Kontrasepsi Oral Metode Kontrasepsi Hormonal

2.3.1 Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral atau pil mencakup pil kombinasi dan sekuensial yaitu berisi estrogen dan progesterone dan pil yang berisi progesterone dikenal dengan istilah mini pil. Pada tahun 1930 Dr. Kurzrok menunjukkan bahwa estrogen oral dapat meredakan dismenorhea dan menghambat ovulasi Meilani dkk, 2010. Kontrasepsi oral ini juga sangat efektif dan reversibel, harus diminum setiap hari, kemudian pada bulan pertama pemakaian, efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang, efek samping yang serius sangat jarang terjadi, dan ini dapat digunkan oleh semua perempuan usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun belum, dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil, tidak dianjurkan pada ibu menyusui dan dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat. Jenis Pil : 1 Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen atau progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 2 Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon atau progestin dalam 2 dosis yang berdeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 3 Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen atau progestin dalam 3 dosis yang berbeda, dengan tablet tanpa hormon aktif. Cara kerja : Universitas Sumatera Utara 1 Menghambat ovulasi 2 Membuat endometrium tidak mendukung untuk implementasi 3 Membuat lender servik tidak bias ditembus sperma 4 Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum terganggu. Manfaat : 1 Memiliki efektivitas yang tinggi hampir menyerupai efektivitas tubektomi, apabila digunakan setiap hari 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan. 2 Resiko terhadap kesehatan sangat kecil 3 Tidak mengganggu hubungan seksual 4 Siklus haid menjadi teratur, jumlah darah haid berkurang mencegah anemia dan tidak terjadi nyeri haid. 5 Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan 6 Metode ini dapat membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenore, jerawat. 7 Dan mudah dihentikan setiap saat. Kelebihan: 1 Reversibel kesuburan dapat pulih 100 dan jangka waktu pulihnya kesuburan yang cepat. 2 Meredakan dismenorea dan menorhagi, siklus haid menjadi teratur dan mengurangi resiko anemia. 3 Dapat digunakan pada jangka waktu yang lama. 4 Dapat digunakan semua usia remaja sampai menopause. Universitas Sumatera Utara 5 Mengurangi terjadinya kista ovarium, kanker endometrium dan ovarium, kehamilan ektopik, dan penyakit radang panggul. Kelemahan : 1 Pil harus diminum setiap hari. 2 Dapat mengurangi produksi ASI karna terdapat hormon estrogen. 3 Kenaikan metabolism sehingga sebagian akseptor akan menjadi lebih gemuk. 4 Dapat meningkatkan tekanan darah pada kontrasepsi yang menggunakan turunan estrogen yang jenisnya etinilestradiol. 5 Tidak mencegah infeksi menular seksual. 6 Kontraindikasi 7 Kehamilan diketahui atau dicurigai. 8 Kerusakan hati, kerusakan fungsi hati, atau hepatitis. 9 Perempuan dengan riwayat gangguan faktor pembekuan darah 20 tahun. 10 Perempuan dengan thrombosis vena atau arteri pada masa lalu saa tini. 11 Perempuan dengan penyakit kardiovaskuler termasuk stroke, jantung iskemik, atau tekanan darah 16090 mmHg. 12 Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya. 13 Diabetes mellitus dengan komplikasi. 14 Prokok aktif usia 35 tahun Sulistyawati, 2011. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Kontrasepsi Suntik

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB HORMONAL SUNTIK DAN PIL DENGAN MASA RENTANG TERJADINYA MENOPAUSE PADA AKSEPTOR KB DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAJINAN KABUPATEN MALANG

3 10 23

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 3 12

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 2 13

C. Jarak ke Pelayanan KB Puskesmas - Hubungan Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akses KB - Hubungan Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 12

HUBUNGAN AKSES KB DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL PADA AKSEPTOR KB AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 15

59 EFEK SAMPING PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL PADA AKSEPTOR KB HORMONAL AKTIF DI DESA JATIROWO DAWAR BLANDONG MOJOKERTO Sri Wardini

0 0 18

GAMBARAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL PADA AKSEPTOR KB HORMONAL DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

0 0 11

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS GENTUNGAN KABUPATEN GOWA TAHUN 2016

0 0 122