasia Desi Hartanti Sanata Dharma University

2016

Teachers always need a high quality test question to measure understanding level of students on a certain material. Nowadays, there are teachers who have not been able to create their own question with regard the steps to develop the question. This study developed the learning result test that aims to obtain ahigh quality question collection. The limited sample test was done in SDN Condongcatur against 60 students in two classes.

The kind of the research is research and development (R & D). There are seven steps of development, which are; (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) the design of the product, (4) design validation, (5) design revision, (6) products test, (7) product revision. The results of this study was the prototype question which is valid, reliable, have good differencepower and very good differencepower, level of difficulty, and functioningdetractors.

The results of learning result test development is validated by the experts. There are five experts namely mathematicians, linguists, expert of evaluation of learning, and two elementary school teachers. The average of the experts are 3.3 with "very good"category. The validation is also done on limited sample test by 60 students. The limited sample test results were analyzed using the software TAP. The analysis was conducted to determine the validity, reliability, power of different, difficulty level, and detractors. After analyzing50 questions can be seen that there are 25 questions (50%) were valid, reliable, and has good different power. The level of difficulty on a question that is already qualified found that there are 2 problems (8%) are difficult, 20 questions (80%) are moderate, and 3 problems (12%) are easy. There are 71 functioning detractors, and 4 detractors who do not work. The detractors who do not work will be repaired so that the detractorscan be done properly.


(3)

i

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anastasia Desi Hartanti NIM: 121134141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Puji syukur saya haturkan karena selesainya tugas akhir skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Skripsi dapat selesai ini tidak luput dari peran berbagai pihak. Pihak yang berperan secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu dengan sukacita skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria karena berkat kasih-Nya yang masih boleh diterima sampai saat ini.

2. Yohanes Sujaka dan Yuliana Suharyati, kedua orangtua yang telah memberikan kasih yang luar biasa dan menjadi inspirasi untuk melangkah maju menuju masa depan.

3. Adik saya, Florensia Deni Setyawati yang telah memberikan kegembiraan yang begitu hebat dalam situasi apapun.

4. Andri Subantoro yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi.


(7)

v MOTTO

Berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat hal yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Matius 6:6

Tuhan memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

Yesaya 40:29

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Februari 2016


(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anastasia Desi Hartanti Nomor Mahasiswa : 121134141

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universias Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH

DASAR”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya mapun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 11 Februari 2016 Yang menyatakan


(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN UNTUK

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Anastasia Desi Hartanti

Universitas Sanata Dharma 2016

Guru selalu membutuhkan soal yang berkualitas untuk mengukur tingkat pemahaman siswa pada suatu materi. Saat ini masih ada guru yang belum bisa membuat soal sendiri dengan memperhatikan langkah-langkah untuk mengembangkan soal. Penelitian ini mengembangkan tes hasil belajar yang bertujuan untuk memperoleh kumpulan soal yang berkualitas. Uji coba sampel terbatas dilakukan di SDN Condongcatur terhadap 60 siswa pada dua kelas.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Ada tujuh langkah pengembangan, antara lain (1)potensi dan masalah, (2)pengumpulan data, (3)desain produk, (4)validasi desain, (5)revisi desain, (6)uji coba produk, (7)revisi produk. Hasil penelitian ini adalah prototipe soal yang valid, reliabel, mempunyai daya beda yang kategorinya baik dan baik sekali, tingkat kesukaran, dan pengecoh yang berfungsi.

Hasil pengembangan tes hasil belajar ini divalidasi oleh para ahli. Ada lima ahli, yaitu ahli matematika, ahli bahasa, ahli evaluasi pembelajaran, dan dua guru SD. Rata-rata validasi para ahli ada 3,3 yang merupakan kategori “sangat

baik”. Validasi juga dilakukan pada uji coba sampel terbatas oleh 60 siswa. Hasil

uji coba sampel terbatas dianalisis menggunakan software TAP. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaan, dan pengecoh. Soal yang berjumlah 50, setelah dianalisis dapat diketahui bahwa terdapat 25 soal (50%) yang valid, reliabel, dan mempunyai daya beda baik. Tingkat kesukaran pada soal yang sudah berkualitas terdapat 2 soal (8%) sukar, 20 soal (80%) sedang, dan 3 soal (12%) mudah. Pengecoh yang berfungsi ada 71 pengecoh, sedangkan pengecoh yang tidak berfungsi ada 4. Pengecoh yang tidak berfungsi akan diperbaiki sehingga pengecoh dapat berfungsi dengan baik.

Kata Kunci: validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, pengecoh, kualitas tes.


(11)

ix ABSTRACK

LEARNING RESULT TEST MATHEMATIC DEVELOPMENT WITH BASIC COMPETENCE OF RESOLVING PROBLEMS RELATED TO TIME,

DISTANCE, AND SPEEDFOR STUDENT GRADE 5th ELEMENTARY SCHOOL

Anastasia Desi Hartanti Sanata Dharma University

2016

Teachers always need a high quality test question to measure understanding level of students on a certain material. Nowadays, there are teachers who have not been able to create their own question with regard the steps to develop the question. This study developed the learning result test that aims to obtain ahigh quality question collection. The limited sample test was done in SDN Condongcatur against 60 students in two classes.

The kind of the research is research and development (R & D). There are seven steps of development, which are; (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) the design of the product, (4) design validation, (5) design revision, (6) products test, (7) product revision. The results of this study was the prototype question which is valid, reliable, have good differencepower and very good differencepower, level of difficulty, and functioningdetractors.

The results of learning result test development is validated by the experts. There are five experts namely mathematicians, linguists, expert of evaluation of learning, and two elementary school teachers. The average of the experts are 3.3 with "very good"category. The validation is also done on limited sample test by 60 students. The limited sample test results were analyzed using the software TAP. The analysis was conducted to determine the validity, reliability, power of different, difficulty level, and detractors. After analyzing50 questions can be seen that there are 25 questions (50%) were valid, reliable, and has good different power. The level of difficulty on a question that is already qualified found that there are 2 problems (8%) are difficult, 20 questions (80%) are moderate, and 3 problems (12%) are easy. There are 71 functioning detractors, and 4 detractors who do not work. The detractors who do not work will be repaired so that the detractorscan be done properly.

Keywords: validity, reliability, different power, the level of difficulty, destractor, test quality


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Tuhan Yang Mahakasih karena berkat uluran tangan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat

waktu. Pembuatan tugas akhir skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN TES

HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR

MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR”. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran selama proses penyusunan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. yang telah mendampingi peneliti selama skripsi.

6. Tri Suhadi, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Codongcatur yang telah bersedia untuk bekerjasama dan memberikan ijin penelitian di sekolah.

7. Dosen ahli matematika yang telah bersedia menjadi validasi ahli. 8. Dosen ahli bahasa yang telah bersedia menjadi validasi ahli.

9. Dosen ahli evaluasi pembelajaran yang telah bersedia menjadi validasi ahli. 10.Siswa kelas VA dan VB SD Negeri Condongcatur yang dengan aktif dan


(13)

xi 11.Keluarga besar SD Negeri Denggung. 12.Keluarga besar SD Kanisius Kadirojo.

13.Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan, baik berupa materi maupun moril.

14.Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk dukungan, bantuan, dan doanya.

Proses penyelesaian skripsi ini ada beberapa kendala baik dari dalam diri maupun dari luar. Tetapi, kendala tersebut bukanlah suatu hambatan bagi peneliti melainkan menjadi suatu cambukan untuk tetap semangan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi yang telah disusun ini dapat berguna untuk para pembaca. Peneliti memohon maaf apabila dalam penyajian terdapat beberapa kesalahan baik dalam sistematika, penyajian, dan isi. Peneliti juga meminta kritik dan saran dari para pembaca agar skripsi yang selanjutnya menjadi lebih baik lagi demi kemajuan pendidikan anak.

Yogyakarta, 11 Februari 2016

Penulis


(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 6


(15)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Teori-teori yang Mendukung ... 10

a. Tes Hasil Belajar ... 10

b. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 16

c. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 24

d. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 28

e. Matematika ... 30

f. Kompetensi Dasar ... 31

2. Penelitian yang Relevan ... 31

B. Kerangka Berpikir ... 34

C. Pertanyaan penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Setting Penelitian ... 40

1. Objek Penelitian ... 41

2. Subjek Penelitian ... 41

3. Lokasi Penelitian ... 41

4. Waktu Penelitian ... 41

C. Prosedur Pengembangan ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Wawancara ... 44

2. Kuesioner ... 44


(16)

xiv

E. Instrumen Penelitian ... 45

1. Pedoman Wawancara ... 45

2. Kuesioner ... 46

3. Tes ... 47

F. Teknik Analisis Data ... 48

1. Data Kuantitatif ... 48

2. Data Kualitatif ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Hasil Penelitian ... 56

1. Prosedur Pengembangan Tes ... 56

2. Kualitas Tes ... 61

B. Pembahasan ... 70

1. Prosedur Penembangan Tes ... 70

2. Kualitas Tes ... 76

BAB V KESIMPULAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Keterbatasan Masalah ... 86

C. Saran ... 87

DAFTAR REFERENSI ... 88

LAMPIRAN ... 91


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... 45

Tabel 3.2 Lembar Kuesioner ... 46

Tabel 3.3 Kategori Skor ... 48

Tabel 3.4 Konversi Kategori Skor ... 50

Tabel 3.5 Kriteria Validitas ... 51

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ... 52

Tabel 3.7 Kriteria Daya Beda ... 53

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran... 54

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penilaian Validator... 59

Tabel 4.2 Hasil Uji Validasi Butir Soal Tipe A ... 61

Tabel 4.3 Hasil Uji Validasi Butir Soal Tipe B ... 61

Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 62

Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 63

Tabel 4.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 64

Tabel 4.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 64

Tabel 4.8 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 65

Tabel 4.9 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe B ... 67

Tabel 4.10 Hasil Analisis Validitas dan Kategori Butir Soal Tipe A ... 76

Tabel 4.11 Hasil Analisis Validitas dan Kategori Butir Soal Tipe B ... 77

Tabel 4.12 Hasil Analisis Daya Pembeda dan Kategori Soal Tipe A ... 78

Tabel 4.13 Hasil Analisis Daya Pembeda dan Kategori Soal Tipe B ... 79

Tabel 4.14 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran dan Kategori Soal Tipe A ... 80

Tabel 4.15 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran dan Kategori Soal Tipe B ... 80


(18)

xvi


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map dan Penelitian-penelitian yang Relevan ... 34 Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Menurut Sugiyono ... 38 Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan yang dilaksanakan peneliti ... 42


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 91

Lampiran 2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ... 92

Lampiran 3 Analisis Kebutuhan ... 93

Lampiran 4 Kisi-kisi Soal ... 96

Lampiran 5 Validasi Para Ahli... 122

Lampiran 6 Soal Tipe A ... 137

Lampiran 7 Soal Tipe B ... 142

Lampiran 8 Data Jawaban Tipe A... 147

Lampiran 9 Data Jawaban Tipe B ... 149

Lampiran 10 Analisis Soal Tipe A ... 151


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini akan menjelaskan tujuh hal yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah serta spesifikasi produk.

A. Latar Belakang

UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 (dalam Badrudin, 2014: 1) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi diri secara aktif sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 (dalam Kompri, 2015: 17) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan formal adalah salah satu sistem pendidikan di sekolah untuk menciptakan manusia yang berpendidikan tanpa melihat berbagai latar belakang yang dimiliki oleh siswa (Kompri, 2015: 23). Untuk tercapainya tujuan pendidikan, maka perlu mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.


(22)

Menurut Basri & Rusdiana (2015: 15) Pengembangan SDM adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai supaya mempunyai pengetahuan, keahlian, dan sikap yang dibutuhkan untuk menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan khususnya pada jenjang sekolah dasar akan menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh suatu negara agar negara tersebut bisa menjadi negara maju. Kemajuan suatu negara tergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) negara tersebut. Jika SDM tidak berkualitas maka negara tersebut susah untuk maju dan bersaing dengan negara lain dalam persaingan global. Akan tetapi, jika SDM negara tersebut berkualitas, maka negara tersebut akan menjadi negara maju. Suatu negara yang maju juga dilihat dari beberapa aspek, salah satunya adalah aspek pendidikan.

Lembaga pendidikan berperan dalam meningkatkan kualitas SDM. Asmani (2009: 24) memaparkan bahwa sekolah dan pemerintah mempunyai peran dalam menghadapi tantangan pendidikan di masa kini. Peran sekolah antara lain melakukan rekrutmen guru yang berkualitas tinggi di suatu sekolah, kepemimpinan sekolah yang kuat dan merata, serta fokus pada prestasi siswa. Sedangkan peran pemerintah antara lain pemerintah harus mempunyai komitmen untuk mendukung sekolah dan memperbaiki kualitas guru, pemerintah juga perlu untuk menyempurnakan kurikulum.

Menurut Suparno (2004: 125), pendidikan di Indonesia masih terbelakang dan apabila pendidikan di Indonesia ingin maju, sekolah membutuhkan guru yang profesional, berkualitas dan penuh dedikasi. Baik


(23)

dalam menguasai materi, cara menyampaikan materi, cara membuat soal, cara menjalin relasi dengan peserta didik dan guru.

Kualitas pendidikan dapat dilihat pada kemampuan lulusan pada jenjang pendidikan tertentu. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan kualitas penilaian. Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas belajar yang baik dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Hasil penilaian yang baik akan memotivasi pendidik untuk mengajar dan peserta didik untuk belajar dengan lebih baik.

Hasil penilaian dapat diuji menggunakan alat ukur/ instrumen berupa tes maupun non-tes. Tes akan menghasilkan data yang baik setelah diuji validitas dan reliabilitasnya. Djemari (2004: 72), memaparkan bahwa kemampuan peserta didik dapat diketahui dengan memberikan tes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, dan mengetahui hasil belajar.

Suwarto (2004: 94), memaparkan bahwa karakteristik soal tes yang baik harus valid, reliabel, ada daya pembeda, tingkat kesulitan dan analisis pengecoh (soal pilihan ganda). Tetapi pada kenyataannya dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SD masih ada pendidik yang melakukan konstruksi tes tanpa memperhatikan validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesulitan dan analisis pengecoh. Pendidik sudah membuat soal dengan berdasarkan indikator, namun belum menguji validitas serta reliabilitasnya. Pendidik juga belum memperhatikan daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh. Pembuatan soal yang belum mencakup


(24)

karakteristik pembuatan soal, dimungkinkan bahwa hasil tes tersebut tidak mengungkapkan kemampuan peserta didik dengan tepat.

Peneliti melakukan wawancara pada bulan Juli dengan tiga guru SD kelas V dari SD N Denggung, SD K Kadirojo, dan SD N Condongcatur. Dari ketiga SD yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan wawancara, ketiga guru tersebut menyatakan bahwa membutuhkan prototipe soal matematika yang sudah dikatakan valid, reliabel, mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran.

Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, maka peneliti terdorong untuk mengembangkan tes hasil belajar siswa dengan melakukan penelitian dan pengembangan (Reserch and Development). Tes yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan ranah kognitif dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai dan mencipta. Penelitian yang dikembangkan berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Waktu, Jarak, dan Kecepatan untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

B. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan agar tetap fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Batasan-batasan permasalahan tersebut adalah:

1. Alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti berupa soal tes pilihan ganda yang berjumlah 50 soal.

2. Kisi-kisi soal hanya mengukur ranah kognitif saja yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan mencipta.


(25)

3. Tes hasil belajar yang akan dibuat untuk mata pelajaran matematika kelas V Sekolah Dasar.

4. Kompetensi Dasar yang digunakan 2.5 tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian tentang pengembangan soal ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep pembuatan soal sesuai karakteristik pembuatan soal tes pilihan ganda.


(26)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam bentuk arsip soal-soal yang sudah valid dan reliabel dan siap diujikan untuk sekolah.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi untuk mengembangkan soal pilihan ganda yang memperhatikan karakteristik pembuatan soal.

c. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam membuat soal sesuai dengan karakteristik pembuatan soal pilihan ganda. Peneliti juga menganalisis soal berdasarkan jawaban dari peserta didik.

d. Bagi Siswa

Pada proses mengerjakan soal, peserta didik diajak berpikir dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan mencipta melalui soal pilihan ganda dalam bentuk soal cerita.

F. Batasan Istilah 1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah suatu alat ukur yang berfungsi melakukan pengukuran untuk mengumpulkan data hasil belajar. Alat ukur yang digunakan untuk penilaian yang sistematis, sah, dapat dipercaya dan objektif untuk menentukan kecakapan, keterampilan, dan tingkat pengetahuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.


(27)

2. Menyelesaikan Masalah

Menyelesaikan masalah adalah proses berpikir pada ranah kognitif melalui langkah-langkah tertentu untuk menyelesaikan suatu persoalan.

3. Matematika

Matematika adalah suatu bidang studi yang tidak hanya berdiri sendiri melainkan dapat membantu pada bidang studi lain antara lain sosial, ekonomi, dan alam. Matematika harus dipelajari oleh setiap orang agar dapat memecahkan masalah dan membatu manusia untuk menghitung, memecahkan masalah, dan berpikir kritis

4. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah tujuan pembelajaran yang mencakup tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, siswa dapat menyelesaikannya berupa tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang didapat di sekolah.

5. Validitas

Validitas adalah mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur mampu mengukur sesuatu yang ingin diukur dan mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan suatu hasil pengukuran.

6. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan dan kestabilan suatu instrumen sehingga apabila dilakukan uji reliabilitas hasilnya tetap sama.

7. Daya Beda

Daya beda adalah kemampuan aitem tes untuk membedakan antara siswa yang pandai atau.


(28)

8. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal dengan kriteria yang sudah ditentukan, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Semakin tinggi tingkat kesulitan, maka soal dikategorikan mudah dan semakin rendah tingkat kesulitan, maka soal dikategorikan sukar.

9. Pengecoh

Pengecoh adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban yang berfungsi untuk mengecoh peserta tes agar memilih pengecoh tersebut. Pengecoh akan berfungsi dengan baik apabila pengecoh dipilih secara merata oleh peserta didik paling sedikit dipilih 5% oleh pengikut tes.

G. Spesifikasi Produk

Produk tes hasil belajar terdapat pesifikasi tes/kisi-kisi, berikut ini spesifikasi produk tes hasil belajar:

1. Soal matematika KD 2.5 tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban yang siap untuk digunakan dan sudah terdapat kunci jawaban di dalamnya.

2. Instrumen pilihan ganda sudah diuji sebelum melakukan uji coba sampel terbatas melalui pengujian para ahli dan dinyatakan valid. Setelah pengujian dari para ahli dilakukan uji coba sampel terbatas. Berdasarkan hasil uji coba sampel terbatas, soal tersebut menunjukkan valid dan reliabel.


(29)

3. Instrumen pilihan ganda yang digunakan mempunyai daya beda yang berkategori baik dan baik sekali.

4. Tingkat kesukaran pada instrumen pilihan ganda mempunyai kategori sukar, sedang, dan mudah. Proporsi soal seharusnya 25% sukar 50% sedang, dan 25% mudah.

5. Instrumen pilihan ganda mempunyai pengecoh yang berfungsi dengan baik, karena pengecoh yang disediakan sudah mampu mengecoh siswa yang pandai dan kurang pandai untuk memilih pengecoh tersebut.


(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini akan menjelaskan empat hal yaitu kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian

A. Kajian Pustaka

Kajian teori ini berisi tentang teori-teori relevan yang berhubungan dengan tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan tes hasil belajar, taksonomi bloom, matematika, dan kompetensi dasar.

1. Teori-teori yang Mendukung a. Tes Hasil Belajar

1) Definisi Tes Hasil Belajar

Basuki (2014: 22) memaparkan bahwa tes adalah alat penilaian yang sistematis, sah, dapat dipercaya dan objektif untuk menentukan kecakapan, keterampilan, dan tingkat pengetahuan siswa terhadap materi. Trianto (2010: 264) menjelaskan bahwa tes digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Alat penilaian tersebut bisa berupa suatu tugas atau soal yang menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah yang dapat dikerjakan secara kelompok atau secara individu. Kusaeri dan Suprananto (2012: 6) menjelaskan bahwa tes yaitu alat ukur untuk mengukur sampel tingkah laku dari peserta tes yang berbentuk suatu pertanyaan. Sudijono (2011: 67) memaparkan bahwa tes adalah cara untuk


(31)

mengukur dan menilai pada bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas. Pemberian tugas dapat berupa pertanyaan-pertanyaan, atau perintah-perintah yang diberikan kepada peserta tes, sehingga dapat mengetahui hasil prestasi peserta tes. Mardapi (2007: 67) mengemukakan bahwa tes adalah beberapa pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau beberapa pernyataan yang membutuhkan tanggapan untuk mengukur tingkat kemampuan suatu individu yang diberikan tes tersebut melalui jawaban terhadap beberapa pertanyaan atau tanggapan dari beberapa pernyataan. Arikunto (2013: 67) menambahkan bahwa tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu dengan cara dan aturan tertentu. Suwandi (2010: 39) memaparkan bahwa tes merupakan sebuah pemberian tugas yang dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dilihat dari jawabannya. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat yang digunakan untuk penilaian yang sistematis, sah, dapat dipercaya dan objektif untuk menentukan kecakapan, keterampilan, dan tingkat pengetahuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. tes tersebut dapat berupa sejumlah pertanyaan untuk dijawab atau pernyataan untuk dianggapi oleh peserta tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang melalui jawaban yang diberikannya menggunakan cara dan aturan tertentu.


(32)

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran (Jihad & Haris, 2008: 15). Purwanto (2009: 44) memaparkan bahwa hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang menguasai materi yang telah diterima. Untuk mewujudkan hasil belajar perlu dilakukan serangkaian pengukuran yang menggunakan alat evaluasi secara tepat. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada manusia dalam hal sikap dan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Purwanto, 2009:45). Peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran untuk mengetahuai penguasaan materi yang diperoleh setelah melakukan serangkaian tes.

Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah suatu alat ukur yang berfungsi melakukan pengukuran untuk mengumpulkan data hasil belajar. Alat ukur yang digunakan untuk penilaian yang sistematis, sah, dapat dipercaya dan objektif untuk menentukan kecakapan, keterampilan, dan tingkat pengetahuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Alat ukur yang digunakan adalah tes dan tes tersebut dapat berupa sejumlah pertanyaan untuk dijawab atau pernyataan untuk dianggapi oleh peserta tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang melalui jawaban yang diberikannya


(33)

menggunakan cara dan aturan tertentu. Tes tersebut akan mengukur perubahan tingkah laku siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran untuk mengetahui penguasaan materi yang diperoleh setelah melakukan serangkaian tes tersebut.

2) Jenis Tes, Kelebihan dan Kekurangan Tes Pilihan Ganda

Menurut Arikunto (1999: 165) ada dua macam bentuk tes yaitu tes uraian dan tes obyektif. Tes uraian dibedakan menjadi dua yaitu tes uraian bentuk bebas yaitu tes uraian yang jawabannya sepenuhnya diserahkan pada peserta tes dan tes uraian bentuk terbatas yaitu tes uraian yang jawaban yang sifatnya sudah terarah. Jenis tes obyektif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa, yaitu tes benar salah, tes pilihan ganda, menjodohkan, dan tes isian. Salah satu jenis tes yang digunakan peneliti untuk mengembangkan tes hasil belajar adalah jenis tes pilihan ganda. Kunandar (2014: 183) memaparkan bahwa soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Mardapi (2007: 71) menjelaskan bahwa tes pilihan ganda adalah tes yang jawabannya memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Bentuk soal tes pilihan ganda terdiri dari pernyataan. Alternatif jawaban mencakup kunci jawaban dan pengecoh. Kunci jawaban adalah alternatif satu jawaban yang benar, sedangkan pengecoh adalah alternatif jawaban yang salah untuk mengecoh. Sukardi (2008: 125) memaparkan bahwa tes pilihan ganda adalah


(34)

jenis tes untuk mengevaluasi pengetahuan hasil belajar siswa selama satu semester. Sulistyorini (2009: 105) sependapat dengan Mardapi dan Sukardi bahwa tes pilihan ganda ini adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa karena soal yang dapat dimuat dalam aitem tes pilihan ganda jumlahnya lebih banyak sehingga cakupan materi yang digunakan lebih banyak untuk menyusun soal. Tes ini terdiri dari sebuah pernyataan atau pertanyaan yang mempunyai satu jawaban benar dan beberapa pengecoh. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa aitem tes pilihan ganda ini adalah salah satu jenis tes obyektif yang terdiri dari sebuah pernyataan atau pertanyaan yang memiliki beberapa alternatif jawaban. Dari alternatif jawaban tersebut terdiri dari satu jawaban yang benar dan beberapa pengecoh. Pengecoh dibuat mirip dengan jawaban yang benar sehingga memungkinkan siswa untuk memilih jawaban pengecoh tersebut.

Jenis tes pilihan ganda ini juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Suwarto (2013:34) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan soal pilihan ganda. Kelebihan dari soal pilihan ganda adalah dapat dijawab dengan cepat karena jawaban yang benar sudah tersedia dalam alternatif jawaban, dapat dikoreksi oleh siapa saja dan kapan saja karena hanya mengandung satu jawaban yang benar, dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat menggunakan kunci jawaban. Kelemahan dari soal pilihan ganda adalah siswa


(35)

dapat memilih alternatif jawaban dengan cara menerka-nerka bila tidak tahu jawaban yang benar dan biaya yang dikeluarkan untuk mencetak soal tes akan banyak karena jumlah soal yang dibuat dalam soal pilihan ganda cukup banyak.

Sukardi (2008: 125) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan yang terdapat di aitem tes pilihan ganda. Kelebihan tes pilihan ganda yaitu dapat mencakup banyak materi dalam pembuatan soal, jawaban siswa dapat dikoreksi secara mudah dan cepat dengan lembar jawaban yang terpisah. Kelemahannya adalah proses penyusunan soal membutuhkan waktu yang lebih lama, siswa dapat menjawab soal dengan hanya menerka-nerka jawaban.

Sulistyorini (2009: 101) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan tes pilihan ganda. Kelebihan dari tes pilihan ganda adalah semua bahan yang diajarkan guru dapat terwakilkan pada soal, lebih mudah dan cepat ketika mengoreksinya, pengoreksian dapat diserahkan kepada orang lain. Kelemahannya adalah proses penyusunan soal lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama, banyak kesempatan untuk main untung-untungan, kerjasama antar peserta tes ketika mengerjakan soal lebih terbuka.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa jenis tes pilihan ganda mempunyai banyak kelebihan, tetapi tes ini juga mempunyai beberapa kekurangan. Kelebihannya adalah siswa dapat menjawab secara cepat dengan memilih alternatif jawaban, pengoreksian dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja


(36)

dengan melihat kunci jawaban, dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat menggunakan kunci jawaban, cakupan materi dalam pembuatan soal lebih bervariatif. Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki oleh tes pilihan ganda, yaitu memungkinkan siswa untuk menebak apabila tidak tahu ketika memilih alternatif jawaban, mengeluarkan biaya yang banyak untuk mencetak soal tes, pembuatan soal memerlukan waktu yang lebih lama, memungkinkan siswa untuk bekerjasama dalam pengerjaan soal. b. Konstruksi Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang baik dikonstruksi dengan memenuhi validitas, reliabilitas dan karakteristik butir soal yaitu tingkat kesulitan, daya beda, dan pengecoh alternatif jawaban.

1) Validitas

Surapranata (2004: 50) menyatakan bahwa validitas adalah sebuah konsep yang mempunyai hubungan dengan tingkat sejauhmana tes telah mengukur yang seharusnya diukur. Azwar (2012: 40) menambahkan bahwa validitas itu mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan suatu hasil pengukuran. Suwarto (2004: 94) memaparkan bahwa validitas merupakan pertimbangan yang paling utama di dalam mengembangkan dan mengevaluasi tes. Purwanto (2009: 114) juga menjelaskan bahwa validitas berkaitan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat hal yang ingin diukur. Dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur


(37)

mampu mengukur sesuatu yang ingin diukur dan mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan suatu hasil pengukuran untuk mengembangkan soal evaluasi.

Menurut Widoyoko (2014: 173) menyatakan bahwa validitas dibedakan menjadi lima, yaitu validitas isi, validitas konstruk, validitas butir, validitas kesejajaran, dan validitas prediksi.

Berikut penjelasan mengenai macam-macam validitas: a) Validitas isi (Content Validity)

Validitas isi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pada instrumen yang berbentuk tes. Validitas isi digunakan untuk mengukur kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran.

b) Validitas konstruk (Construck Validity)

Validitas konstruk adalah alat ukur untuk mengukur setiap aspek berpikir pada butir-butir soal yang membangun tes. Pengujian validitas konstruk dapat menggunakan pendapat para ahli (expert judgement).

c) Validitas Butir (Item Validity)

Validitas butir dilakukan setelah pengujian konstruk dengan uji coba di lapangan. Sampel uji coba yang digunakan minimal 30 orang.


(38)

d) Validitas Kesejajaran (Concurrent Validity)

Suatu instrumen mempunyai validitas kesejajaran jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada yaitu berupa instrumen lain yang mengukur hal yang sama tetapi sudah diakui validitasnya. Contoh instrumen yang sudah diakui validitasnya dengan tes terstandar.

e) Validitas Prediksi (Predictive Validity)

Suatu instrumen mempunyai validitas prediksi jika mampu meramalkan hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang tentang hal yang sama. Validitas ini biasanya digunakan untuk menguji validitas instrumen bentuk tes.

2) Reliabilitas

Arifin (2009: 258) mengemukakan bahwa reliabilitas merupakan tingkat ketetapan dan kemantapan dari sebuah instrumen. Suwarto (2004: 101) menyatakan bahwa reliabilitas adalah tingkat ketepatan, dan keajegan atau stabil. Masidjo (1995: 208) menjelaskan pengertian reliabilitas adalah taraf kemampuan tes dalam menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Sulistyorini (209: 166) memaparkan bahwa reliabilitas erat hubungannya dengan kepercayaan. Jika sebuah tes dapat memberikan hasil yang tidak berubah-ubah, maka tes tersebut mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi. Arikunto (2012: 100) menjelaskan bahwa reabilitas berhubungan dengan masalah


(39)

ketetapan hasil tes. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah ketepatan dan kestabilan suatu instrumen sehingga apabila dilakukan uji reliabilitas hasilnya tetap sama.

Widoyoko (2014: 189) memaparkan bahwa ada empat cara untuk menguji reliabilitas, yaitu menggunakan metode bentuk paralel, metode tes berulang, instrumen skor diskrit, dan instrumen skor non diskrit. Berikut penjelasan tentang cara untuk menguji reliabilitas:

a) Metode Bentuk Paralel (Equivalent Method)

Metode paralel ini dilakukan dengan menyusun dua instrumen yang hampir sama terlebih dahulu, lalu lakukan uji coba pada sekelompok siswa yang sama, kemudia hasil uji coba itu dikorelasikan dengan teknik korelasi (product moment). Instrumen paralel tersebut adalah dua buah instrumen yang mempunyai tujuan, tingkat kesulitan dan susunan yang sama, tetapi butir-butir pertanyaan/ pernyataan berbeda.

b) Metode Tes Berulang (Test-retest Method)

Metode tes berulang adalah metode yang hanya menyusun satu perangkat instrumen yang diujicobakan kepada sekelompok siswa dan hasilnya dicatat. Pada kesempatan yang berbeda intrumen itu diberikan kepada sekelompok siswa yang sama untuk dikerjakan dan hasilnya dicatat lagi.


(40)

c) Instrumen Skor Diskrit

Instrumen skor diskrit adalah instrumen yang skor jawabannya hanya satu untuk jawaban benar dan nol untuk jawaban salah. Untuk instrumen yang skornya diskrit, tingkat reliabilitasnya dapat dicari menggunakan metode belah dua, rumus Flanagan, rumus Rulon, rumus K-R. 20, rumus K-R. 21, dan rumus Hoyt. Ada tiga cara membelah butir instrumen tersebut. Pertama pembelahan ganjil-genap dengan membelah menjadi kelompok butir nomor ganjil dan kelompok butir genap yang disebut sebagai belahan ganjil genap. Kedua pembelahan awal-akhir dengan membelah menjadi kelompok butir nomor awal dan kelompok butir nomor akhir yang disebut sebagai belahan awal-akhir. Ketiga pembelahan cara random dengan melakukan undian sederhana untuk menentukan butir-butir yang akan dimasukkan menjadi belahan pertama dan belahan kedua. d) Instrumen Skor Non Diskrit

Instrumen skor non diskrit adalah instrumen pengukuran yang dalam sistem skornya bersifat gradual yaitu ada penjenjangan skor dari skor tertinggi hingga skor terendah.

3) Karakteristik Butir Soal a) Daya Pembeda

Endrayanto dan Harumurti (2014: 164) memaparkan bahwa daya beda yaitu kemampuan butir soal untuk membedakan siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi


(41)

atau kelompok atas dan siswa yang prestasi belajarnya rendah atau kelompok bawah. Suwarto (2013: 108) menjelaskan bahwa daya pembeda berfungsi untuk menentukan perbedaan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok itu. Daya pembeda adalah kemampuan butir-butir soal untuk membedakan siswa yang prestasinya tinggi dan yang prestasinya rendah (Sudjana, 2009: 141). Purwanto (2009: 102) menjelaskan bahwa daya beda merupakan kemampuan butir soal tes hasil belajar untuk membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah. Butir soal yang memiliki daya beda tinggi, maka soal tersebut mampu membedakan dengan baik siswa kelompok atas dan bawah. Siswa kelompok atas adalah kelompok siswa yang pandai yang mencapai skor total hasil belajar yang tinggi, sedangkan siswa kelompok bawah adalah kelompok siswa yang kurang pandai yang mencapai skor total hasil belajar yang rendah. Sependapat dengan Sudjana, Purwanto, Suwarto, Endrayanti dan Harumurti, Sulistyorini (2009: 177) menjelaskan bahwa daya beda adalah soal tes yang dapat membedakan antara kemampuan siswa yang pandai dan yang bodoh. Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa daya beda adalah kemampuan aitem tes untuk membedakan antara siswa yang pandai atau siswa kelompok atas dan siswa yang kurang pandai atau siswa kelompok bawah.


(42)

b) Tingkat Kesukaran

Sudijono (2011: 370) memaparkan bahwa item tes hasil belajar dapat dikatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak juga terlalu mudah atau dengan kata lain tingkat kesukaran aitem tersebut adalah sedang atau cukup. Arikunto (2012: 222) menjelaskan bahwa tingkat kesukaran adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Sulistyorini (2009: 176) menjelaskan bahwa tingkat kesulitan merupakan kemampuan siswa untuk menjawab soal dengan kriteria soal mudah, sedang, dan sukar. Sudjana (2009: 135) menjelaskan bahwa tingkat kesulitan merupakan kemampuan siswa dalam menjawab butir-butir soal dengan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Purwanto (2009: 99) memaparkan tingkat kesulitan adalah proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. Rentang nilai tingkat kesulitan antara 0 – 1. Semakin tinggi tingkat kesulitan, maka butir soal semakin mudah dan banyak yang menjawab benar. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat kesulitan, maka butir semakin sukar dan sedikit yang menjawab benar. Tingkat kesulitan diklasifikasikan menjadi sukar, sedang, dan mudah. Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal dengan kriteria yang sudah ditentukan, yaitu mudah, sedang, dan sukar.


(43)

Semakin tinggi tingkat kesulitan, maka soal dikategorikan mudah dan semakin rendah tingkat kesulitan, maka soal dikategorikan sukar. Soal dikategorikan sedang apabila tingkat kesulitan di tengah-tengah antara kategori mudah dan sukar. c) Pengecoh

Sudijono (2011: 410) menjelaskan bahwa pengecoh adalah jawaban alternatif yang bukan merupakan jawaban yang digunakan agar peserta tes dapat tertarik dengan pengecoh jawaban tersebut. Semakin banyak peserta tes yang memilih pengecoh, maka pengecoh tersebut sudah menjalankan fungsinya. Sebaliknya apabila pengecoh yang dipasang tidak ada yang memilih maka pengecoh tersebut tidak berfungsi. Menurut Purwanto (2009: 108) pengecoh disebut juga sebagai penyesat atau penggoda yang merupakan jawaban tetapi bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh dibuat untuk menyesatkan siswa dan menggoda siswa yang kurang begitu jelas dengan materi untuk memilih jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Apabila ada siswa yang tidak memilih pengecoh tersebut, maka pengecoh harus diganti dengan pengecoh yang lebih menarik perhtian siswa, sehingga siswa dapat memilih pengecoh tersebut. Arifin (2009: 279) menjelaskan bahwa butir soal dapat dikatakan baik apabila pengecohnya dipilih secara merata oleh peserta tes, sedangkan butir soal dapat dikatakan kurang baik apabila pengecohnya


(44)

dipilih secara tidak merata. Arikunto (2012: 234) memaparkan bahwa sebuah distraktor dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pengecoh adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban yang berfungsi untuk mengecoh peserta tes agar memilih pengecoh tersebut. Pengecoh akan berfungsi dengan baik apabila pengecoh dipilih secara merata oleh peserta didik paling sedikit dipilih 5% oleh pengikut tes.

c. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Menurut Suwarto (2013: 126), Yamin (2003: 152), dan Mardapi (2007: 88) terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan suatu tes hasil belajar. Ada sembilan langkah dalam pengembangan tes yaitu:

1) Menyusun spesifikasi tes

Penyusunan spesifikasi tes terdiri dari empat kegiatan. Kegiatan yang pertama adalah menentukan tujuan tes, kedua menyusun kisi-kisi tes, ketiga menentukan bentuk tes, dan yang keempat menentukan panjang tes.

2) Menulis soal tes

Penulisan soal merupakan langkah untuk membuat soal yang dikembangkan dari indikator yang sudah dibuat menjadi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang karakteristiknya sesuai dengan bentuk tes yang akan digunakan.


(45)

3) Menelaah soal tes

Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki soal apabila dalam pembuatan soal masih terdapat kekurangan atau kesalahan.

4) Melakukan uji coba tes

Uji coba tes ini digunakan untuk mengetahui kualitas soal yang telah dibuat. Apabila belum sesuai harapan, maka pembuat soal dapat melakukan perbaikan atau revisi.

5) Menganalisis butir soal

Analisis butir soal dilakukan pada masing-masing butir sehingga dapat diketahui validitas dan reliabilitas soal serta baik atau tidaknya karakteristik butir soal.

6) Memperbaiki tes

Butir soal yang sudah dianalisis dan apabila ada butir soal yang kurang baik, maka perlu diperbaiki terlebih dahulu.

7) Merakit tes

Setelah memperbaiki butir soal yang kurang baik, pembuat soal dapat merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan.

8) Melaksanakan tes

Tes yang telah dirakit menjadi satu kesatuan lalu diberikan kepada peserta tes untuk dikerjakan. Pelaksanaan tes dilaksanakan sesuai dengan waktu yang tepat.


(46)

9) Hasil tes

Hasil tes yang telah dikerjakan oleh peserta tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor yang dhasilkan kemudian ditafsirkan sehingga dapat memberikan keputusan pada peserta tes.

Menurut Purwanto (2009: 83) memaparkan bahwa pengembangan tes hasil belajar ada 7 langkah, yaitu:

1) Identifikasi Hasil Belajar

Menentukan mata pelajaran yang akan diukur hasil belajarnya dan ranah yang akan diukur anatara kognitif atau afektif atau psikomotornya.

2) Deskripsi Materi

Tes yang akan dibuat disesuaikan dengan materi yang telah diajarkan oleh peserta tes. Kesesuaian antara materi dan tes akan menghasilkan data tentang hasil belajar.

3) Pengembangan Spesifikasi

Spesifikasi tes hasil belajar dikembangkan agar pengembang tes hasil belajar menghasilkan tes yang berkualitas. Spesifikasi yang dikembangkan meliputi penentuan bentuk dan jenis tes, penentuan banyak butir, penentuan waktu pengerjaan, penentuan peserta uji coba, penentuan waktu uji coba, penentuan aturan skoring, penentuan kriteria uji coba, penentuan tujuan instruksional umum, penentuan tujuan instruksional khusus, dan penyusunan kisi-kisi tes.


(47)

4) Menuliskan Butir-butir Tes dan Kunci Jawaban

Butir-butir tes ditulis untuk mengukur variabel yang berpedoman pada kisi-kisi yang dibuat. Kunci jawaban ditulis di dalam spesifikasi tes hasil belajar agar orang lain yang membaca juga dapat mengikuti perolehan hasil belajar dari tes tersebut.

5) Mengumpulkan Data Uji Coba

Data uji coba dikumpulkan mengan dengujikan instrumen uji coba tes hasil belajar yang berdasarkan kisi-kisi. Jawaban dari peserta tes diubah menjadi skor berdasarkan aturan skoring uji coba. Skor tersebut menjadi data uji coba hasil belajar.

6) Menguji Kualitas Tes

Tes hasil belajar diuji kualitasnya secara empiris sehingga dapat diketahui tes hasil belajar tersebut berkualitas. Tes hasil belajar yang telah diuji secara empiris, terdapat jaminan bahwa data hasil belajar tersebut mencerminkan penguasaan siswa terhadap materi. 7) Melakukan Kompilasi

Kompilasi tes adalah membuang butir soal yang jelek dan menata kembali butir soal yang baik. Butir kompilasi adalah butir soal yang sudah siap digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada sembilan langkah yang perlu dilaksanakan dalam mengembangkan tes hasil belajar, yaitu: 1) menyusun spesifikasi tes untuk menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi, menentukan bentuk soal, dan


(48)

menentukan panjang tes, 2) menulis soal tes sesuai dengan jenis tes yang digunakan, 3) menelaah soal tes dengan bantuan para ahli, 4) melakukan uji coba tes pada sampel terbatas, 5) menganalisis butir soal berdasarkan validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan pengecoh, 6) memperbaiki tes yang masih perlu direvisi dan membuang soal yang tidak sesuai kriteria, 7) merakit tes, 8) melaksanakan tes dengan mengujikan kepada siswa, 9) hasil tes yang diperoleh akan mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap suatu materi.

d. Taksonomi Tes Hasil Belajar

Menurut Anderson & Crathwohl (2001: 6) menjelaskan bahwa taksonomi adalah suatu kerangka pikir khusus yang memiliki kata kerja dan kata benda untuk mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan. Taksonomi Bloom revisi ini mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan mempunyai empat kategori yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Pada dimensi proses kogitif berisi enam kategori yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Dimensi proses kognitif menunjukkan keterampilan berpikir yang hendak dikembangkan dalam kegiatan suatu pembelajaran (Endrayanto, 2014: 35).


(49)

Proses kognitif dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Mengingat

Proses mengingat adalah pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Kata kerja operasional proses kognitif mengingat meliputi menyebutkan dan membilang.

2. Memahami

Proses memahami adalah mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik secara lisan, tulisan atau grafis. Kata kerja operasional proses kognitif memahami meliputi menghitung dan mengubah.

3. Mengaplikasikan

Proses mengaplikasi adalah menggunakan langkah-langkah tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kata kerja operasional proses kognitif mengaplikasikan meliputi menentukan, menyelidiki, dan melakukan.

4. Menganalisis

Proses menganalisis adalah proses memecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhan. Kata kerja operasional proses kognitif menganalisis meliputi merinci, memecahkan masalah, dan menganalisis.


(50)

5. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi adalah membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kata kerja operasional proses kognitif mengevaluasi meliputi mengukur dan mengkritisi.

6. Mencipta

Proses mencipta adalah proses menyusun elemen-elemen menjadi keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kata kerja operasional proses kognitif mencipta meliputi menemukan dan memprediksi. e. Matematika

Jamaris (2013: 177) memaparkan bahwa tujuan matematika untuk mendorong siswa agar dapat memecahkan masalah berdasarkan proses berpikir yang kritis, logis, dan rasional. Menurut Kline (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014: 28) menjelaskan bahwa matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri secara individu, tetapi matematika dapat membantu manusia untuk memahami dan menyelesaikan masalah dalam hal sosial, ekonomi, dan alam. Mulyadi (2008: 174) menyatakan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang harus dipelajari semua orang supaya dapat memecahkan masalah. Muschla (2009: 3) menambahkan bahwa matematika mempunyai komponen yang penting diantaranya adalah keterampilan menghitung, memecahkan masalah, dan berpikir kritis. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu bidang studi yang tidak hanya berdiri sendiri melainkan dapat membantu pada bidang studi lain antara lain sosial, ekonomi, dan alam. Matematika


(51)

harus dipelajari oleh setiap orang agar dapat memecahkan masalah dan membatu manusia untuk menghitung, memecahkan masalah, dan berpikir kritis.

f. Kompetensi Dasar

Kusaeri (2014: 30) menyatakan bahwa kompetensi dasar adalah tujuan pembelajaran yang mempunyai cakupan yang luas. Suwandi (2010: 22) memaparkan bahwa kompetensi dasar adalah pertanyaan minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan pada kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau subaspek mata pelajaran tertentu. Susilo (2007: 98) menambahkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki siswa untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar adalah tujuan pembelajaran yang mencakup tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, siswa dapat menyelesaikannya berupa tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang didapat di sekolah.

2. Penelitian yang Relevan

Terdapat 3 penelitian yang relevan dengan jenis Research and Development (R&D). Penelitian yang pertama oleh Devi Mardhiyanti, Ratu Ilma Indra Putri, dan Nila Kesumawati pada tahun 2011 dengan judul Pengembangan Soal Matematika Model PISA untuk Mengukur


(52)

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas VI.E SD Xaverius 1 Palembang sebanyak 37 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peneliti telah menghasilkan produk soal matematika model PISA yang valid dan praktis untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa SD. Penilaian dari validator menyatakan bahwa soal tersebut sudah baik secara konten, konstruk, dan bahasa. Validitas soal juga dapat dilihat dasi hasil analisis butir soal pada siswa non subjek penelitian. Hasil uji coba pada small group dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mampu memahami soal dengan baik. Soal yang dikembangkan mempunyai efek potensial yang positif terhadap kemampian komunikasi matematis siswa SD yang dapat dilihat dari skor rata-rata siswa mencapai 47,89 dari skor maksimal 82, Skor 47,89 termasuk kategori kemampuan komunikasi matematis baik. Berdasarkan wawancara dengan siswa, soal matematika model PISA dapat merangsang untuk mengkomunikasikan jawabannya secara tertulis dengan memberikan gambar, penjelasan, alasan, dan bukti.

Penelitian yang kedua oleh Komang Henny Bayuni, I Made Candiasa, dan I Wayan Koyan pada tahun 2013 dengan judul Pengembangan Tes Matematika dengan Teknik Part-Whole pada Siswa SD Kelas IV Se-Kecamatan Gianyar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang ada di Kecamatan Gianyar sebanyak 500 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tes yang dikembangkan telah mengacu pada langkah-langkah pengembangan tes. Kisi-kisi tes matematika berdasarkan SK dan KD. Hasil validitas isi sangat tinggi deperoleh 0,925.


(53)

Hasil analisis 40 butir soal 99% dikatakan valid. Hasil analisis reliabilitas sebesar 0,64 masuk kategori tinggi. Taraf kesukaran diperoleh 7,5% kategori sukar, 62,5% kategori sedang, dan 30% kategori mudah. Daya beda butir tes terdapat 45% kategori jelek, 42,5% kategori sedang, dan 12,5 kategori baik. Efektifitas pengecoh memperoleh kategori baik sebanyak 75%.

Penelitian ketiga oleh Siti Sofiyah, Susanto, dan Susi Setiawati pada tahun 2015 dengan judul Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Siswa Kelas V SD. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V-C SDN Jember Lor 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis oleh validasi ahli, semua soal mempunyai interpretasi validitas sangat tinggi. Hasil uji coba large group memperoleh reliabilitas dengan interpretasi sangat tinggi. Hasil dari analisis validitas butir soal dari 9 pertanyaan, memperoleh hasil bahwa 2 pertanyaan mempunyai validitas sangat tinggi, 3 pertanyaan mempunyai validitas tinggi, dan 4 pertanyaan mempunyai validitas cukup. Tingkat kesukaran yang diperoleh bahwa 5 pertanyaan dengan tingkat kesukaran kategori sukar, 4 pertanyaan dengan tingkat kesukaran kategori sedang, dan 0 pertanyaan dengan tingkat kesukaran kategori mudah. Hasil analisis daya pembeda, terdapat 4 pertayaan mempunyai daya beda kategori jelek, 4 pertanyaan mempunyai daya beda kategori cukup, dan 1 pertanyaan mempunyai daya beda kategori baik. Berdasarkan hasil validasi dan analisis uji coba, paket tes yang dikembangkan secara umum sudah sesuai


(54)

pada level berpikir tingkat tinggi dan memenuhi kriteria tes yang baik, yaitu valid dan reliabel.

Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.2 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan B. Kerangka Berpikir

Tes hasil belajar adalah suatu alat ukur yang berfungsi melakukan pengukuran untuk mengumpulkan data hasil belajar. Alat ukur yang digunakan untuk penilaian yang sistematis, sah, dapat dipercaya dan objektif untuk menentukan kecakapan, keterampilan, dan tingkat pengetahuan siswa

Siti Sofiyah, Susanto, dan Susi Setiawati pada tahun (2015) Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Siswa Kelas V SD.

Devi

Mardhiyanti, Ratu Ilma Indra Putri, dan Nila Kesumawati (2011) Pengembangan Soal Matematika Model PISA untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Komang Henny Bayuni, I Made Candiasa, dan I Wayan Koyan pada tahun (2013) Pengembangan Tes Matematika dengan Teknik Part-Whole pada Siswa SD Kelas IV Se-Kecamatan Gianyar.

Penelitian yang diteliti:

Pengembangan tes hasil belajar KD 2.5 menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.


(55)

terhadap materi yang telah dipelajari. Alat ukur yang digunakan adalah tes dan tes tersebut dapat berupa sejumlah pertanyaan untuk dijawab atau pernyataan untuk dianggapi oleh peserta tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang melalui jawaban yang diberikan menggunakan cara dan aturan tertentu. Tes tersebut akan mengukur perubahan tingkah laku siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran untuk mengetahui penguasaan materi yang diperoleh setelah melakukan serangkaian tes tersebut. Jenis tes ada tes obyektif dan tes uraian.

Peneliti menggunakan jenis tes obyektif tipe pilihan ganda. Pada tes pilihan ganda mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes pilihan ganda adalah siswa dapat menjawab secara cepat dengan memilih alternatif jawaban, pengoreksian dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja dengan melihat kunci jawaban, dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat menggunakan kunci jawaban, cakupan materi dalam pembuatan soal lebih bervariatif. Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki oleh tes pilihan ganda, yaitu memungkinkan siswa untuk menebak apabila tidak tahu ketika memilih alternatif jawaban, mengeluarkan biaya yang banyak untuk mencetak soal tes, pembuatan soal memerlukan waktu yang lebih lama, memungkinkan siswa untuk bekerjasama dalam pengerjaan soal. Guru sekolah dasar juga mengaku bahwa masih kesulitan membuat tes berupa pilihan ganda untuk mengukur kemampuan siswa. Guru masih menggunakan soal-soal pilihan ganda yang ada pada LKS untuk mengujikan ke peserta didiknya. Tes pilihan ganda biasanya hanya mengukur proses kognitif tingkat mengingat dan memahami saja. Guru belum menganalisis validitas dan reliabilitas soal yag akan diujikan


(56)

kepada siswa. Guru juga belum menganalisis daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Maka dari itu guru membutuhkan prototipe soal yang sudah valid, reliabel, mempunyai daya beda dengan kriteria yang baik dan baik sekali, tingkat kesukaran, dan pengecoh yang berfungsi.

Berdasarkan hasil wawancara, hal tersebut menjadi acuan untuk mengembangkan tes hasil belajar matematika untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi. Soal yang dikembangkan berupa pilihan ganda yang mengukur proses kognitif dari tahap mengingat hingga mencipta. Tes hasil belajar yang dikembangkan akan menghasilkan produk berupa prototipe soal yang dibutuhkan guru.

C. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak, waktu dan kecepatan untuk siswa kelas V SD?

2. Bagaimana validitas expert judgement tes hasil belajar KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak, waktu dan kecepatan untuk siswa kelas V SD berdasar hasil penilaian ahli?

3. Bagaimana validitas tes hasil belajar KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak, waktu dan kecepatan untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?

4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak, waktu dan kecepatan untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?


(57)

5. Bagaimana daya beda tes hasil belajar KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak, waktu dan kecepatan untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?

6. Bagaimana tingkat kesulitan tes hasil belajar KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak, waktu dan kecepatan untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?

7. Bagaimana hasil analisis pengecoh tes hasil belajar KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak, waktu dan kecepatan untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?


(58)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D). Sugiyono (2014: 297) memaparkan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji keefektifan suatu produk. Penelitian ini mengembangkan produk berupa Tes Hasil Belajar (THB) untuk mata pelajaran matematika kelas V Sekolah Dasar (SD). Soal tes tersebut mencakup materi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan.

Penelitian ini mengadaptasi model penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall (Sugiyono, 2012: 298-311) yang terdiri dari sepuluh langkah. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Sugiyono adalah:

Gambar 3.1 Langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono Pengumpulan

Data Desain Produk

Validasi Desain Revisi Desain

Uji Coba Produk Potensi dan

Masalah

Revisi Produk Uji Coba

Pemakaian Revisi Produk


(59)

Model penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall (Sugiyono, 2014: 298) terdiri dari sepuluh langkah yang membahas tentang:

1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah adalah data yang diperoleh untuk mengetahui masalah yang terjadi di lapangan. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa didapatkan dari laporan penelitian orang lain, dokumentasi, atau wawancara.

2. Pengumpulan Data

Setelah mengetahui potensi dan masalah, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi sebagai bahan untuk merencanakan produk tertentu yang dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Desain Produk

Penelitian Research and Development akan menghasilkan sebuah produk yang bermacam-macam. Produk yang dihasilkan bisa berupa bahan ajar, alat peraga, atau berupa tes.

4. Validasi Desain

Validasi desain adalah penilaian terhadap rancangan produk. Penilaian ini bisa meminta bantuan pakar atau para ahli yang sudah mempunyai pengalaman untuk menilai rancangan produk baru tersebut.

5. Revisi Desain

Validasi yang diperoleh dari para ahli kemudian dilihat dan dapat mengetahui kelemahan yang diperoleh dari para ahli. Kelemahan yang sudah diketahui lalu direvisi untuk mendapatkan soal yang baik. Revisi produk dilakukan oleh peneliti yang mengembangkan produk tersebut.


(60)

6. Uji Coba Produk

Produk yang sudah direvisi oleh peneliti kemudian diujicobakan ke sampel terbatas. Peneliti menentukan tempat yang akan diugunakan untuk uji coba produk.

7. Revisi Produk

Hasil uji coba produk pada sampel terbatas akan diperoleh data. Data yang diperoleh kemudian direvisi oleh peneliti. Produk direvisi menjadi produk yang benar-benar sudah siap diujicobakan.

8. Uji Coba Pemakaian

Produk yang sudah diujicoba pada sampel terbatas dan yang sudah direvisi kemudian peneliti melakukan uji coba dalam lingkup yang luas. Uji coba pemakaian tetap harus dinilai kelemahan dan hambatan produk tersebut untuk melakukan revisi.

9. Revisi Produk

Revisi produk dilaksanakan apabila dalam uji coba pemakaian masih terdapat kelemahan atau hambatan yang tejadi di dalam kondisi nyata. 10.Produk Masal

Produk masal ini dibuat apabila produk yang dikembangkan sudah dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian terdiri dari objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian yag akan dijelaskan sebagai berikut:


(61)

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini berupa tes hasil belajar untuk mata pelajaran matematika KD 2.5 menyelesaikan soal pilihan ganda untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 60 siswa kelas V SD N Condongcatur semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Peneliti memilih SD N Condongcatur karena ada dua kelas di kelas V sehingga uji coba sampel terbatas terhadap dua tipe soal dapat dilakukan secara bersamaan.

3. Lokasi Penelitian

Tempat untuk melakukan uji coba ini di SD N Condongcatur yang terletak di Jalan Kaliurang KM 6,5, Sleman, Yogyakarta.

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga November 2015. C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini memodifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall (Sugiyono, 2014: 298) dari sepuluh langkah menjadi tujuh langkah karena adanya keterbatasan waktu.


(62)

Modifikasi yang dilakukan peneliti terdiri dari tujuh langkah, yaitu:

Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan yang dilaksanakan peneliti Berikut ini adalah penjabaran dari tujuh langkah penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan peneliti:

1. Potensi dan Masalah

Peneliti mencari permasalahan yang ada di sekolah dasar melalui wawancara di tiga sekolah dasar. Peneliti juga melakukan analisis kebutuhan terhadap soal tes hasil belajar. Permasalahan yang dijumpai guru saat ini adalah guru kesulitan membuat soal sendiri yang sudah valid, reliabel, mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran.

2. Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara, kuesioner, dan tes. 3. Desain Produk

Peneliti mengembangkan desain tes hasil belajar untuk materi jarak, waktu, dan kecepatan. Langkah yang pertama dengan membuat indikator berdasarkan taksonomi bloom sesuai dengan standar kompetensi dan

Pengumpulan

Data Desain Produk

Validasi Desain Revisi Desain

Uji Coba Produk Potensi dan

Masalah


(63)

kompetensi dasar yang telah menjadi permasalahan. Peneliti membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator. Kisi-kisi soal yang dibuat berdasarkan materi dan aspek berpikir yang diukur.

4. Validasi Desain

Peneliti melakukan validasi isi dengan bantuan para ahli. Ahli pembelajaran matematika, ahli pembelajaran evaluasi pendidikan, ahli bahasa Indonesia, guru kelas V SD Kanisius Kadirojo dan guru kelas V SD Negeri Denggung. Hasil validasi akan dianalisis sebagai pertimbangan revisi soal tes hasil belajar.

5. Revisi Desain

Peneliti melakukan revisi terhadap kisi-kisi soal yang telah divalidasi. Revisi dilakukan berdasarkan kritik dan saran dari para ahli.

6. Uji coba Produk

Uji coba empiris dilakukan di SD N Condongcatur pada siswa kelas VA dan VB pada hari Sabtu, 14 November 2015.

7. Revisi Produk

Produk yang telah diujicobakan akan dihitung validitas, reliabilitas, dan karakteristik butir soal. Peneliti melakukan revisi terhadap kisi-kisi soal. Soal yang tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan, harus diganti atau bahkan dibuang demi mendapatkan soal yang berkualitas, sehingga diperoleh soal yang valid, reliabel, mempunyai daya beda baik, tingkat kesukaran, dan pengecoh.


(1)

---- --- --- --- --- --- 6 TOTAL 3 (0.100) 21*(0.700) 6 (0.200) 0 (0.000) High 0 (0.000) 8 (1.000) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 2 (0.182) 5 (0.455) 4 (0.364) 0 (0.000) Diff -2(-0.182) 3 (0.545) -4(-0.364) 0 (0.000)

7 TOTAL 6 (0.200) 9*(0.300) 9 (0.300) 6 (0.200) High 1 (0.125) 3 (0.375) 2 (0.250) 2 (0.250) Low 2 (0.182) 4 (0.364) 4 (0.364) 1 (0.091) Diff -1(-0.057) -1 (0.011) -2(-0.114) 1#(0.159)

8 TOTAL 10*(0.333) 5 (0.167) 9 (0.300) 6 (0.200) High 6 (0.750) 1 (0.125) 1 (0.125) 0 (0.000) Low 1 (0.091) 2 (0.182) 4 (0.364) 4 (0.364) Diff 5 (0.659) -1(-0.057) -3(-0.239) -4(-0.364)

9 TOTAL 16*(0.533) 7 (0.233) 2 (0.067) 5 (0.167) High 8 (1.000) 0 (0.000) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 4 (0.364) 2 (0.182) 1 (0.091) 4 (0.364) Diff 4 (0.636) -2(-0.182) -1(-0.091) -4(-0.364)

10 TOTAL 2 (0.067) 6 (0.200) 11 (0.367) 11*(0.367) High 0 (0.000) 2 (0.250) 3 (0.375) 3 (0.375) Low 1 (0.091) 3 (0.273) 3 (0.273) 4 (0.364) Diff -1(-0.091) -1(-0.023) 0#(0.102) -1 (0.011)


(2)

---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 11 TOTAL 5 (0.167) 5 (0.167) 13*(0.433) 7 (0.233) High 0 (0.000) 0 (0.000) 6 (0.750) 2 (0.250) Low 2 (0.182) 1 (0.091) 4 (0.364) 4 (0.364) Diff -2(-0.182) -1(-0.091) 2 (0.386) -2(-0.114)

12 TOTAL 8 (0.267) 12*(0.400) 5 (0.167) 5 (0.167) High 1 (0.125) 6 (0.750) 1 (0.125) 0 (0.000) Low 3 (0.273) 3 (0.273) 3 (0.273) 2 (0.182) Diff -2(-0.148) 3 (0.477) -2(-0.148) -2(-0.182)

13 TOTAL 3 (0.100) 9*(0.300) 4 (0.133) 14 (0.467) High 0 (0.000) 5 (0.625) 1 (0.125) 2 (0.250) Low 2 (0.182) 0 (0.000) 3 (0.273) 6 (0.545) Diff -2(-0.182) 5 (0.625) -2(-0.148) -4(-0.295)

14 TOTAL 13 (0.433) 5 (0.167) 7 (0.233) 5*(0.167) High 5 (0.625) 0 (0.000) 1 (0.125) 2 (0.250) Low 4 (0.364) 3 (0.273) 2 (0.182) 2 (0.182) Diff 1#(0.261) -3(-0.273) -1(-0.057) 0 (0.068)

Pengecoh pada nomor 14 terdapat 13 siswa yang memilih pilihan A. Lima siswa yang pandai memilih pilihan A dan empat siswa yang kurang pandai memilih pilihan jawaban A dan empat diantaranya medium. Siswa yang pandai lebih banyak memilih pilihan jawaban yang salah dibanding dengan siswa yang


(3)

kurang pandai. Artinya Pengecoh pada pilihan jawaban A mampu mengecoh siswa yang pandai.

15 TOTAL 11 (0.367) 12*(0.400) 4 (0.133) 3 (0.100) High 4 (0.500) 4 (0.500) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 3 (0.273) 4 (0.364) 1 (0.091) 3 (0.273) Diff 1#(0.227) 0 (0.136) -1(-0.091) -3(-0.273)

Pengecoh pada nomor 15 terdapat 11 siswa yang memilih pilihan A. Empat siswa yang pandai memilih pilihan A dan tiga siswa yang kurang pandai memilih pilihan jawaban A dan empat diantaranya medium. Siswa yang pandai lebih banyak memilih pilihan jawaban yang salah dibanding dengan siswa yang kurang pandai. Artinya Pengecoh pada pilihan jawaban A mampu mengecoh siswa yang pandai.

---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 16 TOTAL 2 (0.067) 15 (0.500) 10*(0.333) 3 (0.100) High 0 (0.000) 5 (0.625) 3 (0.375) 0 (0.000) Low 0 (0.000) 6 (0.545) 3 (0.273) 2 (0.182) Diff 0 (0.000) -1 (0.080) 0 (0.102) -2(-0.182)

17 TOTAL 4 (0.133) 12 (0.400) 5 (0.167) 9*(0.300) High 0 (0.000) 4 (0.500) 1 (0.125) 3 (0.375) Low 3 (0.273) 3 (0.273) 3 (0.273) 2 (0.182) Diff -3(-0.273) 1#(0.227) -2(-0.148) 1 (0.193)


(4)

18 TOTAL 14*(0.467) 3 (0.100) 10 (0.333) 3 (0.100) High 5 (0.625) 1 (0.125) 1 (0.125) 1 (0.125) Low 4 (0.364) 1 (0.091) 4 (0.364) 2 (0.182) Diff 1 (0.261) 0 (0.034) -3(-0.239) -1(-0.057)

19 TOTAL 2 (0.067) 18*(0.600) 6 (0.200) 4 (0.133) High 0 (0.000) 5 (0.625) 2 (0.250) 1 (0.125) Low 0 (0.000) 6 (0.545) 2 (0.182) 3 (0.273) Diff 0 (0.000) -1 (0.080) 0 (0.068) -2(-0.148)

20 TOTAL 3 (0.100) 3 (0.100) 11 (0.367) 13*(0.433) High 1 (0.125) 1 (0.125) 2 (0.250) 4 (0.500) Low 1 (0.091) 0 (0.000) 5 (0.455) 5 (0.455) Diff 0 (0.034) 1#(0.125) -3(-0.205) -1 (0.045) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 21 TOTAL 14*(0.467) 6 (0.200) 4 (0.133) 6 (0.200) High 6 (0.750) 0 (0.000) 1 (0.125) 1 (0.125) Low 4 (0.364) 4 (0.364) 1 (0.091) 2 (0.182) Diff 2 (0.386) -4(-0.364) 0 (0.034) -1(-0.057)

22 TOTAL 3 (0.100) 14*(0.467) 7 (0.233) 6 (0.200) High 0 (0.000) 6 (0.750) 1 (0.125) 1 (0.125) Low 2 (0.182) 2 (0.182) 4 (0.364) 3 (0.273) Diff -2(-0.182) 4 (0.568) -3(-0.239) -2(-0.148)


(5)

23 TOTAL 11 (0.367) 9 (0.300) 7 (0.233) 3*(0.100) High 2 (0.250) 3 (0.375) 1 (0.125) 2 (0.250) Low 7 (0.636) 2 (0.182) 2 (0.182) 0 (0.000) Diff -5(-0.386) 1 (0.193) -1(-0.057) 2 (0.250)

Pengecoh pada nomor 23 terdapat 9 siswa yang memilih pilihan B. Tiga siswa yang pandai memilih pilihan B dan dua siswa yang kurang pandai memilih pilihan jawaban B dan empat diantaranya medium. Siswa yang pandai lebih banyak memilih pilihan jawaban yang salah dibanding dengan siswa yang kurang pandai. Artinya Pengecoh pada pilihan jawaban B mampu mengecoh siswa yang pandai.

24 TOTAL 5*(0.167) 10 (0.333) 9 (0.300) 6 (0.200) High 1 (0.125) 4 (0.500) 3 (0.375) 0 (0.000) Low 1 (0.091) 2 (0.182) 3 (0.273) 5 (0.455) Diff 0 (0.034) 2#(0.318) 0#(0.102) -5(-0.455)

Pengecoh pada nomor 24 terdapat 10 siswa yang memilih pilihan B. Empat siswa yang pandai memilih pilihan B dan dua siswa yang kurang pandai memilih pilihan jawaban B dan empat diantaranya medium. Siswa yang pandai lebih banyak memilih pilihan jawaban yang salah dibanding dengan siswa yang kurang pandai. Artinya Pengecoh pada pilihan jawaban B mampu mengecoh siswa yang pandai.

25 TOTAL 4 (0.133) 12 (0.400) 8*(0.267) 6 (0.200) High 1 (0.125) 3 (0.375) 1 (0.125) 3 (0.375) Low 2 (0.182) 5 (0.455) 3 (0.273) 1 (0.091) Diff -1(-0.057) -2(-0.080) -2(-0.148) 2#(0.284)


(6)

CURRICULUM VITAE

Anastasia Desi Hartanti lahir di Bantul, 29 Desember 1993. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Lendah I pada tahun 2000-2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 1 Galur terhitung dari tahun 2006 hingga 2009. Kemudian melanjutkan studi di tingkat menengah atas di SMA Negeri 1 Lendah pada tahun 2009 dan dinyatakan lulus pada tahun 2012. Peneliti mulai tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Sanata Dharma sejak tahun 2012, khususnya pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti beberapa macam kegiatan sebagai pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib. Beberapa kegiatan yang diikuti seperti Kursus Mahir Dasar Pramuka, kepanitiaan parade gamelan anak, menjadi koordinator fasilitator PPKM II, dan pengurus HMPS PGSD. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “ Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Waktu, Jarak, dan Kecepatan untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.


Dokumen yang terkait

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang dan berat untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

0 1 225

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 0 303

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1 6 280

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

0 7 269

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 200

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

0 2 277

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang dan berat untuk siswa kelas IV sekolah dasar

0 1 223

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

0 13 301

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar

2 8 278

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

0 0 267