Kontrasepsi Bawah Kulit Implan

o. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan. p. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual hepatitis B, atau infeksi virus HIV Mulyani, dkk, 2013.

2.3.3 Kontrasepsi Bawah Kulit Implan

Kontrasepsi bawah kulit atau yang disebut dengan implant ini sangat efektif lima tahun untuk norplant dan tiga tahun untuk jadena, indoplant, atau implanon, nyaman untuk digunakan, dapat digunakan semua perempuan dalam usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, kesuburan segera kembali setelah implant dicabut, efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan amenore, aman dipakai pada masa laktasi Mulyani, dkk, 2013. Jenis 1. Norplant, terdiri dari enam batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg lovonogesterel dengan lama kerja lima tahun. 2. Jadena dan Indoplant, terdiri dua batang silastik berongga dengan panjang 4,3 cm, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg lovonogestere dengan lama kerja tiga tahun 3. Implanon, terdiri satu batang silastik lembut berongga dengan panjang kira- kira 4,0 cm, diameter 2 mm, berisi 68 mg 3 –keto-desogesterel dan lama kerjanya tiga tahun. Cara kerja 1. Lendir serviks menjadi kental Universitas Sumatera Utara 2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. 3. Mengurangi kontrasepsi sperma. 4. Menekan ovulasi. Efektifitas yaitu sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan. Kegunaan Kontrasepsi 1. Daya guna tinggi 2. Capat bekerja 24 jam setelah pemasangan 3. Perlindungan jangka panjang bisa sampai lima tahun. 4. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. 5. Tidak memerlukan periksa dalam. 6. Bebas dari pengaruh estrogen. 7. Tidak mengganggu proses senggama. 8. Tidak mempengaruhi ASI. 9. Klien perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. 10. Dapat di cabut setiap saat sesuai kebutuhan. Keuntungan dari segi non kontrasepsi 1. Mengurangi nyeri haid. 2. Mengurangi jumlah darah haid. 3. Mengurangi atau memperbaiki anemia. 4. Melindungi terjadinya kanker endometrium. 5. Menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara 6. Menurunkan anggka terjadinya endometriosis. Universitas Sumatera Utara Klien yang boleh menggunakan implant 1. Perempuan pada usia reproduksi 2. Telah memiliki anak ataupun yang belum. 3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang. 4. Menyusui membutuhkan kontrasepsi. 5. Paska persalinan dan tidak menyusui 6. Paska keguguran 7. Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi. 8. Riwayat kehamilan ektopik. 9. Tekanan darah 180110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit sickle cell. 10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. 11. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. Klien yang tidak boleh menggunakan implant 1. Hamil atau diduga hamil. 2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya 3. Benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara. 4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. 5. Mioma uterus dan kanker payudara 6. Gangguan toleransi glukosa. Waktu mulai menggunakan implant Universitas Sumatera Utara 1. Setiap saat selama siklus haid hari ke- 2 sampai hari ke-7 tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan 2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan. Apabila insersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien di anjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. 3. Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari. 4. Apabila menyusui antara enam minggu sampai enam bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan detiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari. 5. Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar. Keuntungan 1. Aman 2. Murah 3. Banyak diterima banyak golongan agama 4. Sangat berguna untuk merencakan maupun menghindari terjadinya kehamilan. Universitas Sumatera Utara 5. Mengajarkan wanita perihal siklus haid. 6. Tanggung jawab suami istri sehingga menambah komunikasi dan kerja sama. Kerugian 1. Kurang begitu efektif dibandingkan dengan metode - metode kontrasepsi yang lain. 2. Perlu kontruksi dan konseling sebelum memakai metode ini. 3. Memerlukan catatan siklus haid yang cukup. 4. Dapat menghambat spontanitas seksual, stress psikologis dan kesulitan- kesulitan dalam perkawinan. 5. Bila siklus haid tidak teratur dapat mempersulit, metode kontrasepsi ini. 6. Bila terjadi kehamilan ada resiko bahwa ovum atau spermatozoa sudah terlalu tua.

2.4 Metode Kontrasepsi Non Hormonal

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB HORMONAL SUNTIK DAN PIL DENGAN MASA RENTANG TERJADINYA MENOPAUSE PADA AKSEPTOR KB DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAJINAN KABUPATEN MALANG

3 10 23

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 3 12

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 2 13

C. Jarak ke Pelayanan KB Puskesmas - Hubungan Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akses KB - Hubungan Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 12

HUBUNGAN AKSES KB DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL PADA AKSEPTOR KB AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 15

59 EFEK SAMPING PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL PADA AKSEPTOR KB HORMONAL AKTIF DI DESA JATIROWO DAWAR BLANDONG MOJOKERTO Sri Wardini

0 0 18

GAMBARAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL PADA AKSEPTOR KB HORMONAL DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

0 0 11

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS GENTUNGAN KABUPATEN GOWA TAHUN 2016

0 0 122