Klasifikasi Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair tidak merusak humus tanah walaupun seringkali digunakan. selain itu pupuk ini juga memiliki zat pengikat larutan hingga bisa langsung digunakan pada tanah tidak butuh interval waktu untuk dapat menanam tanaman. 16 Pembuatan pupuk organik cair melalui beberapa langkah dengan menggunakan komposer ; langkah 1 memilih sampahsayuran ; langkah 2 mengurangi ukuran ; langkah 3 mempersiapkan bakteri ; langkah 4 mencampur sampahsayuran dengan bakteri; langkah 5 fermentasi selama ± 2 minggu Sukamto, 2008

2.4.1 Klasifikasi Pupuk Organik Cair

2.4.1.1. Pupuk Kandang Cair Seperti halnya pupuk yang padat, pupuk kandang cair juga berasal dari kotoran hewan. Namun pupuk kandang cair berasal dari urin ternak. Tabel 2.3. Kandungan hara makro kotoran padat dan cair beberapa jenis ternak Kandungan Hara Makro Jenis ternak Jenis kotoran Nitrogen Fosfor Kalium Kalsium Kuda Padat Cair 0,56 1,24 0,13 0.004 0,23 1,26 0,12 0,32 Kerbau Padat Cair 0,26 0,62 0,08 - 0,14 1,34 0,33 - Domba Padat Cair 0,65 1,43 0,22 0,01 0,14 0,55 0,33 0,11 Sapi Padat Cair 0,33 0,52 0,11 0,01 0,13 0,56 0,26 0,007 Babi Padat Cair 0,57 0,31 0,17 0,05 0,38 0,81 0,06 - Sumber : Hadisuwito, S. 2007. Universitas Sumatera Utara Dari tabel 2.3 di atas dapat diketahui perbandingan kandungan makro antara kotoran hewan yang berbentuk padat dan cair. Pada kotoran padat, kandungan nitrogen dan kaliumnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah persentase dalam kotoran cair. Pupuk kandang cair umumnya biasa digunakan bersama dengan kotoran padat atau pupuk hijau. Pemberian pupuk kandang cair paling banyak diberikan pada tanaman yang sedang dalam masa vegetatif dan masa perkembang biakan. Pada masa perkembang biakan tanaman banyak membutuhkan nutrisi. Selain itu penggunaan pupuk kandang cair sebaiknya tidak dilakukan sebelum tanaman ditanam, 17 karena pupuk kandang cair mudah hilang menguap dan tercuci oleh hujan. 2.4.1.2. Pupuk cair limbah organik Pada dasarnya limbah cair dari bahan organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk. Sama seperti limbah padat organik, limbah cair banyak mengandung unsur hara NPK dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah. Dari sebuah penelitian di Cina menunjukkan penggunaan limbah cair organik mampu meningkatkan produksi pertanian 11 lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan bahan organik lain. Bahkan di Cina penggunaan pupuk kimia sintetik untuk pupuk dasar mulai tergeser dengan keunggulan pupuk organik cair. Petani di Cina mencampurkan limbah organik cair dengan tanah di areal persawahannya dengan dosis 23 tonha setiap tiga hari sebelum melakukan penanaman. Sedangkan penggunaan pupuk kimia hanya sebagai pupuk lanjutan yang aplikasinya dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Perbandingan ini mampu memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan hasil. Sukamto Hadisuwito, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat-alat yang digunakan

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :  Buret Pyrex  Statifklemp  Labu Erlenmeyer Pyrex  Beaker glass 250 ml Pyrex  Pipet volumentri 10 ml Pyrex  Pipet volumentri 5 ml Pyrex  Labu takar 100 ml Pyrex  Pipet ukur 5 ml Pyrex  Thermometer  Magnit stirier  Toples plastik  Timbangan  Pisau pencacah

3.2. Bahan-bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :  Sampah sayuran kubis  Rumen sapi Universitas Sumatera Utara