Pembuatan Pereaksi untuk Penentuan Nitrogen Metode Kjeldhal

3.3.4. Pembuatan Pupuk Organik Cair

20 Kedalam 6 buah toples Plastik yang telah dipersiapkan dimasukkan masing masing 2 kg Limbah kubis yang telah didicacah lalu ditambahkan masing-masing dari 0 , 10 , 20 , 30 , 40 dan 50 rumen sapi diaduk hingga homogen lalu ditutup dan dibiarkan kemudian catat waktu dan volume pupuk organik cair yang terjadi, dan tentukan kadar C.Organik, Nitrogen, Posfor dan Kalium. 3.3.5. Pembuatan Pereaksi dan Larutan Standar 3.3.5.1. Pembuatan pereaksi untuk penentuan C-Organik a. Larutan K 2 Cr 2 O 7 1 N Ditimbang secara kwantitatif kristal K 2 Cr 2 O 7 sebanyak 12,257 g, dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml, dilarutkan dengan aquades secukupnya, dimasukkan kedalam labu takar 250 ml, diencerkan hingga garis tanda, dan dikocok sampai homogen. b. Larutan FeSO 4 1 N Ditimbang secara kwantitatif kristal FeSO 4 7H 2 O sebanyak 69,505 g, dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml, dilarutkan dengan aquades secukupnya, ditambahkan 37,5 ml H 2 SO 4 pekat secara perlahan-lahan, diaduk hingga larut, dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml, ditambahakan aquades hingga garis tanda, didinginkan dan dikocok sampai homogen. c. Larutan Difenilamin C 6 H 5 2 NH 4 Ditimbang 0,5 g kristal difenilamin, dilarutkan dengan 20 ml aquades dalam gelas piala 250 ml, ditambahkan dengan 100 ml H 2 SO 4 pekat secara perlahan-lahan dengan merendam beaker gelas dalam air es, dan diaduk hingga larut seluruhnya.

3.3.5.2. Pembuatan Pereaksi untuk Penentuan Nitrogen Metode Kjeldhal

a. Larutan NaOH 40 Universitas Sumatera Utara Ditimbang sebanyak 40 g kristal NaOH, dimasukkan kedalam gelas piala 250 ml, kemudian dilarutkan dengan aquades, dimasukkan kedalam labu takar 100 ml, diencerkan hingga garis tanda dan dikocok sampai homogen. 21 b. Larutan Indikator Phenolphtalein Ditimbang 0,5 g Phenolphtalein dimasukkan kedalam labu takar 100 ml, diencerkan hingga garis tanda, dan dikocok sampai homogen. c. Larutan H 3 BO 3 3 Ditimbang H 3 BO 3 sebanyak 3 g, dimasukkan kedalam gelas piala 250 ml, dilarutkan dengan aquades, dimsukkan kedalam labu takar 100 ml, diencerkan hingga garis tanda dan dikocok sampai homogen. d. Larutan Indikator Campuran Sebanyak 2 bagian indikator metil biru 0,1 bv dan 1 bagian indikator metil merah 0,2 bv dalam etanol. e. Larutan H 2 C 2 O 4 0,01 N Ditimbang kristal H 2 C 2 O 4 .2H 2 O secara kwantitatif sebanyak 0,63 g, dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml, dilarutkan dengan aquades, dimasukkan ke dalam labu takar 1000 ml, diencerkan hingga garis tanda, dan dikocok sampai homogen. f. Larutan NaOH 0,01 N Ditimbang kristal NaOH sebanyak 0,4 g, dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml, dilarutkan dengan aquades, dimasukkan ke dalam labu takar 1000 ml, diencerkan hingga garis tanda, dan dikocok sampai homogen. g. Larutan HCl 0,01 N Sebanyak 0,83 ml HCl 37 dipipet ke dalam labu takar 1000 ml, diencerkan hingga garis tanda dengan aquades, dan dikocok sampai homogen. h. Standarisasi Larutan NaOH 0,01 N - Di pipet 10 ml larutan H 2 C 2 O 4 0,01 N dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer Universitas Sumatera Utara - Ditambahkan 3 tetes indikator Phenolphtalein - Dititrasi dengan NaOH hingga terjadi perubahan warna menjadi merah lembayung 22 - Dilakukan hal yang sama sebanyak 3 kali. i. Standarisasi HCl 0,01 N - Dipipet 10 ml larutan HCl 0,01 N dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer - Ditambahkan 3 tetes indikator bromtimol blue - Dititrasi dengan NaOH yang telah distandarisasi hingga terjadi perubahan warna biru menjadi hijau kekuningan - Dilakukan hal yang sama sebanyak 3 kali.

3.3.5.3 Pembuatan pereaksi dan larutan standar untuk penentuan Posfor sebagai P