Gaya Penggambaran Komik Jepang Perkembangan Komik di Indonesia

Untuk penjualan, majalah manga mencapai angka yang cukup besar, sepuluh majalah manga mingguan terlaris terjual sekitar satu juta eksemplar. Sementara Shounen Jump yang dijual dengan harga harga 200 yen dengan ketebalan buku terdiri atas 300 sampai 400 halaman, terjual sekitar lima sampai enam juta eksemplar setiap kali terbit. Pada tahun 1992, penjualan majalah manga mencapai 540 milyar yen atau sekitar 23 dari penjualan buku di Jepang. Manga mempunyai posisi yang sangat tinggi dalam industri penerbitan di Jepang, karena hampir 25 hasil penjualan buku merupakan komik dengan angka penjualan setiap tahunnya terus meningkat, belum termasuk penjualan komik Jepang di luar negeri yang juga sangat laris di pasaran. Persaingan antara komikus mangaka senior dan junior cukup ketat, karena banyak mangaka yang terjun dalam bisnis ini, tetapi hanya ada beberapa manga yang bisa bertahan dan berhasil mendobrak angka penjualan fantastis yang belum pernah dicapai oleh manga lain, seperti Dragon ball, Detectif Conan, Doraemon, Sailor Moon, Great Teacher Onizuka, Samurai X dan lain-lain.

2.4.3. Gaya Penggambaran Komik Jepang

Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gayastyle sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua manga Universitas Sumatera Utara digambar se-realistis mungkin, walaupun gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput. Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana. Beberapa mangaka menggunakan style yang realistis, walaupun dalam beberapa elemen masih bisa dikategorikan manga. Seperti contohnya Vagabond, karya Takehiko Inoue yang menonjolkan penggunaan arsir, proporsi seimbang dan setting yang realistis.Tetapi, Vagabond dikategorikan manga karena gaya penggambaran mata, serta beberapa bagian yang simple. Manga juga biasa digambar dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone. Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki ratusan volume, umumnya seiring dengan perkembangan waktu, para mangaka akan mengalami perubahan goresan yang cukup signifikan. Contoh yang umum di Indonesia mungkin karya Hojo Tsukasa yang dari Cat Eyes berubah menjadi seperti dalam City Hunter. Atau karya lain Ah My Goddess yang dimulai sejak 1988 dan sampai sekarang masih terus berjalan. One Piece dan Naruto pun cukup berubah bila dibandingkan pada goresan volume- volume awal. Universitas Sumatera Utara

2.4.4. Perkembangan Komik di Indonesia

Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah Elex Media Komputindo dan MC Comics yang merupakan bagian dari kelompok Gramedia. Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level Comics, yang lebih terfokus pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen dewasa. Terdapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia, namun tampaknya peredarannya hanya sebatas di wilayah kota-kota besar, karena untuk beberapa daerah tidak ditemukan komik-komik jenis ini. Perbedaan yang mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap sensor dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor. Format Penulisan Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan ke kiri, manga digambar dan ditulis seperti ini di Jepang. Namun sebelum tahun 2000-an, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya dibalik sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan. Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan, namun kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif seperti Detektif Conan, Q.E.D Universitas Sumatera Utara atau Detektif Kindaichi yang sering memberikan informasipetunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada bagian cerita di bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksikesimpulan dari tokoh utama. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala hanya satu panel yang dibalik pada bagian deduksi yang semakin memperparah inti cerita. Manga pertama yang mepertahankan format seperti format Jepang asli adalah Rurouni Kenshin. Selain itu, beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka dibiarkan dalam format aslinya. Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya kecuali untuk beberapa judul yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an. Karena banyaknya manga yang diterbitakan di Indonesia sejak dari zaman Doraemon, Candy Candy, maupun Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia yang berlangsung selama bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur sehingga menyebabkan manga terbitan Elex Media Komputindo sangat mudah diperoleh apabila dibandingkan dengan peredaran komik EropaAmerika yang relatif lebih susah dan lebih mahal, kecuali Donal Bebek yang masih bisa didapat secara teratur tiap minggunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada proses pembentukan komik karya Indonesia, karena secara tidak langsung banyak generasi komikus muda di Universitas Sumatera Utara Indonesia baik tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang manga ini. Hal ini pun masih diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa pengarang asal Korea dan Hong Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip dengan manga Jepang, harusnya hal ini tidak dipermasalahkan. Donny Anggoro: 2006. Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas penggemar manga dan anime. Biasanya mereka berkumpul dan berbagi dengan penggemar lain lewat internet atau berkumpul di suatu tempat. Para penggemar yang bertemu di internetforum biasa mengadakan gathering pertemuan untuk saling berjumpa satu sama lain. Akhir-akhir ini, penerbit Indonesia, seperti Level Comics, berani menerbitkan manga yang berbau dewasa Seinen. Pada awal kemunculannya, ini sempat ditentang keras. Bahkan manga Vagabond sempat ditarik dari peredaran. Setelah pemberlakuan sensor yang lebih ketat, para penerbit tidak lagi diprotes oleh para ibu yang anaknya membaca manga-manga tersebut. Donny Anggoro , 2006. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS TOKOH GALS DALAM KOMIK “GALS”

Dokumen yang terkait

Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

2 79 64

Hirofumi Sawada No Sakuhin No “Shanaou Yoshitsune” To Iu Manga Ni Okeru Heian Jidai Matsu No Rekishitekina Bunseki

2 36 105

Higuchi Tachibana No Sakuhin No “M To N No Shouzou”To Iu Manga Ni Okeru Shujinkouno Shinrigakutekina Bunseki

2 47 67

Shakaigakuteki Ni Yoru Inggrid J. Parker No Sakuhin No Rashomon Gate No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Seikatsu No Bunseki

1 47 65

Otsu Ichi No “Goth” To Iu Manga Ni Okeru Shujinkou No Shinriteki Na Bunseki

1 56 62

Analisis Fungsi Dan Makna “Mon” Dalam Kalimat Pada Komik “Gals!” Karya Mihona Fujii Mihona Fujii No Sakuhin No “Gals!” No Manga No Bun Ni Okeru “Mon” No Kinou To Imi No Bunseki

1 57 87

Analisis Ijime Dalam Komik Life Karya Keiko Suenobu.Keiko Suenobu No Sakuhin No “Life” Manga No Ijime No Bunseki Ni Tsuite

4 75 76

Analisis Konsep Kazoku Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto (Banana Yoshimoto No Sakuhin Daidokoro No To Iu Shosetsu Ni Okeru Kazoku Ni Gainen No Bunseki)

7 71 54

Analisis Sosiologis Terhadap Novel Musashi Karya Eiji Yoshikawa = Eiji Yoshikawa No Sakuhin No “Musashi No Shousetsu” Ni Taishite No Shakai Gaku Teki No Bunseki Ni Tsuite

2 75 101

Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite

3 59 89