Perlakuan Atmosfir Terkendali/Termodifikasi

Perlakuan Atmosfir Terkendali/Termodifikasi

Untuk komoditi-komoditi yang toleran dengan konsentrasi CO 2 tinggi, 15 sampai 20% CO 2 -diperkaya udara dapat digunakan sebagai fungistatik untuk pengendalian pembusukan disebabkan oleh pathogen-patogen, seperti Botrytis cinerea pada strawberry, blueberry, blackberry, fig segar dan anggur meja selama transportasi. Perhatikan halaman 88 untuk deskripsi metode untuk modifikasi atmosfer di dalam penutup suatu palet.

Atmosfer yang bersifat insektisidal (0.5% atau lebih rendah O 2 dan/atau 40% atau lebih tinggi CO 2 ) telah memperlihatkan efektif sebagai subtitusi fumigasi methyl bromida untuk buah, biji-bijian dan sayur-sayuran kering. Keefektifan atmosfer insektisidal tergantung pada suhu, kelembaban nisbi, lamanya ekspos dan stadia hidup dari serangga.

Konsentrasi O 2 rendah dan/atau CO 2 tinggi telah digunakan untuk membunuh serangga tertentu pada komoditi-komoditi yang toleran terhadap kondisi ini. Keefektifan atmosfer insektisidal tergantung pada suhu, kelembaban nisbi, lamanya ekspos dan stadia hidup dari serangga. Lima pertama dari delapan sample adalah dari Mitcham et al (1997):

1) Instar pertama dan ketiga dari greenheaded leafroller (Planotortrix excessana) dan instar pertama dan ke lima dari brownheaded leafroller (Ctenopseustis obliquana) dan light brown apple moth (Epiphyas postvittana) terbunuh secara sempurna dalam 2 bulan ketika apel disimpan pada 0.5 ºC dalam 3% O2 dan 3% CO2.

2) Telur-telur dari apple rust mite (Aculus schlechtendali) dan European red mite (Panonychus ulmi) terbunuh dalam 5.3 bulan ketika apel disimpan pada 2.8 ºC dalam

atmosfer 1% O 2 dan 1% CO 2 .

3) Larva dari Codling moth (Cydia pomonella) terbunuh dalam 3 bulan ketika apel disimpan pada 0 ºC, 1.5-2% O 2 dan kurang dari 1% CO 2 .

4) Unutk buah kiwi, two-spotted spider mite dewasa (Tetranychus urticae) terbunuh dengan 40ºC, 0.4% O2 dan 20% CO2 hanya dalam waktu 7 jam.

5) Ketika persimmon disimpan pada 20 ºC, 0.5% O 2 dan 5% CO 2 , instar ketiga dari leafrollers (Planotortrix excessana) terbunuh dalam 4 hari dan larva serta serangga dewasa mealy bug (Pseudococcus longispinus) terbunuh dalam 7 hari.

Sumber: Mitcham, E.J., S. Zhou and A.A. Kader. 1997. Potential for CA for postharvest insect control in fresh horticultural perishables: an update of summary tables compiled by Ke and Kader, 1992. pp. 78-90 In: Thompson, J.F. and Mitcham, E.J. (eds) CA'97 Proceedings Volume 1: CA Technology and Disinfestation Studies. Department of Pomology Postharvest Hort Series No.

6) serangga weevil (Cylas formicarius elegantulus) pada ubi jalar dapat dikendalikan pada suhu kamar untuk ubi jalar tropika yang disimpan dengan perlakuan konsentrasi oksigen rendah dan karbondioksida tinggi. Pada suhu 25 °C (76 °F), penyimpanan dengan 2 sampai 4% oksigen serta 40 sampai 60% karbon dioksida berakibat pada kematian serangga dewas weevils dalam 2 sampai 7 hari.

V - 10

Source: Delate, K. et al. 1990. Controlled atmosphere treatments for control of sweetpotato weevil in stored tropical sweetpotatoes. Journal of Economic Entomology 83:461-465.

7) Codling moth (Cydia pomonella) pada buah-buah berbiji dapat dikendalikan pada suhu 25 °C (76 °F) menggunakan atmosfer dengan 0.5% oksigen dan 10% karbondioksida untuk 2 sampai 3 hari (serangga dewasa atau telur) atau 6 sampai 12 hari (pupa). Perubahan warna dan kekerasan normal selama pemasakan tidak dipengaruhi oleh perlakuan.

Source: Soderstrom, E.L. et al. 1990. Responses of codling moth life stages to high carbon dioxide or low oxygen atmospheres. Journal of Economic Entomology 83:472-475 .

8) Perlakuan dengan 45% CO 2 pada 0 °C (32°F) sedang dikembangkan untuk seranggga hama permukaan, meliputi omnivorous leafroller (Platynota sultana), western flower thrips (Frankliniella occidentalis), dan Pacific spider mite (Tetranychus pacificus) pada panenan buah anggur meja. Perlakuan ini membutuhkan 13 hari pada 0 ° sampai

2 °C (32° sampai 36°F) dan dapat dilakukan terhadap container laut selama transportasi. Akan tetapi, baik perlakuan ini maupun perlakuan atmosfer terkendali lainnya belum disahkan sebagai perlakuan-perlakuan karantina.

Source: Mitcham, E.J., F.G. Mitchell, M.L. Arpaia, and A.A. Kader. 2002. Postharvest Treatments for insect control. p. 251-257, in: A.A. Kader (ed). Postharvest Technology of Horticultural Crops, third edition. University of California, ANR Publication 3311.