11
2.2 Nyeri 2.2.1 Pengertian Nyeri
Menurut Asosiasi Internasional untuk Penelitian Nyeri IASP dalam Potter 2006, mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan.
Menurut Mc Caffery dalam Potter 2006, nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia
merasa nyeri. Menurut Carpenito, L J 2005, nyeri adalah keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang
tidak menyenangkan. Menurut Smeltzer Bare 2002, nyeri adalah pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang
actual atau potensial. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat didefinisikan nyeri secara umum sebagai suatu rasa yang tidak menyenangkan baik ringan maupun berat.
2.2.2 Fisiologis Nyeri
Menurut Barbara C Long 1996, menjelaskan tentang fisiologis nyeri sebagai berikut. Reseptor nyeri disebut noiceptor merupakan ujung-ujung syaraf yang bebas,
tidak bermyelin atau sedikit bermyelin dari neuron aferen. Nociceptor-nociceptor tersebar luas pada kulit dan mukosa dan terdapat pada struktur-struktur yang lebih dalam seperti
pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Noiceptor member respon yang terpilih terhadap stimuli yang membahayakan seperti stimuli kimiawi,
thermal, listrik atau mekanis. Yang tergolong stimuli kimiawi terhadap nyeri adalah histamine, bradikinin, prostaglandin, bermacam macam asam, sebagian bahan tersebut
dilepas oleh jaringan yang rusak. Anoksia yang menimbulkan nyeri adalah oleh kimia
Universitas Sumatera Utara
12
yang dilepas oleh jaringan anoksia yang rusak. Spasmus otot menimbulkan nyeri kerena menekan pembuluh darah yang menjadi anoksia. Spasme otot dapat juga berkibat
anoksia. Pembengkakan jaringan menjadi nyeri akibat tekanan stimuli mekanis kepada nociceptor yang menghubungkan jaringan. Nyeri tidak menimbulkan adaptasi adaptasi
yang berulang ulang pada beberapa kejadian bisa menjadi lebih sensitive untuk beberapa lama. Pada keadaan patologis sensitifitas nyeri meningkat. Contoh, luka yang terbakar
karena matahari menjadi sangat peka terhadap nyeri walaupun hanya sedikit sentuhan stimulus mekanis.
2.2.3 Proses Transmisi Nyeri
Impuls-impuls nyeri disalurkan kesum-sum tulang belakang oleh dua jenis serabut-serabut yang bermyelin rapat serabut A-delta cepat, serabut-serabut lamban
serabut C. Nyeri dapat diterangkan sebagai nyeri tajam atau menusuk dan yang mudah diketahui lokasinya akibat dari impuls-impuls yang disalurkan oleh serabut-serabut delta-
A. Contoh dari nyeri tersebut ialah seperti tusukan oleh jarum, rasa nyeri “panas” , “tumpul” atau “gatal” dan yang lebih difus berasal dari impuls-impuls yang
ditransmisikan oleh serabut C. Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifat inhibitori yang ditransmisikan ke serabut-serabut C. serabut-serabut
syaraf aferen masuk ke spinal lewat “dorsal noot” dan sinaps pada “dorsal horn”. Dorsal horn terdiri dari beberapa lapisan yang saling bertautan. Lamina II dan III membentuk
daerah yang disebut subtantia gelatinosa. Subtantia P dilepas pada sinaps dari SG dan diduga merupakan penyalur syarafneuro transmitter utama dari impuls-impuls nyeri.
Impuls-impuls nyeri menyebrangi sum-sum belakang pada interneuron- interneuron dan bersambung dengan jalur spinalis asendens. Paling sedikit terdapat enam
jalur sendens untuk impuls-impuls nociptive terletak pada belahan ventral dari sum-sum
Universitas Sumatera Utara
13
belakang yang paling utama adalah spinothalamus tract STT jalur spinotalamus dan spinoreticular track SKRT jalur spinoretikkuler. STT merupakan system yang
diskriminatif dan membawa informasi mengenai sifat dan stimulus kepada thalamus kemudian ke kortek untuk di interpretasi. Impuls-impuls yang ditransmisi lewat SKT
yang pergi ke batang otak dan kesebagian thalamus mengaktifkan respon-respon autonomi dan limbic motivational affectice evektif yang dimotivasi Barbara C. Long,
1996. Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang
disebut sebagai nosiseptif nociception yang merefleksikan empat proses komponen yang nyata yaitutransduksi, transmisi, modulasi dan persepsi, dimana terjadinya stimuli
yang kuat diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat cortex cerebri
2.2.3.1 Proses Transduksi
Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Suatu stimuli kuat noxion stimuli seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah menjadi
suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf perifer nerve ending atau organ-organ tubuh reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni.
Kerusakan jaringan karena trauma baik trauma pembedahan atau trauma lainnya menyebabkan sintesa prostaglandin, dimana prostaglandin inilah yang akan menyebabkan
sensitisasi dari reseptor-reseptor nosiseptif dan dikeluarkannya zat-zat mediator nyeri seperti histamin, serotonin yang akan menimbulkan sensasi nyeri. Keadaan ini dikenal
sebagai sensitisasi perifer.
Universitas Sumatera Utara
14
2.2.3.2 Proses Transmisi
Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls
tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis. Traktus spinoretikularis
terutama membawa rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi. Selain itu juga
serabut-serabut saraf disini mempunyai sinaps interneuron dengan saraf-saraf berdiameter besar dan bermielin. Selanjutnya impuls disalurkan ke thalamus dan somatosensoris di
cortex cerebridan dirasakan sebagai persepsi nyeri
2.2.3.3 Proses Modulasi
Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat medulla spinalis dan otak. Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesik endogen yang
dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis merupakan proses ascenden yang dikontrol oleh otak. Analgesik endogen
enkefalin, endorphin, serotonin, noradrenalin dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis. Dimana kornu posterior sebagai pintu
dapat terbuka dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri sangat subjektif pada setiap orang
2.2.3.4 Persepsi
Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi, transmisi dan modulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu proses subjektif yang dikenal
Universitas Sumatera Utara
15
sebagai persepsi nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan korteks sebagai diskriminasi dari sensorik
2.2.4 Teori Pengontrolan Nyeri
Teori Gerbang Kendali Nyeri Gate Control Theory proses dimana terjadi interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi serabut yang mengirim
sensasi tedak nyeri memblok atau menurunkan transmisi impuls nyeri melalui gerbang penghambat. Substantia Gelatinosa SG yaitu area dari sel-sel khusus pada bagianujung
dorsal spinal cord mempunyai peran sebagai mekanisme pintu gerbang yang dapat membuka dan menutup yang dapat mengijinkan atau menolak lewatnya impuls nyeri.
Mekanisme pintu gerbang ini dapat merubah sensasi nyeri yang datang sebelum sampai ke korteks dan menimbulkan persepsi nyeri. Jika menutup impuls nyeri tidak sampai ke
korteks dan jika terbuka akan sampai ke korteks dan menimbulkan persepsi nyeri Potter Perry, 2006.
2.2.5 Klasifikasi Nyeri