IUD Intra Uterine Device

Cara kerja IUD terutama mencegah sperma dan ovum bertemu. Sedangkan MOW dan MOP adalah dengan mengikat dan memotong saluran ovum atau sperma sehingga sperma tidak bertemu dengan ovum. Tidak ada satupun yang seratus persen efektif dan semua disertai dengan tingkat risiko tertentu. Akibatnya, perlu ditekankan pentingnya penyuluhan yang tepat dan menyeluruh Saifuddin, 2006.

2.4.1 IUD Intra Uterine Device

Merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terbuat dari plastik, plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang berisi hormone progesterone Mailani dkk, 2010. 1. Jenis IUD. a. AKDR yang berkandung tembaga, yaitu copper T CuT 380A dan nova T. b. AKDR yang terkandung hormone progesterone, yaitu Mirena. 2. Cara kerjanya. a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke dalam tuba falopi. b. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri. c. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. 3. Keuntungan a. Efektif dengan segera yaitu 24 jam dari pemasangan. b. Reversibel dan sangat efektif. c. Tidak mengganggu hubungan seksual. Universitas Sumatera Utara d. Metode jangka panjang 8 tahun e. Tidak mengganggu produksi ASI. f. Dapat di pasang segera setelah melahirkan ataupun pasca abortus. 4. Kerugian. a. Dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi panggul b. Perforasi uterus, usus dan kandung kemih. c. Bila terjadi kehamilan bias terjadi kehamilan ektopik kehamilan ektopik akseptor KB dengan yang tidak menggunakan KB lebih banyak yang tidak menggunakan KB. d. Tidak menncegah infeksi menular seksual IMS termasuk HIVAIDS sehingga wanita yang memiliki peluang promiskuitas berganti-ganti pasangan tidak direkomendasikan untuk menggunakan alat kontrasepsi ini. e. Prosedur medis pemeriksaan pelvik diperlukan sebelum pemasangan sehingga banyak perempuan yang takuut menggunakan kontrasepsi jenis ini. f. Adanya perdarahan bercak atau spotting selama 1-2 hari pasca pemasangan tetapi kemudian akan menghilang. g. Klien tidak bias memasang atau melepas sendiri, petugas kesehatan yang diperbolehkan memasang juga yang telah terlatih. h. Kemungkinan terlepasnya AKDR setelah pemasangan atau selama pemakaian, sehingga akseptor harus mengecek keberadaan AKDR dengan meraba dengan jari benang pada liang vagina sewaktu-waktu bila ada Universitas Sumatera Utara indikasi terlepasnya AKDR atau rutin pada akhir menstruasi mailani dkk, 2010. 5. Indikasi akseptor IUD. a. Usia produktif b. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. c. Perempuan yang menyusui. d. Setelah mengalami keguguran da tidak terinfeksi. e. Perempuan yang sering lupa minum pil setiap hari. f. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

2.4.2 Kontrasepsi Kondom

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB HORMONAL SUNTIK DAN PIL DENGAN MASA RENTANG TERJADINYA MENOPAUSE PADA AKSEPTOR KB DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAJINAN KABUPATEN MALANG

3 10 23

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 3 12

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 2 13

C. Jarak ke Pelayanan KB Puskesmas - Hubungan Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akses KB - Hubungan Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Akses KB dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan non Hormonal pada Akseptor KB Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 12

HUBUNGAN AKSES KB DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL PADA AKSEPTOR KB AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 15

59 EFEK SAMPING PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL PADA AKSEPTOR KB HORMONAL AKTIF DI DESA JATIROWO DAWAR BLANDONG MOJOKERTO Sri Wardini

0 0 18

GAMBARAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL PADA AKSEPTOR KB HORMONAL DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

0 0 11

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS GENTUNGAN KABUPATEN GOWA TAHUN 2016

0 0 122