19 Medan Labuhan
1 Rendah
20 Medan Marelan
1 Menengah
21 Medan Belawan
2 Rendah
Jumlah 30
Banyaknya sampel konsumen diharapkan dapat mewakili tiap kecamatan dan dapat mwakili dari tingkat jenis pendapatan. pada tabel 3.3 dapat dilihat jumlah
banyaknya sampel berbeda utuk setiap kecamatan yang dipilih secara representatif. Pembagian sampel konsumen menurut tingkat pendapatan dibagi
menjadi 10 sepuluh untuk setiap tingkat yaitu ; 10 sampel untuk tingkat pendapatan rendah, 10 sampel untuk pendapatan menengah, dan 10 sampel untuk
pendapatan tinggi. Untuk identifikasi masalah 4, penarikan sampel pedagang pada penelitian ini
menggunakan sampel yang sama dengan identifikasi masalah 2 yaitu sebanyak 30 sampel pedagang.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pendataan lapangan dengan cara survey
ke masing-masing sampel pasar. Di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun. Sedangkan
data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan data sekunder adalah
data yang diperoleh secara tidak langsung melalui instansi terkait seperti; Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian Sumatera Utara serta literatur yang
berhubungan dengan penelitian seperti; hasil penelitian serta jurnal terkait..
Universitas Sumatera Utara
3.4.
Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dilihat bagaimana pola perdagangan luar negeri buah impor yang sedang
berjalan. Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis dengan alat SPSS 16 menggunakan
analisis regresi linier berganda. Menurut Priyatno 2009, perumusan analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan variabel dependen jika
variabel independen dinaikkan atau diturunkan. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut;
Y = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Dimana ; Y
= harga jeruk lokal Rpkg X
1
= jumlah ketersediaan buah impor kg X
2
= kurs rupiah terhadap dollar Rp b
, b
1
, b
2
, b
3
= konstanta Priyatno, 2009.
Uji Asumsi Klasik
1 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang
linier antar variabel bebas. Menurut Gujarati 1994, multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya dengan melihat:
- Jika nilai toleransi atau VIF kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10.
Universitas Sumatera Utara
- Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8. Jika nilai F-hitung melebihi nilai F-tabel dari regresi antar variabel bebas.
- Melihat nilai R
2
R square yang tinggi sedangkan tidak ada satupun variabel yang berpengaruh secara parsial Sujianto, 2009.
2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumai ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
3 Uji Heterokedastisitas Untuk mengetahui apakah penelitian ini terjadi heterokedastisitas adalah
dengan melihat gambar scatterplot dimana apabila tidak terjadi
heterokedastisitas maka titik akan menyebar tanpa membentuk pola tertentu menyebar di atas dan di bawah titil 0 sumbu y
Kriteria pengambilan keputusan adalah;
Jika nilai signifikansi ≥ α, H
diterima, H
1
ditolak pada taraf kepercayaan 90 Jika nilai signifikansi α, H
1
diterima, H ditolak pada taraf kepercayaan 90
Untuk identifikasi masalah 3 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif,
yaitu dilihat bagaimana pola konsumsi masyarakat terhadap buah impor dan buah lokal melalui data primer dengan wawancara langsung ke konsumen. Pola
konsumsi dianalisis dari berbagai hasil pendapat konsumen, kebiasaan konsumen,
Universitas Sumatera Utara
keluh kesah dan budget konsumen yang berbeda-beda berdasarkan tingkat pendapatan. Kemudian akan dipaparkan menjadi beberapa faktor-faktor dan
dijelaskan secara deskriptif.. Untuk identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT
yang disajikan dalam bentuk tabel. Matriks SWOT didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan dan peluang juga dapat meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Tahapan analsis dalam SWOT adalah memanfaatkan semua data dan informasi dalam model-model kuantitatif perumusan strategi Rangkuti,2001.
Sebelum melakukan analisis data, pengumpulan dilakukan dengan menggunakan model rating faktor internal dan faktor eksernal seperti dibawah ini:
Tabel 3.4. Tabel Keterangan Rating Menurut Kategori Rating
Kategori Faktor Internal
Faktor Eksterna
4 Sangat Baik
Kekuatan Peluang
3 Baik
Kekuatan Peluang
2 Cukup Baik
Kekuatan Peluang
1 Tidak Baik
Kekuatan Peluang
-4 Tidak Baik
Kelemahan Ancaman
-3 Cukup Baik
Kelemahan Ancaman
-2 Baik
Kelemahan Ancaman
-1 Sangat Baik
Kelemahan Ancaman
Total Skor
Setiap faktor internal kekuatan dan faktor eksternal peluang diberi rating mulai dari 4 untuk kategori sangat baik sampai 1 untuk kategori tidak baik. Dan untuk
faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari -4 untuk kategori sagat baik
sampai -1 untuk kategori tidak baik. Berdasarkan tabel faktor strategi, dalam menentukan faktor strateginya tahapannya adalah menentukan faktor-faktor yang
menjadi kelemahan – kekuatan serta peluang – ancaman dalam kolom 1, lalu
Universitas Sumatera Utara
diberi bobot masing-masing faktor tersebut dan tidak boleh melebihi total 100 pada kolom 3. Penentuan bobot dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
����� = ������ × ����� �����
����� ������
Tabel 3.5. Tabel Faktor Strategi Faktor Strategi
Internal Eksternal Rating
Bobot Skoring
Rating x Bobot
Kekuatan Peluang 1.
2. 3.
4. 5.
Total Bobot Kekuatan Peluang 100
Kelemahan Ancaman 1.
2. 3.
4. 5.
Total Bobot Kelemahan Ancaman 100
Selisih Kekuatan – Kelemahan atau Peluang – Ancaman
kemudian peringkatkan setiap faktor dari 4 sangat baik sampai 1 tidak baik dalam kolom 3 berdasarkan respon pedagang terhadap faktor itu.kemudian yang
terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skoring dalam kolom 4.
Total nilai IFE yang diberi bobot Kuat
Rata-rata Lemah
3,0-4,0 2,99-2,0
1,99-1,0 I
II III
Universitas Sumatera Utara
Total Tinggi
nilai 3,0-4,0
EFE Menengah
yang 2,99-2,0
diberi Rendah
bobot 1,99-1,0
Gambar 3.1. Matriks Posisi SWOT
Kuadran I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal Kuadran II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal
Kuadran III : Strategi turn around Kuadran IV : Strategi stabilitas
Kuadran V : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas tidak ada perubahan terhadap laba
Kuadran VI : Strategi divestasi Kuadran VII : Strategi diversifikasi konsentrik
Kuadran VIII: Strategi diversifikasi konglomerat Kuadran IX : Strategi likuidasi atau bangkrut
3.5. Definisi dan Batasan Operasional