Metode Pengumpulan Data KESIMPULAN DAN SARAN 82

19 Medan Labuhan 1 Rendah 20 Medan Marelan 1 Menengah 21 Medan Belawan 2 Rendah Jumlah 30 Banyaknya sampel konsumen diharapkan dapat mewakili tiap kecamatan dan dapat mwakili dari tingkat jenis pendapatan. pada tabel 3.3 dapat dilihat jumlah banyaknya sampel berbeda utuk setiap kecamatan yang dipilih secara representatif. Pembagian sampel konsumen menurut tingkat pendapatan dibagi menjadi 10 sepuluh untuk setiap tingkat yaitu ; 10 sampel untuk tingkat pendapatan rendah, 10 sampel untuk pendapatan menengah, dan 10 sampel untuk pendapatan tinggi. Untuk identifikasi masalah 4, penarikan sampel pedagang pada penelitian ini menggunakan sampel yang sama dengan identifikasi masalah 2 yaitu sebanyak 30 sampel pedagang.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pendataan lapangan dengan cara survey ke masing-masing sampel pasar. Di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun. Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait seperti; Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian Sumatera Utara serta literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti; hasil penelitian serta jurnal terkait.. Universitas Sumatera Utara 3.4. Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dilihat bagaimana pola perdagangan luar negeri buah impor yang sedang berjalan. Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis dengan alat SPSS 16 menggunakan analisis regresi linier berganda. Menurut Priyatno 2009, perumusan analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan variabel dependen jika variabel independen dinaikkan atau diturunkan. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut; Y = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 Dimana ; Y = harga jeruk lokal Rpkg X 1 = jumlah ketersediaan buah impor kg X 2 = kurs rupiah terhadap dollar Rp b , b 1 , b 2 , b 3 = konstanta Priyatno, 2009. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang linier antar variabel bebas. Menurut Gujarati 1994, multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya dengan melihat: - Jika nilai toleransi atau VIF kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10. Universitas Sumatera Utara - Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8. Jika nilai F-hitung melebihi nilai F-tabel dari regresi antar variabel bebas. - Melihat nilai R 2 R square yang tinggi sedangkan tidak ada satupun variabel yang berpengaruh secara parsial Sujianto, 2009. 2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumai ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. 3 Uji Heterokedastisitas Untuk mengetahui apakah penelitian ini terjadi heterokedastisitas adalah dengan melihat gambar scatterplot dimana apabila tidak terjadi heterokedastisitas maka titik akan menyebar tanpa membentuk pola tertentu menyebar di atas dan di bawah titil 0 sumbu y Kriteria pengambilan keputusan adalah; Jika nilai signifikansi ≥ α, H diterima, H 1 ditolak pada taraf kepercayaan 90 Jika nilai signifikansi α, H 1 diterima, H ditolak pada taraf kepercayaan 90 Untuk identifikasi masalah 3 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dilihat bagaimana pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal melalui data primer dengan wawancara langsung ke konsumen. Pola konsumsi dianalisis dari berbagai hasil pendapat konsumen, kebiasaan konsumen, Universitas Sumatera Utara keluh kesah dan budget konsumen yang berbeda-beda berdasarkan tingkat pendapatan. Kemudian akan dipaparkan menjadi beberapa faktor-faktor dan dijelaskan secara deskriptif.. Untuk identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT yang disajikan dalam bentuk tabel. Matriks SWOT didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan dan peluang juga dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Tahapan analsis dalam SWOT adalah memanfaatkan semua data dan informasi dalam model-model kuantitatif perumusan strategi Rangkuti,2001. Sebelum melakukan analisis data, pengumpulan dilakukan dengan menggunakan model rating faktor internal dan faktor eksernal seperti dibawah ini: Tabel 3.4. Tabel Keterangan Rating Menurut Kategori Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksterna 4 Sangat Baik Kekuatan Peluang 3 Baik Kekuatan Peluang 2 Cukup Baik Kekuatan Peluang 1 Tidak Baik Kekuatan Peluang -4 Tidak Baik Kelemahan Ancaman -3 Cukup Baik Kelemahan Ancaman -2 Baik Kelemahan Ancaman -1 Sangat Baik Kelemahan Ancaman Total Skor Setiap faktor internal kekuatan dan faktor eksternal peluang diberi rating mulai dari 4 untuk kategori sangat baik sampai 1 untuk kategori tidak baik. Dan untuk faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari -4 untuk kategori sagat baik sampai -1 untuk kategori tidak baik. Berdasarkan tabel faktor strategi, dalam menentukan faktor strateginya tahapannya adalah menentukan faktor-faktor yang menjadi kelemahan – kekuatan serta peluang – ancaman dalam kolom 1, lalu Universitas Sumatera Utara diberi bobot masing-masing faktor tersebut dan tidak boleh melebihi total 100 pada kolom 3. Penentuan bobot dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: ����� = ������ × ����� ����� ����� ������ Tabel 3.5. Tabel Faktor Strategi Faktor Strategi Internal Eksternal Rating Bobot Skoring Rating x Bobot Kekuatan Peluang 1. 2. 3. 4. 5. Total Bobot Kekuatan Peluang 100 Kelemahan Ancaman 1. 2. 3. 4. 5. Total Bobot Kelemahan Ancaman 100 Selisih Kekuatan – Kelemahan atau Peluang – Ancaman kemudian peringkatkan setiap faktor dari 4 sangat baik sampai 1 tidak baik dalam kolom 3 berdasarkan respon pedagang terhadap faktor itu.kemudian yang terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skoring dalam kolom 4. Total nilai IFE yang diberi bobot Kuat Rata-rata Lemah 3,0-4,0 2,99-2,0 1,99-1,0 I II III Universitas Sumatera Utara Total Tinggi nilai 3,0-4,0 EFE Menengah yang 2,99-2,0 diberi Rendah bobot 1,99-1,0 Gambar 3.1. Matriks Posisi SWOT Kuadran I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal Kuadran II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal Kuadran III : Strategi turn around Kuadran IV : Strategi stabilitas Kuadran V : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas tidak ada perubahan terhadap laba Kuadran VI : Strategi divestasi Kuadran VII : Strategi diversifikasi konsentrik Kuadran VIII: Strategi diversifikasi konglomerat Kuadran IX : Strategi likuidasi atau bangkrut

3.5. Definisi dan Batasan Operasional